minggu keempat SANGGAR SKENARIO Layar Lebar ikunsrikuncoro@gmail.com
Plot dan Estetika Sinematografi
“Permaisuri meninggal dan kemudian raja meninggal” adalah plot narasi; Dalam beberapa pemahaman teoritik, plot sering dirumuskan sebagai jalinan antar peristiwa. Asrul Sani merumuskan jalinan antar peristiwa ini berdasarkan aspek waktu dan aspek sebab-akibat. Peristiwa yang berjalin berdasarkan urutan waktu disebut sebagai plot narasi; Peristiwa yang berjalinan berdasarkan pertalian sebab-akibat disebut plot dramatik. “Permaisuri meninggal dan kemudian Raja meninggal karena sedih berkepanjangan” adalah plot dramatik. “Permaisuri meninggal dan kemudian raja meninggal” adalah plot narasi;
Pamusuk Eneste, Seno Gumira Ajidarma, Himawan Pratista menyebut bahwa plot adalah jalinan persitiwa yang berhubungan secara sebab-akibat: sebuah peristiwa menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
Dalam PayBack, Mel Gibson meminta upah untuk pekerjaan yang sudah dia lakukan, sementara lawannya berusaha membunuhnya agar tidak perlu membayar upah itu. Sepanjang cerita, usaha membunuh dan menagih itu terus berlangsung dan sama-sama terus selalu gagal. Kegagalan dan usaha yang terus menerus ini dipergunakan untuk memikat penonton. Pencerita mengulur sepanjang mungkin ketidak-tentuan penyelesaian masalah, sehingga penonton makin penasaran. Upaya untuk memikat ini disebut sebagai konsep estetik atau konsep keindahan sebuah karya.
Dalam Hero – Jet li, keindahan itu tidak hanya ditumpukan pada plot Dalam Hero – Jet li, keindahan itu tidak hanya ditumpukan pada plot. Keindahan film Hero juga diperlihatkan oleh gambar-gambar, suara yang dihadirkan. Gambar kilatan pedang, gambar liukan pohon bambu, gambar gerakan jurus, menjadi daya pikat atau keindahan tersendiri dalam film itu.
Keindahan film juga dibayangkan berdasarkan penonton yang disasar film itu. Penonton remaja, biasanya menempatkan keindahan film pada tokoh-tokoh cerita yang seusia dengan mereka.
Meskipun berbagai keragaman keindahan itu bisa dipisah-pisahkan, hal yang harus diingat adalah, penonton menghendaki bahwa peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh, yang dia saksikan haruslah logis, bisa diterima akal. Pengertian ini mengharuskan bahwa jalannya cerita harus disusun dengan dasar yang masuk akal. Motif-motif para tokoh dalam bertindak haruslah bisa diterima alasannya. Kenyataan ini menempatkan plot menjadi titik penting dalam menyusun cerita.
Dalam tradisi penulisan skenario, plot yang seringkali dipergunakan adalah Struktur Tiga Babak. Struktur Tiga Babak ini berisi pembagian cerita berdasarkan: Pemaparan, Konflik, Penyelesaian. Seno Gumira Ajidarma, Himawan Pratista menyebut model penyusunan ini sebagai tradisi dari film Hollywood.
Pemaparan: menjelaskan latar belakang persoalan; Konflik menjelaskan perseteruan yang terjadi dari persoalan tersebut; Klimaks, puncak perseteruan; Penyelesaian menjelaskan akhir dari perseteruan tersebut.
Pembabakan plot ini menjadi alat bantu penulis untuk memulai rangkaian cerita. Pembabakan ini merupakan pengembangan dari kerja penulisan sinopsis. Yang harus disadari oleh penulis cerita pada bagian ini adalah bahwa persoalan harus dikembangkan semaksimal mungkin sehingga tidak hanya memiliki satu persoalan saja. Pengembangan ini bisa dibantu dengan banyaknya tokoh yang memusuhi pelaku utama. Dengan demikian sebuah sinopsis harus disusun menjadi sebuah pembabakan plot.
SINOPSIS: Latar Belakang Tokoh: Siti adalah remaja kelas 2 SMA, dua adiknya masih sekolah SD dan SMP, ibunya adalah seorang pedagang sayur di rumah, bapaknya seorang rentenir keliling di beberapa pasar di kota kabupaten Bantul. Konflik: Suatu sore, di bawah hujan lebat di dusunnya, bapak Siti yang pulang kerja tertimpa sejumlah buah kelapa kering dan dahan yang jatuh dari pohon: sepedanya oleng, menubruk jembatan kecil, dan tersungkur ke dalam parit. Kecelakaan ini menyebabkan retak tulang leher, dan beberapa rusuknya patah. Oleh para tetangga bapaknya dibawa ke rumah sakit. Ibunya pun terpaksa tidak berjualan.
Klimak: Kecelakaan itu oleh para tetangga dianggap sebagai karma untuk seorang lintah darat (sebutan bagi rentenir). Kecelakaan itu bagi Siti adalah kebutuhan uang untuk menebus beaya perawatan. Siti kemudian memutuskan untuk mengambil alih pekerjaan bapaknya dan tidak bersekolah untuk sementara. Ketika sedang menggantikan pekerjaan bapaknya, Siti tertangkap polisi yang sedang menertibkan rentenir. Penutup: Atas jaminan Kepala Sekolah, Siti dibebaskan dengan syarat wajib lapor, dan menulis surat pernyataan untuk tidak melanjutkan usahanya. Adapun beaya perawatan akan ditutup dari penjualan tanah yang dibeli oleh rentenir yang memodali usaha bapaknya.
PEMBABAKAN PLOT: 1 Pemaparan atau latar belakang munculnya persoalan: Siti adalah remaja kelas 2 SMA, dua adiknya masih sekolah SD dan SMP, ibunya adalah seorang pedagang sayur di rumah, bapaknya seorang rentenir keliling di beberapa pasar di kota kabupaten Bantul. Suatu sore, di bawah hujan lebat di dusunnya, bapak Siti yang pulang kerja tertimpa sejumlah buah kelapa kering dan dahan yang jatuh dari pohon: sepedanya oleng, menubruk jembatan kecil, dan tersungkur ke dalam parit. Kecelakaan ini menyebabkan retak tulang leher, dan beberapa rusuknya patah. Oleh para tetangga bapaknya dibawa ke rumah sakit. Ibunya pun terpaksa tidak berjualan.
KONFLIK: Perseturuan yang terjadi dari persoalan tersebut. 2 KONFLIK: Perseturuan yang terjadi dari persoalan tersebut. Kecelakaan itu bagi Siti adalah kebutuhan uang untuk menebus beaya perawatan. Konflik 1 (Konflik Batin): Siti berfikir untuk mengambil alih pekerjaan bapaknya dan tidak bersekolah untuk sementara. Siti kemudian memutuskan untuk mengambil alih pekerjaan itu. Konflik 2 (Konflik Sosial): Konflik dengan Keluarga: Ibu Siti melarang Siti menggantikan bapaknya. Siti membangkang. Konflik dengan Tetangga: Kecelakaan itu oleh para tetangga dianggap sebagai karma untuk seorang lintah darat (sebutan bagi rentenir). Di mushola, tema lintah darat ini dicermahkan. Konflik dengan Sekolah: Sekolah mengancam akan mengeluarkan Siti karena tidak masuk tiga hari berturut-turut tanpa ijin. Teman-temannya mengolok-olok sebagai lintah darat. Gurunya memarahi karena itu tindakan tidak bermoral. Siti mendapat simpati dari Jalu yang tampan. Eva cemburu dari munculnya simpati siswa ini. Konflik cinta Konflik dengan warga pasar:
3 4 KLIMAKS: Persoalan berada pada puncak perseteruannya Ketika sedang menggantikan pekerjaan bapaknya, Siti tertangkap polisi yang sedang menertibkan rentenir. 4 PENUTUP: menjelaskan akhir dari persoalan tersebut. Atas jaminan Kepala Sekolah, Siti dibebaskan dengan syarat wajib lapor, dan menulis surat pernyataan untuk tidak melanjutkan usahanya. Adapun beaya perawatan akan ditutup dari penjualan tanah yang dibeli oleh rentenir yang memodali usaha bapaknya.
DISKUSI KELAS: Apa yang disebut plot? Apa yang menjadi keindahan cerita? Apa yang menjadi keindahan film? Latihan: Mahasiswa menyusun pembabakan plot dalam 4 bagian: pemaparan dari latar belakang persoalan, konflik atau munculnya persoalan, klimaks atau persoalan menemukan puncaknya, penutup bagaimana persoalan diakhiri. Tes formatif: Apakah yang disebut konsep estetik, plot dramatik, pembabakan dalam plot?
selesai