KEBIJAKAN STABILISASI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MAKROEKONOMI, edisi ke-6.
Advertisements

Perkembangan Teori Siklus Bisnis
Kebijakan Stabilisasi
Pasar Uang dan Kurva LM.
Pengantar Fluktuasi Ekonomi
PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM)
Bab 11 PERMINTAAN AGREGAT 2.
BAB 9 PENGANTAR KE FLUKTUASI EKONOMI
EKONOMI MONETER I KEBIJAKAN MONETER.
TEORI EKONOMI MAKRO Bab I Pendahuluan
Lima Debat Selama Kebijakan Makroekonomi
TEORI EKONOMI MAKRO ISLAM
KEBIJAKAN MAKROEKONOMI DALAM PEREKONOMIAN TERTUTUP
26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
28 Permasalahan Makroekonomi dan Kebijakan
Kebijakan Stabilisasi
PENGANGGURAN, INFLASI & KEBIJAKAN PEMERINTAH
MAKROEKONOMI, edisi ke-6.
EKONOMI MONETER I KEBIJAKAN MONETER.
BAB 14 KEBIJAKAN STABILISASI mankiw's macroeconomics modules
Sri Sulasmiyati, S.Sos., MAP
TEORI EKONOMI MAKRO ISLAM
SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP
26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
Pengantar Fluktuasi Ekonomi
PENGANTAR FLUKTUASI EKONOMI
Kombinasi Kebijakan Fiskal dan Moneter
Perkembangan Teori Siklus Bisnis
Pengantar Fluktuasi Ekonomi
SHORT-RUN FLUCTUATION
KEBIJAKAN MONETER.
PENGANGGURAN DAN INFLASI
SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP
KONSEP DASAR ILMU EKONOMI MAKRO
Sejarah Pemikiran Ekonomi
MAKROEKONOMI, edisi ke-6.
KEBIJAKAN MONETER & KEBIJAKAN FISKAL
MAKROEKONOMI, edisi ke-6.
® Utang Pemerintah.
Kebijakan Stabilisasi
MAKROEKONOMI, edisi ke-6.
Pengantar Fluktuasi Ekonomi
SHORT RUN FLUCTUATION DAVID ROMER
MAKROEKONOMI, edisi ke-6.
- Nur Muchlisin ( ) - Amin Amirullah ( )
28 Permasalahan Makroekonomi dan Kebijakan
Siklus Bisnis dan Permintaan Agregat
Makroekonomi Nama anggota kelompok: Adi Riyanto Sulistiyono
EKONOMI MONETER II KEBIJAKAN MONETER.
ALIRAN SISI PENAWARAN (SUPPLY SIDERS)
Kebijakan Stabilisasi
PERDEBATAN KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI: ATURAN KEBIJAKAN MONETER, ATURAN KEBIJAKAN FISKAL, INKONSISTENSI WAKTU DAN KEBIJAKAN KELOMPOK 10: ADHITYA PUTRI UTAMI.
EKONOMI MONETER I KEBIJAKAN MONETER.
Aniesa Samira Bafadhal, SAB, MAB
PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT
EKONOMI MONETER I KEBIJAKAN MONETER.
KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER
ALIRAN SISI PENAWARAN (SUPPLY SIDERS)
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Model IS-LM
EKONOMI MONETER I KEBIJAKAN MONETER.
Pengantar Fluktuasi Ekonomi
MAKROEKONOMI, edisi ke-6.
Kebijakan Stabilisasi
Kombinasi Kebijakan Fiskal dan Moneter
PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM) WEEK Wilma Cordelia Izaak, S.E,. M.M.
EKONOMI MONETER I KEBIJAKAN MONETER.
Kombinasi Kebijakan Fiskal dan Moneter
TEORI EKONOMI MAKRO Bab I Pendahuluan
28 Permasalahan Makroekonomi dan Kebijakan
KEBIJAKAN STABILISASI
Transcript presentasi:

KEBIJAKAN STABILISASI PERTEMUAN KE-12 Dr. Muh. Yunanto, MM.

Apakah Kebijakan Seharusnya Aktif atau Pasif ? Bagi banyak ekonom, masalah kebijakan pemerintah yang aktif adalah jelas dan sederhana. Resesi adalah periode pengangguran tinggi, pendapatan rendah, dan tekanan ekonomi meningkat. Model permintaan agregat dan penawaran agregat menunjukkan bagaimana guncangan terhadap perekonomian dapat menyebabkan resesi. Model tersebut juga menunjukkan bagaimana kebijakan moneter dan fiskal dapat mencegah resesi dengan merespons guncangan ini. Para ekonom ini menganggap suatu pemborosan bila tidak menggunakan instrumen kebijakan ini untuk menstabilkan perekonomian. Ekonom lain bersikap kritis terhadap upaya pemerintah untuk menstabilkan perekonomian. Mereka berpendapat pemerintah seharusnya melakukan pendekatan lepas-tangan pada kebijakan makroekonomi. Pada awalnya, pandangan ini tampak mengejutkan. Jika model kita menunjukkan bagaimana mencegah atau mengurangi keparahan resesi, mengapa mereka ingin pemerintah tidak menggunakan kebijakan moneter dan fiskal untuk stabilisasi ekonomi ?

Lambannya Implementasi dan Dampak Kebijakan Ekonom membedakan antara dua tipe kelambanan yang relevan untuk melakukan kebijakan stabilisasi:kelambanan dalam (inside lag) dan kelambanan luar (outside lag). Kelambanan dalam adalah waktu antara guncangan terhadap perekono- mian dan tindakan kebijakan dalam menanggapinya. Kelambanan ini muncul karena para pembuat kebijakan butuh waktu untuk menyadari bahwa sebuah guncangan telah terjadi dan lalu mengeluarkan kebijakan untuk menanganinya. Kelambanan luar adalah waktu antara tindakan kebijakan dan pengaruhnya pada perekonomian. Kelambanan ini muncul karena kebijakan tidak segera mempengaruhi pengeluaran, pendapatan dan kesempatan kerja.

Stabilisator Otomatis Beberapa kebijakan, disebut stabilisator otomatis (automatic stabilizers) dirancang untuk mengurangi kelambanan yang terkait dengan kebijakan stabilisasi. Stabilisator otomatis adalah kebijakan yang mendorong atau menekan perekonomian ketika diperlukan tanpa perubahan kebijakan yang disengaja. Misalnya, sistem pajak pendapatan secara otomatis menurunkan pajak ketika perekonomian menuju resesi, tanpa perubahan hukum pajak, karena individu dan perusahaan membayar pajak lebih kecil ketika pendapatan turun. Demikian juga, sistem asuransi pengangguran dan kesejahteraan secara otomatis meningkatkan pembayaran transfer ketika perekono- mian menuju resesi, karena lebih banyak orang yang meminta tunjangan. Stabilisator otomatis ini bisa dipandang sebagai sebagai jenis kebijakan fiskal tanpa kelambanan dalam.

Sulitnya Melakukan Peramalan Ekonomi Sebagaimana telah kita pelajari, karena kebijakan hanya mempengaruhi perekonomian setelah kelambanan yang lama, stabilisasi yang sukses memerlukan kemampuan memprediksi kondisi ekonomi masa depan. Salah satu cara peramal melihat ke depan adalah dengan indikator utama (leading indicators). Indikator utama adalah serangkaian data yang ber- fluktuasi pada perekonomian. Penurunan besar dalam indikator utama mengisyaratkan bahwa resesi mungkin terjadi dalam beberapa bulan ke depan. Cara lain peramal melihat ke depan adalah dengan model makroekonomi, yang telah dikembangkan baik oleh lembaga pemerintah dan perusahaan swasta. Mereka mencoba memprediksi variabel seperti pengangguran dan inflasi dan variabel endogen lain.

Ketidaktahuan, Ekspektasi, dan Kritik Lucas Pemenang Nobel Robert Lucas menekankan bahwa orang membentuk ekspektasi masa depan. Ekspektasi memainkan peran krusial karena mempengaruhi semua perilaku ekonomi. Baik rumah tangga dan perusahaan memutuskan konsumsi dan investasi berdasarkan ekspektasi pendapatan masa depan. Ekspektasi ini bergantung pada banyak hal, termasuk kebijakan pemerintah. Ia berpendapat bahwa metode tradisional dari evaluasi kebijakan seperti yang bergantung pada model makroekonometrik standar—tidak asecara tepat memperhitungkan dampak kebijakan terhadap ekspektasi ini. Kritik evaluasi kebijakan kebijakan tradisional dikenal sebagai Kritik Lucas.

Apakah Kebijakan Seharusnya menurut Aturan atau Kebijaksanaan ? Kebijakan dilakukan menurut aturan jika pembuat kebijakan mengumumkan sebelumnya bagaimana kebijakan akan merespons berbagai situasi dan berkomitmen untuk mengikutinya melalui pengumuman ini. Kebijakan dilakukan dengan kebijaksanaan jika pembuat kebijakan bebas menanggapi peristiwa ketika mereka muncul dan memilih apapun kebijakan yang pembuat kebijakan anggap perlu pada waktu itu. Perbedaan antara aturan vs kebijakan berbeda dari perdebatan antara kebijakan pasif vs aktif. Kebijakan dapat dilakukan menurut aturan dan bisa baik pasif atau aktif. Suatu aturan kebijakan aktif dapat menspesifikasi : Pertumbuhan uang = 3% + (Tingkat Pengangguran – 6%) Aturan ini mencoba menstabilkan perekonomian dengan meningkatkan pertumbuhan uang ketika perekonomian mengalami resesi.

Siklus Bisnis Politik Oportunisme dalam kebijakan ekonomi muncul ketika tujuan pembuat kebijakan bertentangan dengan kesejahteraan masyarakat. Sebagaian ekonom khawatir bahwa politisi hanya peduli dengan kemenangan pemilu, dan karenanya memilih kebijakan yang meraih dukungan publik. Presiden bisa menyebabkan resesi tak lama setelah memerintah dengan menurunkan inflasi dan lalu mendorong perekonomian menjelang pemilu berikutnya untuk menurunkan pengangguran; ini memastikan bahwa baik inflasi dan pengangguran adalah rendah pada masa kampanye. Manipulasi ekonomi untuk kepentingan pemilu disebut siklus bisnis politik (political business cycle).

Pembuat kebijakan oportunis mengambil keuntungan dari kurva Phillip yang dapat dieksploitasi dan menghadapi pemilih naif yang melupakan masa lalu, tidak sadar akan insentif pembuat kebijakan, dan tidak memahami bagaimana perekonomian bekerja. Biasanya, politisi tidak memperhitungkan tradeoff antara inflasi dan pengangguran ketika perolehan politis mereka dalam masalah.

Masalah Inkonsistensi Waktu Pembuat kebijakan mengumumkan sebelumnya kebijakan yang mereka akan ikuti untuk mempengaruhi ekspektasi pembuat keputusan swasta. Namun, kemudian, setelah pembuat kebijakan swasta telah bertindak berdasarkan ekspektasi mereka, pembuat kebijakan ini bisa tergoda untuk melanggar pengumuman yang mereka buat.

Contoh Masalah Inkonsistensi Waktu 1) Untuk mendorong investasi, pemerintah mengumumkan tidak akan Mengenakan pajak pendapatan pada modal. Tapi, setelah pabrik dibangun, pemerintah tergoda menaikkan pajak. 2) Untuk mendorong riset, pemerintah mengumumkan akan memberi monopoli sementara pada perusahaan yang menemukan obat baru. Tapi, setelah obat ditemukan, pemerintah tergoda untuk mencabut paten. 3) Untuk mendorong kerja keras, profesor Anda mengumumkan kuliah ini akan berakhir dengan ujian. Tapi, setelah Anda belajar semua bahan kuliah, profesor itu tergodan untuk membatalkan ujian sehingga ia tidak harus menilainya.

Aturan Kebijakan Moneter Monetaris (monetarists) adalah ekonom yang menganjurkan Fed agar mempertahankan pertumbuhan jumlah uang beredar pada tingkat mapan. Monetaris percaya fluktuasi jumlah uang beredar bertanggung jawab atas kebanyakan fluktuasi besar dalam perekonomian. P Y P* AD LRAS AD' AD'' Y' Y'' Di sini kita dapat lihat perekonomian ini tumbuh (LRAS bergeser ke kanan) jadi peningkatan terus-menerus pada jumlah uang beredar (lewat +DAD) tidak berarti ada kenaikan inflasi.

Menargetkan GDP Nominal Aturan kebijakan kedua yang ekonom banyak anjurkan adalah menagetkan GDP nominal. Dalam aturan ini, Fed mengumumkan jalur terencana untuk GDP nominal. Jika GDP nominal naik di atas, Fed mengurangi pertumbuhan uang untuk menekan permintaan agregat. Jika GDP nominal turun di bawah target, Fed meningkatkan pertumbuhan uang untuk mendorong permintaan agregat. Karena target GDP nominal menungkinkan kebijakan moneter untuk menyesuaikan terhadap perubahan perputaran uang, sebagian besar ekonom percaya itu akan mengarah pada stabilitas yang lebih besar dalam output dan harga daripada aturan kebijakan moneter.

Membuat Kebijakan di Dunia yang Tak Pasti Kita telah melihat apakah kebijakan sebaiknya berperan aktif atau pasif dalam merespons fluktuasi ekonomi, dan apakah kebijakan sebaiknya dilakukan dengan aturan atau kebijaksanaan. Meskipun ada perdebatan terus-menerus antara kedua sisi, ada satu kesimpulan jelas : tidak ada kasus yang sederhana dan memuaskan untuk tiap pandangan kebijakan makroekonomi tertentu yang telah dibuat. Pada akhirnya, kita harus mempertimbangkan berbagai pendapat politik dan ekonomi dan memutuskan peran apa yang pemerintah mainkan dalam menstabilkan perekonomian.

Penargetan Inflasi Pada akhir 1980-an, banyak bank sentral di dunia mengadopsi sebentuk penargetan inflasi (inflation targeting). Kadang ini berbentuk bank sentral mengumumkan maksud kebijakannya. Federal Reserve tidak mengadopsi kebijakan penargetan inflasi eksplisit (meskipun beberapa komentator telah menyatakan bahwa Fed, secara implisit, menargetkan inflasi sekitar 2 persen).

Aturan Taylor Ekonom, John Taylor menawarkan aturan sederhana untuk tingkat dana federal : Tingkat Dana Federal Nominal = Inflasi + 2,0 + 0,5 (Inflasi – 2,0) – 0,5 (senjang GDP) Senjang GDP adalh persentase penurunan GDP riil dari estimasi tingkat alamiahnya. Aturan Taylor (Taylor Rule) membuat tingkat dana federal riil—tingkat nominal dikurangi inflasi—merespons inflasi dan senjang GDP.