Minggu ke 1 ESTETIKA Mukhsin Patriansyah. S.Sn., M.Sn
Minggu ke 1 ESTETIKA Estetik atau Estetika merupakan suatu hal yang berkaitan dengan keindahan dan rasa. Kata Estetik diserap dari kata aesthetics (Ing), berasal dari kata “Aisthanomai” (Yun), yang berarti “hal yang ditangkap lewat inderawi dan bermuara pada perasaan (things perceived by the sense)” sebagai oposisi dari “hal yang dipahami menggunakan akal (things known by the mind)”. Istilah ini merupakan cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya. (Mikke Susanto, 2011, Diksi Rupa, Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni, DiktiArt Lab:Yogyakarta)
Menurut A.A.M Djelantik Keindahan keindahan ciptaan tuhan Keindahan Hasil Karya Cipta Manusia Karya Seni dan Kerajinan Alam Semesta
Pendekatan Estetika Menurut Mikke Susanto Pertama Langsung meneliti objek-objek atau benda-benda atau alam yang indah serta karya seni Kedua Menyoroti situasi kontemplasirasa indah yang sedang disoroti sisubjek, yang kemudian melahirkan pengalaman estetik
Apreseasi Karya Seni KARYA SENI Apollonian Dionisian
Apollonian
Dionisian
Sekian Terima Kasih
Minggu ke 2 Estetika Keindahan Relatif ?
Falsafah Keindahan Masa Klasik Yunani : Plato 428-348 SM Pada Masa klasik seniman di sebut dengan TECHNE ( kerajinan tangan) Pengetahuan dan ketrampilan Pengetahuan yang di utamakan adalah ukuran yang benar dan proporsi yang benar Sedangkan ketrampilan yang dibutuhkan adalah keahlian seniman menguasai alat, bahan dan tknik.
Pengetahuan dan ketrampilan KEINDAHAN Sesuai dengan pemahaman masyarakat pada waktu itu yang sangat terkesan dengan keindahan alam semesta Karya seni yang Indah Teori Mimesis (tiruan dari tiruan)
Keindahan alam semesta dan karya seni Keindahan dan Cinta PLATO Keindahan alam semesta dan karya seni Cinta dan Kasih Sayang Estetika Etika Abad ke-16 Baumgarten
Mimesis (tiruan dari tiruan) Keindahan seni seperti pot bunga, cincin, gelang hiasan, lukisan, patung, syair, lagu, musik dll. Bagi Plato masih dipandang sebagai pencerminan dari ide keindahan yang sejati, yaitu (dunia ide) Alam Semesta Tuhan Hasil kerajinan Tukang / Pengrajin Lukisan dan Patung Seniman
Karya seni estetis pada waktu itu Karya kerajinan Lukisan dan patung Imitasi Dunia idea Sesuai dengan ukuran dan proporsi Karya seni estetis pada waktu itu
Minggu ke 3 ESTETIKA PRAMODREN
Peradaban estetika Pramodren Peradaban estetika pra modren sesungguhnya sudah di mulai dari zaman Yunani Kuno dengan pemikiran Filsuf yang bernama Plato dan Ariestoteles. Tidak dapat dipungkiri bahwa kebudayaan Yunani Kuno merupakan cikal bakal lahirnya kebudayaan Modren di Eropa/Barat. Selajnutnya peradaban estetika Pramodren berlangsung di zaman Romawi Kuno abad ke 2-4 SM, Byzantium 330- 1000 M, Romaneska 950-1151 M, Gothic abad ke12-15 M, Renaissance abad ke 14-16, zaman ini dikenal dengan zaman/abad pertengahan
Pencerahan atau Modren Abad Pertengahan Renaissance (lahir kembali) Yunani Kuno Pencerahan atau Modren Plato Ariestoteles Plotinus Mengembangkan konsep Estetika Plato Thomas Aquinus Mengembangkan konsep Estetika Ariestoteles Bangsa eropa mengalami kemajuan di berbagai bidang ilmu pengetahuan Imitasi Transendent Katarsis Materialis
Estetika Romawi Kuno 2-4 SM Estetika Romawi kuno banyak dipengaruhi oleh paham dari yunani kuno. Pada dasarnya estetika Romawi kuno mengembangkan paham dari estetika yunani kuno Kemajuan peradaban estetika romawi kuno terlihat dari peninggalan seni arsitekturnya yang sudah menggunakan material Betonuntuk mengembangkab bentuk-bentuk yang baru, seperti bentuk lengkung, terowongan silang, hal ini tergambarkan pada bangunan menara miring dan glorasium, kemudian bangsa romawi piawai dalam membuat bangunan dengan atap kubah seperti yangdigunkan di Patheon Untuk seni rupa bangsa romawi masih melanjutkan paham estetika pada masa Yunani Kuno
Estetika Byzantium 330- 1000 M Estetika Byzantium sangat kental dengan religiusme, hal ini terlihat dari lukisan-lukisan yang terdapat digereja –gereja. Begitu juga dengan pahatan patungnya. Pada zaman ini kesenian banyak dipengaruhi oleh gereja-gereja, seperti penggambaran yesus kristus, bunda maria, dan lainsebagainya. Pada masa ini penggambaran figur manusia sudah menggunakan konsep stilisasi
Estetika Romaneska 950-1151 M Estetika pada zaman ini merupakan pengembangan dari Estetika Byzantium, di zaman ini estetika tergambarkan dari kesenian yan penuh dengan kreasi-kreasi dan penemuan-penemuan besar. Tujuannya adalah realisasi simbol-simbol religius serta intensitas spiritualitas agama Kristen Pengembangan kesenian khususnya seni lukis terlihat dari bentuk-bentuk yang menghiasi sampul dan isi buku, yang berisi ornamen-ornamen berkualitas, dan mozaik yang cukup tinggi
Estetika Gothic abad ke12-15 M Estetika zaman Gothic berawal dari Prancis yang merupakan puncak estetika Kekristenan abad pertengahan.
Abad Pertengahan Lebih dari 14 abad, perhatian manusia dan masyarakat Eropa terpengaruh dari doktrin agama kristen, segala aspek kesenian di masa ini terikat kuat oleh paham relegius. Religiunisme ditujukan untuk mencapai keselamatan raga dan jiwa dipangkuan Yesus Kristus yang dianggap penjelmaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Konsep Religius dikemukakan oleh Plotinus yang merupakan penegasan dari konsep berpikir Plato tentang Keindahan. Plato beranggapan bahwa keindahan yang paling agung adalah keindahan “dari atas” hal ini sangat cocok dengan kondisi pada masa itu. Konsep ini mempertebalkepercayaan masyarakat terhadap para pemimpin agama seperti paus, uskup, dan pastor. Rakyat percaya sepenuhnya pada ajaran-ajaran pendeta sehingga menjadi dogma yang harus diterimatidak boleh diragukan dan dipertentang (A.A.M Djelantik, 1999;99)
Abad Pertengahan plotinus paham Estetika religius Konsep estetika Plato Kekuatan “dari atas” meditasi Konsepsi religius dalam kesenian di abad pertengahan mempengaruhi setiap sendi-sendi kehidupan dimasa itu, dan menjadi dogma yang harus diterima, raja-raja yang berkuasa pada zaman ini mendapat legitimasi ilahiah yang ditakdirkan oleh Tuhan. (A.A.M Dejlantik,1999:99-100)
Estetika bagi Plato merupakan pencerminan atau imitasi dari dunia ide Pemikiran ini diteruskan oleh Plotinus bahwa bentuk dan ciri keindahan yang diperoleh dari Indrawi merupakan cerminan dari “Dewa Keindahan” Hal ini dapat diperoleh dari Meditasi.menurut Plato dan Platinus suatu kebenaran yang sesungguhnya didapat melalui meditasi, renungan, pemusatan pikiran dan budi dalam suasana tenang seperti bertapa.
Runtuhnya Feodalisme Paham Feodalisme merupakan kekuasaan para raja dan bangsawan. Pada masa abad pertengahan mengalami masa sulit akibat terjadi konflik antar raja dan bangsawan. Akibatnya terjadi perperangan yang terusmenerus dikalangan para raja dan bangsawan, sehingga kepercayaan masyarakat menurun. Sekitar tahun 1200 M masyarakat Eropa mulai mengapreseasi ilmu pengetahuan yang dipelopori oleh Thomas Aquinas pada abad ke-13. Thomas Aquinas menganut paham Ariestoteles dan mengembangkannya, sehingga minat masyarakat pada masalah duniawi, alam semesta, dan penciptaan makhluk hidup semakin tinggi. Para ilmuan sudah mulai berkecimpung dengan ilmu matematika, biologi, kimia, astronomi, dsb. (A.A.M Djelantik, 1999;101)
Runtuhnya Feodalisme Selama seratus tahun lamanya (1095-1270 M) umat kristen khususnya di Eropa melakukan serangan kekawasan Timur Tengah (Islam), yang disebut dengan perang salib, akan tetapi serangan ini gagal sehingga bangsa Islam (Turki) mampu menghancurkan tembok constantinopel. Perperangan ini menjadi pelajaran berharga bagi mereka untuk bergerak lebih maju. Mereka mengumpulkan data kemudian dipelajari dan dikembangan di negara mereka. Kebudayaan bangsa Timur(Islam) pada waktu itu mengalami kemajuan yang sangat pesat dan kaya akan ilmu pengetahuan seperti ilmu matematika, aljabar, ilmu perbintangan, ilmu navigasi, Kedokteran, dsb. Mereka dirangsang untuk mengejar keterbelakangannya, dengan mendalami ilmu pengetahuan dan buku-buku yang sempat dibawa dari Timur Tengah, kemudian melakukan berbagai macam peyelidikan seperti yang dilakukan oleh Ariestoteles. Yang dikenal dengan Zaman Reneissance 1350-1600M (A.A.M Djelantik, 1999;101).
Akhir Estetika Pramodren Setelah kejayaan peradaban Yunani, Estetika Barat Mengalami proses kegelapan seiring dengan perkembangan kebudayaan Timur yaitu Kebudayaan Islam. Islam sebagai kebudayaan yang maju dizamannya memberikan pemahaman-pemahaman tentang kabaikan dan kebenaran. Pemikiran ini lebih maju dibandingkan dengan pemikiran di zaman Yunani, Akan tetapi perkembangan ini kurang menjadi Wacana Estetika Dunia, karena peran tekstualisasi Barat yang sangat Dominan dalam Hasanah ilmu pengetahuan dan Intelektual. (Agus Sachari, 2002;6)
Ariestoteles 384-322 SM Ariestoteles merupakan murid dari Plato. Sebagai murid arietoteles memiliki cara pandang berbeda dalam menafsir suatu keindahan. Keindahan bagi Ariestoteles tercermin dari keteraturan, kerapihan, keterukuran, dan keagungan. Hal ini dapat dicapai dari keserasian bentuk yang setinggi-tingginya, bagi Ariestoteles, cirikhas seni adalah kemampuannya membedah alam dan mengupas esensinya, Konsep pemikiran Ariestoteles sifatnya meneruskan pemikiran Plato, Ariestoteles sepakat dengan sebuah karya seni merupakan IMITASI dari alam, dan imitasi tersebut membawa suatu kebaikan, karena seni dibuat untuk memperbaiki sesuatu yang dinilai buruk.(1) 1. Agus Sachari, Estetika, Makna, Simbol, dan Daya, Bandung: ITB Bandung, 2002:5
Plato dan Ariestoteles Konsep pemikiran Plato dan Ariestoteles Plato KEINDAHAN Ariestoteles Keindahan yang memiliki simbolisme, yang mampu memberikan kebaikan Keindahan terletak pada dunia ide imitasi Kesenian (Transendentalisme) (Katarsisme) Transendentalisme : kontemplasi yang menghasilkan mistik. Berdasarkan pandangan ini Plotinus beranggapan prinsip keindahan dapat diperoleh melalui kontemplasi sehingga mampu berhubungan dengan “dunia idea” yang dianggap sebgai “dewa keindahan” Katarsis: kebebasan karena kesenian tujuan semua kesenian adalah kebaikan. Nikmat indah yang disajikan oleh siseniman dan para penonton larut didalam karya seni itu sehingga mereka mengalami “pembebasan” dari masalah yang mereka alami sehari-hari, pembebasan ini ia namakan dengan istilah katarsis (A.A.M Djelantik, 1999; 94)
Pertengahan dan Reneissance Konsep Pemikiran Abad Pertengahan dan Reneissance Abad Pertengahan Renaissance Filsafat Estetika Pramodren Ariestoteles Transenden Katarsis Karunia dari atas Plotinus intelektual Thomas Aquinas Paham Plato yang dianut oleh Plotinus bahwa keindahan yang sesungguhnya hanya dapat dikenal dengan jalan Meditasi, dengan cara ini maka seseorang akan diilhami “karunia dari atas”. Nikmat indah berdasarkan metafisika (pengalaman alam gaib di luar penguasaan manusia). Hal ini bertentangan dengan ariestoteles yang berpendapat bahwa keindahan itu adalah atribut, perlengkapan dan sifat dari benda itu sendiri. Nikmat indah ini dicapai akal pikiran (intelektual) manusia. (A.A.M Djelantik, 1999; 96)
Thomas Aquinas dan Ariestoteles Peralihan dari zaman Pramodren ke zaman Modren Transendent Katarsis Rasional & Emperisme Abad Pertengahan Romawi Kuno Byzantium Romaneska Gothic Renaissance Seni Barok Seni Rokoko Abad Pencerahan Pencerahan Romantik Modren Plato dan Plotinus Thomas Aquinas dan Ariestoteles Eksperimentasi Mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dari kebudayaan Timur Perkembangan yang amat pesat segala bidang ilmu pengetahuan Runtuhnya abad pertengahan Oleh kebudayaan Islam yang lebih maju
Peradaban Estetika PraModren Modren PostModren Idealisme Mitologis Mimesis Imitasi Katarsis Transenden Estetika Pencerahan kontemplasi Religius Rasionalisme Realisme Humanisme Universal Simbolisme Strukturalisme Semiotik Estetik Eksperimentasi Anti Tradisi Antistrukturalisme Global-lokal Intertekstual Antipositivisme Hiperrealitas Poskolonial Anti Estetik Diskontruksi Menerima Tradisi
Estetika Barat dan Estetika Timur Logika Kejeniusan/intelektual Intuisi Kesempurnaan
TERIMA KASIH