Memberdayakan bawahan Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc
pemberdayaan Pemberdayaan merupakan tugas berat yang harus dilakukan oleh supervisor. Sebagai orang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin orang lain (bawahan), maka supervisor berkewajiban untuk membimbing, memberi pengarahan dan melakukan pembinaan terhadap bawahannya agar diperoleh bawahan yang cakap dan berdisiplin tinggi.
Ciri khas pekerja K-1: Tinggi Kemampuan, Rendah Motivasi K-2: Tinggi Kemampuan, Tinggi Motivasi K-4: Rendah Kemampuan, Rendah Motivasi K-3: Rendah Kemampuan, Tinggi Motivasi
Teknik-teknik pemberdayaan Delegation Coaching The One Minute Manager Training
delegation Delegasi adalah memberi anak buah tugas untuk dikerjakan. Langkah-langkah dalam mengkomunikasikan pendelegasian: Gambarkan selengkap mungkin tugas dan hasil yang diinginkan. Sepakati standar kinerja dan jadwal waktu. Tentukan pelatihan atau bantuan khusus yang diperlukan. Tetapkan ukuran dan sumberdaya, termasuk anggaran. Nyatakan jumlah wewenang yang didelegasikan. Katakan siapa yang bertanggung jawab.
Metode pendelegasian PUKAT merupakan alat sederhana dan mudah diimplementasikan untuk mengorganisasikan pekerjaan dan orang-orangnya. PUKAT juga merupakan alat untuk melakukan pendelegasian. Di dalam metode PUKAT, sudah tergambar dengan jelas jenis pekerjaan beserta ukuran- ukuran keberhasilan. Oleh karena itu, penerima delegasi relatif mudah untuk menjalankan pekerjaan yang didelegasikan.
Pendelegasian dengan pukat Pendelegasian yang berarti pelimpahan wewenang dari atasan kepada bawahan, maka melalui metode PUKAT ini pelimpahan wewenangnya bisa dari Pekerjaan Utamanya sendiri maupun salah satu dari Kegiatan Pokok. Contoh: PUKAT Supervisor Training and Development dan PUKAT DELEGASI.
coaching Coaching adalah proses mendorong bawahan untuk bertindak secara benar, tepat, akurat, sesuai standar keterampilan profesional, membangun mereka di atas kekuatan mereka, khususnya kompetensi keterampilan mereka dengan cukup waktu, fasilitas dan kesempatan. Melatih (to coach) ini bukan sekedar teori lagi namun langsung terjun di lapangan. Contoh: meng-coach bawahan tentang cara mengoperasikan komputer dengan program baru.
Cara memberi coaching Memberi perintah Jika bawahan belum tahu apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakan sesuatu. Mengarahkan, menuntun Jika bawahan sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengerjakan pekerjaan, namun belum mengenal situasi dan kondisi tertentu untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Mendorong, memotivasi Jika bawahan masih perlu dibangkitkan semangatnya serta percaya dirinya.
Kiat melakukan coaching Mulailah dengan ramah dan bahkan berilah pujian lebih dahulu atas hal yang positif dilakukan. Usahakan jujur melihat persoalan dari kacamata bawahan, bukan diri pribadi sebagai supervisor. Ajukan pertanyaan di seputar masalah yang ada dengan sikap untuk memahami, bukan menginterogasi. Tunjukkan kekeliruan secara positif dan minta bawahan mengubahnya.
Demonstrasikan cara yang benar dan minta bawahan mengulangi apa yang kita lakukan. Bila ada perubahan, pujilah sekecil apapun. Komunikasikan betapa pentingnya bawahan bagi pekerjaannya, bahkan perusahaan.
Inti dari the one minute manager Memberi pujian kepada bawahan selama satu menit Pujian muncul dari sikap tulus, bukan basa-basi Pujian tidak berulang-ulang
training Pelatihan merupakan saudara kembar dari coaching. Hanya saja bila coaching menitikberatkan pada praktik, pelatihan merupakan kombinasi antara teori dan praktik. Sasaran pelatihan tidak hanya sekedar membuat bawahan terampil dalam bekerja. Melalui pelatihan, bawahan diharapkan cerdas dalam berkomunikasi dengan orang lain, karakter kuat dan semangat untuk belajar. Ada atau tidak ada anggaran, supervisor harus secara aktif memberikan pelatihan kepada bawahan, terutama pelatihan yang bersifat teknikal.
Faktor penting yang perlu diperhatikan oleh supervisor dalam melatih bawahannya Pelatihan bagi pemula difokuskan pada keterampilan utama yang diperlukan bawahan. Pelatihan dirancang secara reguler dan berkesinambungan. Isi dan kurikulum pelatihan harus berorientasi pada kebutuhan orang yang dapat dipraktikkan dalam pekerjaan sehari-hari (hard skill dan soft skill). Adanya komitmen untuk melatih.