Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
FLUIDS. FLUIDS ? WHAT IS A FLUID ? THE IDEA OF SHEAR STRESS Mechanics is the study of force and motion  Fluid mechanics is the study of force and motion.
Advertisements

Perawatan dan Pemeliharaan
SISTEM PNEUMATIK 1.1.         Umum. Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan.
BASIC ENGINE.
BASIC ENGINE Combussion Engine.
ISOLASI CAIR Isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai pemisah antara bagian yang bertegangan dan juga sebagai pendingin sehingga banyak digunakan.
LUBRICANT MINYAK PELUMAS
LUBRICATING SYSTEM ( Sistim pelumasan )
KLASIFIKASI PELUMASAN
ALIRAN VISKOS VISKOSITAS DINAMIK
ZAT ADITIF.
Daya dalam Bidang Pertanian
Jl. Gerilya no. 677 Purwokerto
Nama : Parwadi nugroho NPM : Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing I : Prof. Dr. Syahbuddin Pembimbing II : Ir. Sunyoto, MT.
U N I V E R S I T A S G U N A D A R M A
ASDIAN AS ARSAD HARYONO ANDI GUNAWAN. A. Sebelum jauh kita masuk pada materi tentang bahan bakar solar, sebaiknya kita tahu terlebih dahulu bahan bakar.
Emission Control System. Gas Buang Atmosfir bumi atau udara terdiri dari dua gas utama yaitu oksigen (O 2 ) sekitar 21 % dan nitrogen (N2) sekitar 78%
Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM)
Zat dan Wujudnya.
Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM)
CRUDE OIL (MINYAK BUMI)
Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM)
Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM)
Tugas Teknik Pembakaran Dan Bahan Bakar
BAB I PENDAHULUAN MESIN DIESEL
Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM)
PENGENALAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI INDUSTRI
PENGENALAN PRODUK PELUMAS
Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM)
PRAKTIKUM MATERIAL JALAN
Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM)
SIFAT-SIFAT MATERIAL TKI-112 PENGETAHUAN BAHAN Pertemuan 2 Oleh :
Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM)
MOTOR DIESEL Menurut kecepatan putarannya, dikelompokkan menjadi 3 jenis : Motor diesel putaran tinggi ( > 1000 rpm ) Motor diesel putaran sedang ( 300.
Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM)
Buku 2: RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
BAHAN – BAKAR & PELUMAS URAIAN
PERAWATAN MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN
BAHAN DAN ENERGI.
PERAWATAN MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN
PRAKTIKUM MATERIAL JALAN
Gasoline Campuran senyawa hidrokarbon
PRAKTIKUM MATERIAL JALAN
PRAKTIKUM MATERIAL JALAN Disusun: Dr. Eng. Iman Haryanto, ST., MT
PRAKTIKUM MATERIAL JALAN
Bahan Baku Pelumas Dan Pembuatannya
PRAKTIKUM MATERIAL JALAN
KEROSINE Minyak lampu / minyak tanah adalah cairan hidrocarbon tidak berwarna dan mudah terbakar Diperoleh dari distilasi fraksinasi crude oil pada titik.
PRAKTIKUM MATERIAL JALAN
Selamat Datang di Evaluasi
AGREGAT HALUS Pertemuan 02
PRAKTIKUM MATERIAL JALAN
Evaporator Anggi febrianti Analisa Instrumen.
Loading…. Loading… Kelompok : 8 Goly haryanto Heriani Ahmad mawardi.
PRAKTIKUM MATERIAL JALAN
PRAKTIKUM MATERIAL JALAN
SISTEM PELUMASAN MOTOR BENSIN DAN DIESEL
PROSES REAKSI TERJADINYA API
Ni-Resist (Besi Cor Austenitik)
Arif Wahyu Saputro Pengecatan Bodi Otomotif Menganalisa Kegagalan Pengecatan Fuad Ahyari, S.Pd.
TEKNIK MOTOR BAKAR INTERNAL
TEKNIN MOTOR BAKAR INTERNAL
TEKNIK MOTOR BAKAR INTERNAL
Mesin Diesel 1.Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adalah mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator.
SISTEM TENAGA HIDROLIK
FLUIDA. PENDAHULUAN Berdasarkan wujudnya materi di bedakan menjadi 3 : padat, cair dan gas. Benda padat : memiliki sifat mempertahankan bentuk dan ukuran.
SALEP LUKA BAKAR. LATAR BELAKANG Salep merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang digunakan pada kulit, yang sakit atau terluka dimaksudkan untuk.
Ranna Kurnia Pengujian Karakteristik Aspal. Jenis Pengujian Karakteristik Aspal (umum) Penetrasi Penetrasi Setelah TFOT Titik Lembek Titik Lembek Setelah.
Diskusi Fungsi Komponen Cara Kerja KD 3.2. Menerapkan Cara Perawatan Sistem Pelumasan KD 4.2. Merawat Sistem Pelumasan Simpulan Pustaka SISTEM PELUMASAN.
PELUMAS PENGENALAN PRODUK PELUMAS. APAKAH YANG DISEBUT PELUMAS? Gaya tarik Permukaan 1 Permukaan 2 Gaya gesekan Pelumas adalah bahan yang ditempatkan.
Transcript presentasi:

Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM) Pertemuan ke Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Media Ajar Metode Evaluasi dan Penilaian Metode Ajar (STAR) Aktivitas Mahasiswa Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar Sumber Ajar Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-tugas Web 13 Mahasiswa dapat menjelaskan sifat dan metode pengujian pelumas Ruang lingkup: Sifat-sifat Pelumas Waktu: 1x pertemuan @100 menit √ - SCL dan TCL Membaca bahan ajar sebelum kuliah, diskusi kelompok, Memandu diskusi dan menjelaskan di depan kelas. Pengajar: Andi Ahmad Ismail, ST, MEng Franciscus Urip Tri Wahyudi,ST. Pustaka: 3), 5), 6). Bahan pustaka : Basic Pelumas, PT. Hexindo Adiperkasa Tbk, Jakarta. Auto Lubrication, PT. Hexindo Adiperkasa Tbk, Jakarta. Budi Tri Siswanto, 2008, Teknik Alat Berat Jilid III, Direktorat pembinaan Sekolah kejuruan Depdiknas, Jakarta.

Pertemuan 13 Bab III Pelumasan   Diskripsi singkat: Dalam pertemuan ke 13 yang masih merupakan bagian dari BAB III ini akan dibahas mengenai sifat – sifat pelumas dan metode pengujiannya. Manfaat Mahasiswa dapat memahami macam – macam sifat yang dimiliki oleh pelumas Learning outcomes Mahasiswa dapat menjelaskan macam – macam sifat yang dimiliki oleh pelumas dan bagaimana pengujiannya dilakukan . Relevansi Mahasiswa dapat melaksanakan prosedur pelumasan yang efektif terhadap suatu unit alat berat.

BAB III PELUMASAN 3.2.4. Sifat-sifat pelumas dan metode pengujiannya 3.2.4.1. Viskositas Defisisi dari viskositas adalah sebuah ukuran penolakan cairan terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan geser atau penolakan cairan terhadap penuangan. Berdasarkan cara pengukurannya, viskositas dibagi menjadi dua cara pandang : Viskositas kinematik Viskositas absolute Yang dimaksud dengan viskositas kinematik adalah ukuran rata-rata yang menunjukkan penolakan cairan terhadap penuangan / terhadap mengalirnya suatu fluida. Sedangkan definisi umumnya adalah kental atau encernya suatu fluida yang diukur dengan parameter waktu alir suatu fluida dari titik A ke titik A’. Viskositas kinematik @ T°C = t x K

Viskositas kinematik @ T°C = t x K Satuan = cSt (centistokes) dengan t = waktu alir, K = konstanta labu, T = temperature pengukuran Pengukuran viskositas kinematik

Yang dimaksud dengan viskositas absolute adalah ukuran penolakan cairan terhadap perubahan bentuk dibawah tegangan geser, dan perbandingan tegangan geser dengan perubahan kecepatan terhadap perubahan ketebalan pelumas. viskositas absolute

Kinematic viscosity vs absolute viscosity Hubungan antara viskositas kinematik dengan viskositas absolute dapat ditunjukkan dengan diagram berikut ini : Kinematic viscosity vs absolute viscosity

3.2.4.2. Viskositas index Yang dimaksud dengan viskositas index adalah besarnya angka atau index yang menunjukkan ketahanan perubahan viskositas pelumas terhadap perubahan temperature. Jika angka viskositas indexnya besar, pengaruh perubahan temperature terhadap perubahan viskositasnya rendah (stabil). Sedangkan jika angka viskositas indexnya kecil, maka pengaruh perubahan temperature terhadap perubahan viskositasnya tinggi (labil) Standard temperature yang digunakan untuk mengukur viskositas index adalah 40°C dan 100°C. pelumas yang mempunyai viskositas index tinggi tidak banyak mengalami perubahan. Metode perhitungan viskositas index berdasarkan ASTM D2270 (IP 226) Pengaruh viskositas index pada pelumas dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik pengaruh viskositas index pada pelumas SAE 10 lebih encer daripada SAE 40 SAE 50 lebih kental daripada SAE 40 SAE 10W-40 lebih encer daripada SAE 40 pada temperatur rendah SAE 10W-40 sama encernya dengan SAE 40 pada temperatur tinggi Kode W (winter) sebagai indikasi kekentalan pada temperature rendah Artinya SAE 10W-40 lebih mudah untuk starting daripada SAE 40, dan SAE 10W-40 berarti memiliki viskositas index yang lebih tinggi daripada SAE 40.

Grafik viskositas index untuk base oil

Menentukan viskositas index Menentukan viskositas index. Berikut ini rumus untuk menghitung viskositas kinematik pada temperature 40°C dan 100°C. Untuk viskositas index <100 : Dimana : L = harga viskositas kinematik dasar, pada 40°C H = harga viskositas kinematik dasar , pada 100°C U = V40 : viskositas kinematik pada 40°C (cSt)

Sedangkan untuk viskositas index >100 : Dimana : Y = V100 : viskositas kinematik pada 100°C (cSt) N = eksponen H = harga viskositas kinematik dasar pada 100°C U = viskositas kinematik pada 40°C (cSt)

Tabel Viskositas dasar :

3.2.4.3. Pour Point. Yang dimaksud dengan pour point adalah temperature terendah di mana pelumas masih dapat mengalir karena gaya grafitasi. Metode pengujian pour point adalah ASTM D97 (IP 15) 3.2.4.4. Stabilitas terhadap oksidasi Sifat ini sangat penting bagi semua pelumas, terutama untuk penggunaan pada temperature tinggi. Metode pengujian stabilitas oksidasi pada suhu tinggi adalah ASTM 315H Part II (4). Hasil oksidasi yang dapat merusak komponen adalah : Oil Sludge : Berbentuk kerak atau gel yang terjadi pada temperature di bawah 100°C. Sludge dapat timbul karena pembakaran dalam engine yang tidak tepat, juga karena kandungan air dalam oli yang telah lama terakumulasi. Untuk mengurangi timbulnya sludge dapat dilakukan dengan frekuensi penggantian oli yang tepat dan atau menggunakan synthetic oil.

Lacquer : Merupakan lumpur sebelum menjadi varnish. Varnish : Berbentuk trnsparan, keras, melapisi permukaan matrial. Varnish timbul karena percampuran oli yang mongering dengan thinner atau bahan bakar (berfungsi sebagai pelarut) 3.2.4.5. Total Base Number (TBN) Total base number adalah jumlah nilai basa yang dimiliki pelumas sehingga mampu untuk menetralisir asam-asam yang terbentuk dari hasil oksidasi. Metode pengujiannya adalah ASTM D2896. Satuannya adalah : mg KOH / gr . (KOH = kalium hidroksida).

Efek dari kelebihan TBN adalah : Filter oli tersumbat karena banyaknya sludge dari TBN yang tidak terpakai Dinding mesin cepat aus karena TBN berlebih menghasilkan abu dan menggosok permukaan. Efek bila kekurangan TBN adalah : Mesin berkarat karena pelumas tidak mampu menetralisir asam hasil pembakaran. TBN pelumas untuk kendaraan bensin 6 – 8 mgKOH untuk kendaraan diesel 11 – 15 mgKOH. Grafik penurunan nilai TBN pelumas

3.2.4.6. Total Acid Number (TAN) Definisi dari TAN adalah tingkat keasaman suatu pelumas yang berasal dari additive (untuk fresh oil). Peningkatan nilai TAN pada pelumas yang telah lama digunakan (used oil) mengindikasikan terbentuknya asam lemah dan pada nilai tertentu menunjukkan pelumas sudah tidak dapat digunakan lagi. Metode pengujiannya adalah ASTM D974.

Batasan nilai TBN dan TAN pelumas pada peralatan : OIL TYPE TBN TAN Typ Att Crt Compressor oil 0.05 0.6 0.8 Diesel engine oil 11 7.15 4.4 Gas engine oil 1.5 2 Gasoline engine oil 1 0.65 0.4 0.1 Marine engine oil TBN 20 20 13 8 Marine engine oil TBN 30 30 19.5 12 Marine engine oil TBN 50 50 32.5 Turbine oil 0.3 0.45

3.2.4.7. Sifat anti karat Berfungsi untuk mengendalikan karat yang mengkontaminasi pelumas, yang dapat mempercepat terjadinya oksidasi pada pelumas. Jika pelumas terkontaminasi air (penyebab karat) dan partikel karat dalam pelumas berfungsi sebagai katalis yang mempercepat oksidasi pelumas, maka bersama kontaminant lain, karat akan menyumbat filter atau servo valve. Metode pengujian yang banyak digunakan adalah ASTM D665. Pengendalian karat pada pelumas engine dimaksudkan untuk antisipasi kebocoran system pendingin dan adanya asam hasil pembakaran bahan bakar. Metode pengujiannya menggunakan “Sequence II Engine Test” 3.2.4.8. Sifat mudah terpisah dengan air (demulsibility) Penting bagi pelumas turbin, hydrolic, compressor, system sirkulasi dan pelumas mesin diesel putaran menengah sampai lambat yang dilengkapi dengan water separator. Metode pengujiannya ASTM D1401.

3.2.4.9. Titik nyala (flash point) atau titik bakar (fire point) Flash point adalah temperature minimal pelumas untuk dapat menguap dan dengan adanya udara yang cukup dapat menyala bila didekatkan pada api. Fire point adalah temperature minimal di mana uap pelumas cukup banyak dan dapat terbakar. Fire point pelumas biasanya 300°C di atas flash point. Metode pengujiannya adalah ASTM D92. 3.2.4.10 Copper strip corrosion Sifat ini digunakan secara luas untuk mengevaluasi pengaruh korosi pelumas terhadap tembaga, karena sebagian besar mesin atau peralatan industry mengandung bagian metal yang terbuat dari tembaga. Metode pengujiannya ASTM D130.

3.2.4.11 Density (berat jenis) Definisinya adalah sutu bilangan yang menunjukkan hubungan antara berat dengan volume suatu substansi pada temperature observasi tertentu. Untuk pelumas dan bahan bakar minyak, density yang biasa digunakan adalah density at 15°C / 4°C di mana 15°C merupakan suhu minyak dibandingkan dengan air pada suhu 4°C. Untuk density aromatic lebih besar dari density naphtenic, dan density naphtenic lebih besar dari parafinic. Metode pengujiannya adalah ASTM D 1298. 3.2.4.12 Warna Warna pelumas secara normal tidak ada hubunganya dengan sifat-sifat pelumasan kecuali untuk melihat adanya kontaminasi atau sebagai petunjuk untuk keasaman dari produk yang bersangkutan.

3.2.5. Standardisasi untuk klasifikasi pelumas Kualitas pelumas mesin ditentukan berdasarkan hasil uji kinerja secara lengkap di laboratorium fisika dan kimia untuk memprediksi kinerja pelumas pada kondisi kerja sebenarnya. Klasifikasi minyak pelumas berdasarkan institusi internasional yang mengatur spesifikasi pelumas mesin, diantaranya : SAE : Society of Automotive Engineers ISO VG : International Standard Organization Viscosity Grade API : American Petroleum Institute NLGI : National Lubricating Grease Institute MB : Mercedes Benz VDS : Volvo Drain Specification ACEA : (menggantikan CCMC) Caterpillar MIL : Militer Amerika

SAE, Society of Automotive Engineers, Merupakan organisasi internasional yang memberikan standard klasifikasi pelumas mesin menurut tingkat kekentalannya pada suhu pengujian 100°C dan beberapa suhu rendah tergantung dari tingkat kekentalannya (SAE Grade). Umumnya standard ini digunakan untuk klasifikasi kekentalan pada pelumas engine pendukung automotive. klasifikasi SAE

ISO-VG, Merupakan organisasi internasional yang memberikan standard klasifikasi pelumas mesinmenurut tingkat kekentalannya pada suhu pengujian 40°C (ISO Grade). Umumnya standard ini digunakan untuk klasifiksi kekentalan pada pelumas industry seperti : compressor, turbin, hydrolic..

API, Mengklasifikasikan pelumas mesin berdasarkan kualitas dan kinerjanya pada beberapa mesin tertentu yang beroperasi pada kondisi terkendali yang dibuat sebagai simulasi kondisi kerja yang sangat berat dilapangan. Klasifikasi API mencakup pelumas mesin bensin, pelumas mesin diesel, dan pelumas roda gigi kendaraan. Ada dua tipe API berdasarkan pemakaian bahan bakarnya : API S : untuk mesin bensin (S=spark plug; busi) API C : untuk mesin diesel (C=combustion / commercial) NLGI, Merupakan asosiasi internasional yang mengatur spesifikasi teknis, khususnya mengklasifikasikan konsistensi (kekakuan) dari pelumas grease. NLGI dijadikan suatu standard ukuran yang digunakan untuk mengetahui kemampuan pelumas grease ketika menahan beban tertentu, atau biasa disebut dengan konsistensi.

Nilai NLGI didapat dari hasil pengujian berdasarkan standard ASTM D217. Alat uji penetrometer

Konsistensi berdasarkan standard NLGI sesuai DIN 51518 (ASTM D217)

Kesimpulan Sifat – sifat pelumas di antaranya adalah : Viskositas; Viskositas index; Pour Point; Stabilitas terhadap oksidasi; Total Base Number (TBN); Total Acid Number (TAN); Sifat anti karat; Sifat mudah terpisah dengan air (demulsibility); Titik nyala (flash point) atau titik bakar (fire point); Copper strip corrosion; Density (berat jenis); Warna. Latihan soal 1. Apa yang dimaksud dengan viskositas kinematik? 2. Apa yang dimaksud dengan viskositas index? 3. Sebutkan hasil oksidasi yang dapat merusak komponen. Kunci jawaban Yang dimaksud dengan viskositas kinematik adalah ukuran rata-rata yang menunjukkan penolakan cairan terhadap penuangan / terhadap mengalirnya suatu fluida

Oil Sludge; Lacquer; Varnish. Yang dimaksud dengan viskositas index adalah besarnya angka atau index yang menunjukkan ketahanan perubahan viskositas pelumas terhadap perubahan temperature. Oil Sludge; Lacquer; Varnish. Petunjuk Penilaian dan Umpan Balik Nilai maksimal penyelesaian tes formatif adalah 100, sehingga tiap soal memiliki bobot 100/n (n adalah jumlah soal). Dari nilai pengerjaan tes formatif, tingkat serapan materi ajar oleh mahasiswa dapat diukur. Hasil ukuran tersebut akan digunakan sebagai evaluasi pembelajaran materi berikutnya. Tindak Lanjut Kompetensi mahasiswa diharapkan dapat diukur dari nilai pengerjaan tugas, latihan dan tes formatif. Bagi mahasiswa yang memiliki nilai dibawah 40, dianggap belum memenuhi kompetensi, dan diharuskan melakukan ujian ulang.

Thank you for your attention End of 13th meeting Thank you for your attention