AKUNTANSI UNTUK PENJUALAN ANGSURAN BAB IV AKUNTANSI UNTUK PENJUALAN ANGSURAN
Penjualan Angsuran = Penjualan secara kredit = Penjualan Cicilan = Installment Sales Menurut Fischer, Taylor & Leer (1986) : suatu jenis penjualan yang cara pembayarannya dapat dilakukan secara bertahap dlm jumlah tertentu selama jangka waktu tertentu. Masalah yang timbul : masalah pembagian laba yg harus dilaporkan penjual setiap tahunnya dalam lapkeu, krn penjualan angsuran mencakup periode waktu lebih atau bahkan beberapa periode akuntansi.
Masalah Akuntansi Dikelompokkan menjadi 4 : 1. Masalah yang berhubungan dengan pengakuan laba kotor 2. Masalah yang berhubungan dengan cara perhitungan bunga & angsuran 3. Masalah yang berhubungan dengan tukar tambah 4. Masalah yang berhubungan dengan pembatalan penjualan angsuran.
1. Pengakuan Laba Kotor A. Metode Pengakuan pendapatan B. Laba Kotor Penjualan Angsuran C. metode Pencatatan Penjualan Angsuran D. Penyusunan laporan keuangan
A. Metode Pengakuan pendapatan 2 kriteria pengakuan pendapatan (sesuai PABU) : 1) “Earning Process” telah selesai 2) Telah terjadi pertukaran 4 Dasar pengakuan pendapatan ; 1) Dasar Penjualan 2) Dasar Penerimaan Kas atau Dasar Tunai 3) Dasar Produk Selesai 4) Dasar Prosentase Produksi
B. Laba Kotor Penjualan Angsuran Pengakuan pendaptan dalam penjualan angsuran berhubungan erat dengan “pengakuan laba kotor” Ada 2 dasar untuk mengakui laba kotor penjualan angsuran : 1) Dasar Penjualan (sales basis / accrual basis) 2) Dasar Tunai (cash basis)
Dasar Penjualan (sales basis / accrual basis) Yaitu : laba kotor atas penjualan angsuran diakui dalam periode penjualan angsuran terjadi, tanpa memperhatikan pembayaran sudah diterima atau belum. (=penjualan kredit biasa) 3 syarat pemakaian dasar pengakuan laba kotor ini : a. Jangka waktu pembayaran relatif pendek b. dapat dilakukan penaksiran secara teliti terhadap biaya-biaya yg berhubungan dgn penjualan angsuran. c. kemungkinan terjadinya pembatalan penjualan angsuran sangat kecil. Biaya penagihan & biaya lain-lain yang berhubungan dengan penjualan angsuran harus “dicadangkan” agar Laporan RL mencerminkan “Prpper Matching Revenue with Expenses”
Contoh : 1. Dasar Penjualan Pd awal tahun 2007 PT Aneka melakukan penjualan angsuran sebesar Rp. 30.000 dengan HPP Rp. 25.000, Down Payment Rp. 5.000 langsung diterima, sisanya diangsur 5 kali selama 6 bulan. Tanggal Keterangan Jumlah 1-1-2007 31-1-2007 28-2-2007 31-3-2007 30-4-2007 31-5-2007 Uang Muka Angsuran ke-1 Angsuran ke-2 Angsuran ke-3 Angsuran ke-4 Angsuran ke-5 Rp. 5.000,- 5.000,- Rp. 30.000,- # bulan Januari 2007 : diakui laba kotor Rp. 5.000,- tanpa memperhatikan pembayarannya dudah diterima atau belum
2) Dasar Tunai (cash basis) Yaitu : laba kotor penjualan angsuran baru diakui jika pembayaran dari piutang penjualan angsuran sudah diterima. Kas yg diterima tdd dari 2 unsur ; a. pembayaran atas HPP b. Pembayaran atas Laba Kotor 3 Metode perlakuan penerimaan piutang penjualan angsuran berdasarkan Cash Basis : a. HPP kemudian Laba Kotor ( Cost Recovery Method) b. Laba Kotor kemudian HPP c. HPP & Laba Kotor secara proporsional (Metode penjualan angsuran)
HPP kemudian Laba Kotor ( Cost Recovery Method) Metode ini tidak mencerminkan : “Proper Matching Revenue with Expenses” Yaitu : selama HPP atas penjualan angsuran belum selesai diterima pembayarannya maka belum diakui laba kotor, sehingga penerimaan kas dari penjualan angsuran (DP ataupun pembauaran angsuran) pertama-tama akan dianggap sebagai pembayaran / pengembalian atas HPP. Setelah HPP diterima semua baru penerimaan berikutnya dianggap sbg pembayaran (realisasi) laba kotor.
a. HPP kemudian Laba Kotor ( Cost Recovery Method) Contoh : Pd awal tahun 2007 PT Aneka melakukan penjualan angsuran sebesar Rp. 30.000 dengan HPP Rp. 25.000, Down Payment Rp. 5.000 langsung diterima, sisanya diangsur 5 kali selama 6 bulan. a. HPP kemudian Laba Kotor ( Cost Recovery Method) Tanggal Keterangan Jumlah 1-1-2007 31-1-2007 28-2-2007 31-3-2007 30-4-2007 31-5-2007 Uang Muka Angsuran ke-1 Angsuran ke-2 Angsuran ke-3 Angsuran ke-4 Angsuran ke-5 Rp. 5.000,- 5.000,- Rp. 30.000,-
Dengan metode “HPP kemudian Laba Kotor” : # Penerimaan sampai dengan Rp. 25.000,- (1 Januari – 30 April 2007) dianggap sbg pembayaran HPP & perusahaan belum mengakui laba. # Laba diakui pada tgl 31 Mei 2007 sebesar Rp. 5.000,- (diatas harga pokok) # Metode ini tidak mencerminkan : “Proper Matching Revenue with Expenses” krn terlalu konservatif
b. Laba Kotor kemudian HPP Metode ini tidak mencerminkan : “Proper Matching Revenue with Expenses” Yaitu : penerimaan kas dari piutang penjualan angsuran pertama-tama dianggap sebagai pembayaran (realisasi) laba kotor, sampai semua laba kotor atas penjualan angsuran diterima. Setelah laba kotor terealisir semua, maka penerimaan selanjutnya dianggap sebagai pembayaran atas HPP
b. Laba Kotor kemudian HPP Contoh : Pd awal tahun 2007 PT Aneka melakukan penjualan angsuran sebesar Rp. 30.000 dengan HPP Rp. 25.000, Down Payment Rp. 5.000 langsung diterima, sisanya diangsur 5 kali selama 6 bulan. b. Laba Kotor kemudian HPP Tanggal Keterangan Jumlah 1-1-2007 31-1-2007 28-2-2007 31-3-2007 30-4-2007 31-5-2007 Uang Muka Angsuran ke-1 Angsuran ke-2 Angsuran ke-3 Angsuran ke-4 Angsuran ke-5 Rp. 5.000,- 5.000,- Rp. 30.000,- # bulan Januari 2007 : diakui laba kotor Rp. 5.000,- utk bulan Februari – Maret 2007 mrpk pembayaran HPP.
c. HPP & Laba Kotor secara proporsional (Metode penjualan angsuran) Yaitu : setiap penerimaan kas dari piutang penjualan angsuran secara proporsional dianggap terdiri dari 2 unsur ; (1) pembayaran atas HPP (2) pembayaran / realisasi laba kotor
c. HPP & Laba Kotor secara proporsional (Metode penjualan angsuran) Contoh : Pd awal tahun 2007 PT Aneka melakukan penjualan angsuran sebesar Rp. 30.000 dengan HPP Rp. 25.000, Down Payment Rp. 5.000 langsung diterima, sisanya diangsur 5 kali selama 6 bulan. c. HPP & Laba Kotor secara proporsional (Metode penjualan angsuran) Tanggal Keterangan Pembayaran Rp (100%) HP (83,3%) Laba Kotor (16,7%) 1-1-2007 31-1-2007 28-2-2007 31-3-2007 30-4-2007 31-5-2007 Uang Muka Angsuran ke-1 Angsuran ke-2 Angsuran ke-3 Angsuran ke-4 Angsuran ke-5 Rp. 5.000,- 5.000,- Rp. 4.165,- 4.165,- Rp. 835,- 835,- Jumlah Rp. 30.000,- Rp. 24.990,- Rp. 5.010,-
Pemakaian Metode Penjualan Angsuran 4 hal yg perlu diperhatikan : 1. Penjualan 2. HPP 3. Laba Kotor Penjualan 4. Piutang Penjualan Angsuran
Pencatatan dalam Metode Penjualan Angsuran : 1. Mencatat penjualan dan penerimaan uang muka : Kas xxx - Piutang penjualan angsuran 200X xxx - Penjualan Angsuran - xxx Jika perusahaan mggnkn sistem pepertual, mk HPP juga harus dicatat : HPP - Penjualan Angsuran xxx - Persediaan - xxx Utk penjualan Aktiva tak bergerak (real estate) dpt langsung dikreditkan ke rekening ybs sebesar Harga Pokok. Selisih HJ dgn HP dikredit ke rekening “Laba Kotor yg Belum direalisir” / LKBD : Kas xxx - Piutang penjualan angsuran 200X xxx - Aktiva - xxx LKBD - xxx
Pencatatan dalam Metode Penjualan Angsuran : 2. Untuk mencatat penerimaan angsuran : Kas xxx - Piutang penjualan angsuran - xxx 3. Untuk mencatat HPP Perusahaan yg menggunakan sistem fisik pada akhir periode hrs membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat HPP angsuran & HPP penjualan biasa : HPP xxx - HPP – Penjualan Angsuran xxx - Persediaan xxx - Pengembalian Pembelian xxx - Potongan Pembelian xxx - Persediaan - xxx Pembelian - xxx Biaya Angkut Pembelian - xxx Pencatatan dalam Metode Penjualan Angsuran :
Pencatatan dalam Metode Penjualan Angsuran : 4. Untuk mencatat LKBD : Penjualan Angsuran xxx - HPP – Penjualan Angsuran - xxx LKBD 200X - xxx 3. Untuk mencatat LKD Laba Kotor Belum Direalisir 200X xxx - Laba Kotor sudah Direalisir - xxx Pencatatan dalam Metode Penjualan Angsuran :
Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Utama : Laporan RL Laporan Perubahan Modal / Laba Ditahan Neraca
Laporan RL Penyajian pos-pos yg berhubungan dgn penjualan angsuran dalam lap RL terbatas pada LKD : * Laba Kotor yg diperoleh dari penjualan tunai & kredit biasa * Laba Kotor penjualan angsuran yg direalisir (LKD) selama th ybs (berasal dari penjualan th sebelumnya ataupum th ybs)
Laporan Perubahan Modal / Laba Ditahan Sama dengan perusahaan yg tidak melakukan penjualan angsuran (tdk menyajikan pos-pos yg berhubungan dgn penjualan angsuran ).
Neraca Ada 2 pos-pos yg berhubungan dgn penjualan angsuran : 1. Piutang Penjualan Angsuran Sebagai elemen Aktiva 2. LKBD Termasuk pendapatan yg ditangguhkan. Cara penyajian yg wajar ; a) dalam kelompok Aktiva sebagai pengurang Piutang Penjualan Angsuran b) dalam kelompok Pasiva sebagai pendapatan yg ditangguhkan
SOAL Ikhtisar transaksi keuangan yg tjd selama th 2004 : NERACA Kas Piutang Dagang Piut PenjlAngsrn 02 Piut Penjln Angsrn 03 Persed Brg Dag AT 40.000 25.000 30.000 45.000 60.000 Utang Dagang Utang Bank LKBD 02 LKBD 03 Modal Saham Laba Ditahan 28.000 80.000 10.000 37.000 Jml Aktiva 225.000 Jml Pasiva Ikhtisar transaksi keuangan yg tjd selama th 2004 : Pembelian barang dagangan Rp. 200.000,- kredit Penjualan Barang dagangan : - Tunai Rp. 50.000,- - Kredit (biasa) Rp. 70.000,- - Angsuran Rp. 145.000,-
3. Penerimaan kas Rp. 240.000,- berasal dari : - Penjualan tunai Rp. 50.000,- - Penagihan Piutang Rp. 65.000,- - Piutang penjualan angsuran 2002 Rp. 30.000,- - Piutang penjualan angsuran 2003 Rp. 50.000,- 4. Pelunasan utang dagang Rp. 150.000,- 5. Pengeluaran kas untuk membayar biaya komersial Rp. 15.000,- 6. Pembagian Dividen tunai Rp. 10.000,- 7. Pengeluaran kas untuk membayar biaya bunga Rp. 5.000,- 8. Pengeluaran kas untuk PPh Rp. 6.000,- 9. Penyusutan AT Rp. 1.500,- Pada akhir periode diketahui persediaan brg dag masih Rp. 75.000 HPP angsuran untuk tahun 2004 Rp. 65.000,- Soal : Buat jurnal yg diperlukan selama th 2004 Susun Neraca Saldo per 31 Desember 2004 Buat Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2004 Susun laporan keuangan untuk periode yg berkahir 31 Desember 2004 Buat jurnal penutup per 31 Desember 2004
2. Masalah yang berhubungan dengan cara perhitungan bunga & angsuran 4 kebijakan dalam penjualan angsuran yang berkaitan dengan penjualan angsuran : a. bunga diperhitungkan dari sisa harga kontrak selama jangka waktu angsuran (Long end interest / bunga menurun) b. bunga diperhitungkan dari sisa setiap angsuran yang harus dibayar, yang dihitung sejak tanggal perjanjian (Short end interest) c. pembayaran angsuran periodik dilakukan dalam jumlah yang sama, termasuk didalamnya angsuran pokok ditambah bunga (Metode Anuitas) d. bunga secara periodik diperhitungkan berdasar dari sisa harga kontrak
SOAL Tgl 1 Januari 2007 telah dijual mesin seharga Rp. 2.500.000,-. Sesuai perjanjian penjualan angsuran ditetapkan Down Payment sebesar Rp. 700.000,- sisanya dibayar dalam waktu 1 tahun sebanyak 6 kali angsuran setiap 2 bulan, dengan bunga 12% per tahun. Harga pokok mesin Rp. 1.500.000,-
bunga diperhitungkan dari sisa harga kontrak selama jangka waktu angsuran (Long end interest / bunga menurun) Perhitungan : Harga jual mesin Rp. 2.500.000 Down payment 700.000 Jumlah diangsur sebanyak 6 kali setiap 2 bulan 1.800.000 Besar pembayaran setiap kali angsuran 300.000 Tgl Pembayaran Bunga atas saldo Harga kontrak pada Awal periode angsuran Angsuran atas Harga Kontrak Jumlah Pembayaran Sisa Hutang Kontrak 1 januari 07 2.500.000 1 Januari 07 700.000 1.800.000 1 Maret 07 36.000 300.000 336.000 1.500.000 1 Mei 07 1.200.000 1 Juli 07 900.000 1 Sptmbr 07 600.000 1 Nopem 07 31 Desm 07 -
b) Jumlah pembayaran = Angsuran harga kontrak + bunga Perhitungan Bunga : a) Besar bunga = (sisa hutang kontrak x tingkat bunga x lama bunga) / 12 = (1.800.000 x 12% x 2) / 12 = 36.000 b) Jumlah pembayaran = Angsuran harga kontrak + bunga
Pencatatan Penjualan Angsuran Transaksi Pembukuan Pembeli Pembukuan Penjual 1 Jan : penjualan angsuran mesin 2.000.000,- DP 700.000 1 Mrt : Pencttn bunga yg msh hrs diperhitungkan selama 2 bln dr sisa kontrak 1.300.000 Pembyrn angsrn pertama sebesar 300.000 bunga 12% dr saldo htg kontrak 1.800.000 Mesin 2.000.000 Kas 700.000 Htg Angsrn 1.300.000 Beban bunga 36.000 Htg bunga 36.000 Htg Angsrn 300.000 Beban bunga 36.000 Kas 336.000 Kas 700.000 Piut Angsr 1.300.000 Penjl Angsr 2.000.000 Piut Bunga 36.000 Pendptn Bunga 36.000 HPP 1.500.000 Persediaan 1.500.000 Kas 336.000 Piut Angsrn 300.000 Pdpt bunga 36.000 Pencatatan selanjutnya sama seperti diatas
PEMBATALAN ANGSURAN Jika terjadi pembatalan penjualan angsuran yang belum lunas, maka perusahan : * Menerima kembali barang yang sudah dijual. selanjutnya dicatatat berdasarkan taksiran nilai realisasi bersih pada saat itu * Menghapus piutang penjualan angsuran yang belum dilunasi & LKBD yg berhubungan dengan penjualan dibatalkan * Mengakui R/L pembatalan penjualan angsuran. Besarnya laba penjualan tergantung metode pengakuan laba kotor atas penjualan angsuran : metode accrual & metode penjualan angsuran
Contoh : PT ABADI menjual barang-barang dagangannya secara angsuran . Dalam tahun 2007 terjadi pembatalan atas penjualan angsuran yang terjadi pada tahun 2006. Informasi tentang penjualan angsuran yang dibatalkan : * Penjualan semula Rp. 5.000.000 * Harga Pokok Rp. 4.000.000 * Tingkat laba kotor 20% * Piutang yang pembayarannya sudah diterima Rp 2.500.000 * Taksiran nilai realisasi bersih atas barang yang diterima kembali Rp. 3.000.000,-
1. Metode Accrual Basis Pada saat penjualan, laba sudah diakui. Sehingga saldo piutang penjualan angsuran menunjukkan besarnya HPP yg belum diterima pembayarannya R/L pembatalan penjualan angsuran : = Nilai pasar Barang Bekas yg diterima – saldo piutang penjualan angsuran yg belum diterima pembayarannya
Perhitungan Laba penjualan angsuran : Harga jual Rp. 5.000.000,- Piutang tertagih 2.500.000,- Piutang belum tertagih Rp. 2.500.000,- Taksiran nilai realisasi bersih 3.000.000,- Laba pembatalan penjualan angsuran Rp. 500.000,- Pencatatan : Persediaan barang dagangan 3.000.000 Piutang penjualan angsuran 2006 2.500.000 Laba pembatalan penjualan angsuran 500.000 1. Metode Accrual Basis
2. Metode Penjualan Angsuran Perusahaan baru mengakui laba kotor penjualan angsuran secara proporsional dengan besarnya penerimaan kas Sehingga saldo piutang penjualan angsuran tdd 2 unsur: * HPP angsuran * LKBD HPP angsuran yg belum diterima pembayarannya : = Saldo piutang penjualan angsuran – saldo LKBD atas penjualan angsuran yg dibatalkan .
Rumus R/L pembatalan penjualan angsuran : L = TNRS – (PPA – LBBR) 2. Metode Penjualan Angsuran L : R/L pembatalan penjualan angsuran TNRS : Taksiran nilai realisasi bersih barang yang diterima kembali PPA : Saldo piutang penjualan angsuran atas penjualan angsuran yang dibatalkan LBBR : LKBD direalisir atas penjualan angsuran yang dibatalkan
Perhitungan Laba penjualan angsuran : Harga jual Rp. 5.000.000,- Piutang tertagih 2.500.000,- Piutang belum tertagih Rp. 2.500.000,- LKBD = 20% 1.000.000,- HPP yang belum dibayar 1.500.000,- Taksiran nilai realisasi bersih 3.000.000,- Laba pembatalan penjualan angsuran Rp. 1.500.000,- Pencatatan : Persediaan barang dagangan 3.000.000 LKBD 2006 1.000.000 Piutang penjualan angsuran 2006 2.500.000 Laba pembatalan penjualan angsuran 1.500.000 2. Metode Penjualan Angsuran