Validitas dan Reliabilitas Skala Psikologi Minggu 9 By: Natalia Konradus
Validitas Skala
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1986).
Validitas Isi Content validity (Validitas isi) adalah validitas yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional (Kerlinger, 1990). Terdiri dari dua jenis: Validitas tampang Validitas logis
Face Validity (Validitas tampang) adalah tipe validitas yang paling rendah signifikansinya karena hanya didasarkan pada penilaian selintas mengenai isi alat ukur. Apabila isi alat ukur telah tampak sesuai dengan apa yang ingin diukur maka dapat dikatakan maka validitas muka telah terpenuhi. Logical Validity (Validitas Logis) disebut juga sebagai Validitas Sampling (Sampling Validity) adalah validitas yang menunjuk pada sejauh mana isi alat ukur merupakan representasi dari aspek yang hendak diukur. Koefisien Validitas Aiken Rasio Validitas Isi Lawshe (CVR)
Koefisien Validitas Isi Aiken’s V Content validity coefficient didasarkan pada hasil penilaian panel ahli sebanyak n orang terhadap suatu aitem mengenai sejauh mana aitem tesrsebut mewakili konstrak yang diukur. Penilaian dari 1 (sangat tidak mewakili/sangat tidak relevan) sampai dengan 5 (sangat mewakili/sangat relevan).
Contoh Suatu aitem dinilai relevansinya oleh panel penilai yang terdiri dari 3 orang ahli dengn skala 1 sampai dengan 5. Jadi, n = 3, Io = 1, c = 5.
Misalkan: Penilai pertama memberikan nilai 4, penilai kedua memberi angka 5, penilai ketiga memberikan angka 4. Maka: S1 = 4 – 1 = 3 S2 = 5 – 1 = 4 S3 = 4 – 1 = 3
Jawab:
Validitas Konstrak Validitas konstrak adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauh mana alat ukur mengungkap suatu trait atau konstruk teoritis yang hendak diukurnya. (Allen & Yen, dalam Azwar 1986). Pengujian validitas konstrak merupakan proses yang terus berlanjut sejalan dengan perkembangan konsep mengenai trait yang diukur. Menurut Azwar, validitas konstrak adalah seberapa besar derajat tes mengukur hipotesis yang dikehendaki untuk diukur. Konstrak adalah perangai yang tidak dapat diamati, yang menjelaskan perilaku.
Validitas Berdasar Kriteria Criterion-related validity (Validitas berdasar kriteria). Validitas ini menghendaki tersedianya criteria eksternal yang dapat dijadikan dasar pengujian skor alat ukur. Suatu kriteria adalah variabel perilaku yang akan diprediksi oleh skor alat ukur. Dilihat dari segi waktu untuk memperoleh skor kriterianya, prosedur validasi berdasar kriteria menghasilkan dua macam validitas, yaitu validitas prediktif dan konkuren.
Validitas Prediktif sangat penting artinya bila alat ukur dimaksudkan untuk berfungsi sebagai predictor bagi kinerja di masa yang akan datang. Contoh situasi yang menghendaki adanya prediksi kinerja ini antara lain adalah dalam bimbingan karir; seleksi mahasiswa baru, penempatan karyawan, dan semacamnya. Menurut Azwar, validitas prediktif adalah seberapa besar derajat tes berhasil memprediksi kesuksesan seseorang pada situasi yang akan datang. Validitas prediktif ditentukan dengan mengungkapkan hubungan antara skor tes dengan hasil tes atau ukuran lain kesuksesan dalam satu situasi sasaran. Validitas Konkuren, Apabila skor alat ukur dan skor kriterianya dapat diperoleh dalam waktu yang sama, maka korelasi antara kedua skor termaksud merupakan koefisien validitas konkuren.
Estimasi Reliabilitas
Reliabilitas fungsi alat ukur skala diestimasi melalui komputasi dua macam statistik, yaitu koefisien reliabilitas dan eror standar dalam pengukuran. Reliabilitas mengacu kepada kketerpercayaan atau konsistensi hasil ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran.
1. Pendekatan Tes Ulang Pendekatan tes ulang adalah menguji keandalan instrumen pengukuran/hasil pengukuran yang didapatkan dari pengukuran scr berulang. Setiap subjek mendapatkan tes yang sama sebanyak dua kali. Estimasi reliabilitas ini dilakukan dengan cara mengorelasikan hasil pengukuran pertama dan kedua.
Contoh Soal Sebuah skala dikenakan dua kali pada tigabelas oang subjek. Menghasilkan skor sebagai berikut
Jawab Ketik kedua skor tersebut pada SPSS. Klik Analyze Correlate Bivariate Kemudian pindahkan X1 an X2 ke sebelah kanan OK
Hasil Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dua hasil pengukuran pertama dan kedua (r = 0.930; p<0.001). Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengukuran sangat stabil dari waktu ke waktu (reliabel)
2. Pendekatan Konsistensi Internal Reliabilitas konsistensi internal adalah reliabilitas yang didasarkan dari pengujian konsistensi antar aitem (antar bagian) menunjukkan konsistensi respon subjek dalam suatu alat ukur pada satu kali pengukuran. Koefisien reliabilitas ini dapat langsung diketahui meskipun tes diberikan satu kali saja.
Cara yang biasa dipakai adalah melihat hubungan antarbelahan pada tes. Dengan membelah tes menjadi beberapa bagian kemudian membandingkan hubungan antarbagian. SPSS menyediakan dua jenis pembelahan, pertama pembelahan 2 bagian (pembelahan panjang setara maupun pembelahan panjang tidak setara) misalnya Formula Spearman Brown, serta pembelahan sejumlah aitemnya misalnya Formula Alpha.
a. Koefisien Alpha Sebuah skala harga diri berbentuk Likert 5 tingkat (0 sampai 4) yang berjumlah 12 aitem hendak dianalisis reliabilitasnya.
Jawab Copy semua data ke dalam Data View di SPSS, pada variabel view ganti desimal dan name-nya. Kemudian Klik Analyze Scale Reliability Analysis Masukkan a1 s.d a12 ke kotak items.
Klik Statistics, kemudian ceklis kotak Scale if Item deleted pada Descriptives for. Continue, OK
Hasil analisis dengan menggunakan teknik alpha cronbach didapatkan koefisien reliabilitas alat ukur tinggi yaitu rxx = 0.963. Hal ini menunjukkan bahwa Alat ukur tersebut dapat dipercaya. Menurut Nunally (1978) Alpha < 0.7 : Kurang meyakinkan (inaduquate) Alpha ≥ 0.7 : Baik )good) Alpha ≥ 0.8 : Istimewa (excellent)
b. Koefisien Spearman Brown Sebuah skala harga diri berbentuk Likert 5 tingkat (0 sampai 4) yang berjumlah 12 aitem hendak dianalisis reliabilitasnya.
Jawab Copy semua data ke dalam Data View di SPSS, pada variabel view ganti desimal dan name-nya. Kemudian Klik Analyze Scale Reliability Analysis Masukkan a1, a3, a5, a7, a9, a11 (aitem ganjil) ke kotak items, kemudian masukkan sisanya (aitem ganjil) ke dalam kotak items. Klik OK
Kemudian Klik Statistics. Ceklis kotak scale dan correlation Continue, OK
Cronbach Alpha, menunjukkan reliabilitas tiap bagian yang dihitung dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Terlihat pada output bahwa reliabilitas belahan 1 (ganjil) adalah rxx’ = 0.925 dan reliabilitas belahan 2 (genap) adalah rxx’ = 0.929
Correlation Between Forms, menunjukkan korelasi antar belahan yang dihitung dengan menggunakan korelasi product moment. Terlihat bahwa korelasi antar bagian tes rxy = 0.950. Spearman Brown Coefficient menunjukkan reliabilitas alat ukur yang diestimasi menggunakan teknik belah dua. Yaitu rxx = 0.974. karena jumlah aitem antara belahan 1 dan 2 adalah sama, maka yang dilihat adalah EQUAL LENGTH. Guttman Split Half, menunjukkan reliabilitas alat ukut yang diestimasi dengan menggunakan teknik belah dua dengan menggunakan formula dari Guttman, yaitu rxx = 0.973.
3. Komputasi Reliabilitas dengan Analisis Varians Didasarkan pada analogi bahwa aitem adalah sebuah treatment yang dikenakan kepada subjek Misal: tes 10 aitem = subjek mendapat 10 perlakuan. Varian antarperlakuan (rerata kuadrat antar) diasumsikan sebagai varian skor tes. Varian dalam perlakuan (rerata kuadrat dalam) diasumsikan sebagai varian eror pengukuran. Diperkenalkan oleh Hoyt pada tahun 1941
Contoh Sebuah skala harga diri berbentuk Likert 5 tingkat (0 sampai 4) yang berjumlah 12 aitem hendak dianalisis reliabilitasnya.
Jawab Copy semua data ke dalam Data View di SPSS, pada variabel view ganti desimal dan name-nya. Kemudian Klik Analyze Scale Reliability Analysis Masukkan a1 s.d a12 ke kotak items.
Klik Statistics, kemudian ceklis kotak F_test Continue, OK
Dari tabel Anova di atas, dapat dihitung reliabilitas dengan perhitungan di samping: Dengan demikian koefisien reliabilitasnya adalah 0.963
Reliabilitas Skor Komposit Bila skala menghasilkan skor komposit, maka dalam proses komputasi koefisien reliabilitasnya, skor aitem tidak diperlakukan sbg satu kesatuan. Reliabilitas skala harus diestimasi melalui reliabilitas masing-masing komponen yang membentuk atribut tersebut. Note: untuk mempelajari reliabilitas skor komposit lebih lanjut, silakan baca buku halaman123-125.