WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB TIM OLEH : FAIK AGIWAHYUANTO, S.KEP., M.KES
Diagram Alat Bantu Program Manajemen Mutu Menetapkan masalah mutu Menetapkan penyebab masalah mutu Menetapkan upaya penyelesaian masalah mutu Curah pendapat kelompok nominal, kajian data, kriteria matriks Curah pendapat kelompok nominal, diagram alur, kajian data, kriteria matriks, diagram pareto Curah pendapat kelompok nominal, berfikir kreatif, kriteria matriks
Macam Wewenang & Tanggungjawab TIM Program Penjaga Mutu (PPM) Yankes Menetapkan standar & indikator mutu yankes Memasyarakatkan standar & indikator mutu yankes (perlu diklat) Memantau mutu yankes yg diselenggarakan oleh yankes Mendapatkan informasi ttg yankes yg diselenggarakan dgn melakukan px sendiri secara langsung Menilai mutu yankes yg diselenggarakan faktor yg diduga penyebab Menyusun saran2 perbaikan lakukan sendiri perbaikan dari saran tsb (Tim) Seluruh anggota diajak terlibat untuk lakukan perbaikan Memantau pelaksanaan saran perbaikan susun RTL Menyarankan sistem insentif & disinsentif sehubungan dgn PMM diselenggarakan
Pelatihan Tim Penjaga Mutu Yang diberi perlakuan sbg tim penjaga mutu yaitu semuanya yg menjadi Tim (mulai dari para ahli/profesional hingga paling bawah). Tujuan pelatihan : menambah keterampilan & pengetahuan ttg prinsip2 pokok PMM Hal yg diperhatikan dlm pelatihan yaitu “SIKLUS MUTU” : Tetapkan masalah mutu Tetapkan penyebab masalah mutu Tetapkan cara penyelesaian masalah mutu Melaksanakan program penyelesaian masalah mutu Melakukan penilaian tgdp hasil yg dicapai Menyusun saran2 untuk tindak lanjut
Hal yg diperhatikan dalam menjalankan tanggungjawab PMM Semua butuh “KOMITMEN” pada semua anggota Tim Penjaga Mutu di internal Yankes Memperhatikan 5 prinsip pokok agar Program Menjaga Mutu berjalan baik : Bangkitkan komitmen pada Top Manajer Dekatlah dengan klien Anggaplah penyelenggara yankes sbg PAHLAWAN program Ukurlah mutu yankes Berikan imbalan pada pelaksana pelayanan yg bermutu
Latar Belakang diperlukan Tim PMM pada Institusi Yankes Clinical governance memberikan aturan yang jelas bagi para pengambil keputusan dalam bidang klinis (terutama dokter dan perawat) untuk meningkatkan mutu pelayanan klinis-nya (dengan intervensi yang minimal dari manajemen). Clinical governance menyediakan petunjuk pelaksanaan yang jauh lebih detail dan terintegrasi dibanding pendekatan peningkatan mutu sebelumnya. Suatu institusi yankes harus menerapkan dan mengimplementasikan pendekatan Total Quality Management (TQM) or Continuous Quality Improvement (CQI) guna memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu di masyarakat.
Target pada Institusi Yankes membuat PMM atau Clinical Governance Negara Indonesia dengan menggulirkan program Universal Coverage menginginkan bahwa semua institusi yankes mulai dari klinik pratama hingga RS tipe atau kelas A terstandar semua dan terakreditasi semua Tujuan akhir setelah terakreditasi secara nasional adalah bisa terakreditasi secara ISO 9000. Aspek kinerja tim Quality Assurance yg ada di RS belum bekerja optimal, sehingga audit klinis belum bisa secara optimal meningkatkan mutu klinik. Masih terbatas dan rendahnya suatu pedoman peningkatan mutu klinik. Penjaminan mutu internal masih banyak dilakukan atas dasar kemanusiaan dan nepotisme, sehingga data yg dihasilkan tidak valid.
10 Pedoman Dasar yg harus menjadi dasar audit klinis oleh Tim PMM di institusi Yankes Pelayanan berbasis hubungan yg harmonis (pasien-clinicians) Penyesuaian berbasis kebutuhan dan tata nilai pasien Pasien merupakan sumber pengendali Tukar menukar pengetahuan & arus informasi yg bebas pada clinicians Pengambilan keputusan berbasis evidens Keamanan terintegrasi dlm sistem pelayanan Adanya keterbukaan dalam pemberian yankes Semua kebutuhan pelanggan wajib diantisipasi semuanya Manajerial wajib mengatur keuangan untuk antisipasi pemborosan Memperkuat kerjasama para clinicians
4 pilar clinical governance Nilai pelanggan (Consumer value) Kinerja Klinis dan Evaluasi (Clinical performance and evaluation) Risiko klinis (Clinical risk) Manajemen dan pengembangan profesional (Professional Development and Management)
Struktur – Proses -- Hasil Pelayanan klinis Professional standards Professional conduct Education and training Professional development Resolution of poor practice Collaboration Professional Clinical accountability Self governance Clinical setting: Standard setting Measurement of clinical care Actions to improve care Clinical governance Corporate Governance Level organisasi Leadership Decision making Information sharing Accountability
Puspose (tujuan) Menjamin bahwa pasien memperoleh “the best quality of clinical care” Patient focus Clinical Effectiveness 6 elements of clinical effectiveness: Cost effectiveness Critical appraisal Clinical guideline Evidence based practice Integrated pathway Good practice idea and innovation Consumer value Clinical Performance & evaluation Clinical Risk Professional Development & Management 4 Pilar Clinical Governance
7 Pilar Clinical Governance (Sale, 2006) Patient & community involvement Risk management Clinical audit Clinical effectiveness programs Staffing & staff management Education, training & CPD Use of information
Sekian