PENGHEGEMONI ALIRAN KRITIS FRIEDRICH HEGEL
PENGANTAR Hegel tidak menerima adanya pertentangan mutlak antara bidang akal budi teoritis (ide) dan akal budi praktis (alam atau materi) – kritik Hegel thd Kant Bagi Hegel, keduanya berasal dari satu sumber yaitu subjektif manusia. Dunia alam dan dunia kebebasan (ide) tidak saling bertentangan namun saling melengkapi. Hubungannya bersifat dialektika (anti status quo) Dialektika merupakan sebuah bentuk penalaran yg menganggap segala sesuatu terdapat penentangnya dan pertentangan tsb dianggap sbg sesuatu yg esensial
TIGA FASE DIALEKTIKA Fase Pertama adalah Tesis, suatu keadaan awal tertentu Fase Kedua adalah Antitesis, merupakan sesuatu yg bertentangan (kontradiksi) dg keadaan pertama Fase Ketiga adalah Sintesis. Mempunyai dua arti. Pertama, dicabut dan ditiadakan atau tdk berlaku lagi. Kedua, diangkat atau dibawa ke arah yg lebih tinggi. Kebenaran tesis dan antitesis disimpan dlm sintesis
SIFAT DIALEKTIKA Proses dialektika akan berlangsung terus menerus shg sintesis yg telah terbentuk akan menjadi tesis yg baru kemudian diserang atau dinegasikan oleh antitesis yg kemudian terbentuklah sintesis baru lagi Proses ini tdk pernah terselesaikan dan akan tetap mjd proses yg sifatnya tidak linier namun bentuknya spiral Artinya, realitas selalu berubah terus, tidak ada realitas pun yg tetap karena perubahan waktu
Contoh: Konsep Bentuk Negara Bentuk negara pertama adl Diktator (tesis), dg ciri: keteraturan (order) dpt terjaga tetapi kebebasan menyampaikan pendapat warga sangat dibatasi Bentuk ini dinegasikan dg bentuk negara Anarkhis (anti tesis), dg ciri: warga negara bebas mutlak (tanpa batas) dpt melakukan apa saja, tata kemasyarakatan mjd kacau. Dua bentuk ekstrim ini (saling bertentangan) didamaikan dlm sintesis yaitu Demokrasi Konstitusi (Sintesis), dg ciri: kebebasan warga negara dijamin namun dibatasi oleh peraturan yg berlaku agar tatanan yg ada dlm masy tetap terjaga
Dalam bentuk demokrasi konstitusi, baik diktator maupun anarkhis sdh lewat atau sudah tidak ada lagi tetapi apa yang bernilai dlm bentuk tersebut tetap dipakai dan disimpan dlm bentuk demokrasi konstitusi Sesuatu yg bernilai dlm diktator adalah hidup kemasyarakatan yg teratur (order) dan sesuatu yg bernilai dlm anarkhi adalah kebebasan. Keduanya tetap tersimpan dan didamaikan ke dalam sistem yg satu yaitu Demokrasi Konstitusional yg dikenalkan Hegel
Hegel menempatkan kegiatan pengetahuan kita atau rasio di dalam konteks proses perkembangan pengetahuan di dalam sejarah Rasio bersifat kritis tidak dg cara transendental dan ahistoris seakan-akan rasio itu sdh sempurna pada dirinya Rasio bukanlah kesadaran lengkap yg bebas dr rintangan2 dalam sejarah umat manusia dan alam melainkan merupakan proses mjd semakin sadar dan rasional justru di dalam rintangan-rintangan itu
Sejarah sbg proses panjang dimana pengetahuan rasional kita dpt berkembang. Sejarah tak lain dari pergumulan rasio merefleksikan dan membebaskan diri dari rintangan2 utk mjd semakin sadar Perlunya rasio untuk mengarahkan kesadaran, bagian yg mampu membuat manusia mengubah lingkungannya adl mereka yg mempunyai rasio tentang dunia
Salah satu contoh adalah proses penyadaran rasio yg diperoleh dlm Revolusi Perancis Meskipun revolusi ini menghasilkan korban2, berkat pertentangan2 inilah warga negara memperoleh kebebasannya dari kekuasaan monarkhi absolut Kesadaran demokratis yg diperoleh dlm revolusi Perancis tak lain dari hasil refleksi dan perjuangan rasio sendiri utk menyadari adanya rintangan2 utk mjd semakin bebas dan sadar Proses sejarah manusia memahami siapa dirinya, apa itu masyarakat, kebudayaan dan alam semesta adalah proses pembentukan-diri Rasio
Kritik adl refleksi atas proses mjd sadar Kritik berarti negasi atau dialektika karena bagi Hegel kesadaran timbul melalui rintangan-rintangan dg cara menegasi atau mengingkari rintangan2 itu