FARMAKOTERAPI PADA SISTEM SARAF (NYERI, PARKINSON, EPILEPSI, STROKE)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Dr. Yuliana Uganda, SpS EPILEPSI.
Advertisements

Darwis Dosen Jurusan Gizi
Pendahuluan Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa.
Peningkatan metabolisme
Interaksi obat Buku teks yang dapat dipelajari : 1. Hansten, P.D, J.R. Horn, Drug Interactions Monograph Ivan Stockley, Drug Interaction, 5th.
Hipertensi (Darah Tinggi)
A. Pengertian 1. Gangguan psikosis akut dan sementara adalah sekelompok gangguan jiwa yang : Onsetnya akut ( 2 minggu) Sindrom polimorfik Ada stresor.
Peran keluarga / caregiver dalam perawatan pasien dengan epilepsi
Wahyu Widyaningsih, M.Si., Apt
ANXIETY DISORDER.
ASSALAMU ALAIKUM WW. 1.
OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH
Diabetes Melitus Suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan.
HIPNOTIK SEDATIF REYMON, S.Si., Apt.
Penderita Asam Urat Lebih Banyak Lelaki
FISIOLOGI NYERI (PAIN) Suzy Rahardja.
Kelompok 4 Febri Prihatnanto Dian Karimawati Windasari K
OBAT YANG MEMPENGARUHI JANIN INTRA UTERIN
OLEH: Rina Yuniarti, S.Farm, Apt.
MENOPAUSE HIDAYAT WIJAYANEGARA.
Migrain.
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
NURSING MANAGEMENT of FEBRIS CONVULSION
SISTEM GANGGUAN JANTUNG DAN PEREDARAN DARAH ROSIDA.
OBAT ANTIEPILEPSI/KONVULSI
Oleh : FERRYANSYAH ILHAM SYAH MELISSA MANDATASARI.
Selamat Siang...
Patologi Umum.
“Managemen Nyeri Menggunakan Metode Dry Cupping Therapy”
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
EPILEPSI.
Epilepsi.
Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Santi susanti nim :
Kehamilan dengan infeksi (rubella dan hepatitis)
Gizi pada ibu hamil & komplikasinya
GIZI IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN
Ninis Indriani,M.Kep., Ns.Sp.Kep.An
PATOFISIOLOGI SEMESTER IV -14.
MUTIA RACHMI TUGAS JURNAL.
EPILEPSI FARMAKOTERAPI II
KEJANG DEMAM Rahma Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNTAD
Pemantauan Terapi Obat (Drug Therapy Monitoring)
2. SISTEM KONTROL DALAM PERILAKU IKAN
HIPNOTIK SEDATIF.
Sindrom Guillain–Barré
E P I L E P S I.
Dr.Abdul Ghofir,SpS(K) Department of Neurology Gadjah Mada University
POKOK BAHASAN III FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
Asuhan keperawatan hipoglikemia
EPILEPSI.
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
Cakupan Ilmu Toksikologi
Baiq Reski Setiagarini
Pengaruh Obat Anti Epilepsi Terhadap Gangguan Daya Ingat pada Epilepsi Anak Epilepsi merupakan penyakit kronis di bidang neurologi dan penyakit kedua.
ANALGETIK ANTIPIRETIK INFLAMASI
ENDANG SULISTYARINI GULTOM OBAT ANTIEPILEPSI DAN KUALITAS HIDUP PENDERITA EPILEPSI : STUDI DI RUMAH SAKIT RAWATAN TERSIER.
INTOLERANSI MAKANAN JUWITA CINDI A DEFINISI Keadaan dimana saat seseorang mengkonsumsi suatu makanan tertentu dapat timbul gejala yang tidak.
EPILEPSI PUSKESMAS KALIBAWANG JULI pengertian epilepsi : - gangguan SSP yang ditandai dg terjadinya bangkitan (seizure, fit, attack, spell) yang.
Anemia pada Remaja Puteri Siti Fathimatuz Zahroh UPT Puskesmas Karangmojo II.
dr. Nurtakdir Setiawan, Sp.S
INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK OLEH KELOMPOK 3 RABIATUL MUSFIRAH JOHAN WIDYA SUMARNI ULFA YULIANINGSIH FENTY.
KERACUNAN STRYCHNIN KELOMPOK 2. Isep Ramdan Ayuni Stevia Nurul Febriana Safitri Ni Putu Devi W
EPILEPSI DEFINISI : Gangguan paroksimal keatas fungsi otak yang mengakibatkan sawan yang bermula & berakhir dengan spontan.
Anemia pada Remaja Puteri Puskesmas Cipedes dr Rinny Oktafiani 2017.
Psychogenic pain dr. Soraya T.U, Mkes SpKj.
CEREVASKULER ATTACK (CVA)
Anemia pada Remaja Puteri dr. Aris Rahmanda UPTD Puskesmas Bojong Rawalumbu – Peserta Dokter Intership Indonesia 2016.
Transcript presentasi:

FARMAKOTERAPI PADA SISTEM SARAF (NYERI, PARKINSON, EPILEPSI, STROKE) JULAEHA, M.P.H., Apt julaihaqosim@yahoo.com 0813-92-932-832

FARMAKOTERAPI NYERI Definisi : pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan. Berdasarkan lamanya nyeri, dibedakan menjadi nyeri akut dan kronis

PATOFISIOLOGI Gejala penyakit atau kerusakan pada jaringan atau sel Disebabkan krn rangsang mekanik, panas, kimia atau listrik yg melampaui nilai ambang nyeri menyebabkan kerusakan jaringan disertai pelepasan mediator nyeri

PROSES PENGHANTARAN NYERI Stimulasi, rangsangan pada nosiseptif Tranmisi, potensial aksi dari tempat terjadinya rangsangan menuju sistem saraf pusat Modulasi, proses penghambatan nyeri secara endogen Persepsi, kesadaran akan rasa nyeri

PENILAIAN NYERI

TATALAKSANA TERAPI

ANALGESIK NON-OPIAT

ANALGESIK OPIAT

PRINSIP PEMILIHAN OBAT???? Tergantung pada intesitas nyeri Pertimbangkan kontraindikasi

Takrif/pengertian epilepsi : - gangguan SSP yang ditandai dg terjadinya bangkitan (seizure, fit, attack, spell) yang bersifat spontan (unprovoked) dan berkala - kejadian kejang yang terjadi berulang (kambuhan) Kejang : manifestasi klinik dari aktivitas neuron yang berlebihan di dalam korteks serebral Manifestasi klinik kejang sangat bervariasi tergantung dari daerah otak fungsional yang terlibat

Klasifikasi epilepsi Berdasarkan tanda klinik dan data EEG, kejang dibagi menjadi : kejang umum (generalized seizure)  jika aktivasi terjadi pd kedua hemisfere otak secara bersama-sama kejang parsial/focal  jika dimulai dari daerah tertentu dari otak

Kejang umum terbagi atas: Tonic-clonic convulsion = grand mal merupakan bentuk paling banyak terjadi pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah-engah, keluar air liur bisa terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit lidah terjadi beberapa menit, kemudian diikuti lemah, kebingungan, sakit kepala atau tidur

Abscense attacks = petit mal jenis yang jarang umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal remaja penderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedip-kedip, dengan kepala terkulai kejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan sering tidak disadari Myoclonic seizure biasanya tjd pada pagi hari, setelah bangun tidur pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi pada pasien normal Atonic seizure jarang terjadi pasien tiba-tiba kehilangan kekuatan otot  jatuh, tapi bisa segera recovered Petit mal

Kejang parsial terbagi menjadi : Simple partial seizures pasien tidak kehilangan kesadaran terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari tubuh Complex partial seizures pasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali: gerakan mengunyah, meringis, dll tanpa kesadaran Kejang parsial

Patogenesis Kejang disebabkan karena ada ketidakseimbangan antara pengaruh inhibisi dan eksitatori pada otak Ketidakseimbangan bisa terjadi karena : Kurangnya transmisi inhibitori Contoh: setelah pemberian antagonis GABA, atau selama penghentian pemberian agonis GABA (alkohol, benzodiazepin) Meningkatnya aksi eksitatori  meningkatnya aksi glutamat atau aspartat

Strategi Terapi Sasaran Terapi Mengontrol supaya tidak terjadi kejang dan meminimalisasi adverse effect of drug Strategi Terapi mencegah atau menurunkan lepasnya muatan listrik syaraf yang berlebihan  melalui perubahan pada kanal ion atau mengatur ketersediaan neurotransmitter

Prinsip umum terapi epilepsi: monoterapi lebih baik  mengurangi potensi adverse effect, meningkatkan kepatuhan pasien, tidak terbukti bahwa politerapi lebih baik dari monoterapi dan biasanya kurang efektif karena interaksi antar obat justru akan mengganggu efektivitasnya dan akumulasi efek samping dg politerapi hindari atau minimalkan penggunaan antiepilepsi sedatif  toleransi, efek pada intelegensia, memori, kemampuan motorik bisa menetap selama pengobatan jika mungkin, mulai terapi dgn satu antiepilepsi non-sedatif, jika gagal baru diberi sedatif atau politerapi berikan terapi sesuai dgn jenis epilepsinya Memperhatikan risk-benefit ratio terapi Penggunaan obat harus sehemat mungkin dan sedapat mungkin dalam jangka waktu pendek

mulai dengan dosis terkecil dan dapat ditingkatkan sesuai dg kondisi klinis pasien  penting : kepatuhan pasien ada variasi individual terhadap respon obat antiepilepsi  perlu pemantauan ketat dan penyesuaian dosis jika suatu obat gagal mencapai terapi yang diharapkan  pelan-pelan dihentikan dan diganti dengan obat lain (jgn politerapi) lakukan monitoring kadar obat dalam darah  jika mungkin, lakukan penyesuaian dosis dgn melihat juga kondisi klinis pasien

Obat-obat anti epilepsi Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+: Inaktivasi kanal Na  menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan muatan listrik Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin, valproat Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik: agonis reseptor GABA  meningkatkan transmisi inhibitori dg mengaktifkan kerja reseptor GABA  contoh: benzodiazepin, barbiturat menghambat GABA transaminase  konsentrasi GABA meningkat  contoh: Vigabatrin menghambat GABA transporter  memperlama aksi GABA  contoh: Tiagabin meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal pasien  mungkin dg menstimulasi pelepasan GABA dari non-vesikular pool  contoh: Gabapentin

Kejang Umum (generalized seizures) Pemilihan obat : Tergantung pada jenis epilepsinya Kejang parsial Kejang Umum (generalized seizures) Tonic-clonic Abscense Myoclonic, atonic Drug of choice Karbamazepin Fenitoin Valproat Etosuksimid Alternatives Lamotrigin Gabapentin Topiramat Tiagabin Primidon Fenobarbital Clonazepam Klonazepam Felbamat

ALGORITMA TATALAKSANA EPILEPSI Diagnosa positif Mulai pengobatan dg satu AED Pilih berdasar klasifikasi kejang dan efek samping Ya Sembuh ? Tidak Efek samping dapat ditoleransi ? Efek samping dapat ditoleransi ? Ya Tidak Ya Tidak Turunkan dosis Tambah AED 2 Tingkatkan dosis Kualitas hidup optimal ? Turunkan dosis Sembuh? Pertimbangkan, Atasi dg tepat Hentikan AED1 Tetap gunakan AED2 Ya Tidak Ya Tidak Lanjutkan terapi lanjut lanjut

Efek samping dapat ditoleransi ? lanjutan Tidak sembuh Lanjutkan terapi Efek samping dapat ditoleransi ? Tidak kambuh Selama > 2 th ? Tidak Ya ya tidak Hentikan AED yang tdk efektif, Tambahkan AED2 yang lain Tingkatkan dosis AED2, cek interaksi, Cek kepatuhan Hentikan pengobatan Kembali ke Assesment awal Sembuh ? Ya Tidak Rekonfirmasi diagnosis, Pertimbangkan pembedahan Atau AED lain Lanjutkan terapi

Pemberian obat antiepilepsi pada anak Terjadi defisiensi kognitif spesifik akibat : bangkitan epilepsi, faktor etiologi, munculnya bangkitan pada usia dini, sering mengalami bangkitan, dan obat antiepilepsi Pengaruh beberapa obat antiepilepsi : Fenobarbital →hiperaktif Fenitoin (dosis tinggi)→enselofati progresif, retardasi mental dan penurunan kemampuan membaca Karbamazepin dan asam valproat →gangguan kognitif ringan Valproat (dosis tinggi)→mengganggu fungsi motorik

Efek obat antiepilepsi pada anak Jurnal Pediatr Neurol. th 2006 : obat2 antiepilepsi (asam valproat, carbamazepin, oxcarbazepin) dapat menurunkan densitas tulang pada anak. Perlu monitoring pemakaian jangka panjang pada anak, di samping perlu dipertimbangkan pemberian suplemen utk tulang.

Penatalaksanaan epilepsi pada lanjut usia Perlu pertimbangan : penyakit lain yg menyertai, polifarmasi yg menyebabkan interaksi obat, perubahan fisiologi tubuh (absorpsi obat, ikatan protein, metabolisme dan eliminasi obat)

Pertimb pemakaian pd wanita Estrogen menghambat reseptor GABA, mempotensiasi aktivitas glutaminergik Progesteron efeknya berlawanan dg estrogen dan mempotensiasi aktivitas reseptor GABA perlu adanya penyesuaian dosis

Pada kehamilan Akibat epilepsi pd kehamilan : Kejang maternal 25 – 30% penderita Komplikasi kehamilan ES pd fetus meliputi penyakit dan obat antiepilepsi

Efek obat antiepilepsi pd kehamilan  malformasi kongenital Barbiturat & fenitoin  congenital heart malformation, orofacial clefts & malformasi lain Valproat & carbamazepin spina bifida (neural tube defect) & hypospadias

KIE pada wanita epilepsi yg hamil Intake asam folat (~0,4 – 1 mg/hari) pd prenatalmencegah efek teratogenik Obat antiepilepsi secara monoterapi, dosis serendah mgk mengurangi efek teratogenik Obat2 antiepilepsi yg lebih baru punya efek teratogenik < Pemberian vit K pd bulan terakhir kehamilan dg dosis 10 mg oral setiap hari mencegah koagulopati

KIE pada ibu menyusui Meski distribusi obat antiepilepsi dilaporkan rendah pada air susu, namun perlu diperhatikan efek pada bayi (sedasi, iritabilitas, poor feeding) terutama pada pemakaian barbiturat & benzodiazepin

Penghentian pengobatan epilepsi Tergantung jenis bangkitan / kejang dan prognosis epilepsi Jenis bangkitan untuk memperkirakan tingkat kekambuhan, misalnya : Epilepsi absence atau petit mal →tingkat kekambuhan rendah Berturut-turut makin tinggi tingkat kekambuhan : klonik atau mioklonik, kejang tonik-klonik, parsial sederhana dan parsial kompleks, selanjutnya kejang yang terdiri dari lebih dari satu jenis

Jika terapi farmakologi gagal, bagaimana ? Perlu dipertimbangkan terapi operatif (terutama utk epilepsi refrakter/kambuhan) Yang paling aman & efektif : reseksi lobus temporal bagian anterior, jenis yang lain : reseksi korteks otak, hemisferektomi, pembedahan korpus kalosum, reseksi multilobar pada bayi Lebih kurang 70-80% penderita yg mengalami operasi terbebas dari bangkitan, walaupun beberapa diantaranya harus tetap minum obat

KASUS Seorang pasien wanita 30 tahun, 50 kg. Kondisi pasien aneh karena sering menyeringai, mengunyah sendiri tanpa dia sadari secara berulang. Setelah diperiksa medical record pasien menderita epilepsi jenis komplek parsial seizure sejak usia 17 tahun dan mempunyai riwayat hepatitis B. Sejak usia 25 tahun pasien menggunakan kontrasepsi oral hormonal.

Obat yang dikonsumsi oleh pasien Valproat Curcuma Kontrasepsi oral hormonal (estrogen-progesteron) Analisis kasus tersebut dan berikan rekomendasi anda sebagai seorang farmasis kepada klinisi