Pertemuan ke-9 TINDAK TUTUR.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BERKOMUNIKASI DENGAN BAHASA INDONESIA SETARA TINGKAT MADIA
Advertisements

Dari Tindak Tutur ke Fungsi Bahasa
PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DINAS PENDIDIKAN Jl. Letjen. Sutoyo Pontianak, Telp. (0561) , Website:
Ciri Kebahasaan Teks Prosedur Kompleks
Aryani Widyaningsih, S.Pd.
KALIMAT EFEKTIF DAN PERMASALAHANNYA
JENIS KALIMAT.
kalimat Pengertian kalimat
RAGAM BAHASA INDONESIA
Pragmatik Dewi Puspitasari.
STRUKTUR INFORMASI.
KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA
PENGEMBANGAN PRAGMATIK
RUANG LINGKUP WACANA: WACANA, SOSIOLINGUISTIK, DAN PRAGMATIK
BAHASA Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
KETIDAKCAKAPAN TIDAK CAKAP SUNGGUH-SUNGGUH
EKSISTENSI PROFESI DIPANDANG DARI SEGI ETIKA UMUM DAN ETIKA KHUSUS
JALAN SIWALANKERTO PERMAI NO. 1-A SURABAYA
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PEKALONGAN
Kelompok 3 “Diksi” Erfriyanka D Safitri D Lovita D Aulia D Nur D
Klasifikasi Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai intonasi final (kalimat lisan), dan secara aktual ataupun.
DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA
Bahasa Indonesia yang baik dan Benar
Ragam dan Laras Bahasa Indonesia
KOMUNIKASI BAHASA.
KEPAILITAN DAN PERSEROAN TERBATAS
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DAN RAGAM BAHASA
RAGAM DAN LARAS BAHASA.
KEKERASAN TERHADAP ANAK
Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
PENUNTUTAN Dr. SETYO UTOMO,SH., M.Hum.
RAGAM BAHASA Yanti Trianita S.I.Kom 4/21/2018 BI/Ragam.
Kalimat Efektif.
PRAGMATIK.
B. Berbicara: Memperkenalkan diri dan Orang lain Dalam forum Resmi
KALIMAT Kalimat: rentetan kata yang disusun sesuai kaidah yang berlaku/bagian teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran secara utuh.
DIKSI Diksi (pilihan kata) adalah upaya memilih kata untuk mendapatkan hasil akhir berupa kata tertentu untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa.
Teori-teori yang berkaitan dengan pesan
SURAT UNDANGAN KELAS V SEMESTER 1 SK KD TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI.
DIALEKTIKA KOMUNIKASI DENGAN BUDAYA
Nomina 1. Pengertian Nomina atau kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertia. 2. Ciri-ciri Dalam kalimat.
TINJAUAN FUNGSIONALIS
STANDAR KOMPETENSI: Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dengan berpidato melaporkan isi buku dan baca puisi KOMPETENSI DASAR 6.1 Berbicara Berpidato.
KALIMAT EFEKTIF
Hakikat Kepemanduan (Pertemuan ke-9)
ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN & HUKUM KEWARISAN
Kontrak pembelajaran 1. Perkenalan 2. Gambaran Umum MK 3
SEJARAH ANALISIS WACANA Analisis wacana sebagai sebuah disiplin ilmu (linguistik makro) mulai berkembang sejak tahun 1960-an.
Pdt. D.R. Lumi, S.PAK, M.Pd STAKN M A N A D O
Modern Office Administration
Dischia Adbilla Axeleana (A
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Teks prosedur kompleks
Beriman dan Beragama.
TRI YULIANA AYU PERTIWI
Pemerolehan Bahasa dan Landasan Pembelajaran BI
ACARA PEMERIKSAAN.
TAJUK 1: PENGENALAN KEPADA WACANA
Pengertian Tatabahasa,
PRAGMATIK SEBAGAI ILMU DAN PENGGUNAAN BAHASA MATA KULIAH PRAGMATIK LANJUT ARIF MAHJURIAN SAPUTRA SRI MULYO.
RAGAM BAHASA Bahasa : Simbol / lambang yang dihasilkan oleh alat ujaran / indera manusia untuk melakukan fungsi bahasa. Fungsi Bahasa : Alat komunikasi;
BBM 3206 Teori Pragmatik Prof.Madya Dr. Zaitul Azma Zainon Hamzah Jabatan Bahasa Melayu Fakulti Bahasa Moden dan Komunikasi Universiti Putra Malaysia.
BBM 3212 Teori Pragmatik Prof.Madya Dr. Zaitul Azma Zainon Hamzah Jabatan Bahasa Melayu Fakulti Bahasa Moden dan Komunikasi Universiti Putra Malaysia.
PENULISAN NASKAH BERITA TELEVISI
BBM 3106 TEORI LINGUISTIK Bersemuka II Oleh Prof. Madya Dr
KESEPAKATAN KELAS 8.1 ( PAK ) KBM PENDIDIKAN AGAMA = 80
Hakikat Tindak Tutur dan Jenisnya OLEH : Nama:Anni Zulfitri NPM: Prodi: Pend. Bahasa Indonesia.
BBM 3401: Bahasa Melayu Tinggi
HUKUM PERKAWINAN. Arti perkawinan menurut UU No.1 tahun 1974 dan KUHPerdata Hakikat, asas, tujuan perkawinan menurut UU No. I tahun 1974 dan KUHPerdata.
ASSALAMUALAIKUM. tugas kelompok 1 bahasa indonesia TEKS PROSEDUR anggota 1.Farid nauval. 2.Maiyulia lestari. 3.Nabilah sukinah. 4Rezi novita.. 5.Rhoudatul.
Transcript presentasi:

Pertemuan ke-9 TINDAK TUTUR

Tindak Tutur Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis, dan keberlangsungan-nya ditentukan oleh kemampuan bahasa penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Tindak tutur melihat makna tuturan atau arti tindakan tuturannya.

Perkembangan Tindak Tutur Istilah tindak tutur pertama kali diperkenalkan oleh J.L. Austin (Guru Besar Harvard) pada 1956 Teori tsb. Dibukukan oleh J.O. Urmson (1965) dengan judul How to do Thing with Word? Teori tsb. Menjadi terkenal setelah Searle (1969) menerbitkan buku Speech Act and Essay in The Philosophy of Language

Jenis kalimat Para ahli tatabahasa tradisional membagi kalimat menjadi 3, yaitu: (1) kalimat deklaratif, (2) kalimat interogatif, dan (3) kalimat imperatif. Pembagian ketiga kalimat ini bila dilihat dari tataran yang lebih tinggi, wacana, misalnya, maka ketiga kalimat tersebut bisa jadi tidak sama antara bentuk formalnya dan isinya (maknanya). Misalnya: أنا أحبها حبا شديدا

Austin (1962) membagi kalimat deklaratif menjadi kalimat konstatif dan kalimat performatif. Kalimat konstatif adalah kalimat yang berisi pernyataan saja, misalnya, (1) الآن هي لاتدخل إلي الفصل (2) حبيبتي جميلة

Kalimat performatif adalah kalimat yang berisi perlakuan, artinya, apa yang diucapkan penutur berisi apa yang dilakukannya. Misalnya: Presiden SBY membuka pameran kerajinan rakyat, “Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim pameran ini resmi saya buka….”

Syarat Ucapannya dilakukan oleh orang tertentu, biasanya mempunyai kedudukan dan wewenang tertentu Urutan peristiwanya sudah baku Yang hadir dalam upacara itu harus turut serta; tidak dibenarkan melakukan hal-hal lain Upacara itu harus dilakukan secara lengkap; tidak dibenarkan ada bagian yang ditinggalkan

Kalimat performatif biasanya menggunakan frase, “Dengan izin Allah…”, “Dengan ini…”, “Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim ….dsb.

Biasanya kalimat performatif digunakan dalam situasi yang resmi, seperti dalam upacara pernikahan, perceraian, kelahiran, kematian, keagamaan, kenegaraan, kemiliteran, peresmian seminar, dsb.

Kalimat performatif dapat juga digunakan dalam situasi yang tidak resmi dan biasanya diawali dengan frase, “Saya berjanji akan…”, “Kami minta maaf atas….”, “Kami peringatkan Anda agar….”, “Saya bersedia……”

Kalimat performatif dapat digunakan untuk mengungkapkan sesuatu secara eksplisit maupun implisit. Secara eksplisit, biasanya dengan menghadirkan pelaku saya atau kami. Kalimat performatif implisit tanpa menghadirkan pelaku, seperti, “Jalan ditutup” (secara implisit memperingatkan para pengguna jalan agar tidak melewati jalan itu), “Ada perbaikan jalan”, “Banyak anak!”, “Awas ada anjing galak!”

Kalimat Performatif Austin (1962) membagi kalimat performatif menjadi lima, yaitu: (1) kalimat verdiktif (verdictives) adalah kalimat perlakuan yang menyatakan keputusan atau penilaian, misalnya, “Kami menyatakan terdakwa bersalah”,

(2) Kalimat eksersitif (exercitives) adalah kalimat perlakuan yang menyatakan perjanjian, nasihat, peringatan, dll., misalnya, “Kami harap kalian setuju dengan keputusan ini”,

Kalimat Performatif (3) kalimat komisif (commissives) adalah kalimat perlakuan yang dicirikan dengan perjanjian, pembicara berjanji kepada Anda untuk melakukan sesuatu, misalnya, “Besok kita piknik ke Parangtritis”,

(4) kalimat behatitif (behatitives) adalah kalimat perlakuan yang berhubungan dengan tingkah laku sosial karena seseorang mendapat keberuntungan atau kemalangan, misalnya, “Saya mengucapkan selamat atas pelantikan Anda sebagai rektor UGM”, dan

Kalimat Performatif (5) kalimat ekspositif (expositives) adalah kalimat perlakuan yang memberi penjelasan, keterangan, atau perincian kepada seseorang, misalnya, “Saya jelaskan kepada Anda bahwa dia tidak hamil”.

Jenis Tindak Tutur Tindak tutur yang dilangsungkan dengan kalimat performatif oleh Austin (1962) dirumuskan sebagai tiga peristiwa tindakan sekaligus, yaitu: yaitu tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi ilocutionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act).

في كلية العلوم الثقافية ندوة Tindak lokusi Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu (the act of saying something), misalnya: هو يحبها حبا شديدا في كلية العلوم الثقافية ندوة

احذر من إنفلوئنزا الطيور سيقوم الامتحان في وقت قريب قد طال شعرك Tindak Ilokusi Tindak ilokusi adalah tindak tutur untuk melakukan sesuatu (the act of doing something), misalnya: احذر من إنفلوئنزا الطيور سيقوم الامتحان في وقت قريب قد طال شعرك

Tindak Perlokusi Tindak Perlokusi adalah tindak tutur untuk mempengaruhi atau memberi efek tertentu kepada mitra tutur (the act of affecting something). بيتها بعيد جدا أنا مشغول بالأمس بر جر لذيذ ورخيص

Tindak Tutur Langsung dan Tak Langsung Bila dilihat dari konteks situasinya terdapat dua tindak tutur, yaitu tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur langsung diungkapkan dengan kata-kata lugas sedangkan tindak tutur tidak langsung hanya dapat dipahami oleh pendengar yang sudah cukup terlatih dalam memahami kalimat yang bermakna konteks situasional.

Contoh tindak tutur langsung المكن : في الصف الأستاذ : يا ربيط, تقضل, خذ الطباشر! ربيط : نعم يا أستاذ, سآخذه

Contoh tindak tutur tidak langsung المكن : في الصف الأستاذ : قد انتهى الطباشر ربيط : نعم يا أستاذ, سآخذه