PUYUH Sistematika : Puyuh mempunyai sistematika : Phylum : Chordata Kelas : Aves Ordo : galiformes Familia : Phasianidae Genus : 1. Coturnix -spesies : 1. Coturnix-coturnix 2. Coturnix-coturnix japonica 3. Coturnix chinensis 2. Perdicula- Perdicula asiatica --puyuh hutan
Puyuh : 1. Hewan laboratorium (siklus hidup dan reproduksinya cepat) : dewasa kelamin : 42 hari 2. Bird song (Puyuh jantan) 3. Produksi telur ( 250-300 butir/tahun, dengan berat 10 g) 4. Produksi daging : Protein 21,1%, lemak 7,7% Puyuh jepang (coturnix-coturnix japonica) : berbeda dengan puyuh liar : Jari puyuh jepang 4 buah, 3 kedepan dan satu kebelakang, dengan produksi telur : 300 butir. Puyuh liar jari kakinya 3 buah : 2 kedepan, satu kebelakang, produksi telur 4-6 butir dan mengeram.
Sifat-sifat Puyuh : Mudah mengalami eksitasi (terkejut), suka kanibal, omnivora, poligamous Puyuh jantan dan betina : Dikenali dari bulu-bulunya: puyuh jantan mempunyai bulu dada lebih gelap/coklat dibanding betina, suara puyuh jantan keras “cekiker”, dan diatas kloaka terdapat tonjolan kelenjar “busa”. Puyuh adalah mesin produksi : efisien. Berat badan : 140 g, dalam satu tahun daat menghasilkan 300 butir x 10 g = 3000 g Ayam dengan berat : 2 kg menghasilkan telur 18,6 kg
PEMELIHARAAN PUYUH : 1. Brooder : 1-7 hari 2. Starter : 8-21 hari 3 PEMELIHARAAN PUYUH : 1. Brooder : 1-7 hari 2. Starter : 8-21 hari 3. Grower : 21-42 hari 4. Layer : 42 hari-afkir (72 minggu) Kandang puyuh : Kepadatan kandang : 1 m2 : 100 ekor (1-10 hari), 40-60 ekor ( 10-42 hari) dan 30-40 ekor (>42 hari). Tinggi kandang : 30-40 cm, lebar : 70 cm. Puyuh memerlukan kandang dengan cahaya yang cukup. Kelebihan cahaya : menyebabkan kanibalisme, jika kurang menurunkan produksi telur.
Pakan Puyuh : Puyuh unggas yang cukup produktif, sehingga memerlukan pakan yang cukup : kandungan nutrien dan jumlahnya. Kandungan nutrien pakan protein ; 20%dan ME : 3000 kcal/kg. Pakan yang baik berbentuk crumble. Umur (Hari) Konsumsi Pakan (g/ekor/hari) 1-7 2 7-14 4 14-21 8 21-30 10 30-35 12 35-42 15 > 42 21
SELEKSI INDUK PUYUH 1. Puyuh sebaiknya tidak mempunyai riwayat in-breeding, fisik kuat/sehat, produksi telur/mating ratenya tinggi. 2. Ratio pejantan dengan induk 1: 7, dan dipilih pejantan dan betina dengan warna bulu berbeda. Kanibalisme : Faktor nutrisi (defisiensi protein, mineral) Kanddang terlalu padat Kandang terlalu terang Upaya yang dilakukan : debeaking, menambah vitamin, mengurangi kepadatan.
ANALISA EKONOMI Asumsi : Produksi telur 75 %, Populasi 1000 ekor Harga bibit : Rp 7000,- per ekor Harga telur : Rp 170,- per butir harga pakan : Rp 5000,- /kg Harga puyuh afkir : Rp 2000,-/ekor Biaya produksi : Bibit puyuh : 1000 x Rp 7000 = Rp 700.000,- Pakan : 21 g x 1000 x 365 x Rp 5 = Rp 38.325.000,- Obat-obatan: 5% x Pakan = Rp 700.000,- Listrik Penyusutan alat Tenaga kera
B. Pendapatan 1. Telur 75% x 1000 x365 x Rp 170 = Rp 48. 431. 250,- 2 B. Pendapatan 1. Telur 75% x 1000 x365 x Rp 170 = Rp 48.431.250,- 2. Puyuh afkir 800 ekor x Rp 2000,- =Rp 1.600.000,-
MERPATI (Columba livia) Telah dikenal 1900 SM, dibuktikan bahwa Abraham memerintahkan bangsa merpati sebagai hewan kurban. Diperkirakan merpati mengalami inbreeding dalam jangka panjang, sehingga hanya bertelur dua. Dikenal beberapa banga burung merpati : Merpati pedaging (dipelihara khusus diambil squab, kulitnya terang, kualitas daging baik. Merpati Carneu, Giant Homer, Mondain Merpati fancy (hias) Merpati pos, lomba
Anak merpati mempunyai pertumbuhan tercepat dibanding unggas lainnya Anak merpati mempunyai pertumbuhan tercepat dibanding unggas lainnya. Menetas dengan berat 28 g, pada usia 3-4 minggu mencapai berat 500 g (pertumbuhan tercepat pada 20 hari setelah menetas). Kecepatan tersebut karena mendapat pakan berupa “Crop milk” dari induknya (jantan dan betina). Sekresi tersebut karena adanya prolactin yang bersifat lactogenesis. Anak merpati memasukan paruhnya ke dalam mulut induknya dan mengambil susu tembolok yang dimuntahkan. Kelenjar tembolok, mensintesis asam amino dan protein dengan cukup tinggi (20%). Burung merpati dapat menghasilkan squap 10-14 ekor/pasang/tahun, dengan berat squap 395-680 g/ekor pada umur 26-28 hari.
Keunggulan daging merpati : Tidak berbau seperti itik/angsa Squab, biasanya dipasarkan pada umur 25-30 hari dengan bobot 500 g, dan dipotong sebelum meninggalkan sarangnya (dapat terbang) karena : 1. Pertumbuhan bulu hampir sempurna (mudah dicabuti bulunya). 2. Daging masih empuk dan teksturnya halus 3. Bobot badannya sangat baik (500 g). Jika sudah terbang : anak merpati bobotnya akan menurun dan dagingnya lebih alot. Keunggulan daging merpati : Tidak berbau seperti itik/angsa Mudah dicerna, cairan daging squab (buyon) mempunyai nutrisi cukup tinggi, sehingga sering dipakai terapi Cina. Mengandung protein , protoplasma cair, riboflavin, fosfor.
Tekstur dagingnya halus, lezat dan mudah dicerna. Cara pemberian pakan pada merpati berbeda dengan unggas lainnya : pakan merpati harus bersih, berupa butiran, grit, air bersih, tidak berbentuk mash, tidak perlu hijauan tetapi bijian/butiran. Merpati dapat diberi pakan pellet, tetapi menjadikan masalah : pellet sering melekat pada dinding tembolok, dan dapat menyebabkan feses encer. Pemberian pellet sebaiknya dikombinasi dengan butiran dengan rasio grain:pellet=50:50 atau 25% grain:75% pellet. Pellet dapat diberikan kepada merpati pembibit, yang sedang memberi pakan anaknya. Pola pemberiannya Pellet diberikan pada pagi hari dan grain pada sore hari.
Pakan merpati juga bisa disediakan dengan model kafetaria, dengan memberikan beberapa bahan pakan secara terpisah. Merpati diberikesempatan untuk memilih bahan pakan. Pakan butiran yang biaa digunakan : jagung kuning, kacang hijau, sorghum, gandum. Merpati potong pembibit (25 pasang), menghabiskan pakan sekitar 3 kg/hari (50 g/ekor). Sepasang merpati dalam satu tahun dapat menghabiskan 45 kg pakan dan 4 kg grit. Anak burung merpati mempunyai konversi pakan (300 g berat badan menghabiskan 2 kg ransum). Kandungan nutrien ransum merpati PK : 13,5-15%, Karbohidrat 60-70%, LK: 2-5%, SK <5%.
Bahan-bahan pakan yang digunakan : Kacang hijau : protein tinggi, thiamin, pro-vit A, riboflavin Jangung kuning: Mengadung pro-vit A, riboflavin, Vitmin E (kadar air 14-15%). Gandum : Thiamin, Vitamin E, riboflavin Biji rami (paling disukai merpati) Jagung dan sorghum bisa dipaki 50% dari total ransum. Penggunaan ransum dengan kandungan riboflavin dan vitamin B-12 dapat meningkatkan daya tetas dan meningkatkan produksi piyik (squab). Penambahan sumber mineral (ca dan P) harus ditambahkan, karena grain mempunyai mineral yang rendah. Sumber mineral : grit, kerang, kapur, garam, grit granit, garam (3-5%)
Contoh Campuran Mineral Untuk Merpati : Kulit kerang : 40%; Kapur/granit 35%, Arang (ukuran sedang) 5%, tepung tulang 5%, Kapur giling 5%, garam 4%, Venezin red 1% (sumber Fe). Grit disimpan dalam keadaan kering dan dibasahi sebelum digunakan. Merpati memerlukan air untuk minum dan mandi (3 kali seminggu), dan dimaksudkan untuk merangsang reproduksi. Burung merpati akan mati jika tidak mendapat minum satu minggu, tetapi burung lain bisa lebih dari satu minggu.