Minggu 5 By: Natalia Konradus

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Penelitian Mencari sesuatu Sistematik Teratur dan tertib Metodologi Penelitian.
Advertisements

Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas & Uji Reliabilitas
BAB 12. RELIABILITAS I A. DASAR
VALIDITAS, RELIABILITAS dan STANDARDISASI
Evaluasi Pendidikan Matematika Tentang Validitas Dosen Pengampu :Dhody,S.Pd
Pokok Bahasan Pertemuan 12:
UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS
DASAR PENGUKURAN DAN PENGUKURAN PSIKOLOGIS
Pendugaan Parameter Pendugaan Titik dan Pendugaan Selang
UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS
METODOLOGI PENELITIAN SESI 8 VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
Penulisan Topik Skripsi 10
VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENGUKURAN VARIABEL
RELIABILITAS & VALIDITAS
METODE PENELITIAN KUANTITATIF
LANGKAH UMUM KONSTRUKSI TES
Analisis Aitem: Daya Beda
Konstruksi Tes 11 Validitas Alat Ukur.
Validitas & Reliabilitas Instrumen
TES PSIKOLOGI.
VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
oleh: Hutomo Atman Maulana, S.Pd. M.Si
PSP.
FEB Univ. 17 Agustus 1945 Jakarta
Validitas dan reliabilitas
Minggu 10 By: Natalia Konradus
Psikometri VALIDITAS ISI.
Uji Validitas & Uji Reliabilitas
Prinsip-Prinsip dalam Tes Psikologi
UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS
由NordriDesign提供
Validitas dan Reliabilitas Skala Psikologi
Uji VALIDITAS DAN RELIABILITAS Dosen: EVELLIN D. LUSIANA, S.Si, M.Si
MENGHITUNG NILAI SKOR IRMALA DEWI.Y RUDY HARTONO
Penskalaan dan Menentukan Skor
Validitas Tes Psikologi Konsep, Pengukuran dan Interpretasi
Penulisan aitem.
DESAIN DATA DAN INSTRUMEN
Penyusunan Skala Psikologi Natalia Konradus Minggu 3
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
OLEH: KELOMPOK 3 ABDUL ZAHIR MUKHTAR MUSTAMIL
Dari Konsep Ke Indikator
VALIDITAS & RELIABILITAS
ESTIMASI RELIABILITAS
VALIDITAS & RELIABLITAS KUESIONER; DISTRIBUSI DATA
Validitas Nurul Qomariyah.
ANALISIS BUTIR SOAL Diedit seperlunya oleh: SUMANTO
Skala Psikologi Sebagai Alat Ukur
Uji Validitas dan realibilitas instrumen
UJI INSTRUMEN Yustina Chrismardani.
Kalibrasi instrumen.
Pengujian Alat Pengumpulan Data.
Penulisan aitem.
KESIMPULAN/KEPUTUSAN YANG BENAR DATA VALID RELIABEL
UJI VALIDITAS & REALIBILITAS
Konstruksi Tes 11 Validitas Alat Ukur.
UJI VALIDITAS-RELIABILITAS
Alat Ukur Psikologi: Tes & Skala
Validitas dan Reliabilitas
Reliabilitas & validitas pengukuran
Validitas Retno Dwi Utami Fitriani Shelvina Fatimah Dian
VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN (SPSS)
Probabilitas dan Statistika
Penyusunan Instrumen.
PENGUJIAN HIPOTESIS MENGUMPULKAN DATA
Misalkan kuesioner adalah sasaran tembak seperti pada gambar berikut ini. Anggap bahwa pusat sasaran tembak itu adalah target dari apa yang kita ukur.
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Psikometri VALIDITAS ISI.
Transcript presentasi:

Minggu 5 By: Natalia Konradus Analisis Aitem Minggu 5 By: Natalia Konradus

Pra Uji-Coba Dalam tahap penulisan, usaha untuk menjaga kualitas aitem dilakukan dengan mengikuti secara cermat indikator keprilakuan yg dimuat dalam blue print skala dan spesifikasinya. Setelah masing2 aitem benar2 dicermati, maka pada tahap berikutnya perlu dilakukan pra uji-coba dgn sampel berukuran kecil (N = ±20) Dilakukan untuk memeriksa apakah kalimat yang digunakan sdh dimengerti oleh pembaca dan dipahami sebagaimana yg dikehendaki oleh penulisnya.

Evaluasi Kualitatif (1) Evluasi kualitatif bertujuan untuk: Menguji apakah aitem yang ditulis sudah sesuai dengan blue print dan indikator perilaku yg hendak diungkap Menguji apakah aitem telah ditulis sesuai dengan kaidah penulisan aitem yang benar Melihat apakah aitem yg ditulis masih mengandung social desirability Evaluasi kualitatif ini dikerjakan oleh suatu panel ahli, terdiri dari ahli pengukuran (psikometri) dan ahli dalam masalah atribut yg hendak diukur oleh skala yg sedang disusun.

Evaluasi Kualitatif (2) Hasil analisis kualitatif ini akan mengklasifikasikan masing2 aitem menjadi: (a) diterima; (b) diterima dengan perbaikan; atau (c) ditolak. Hasil evaluasi dari expert judgement tsb akan menjadi dasar yg kuat untuk menegakkan validitas isi khususnya validitas logis (logic validity). Setelah melakukan evaluasi kualitatif, aitem2 yang berkualitas tsb akan diujicobakan secara empirik (field test) pada kelompok subjek yang sebenarnya. Jumlah aitem untuk field test harus lebih banyak drpd aitem yang direncanakan.

Evaluasi Empirik (1) Evaluasi empirik dilakukan menggunakan data hasil uji-coba aitem pada kelompok subjek yang karakteristiknya setara dengan subjek yang hendak dikenai skala. Pada tahap ini akan dilakukan analisis daya diskriminasi aitem. Field test harus dilakukan dalam situasi dan kondisi administrasi testing yg sebenarnya (real testing situation) shg respon atau jawaban subjek merupakan respon yg sesungguhnya pula.

Evaluasi Empirik (2) – Ukuran Sampel Field test harus dilakukan pada kelompok subjek dalam jumlah yg besar untuk memperoleh estimasi parameter aitem yang akurat dan stabil. Secara tradisional, statistik menganggap jumlah sampel yg lebih dari 60 orang sudah cukup banyak. Namun secara metodologik besar kecilnya sampel yg representatif harus diuraikan pada heterogenitas populasi.

Evaluasi Empirik (3) – Ukuran Sampel Heterogenitas populasi erat kaitannya dengan banyaknya ciri atau karakteristik populasi yang relevan untuk ikut dipertimbangkan. Crocker dan Algina (1986) menyarankan jumlah 200 orang sbg jumlah sampel yg sudah cukup memadai. Selain itu, dapat pula menggunakan pedoman kasar, yaitu banyaknya sampel adalah 5 sampai 10 kali lipat banyaknya aitem yg hendak dianalisa.

Daya Diskriminasi Aitem Daya diskriminasi aitem adalah sejauhmana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Misal pada suatu skala yg disusun untuk mengungkap kecerdasan emosi, maka aitem yg berdaya beda tinggi adalah aitem yg mampu menunjukkan mana individu atau kelompok individu yg memiliki kecerdasan emosi tinggi dan mana yg tidak.

Daya Diskriminasi Aitem Indeks daya diskriminasi aitem merupakan juga indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala keseluruhan yg dikenal dgn istilah konsistensi aitem total. Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dgn menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distrribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total.

Daya Diskriminasi Aitem Berikut adalah contoh skor aitem dari skala yang terdiri dari 12 aitem dengan 10 responden

Menghitung Daya diskriminasi aitem dengan SPSS

Menghitung Daya diskriminasi aitem dengan SPSS Pindahkan semua aitem dan total skor aitem ke sebelah kanan, lalu klik OK

Hasil Skor Korelasi Aitem Total

Hasil Skor Korelasi Aitem Total

Hasil Skor Korelasi Aitem Total No aitem r-ix 1 0.476 7 0.434 2 0.747 8 0.184 3 0.824 9 0.441 4 0.469 10 0.516 5 0.447 11 0.528 6 0.236 12 0.591

Koreksi terhadap Efek Spurious Overlap (1) Jumlah aitem yg sedikit dikhawatirkan dpt mengakibatkan overestimasi thdp korelasi yg sebenarnya. Overestimasi tsb terjadi dikarenakan besarnya kontribusi aitem dalam ikut menentukannya skor tes. Efek spurious overlap adalah keadaan dimana koefisien korelasi aitem cenderung lebih tinggi daripada kalau korelasi itu dihitung antara skor aitem dengan skor tes yang tidak mengandung aitem tsb Untuk menghilangkan efek spurious overlap maka koef korelasi aitem total yang dihitung dengan korelasi product moment pearson dikoreksi dengan nilai simpangan baku  corrected item total correlation coefficient.

Koreksi terhadap Efek Spurious Overlap (2) – Dengan SPSS Analyze  Scale  Reliability Analysis

Koreksi terhadap Efek Spurious Overlap (3) – Dengan SPSS Masukkan Total Skor Aitem ke sebelah Kanan Pilih Statistics

Koreksi terhadap Efek Spurious Overlap (4) – Dengan SPSS Ceklis pada kotak Scale if Item Deleted Continue  OK

Hasil Skor Korelasi Aitem Total Terkoreksi Hasilnya adalah sebagai berikut

Perbandingan Hasil Skor aitem total sebelum dan sesudah dikoreksi No aitem r-ix Sebelum Dikoreksi Setelah Dikoreksi Sebelum dikoreksi 1 0.476 0.339 7 0.434 0.269 2 0.747 0.670 8 0.184 0.048 3 0.824 0.713 9 0.441 0.330 4 0.469 0.304 10 0.516 0.355 5 0.447 0.343 11 0.528 0.389 6 0.236 0.086 12 0.591 0.488

Memilih Aitem Berdasarkan Daya Diskriminasi Semakin baik daya diskriminasi aitem, maka koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1.00 Digunakan batasan r-ix ≥0.30 Apabila aitem yg memilikki daya beda ≥0.30 jumlahnya melebihi aitem yg sebelumnya direncanakan, maka dapat dipilih aitem yg memiliki daya beda tertinggi Sebaliknya apabila aitem yg memiliki daya beda ≥0.30 kurang dari yang direncanakan maka parameter daya beda dapat diturunkan misalnya ≥0.25. Namun, jika tidak membantu juga, maka aitem harus direvisi atau diganti sama sekali, karena sangat tidak disarankan untuk menurunkan batas daya beda di bawah 0.20.