LEPTOSPIROSIS Suharyo.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENGANTAR EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
Advertisements

Darwis Dosen Jurusan Gizi
TUBERKULOSIS PADA ANAK ???? Oleh: Ikeu Nurhidayah K, S.Kep., Ners
Leptospirosis Dr H.Armen Ahmad SpPD KPTI Sub Bag Tropik Infeksi
SOSIALISASI DAN PENGENALAN PENYAKIT RABIES
Demam Berdarah Dengue (DBD)
LEPTOSPIROSIS.
PENYAKIT TROPIS & INFEKSI I
Penderita Asam Urat Lebih Banyak Lelaki
MEMAHAMI BAHAYA HIV / AIDS Di Susun : Arif Nurhuda, S.Pd
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT SARS TOPIK 7
Penyakit Pes di China.
CARA PENYUNTIKAN VAKSIN RABIES
Leptospirosis pada Manusia
DIFTERI Suharyo.
ANTRAKS Suharyo.
TETANUS NEONATORUM Suharyo.
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
LEPTOSPIROSIS I. Defenisi    Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia.
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
Oleh Nurhalina, SKM, M.EPid
Kata malaria berasal dari bahasa Italia yaitu Male dan Aria yang berarti hawa buruk. Pada zaman dulu, orang beranggapan bahwa malaria disebabkan oleh udara.
JAPANESE ENCEPHALITIS
Oleh Dr. Nugroho Susanto
Ns. Arista A Putri, M.Si.Med
LEPTOSPIROSIS Definisi Penularan Gejala Pencegahan
SARS Suharyo.
SURVEILANS LEPTOSPIROSIS
SURVEILANS LEPTOSPIROSIS & DBD
Program Pengendalian Penyakit ANTHRAX
LEPTOSPIROSIS PUSKESMAS BUBAKAN 1.
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
Demam Tifoid Eggi Arguni.
DIFTERIa.
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 12.
HEPATITIS A Dr.Ayling Sanjaya,M.Kes,SpA 1.
RIWAYAT ALAMI PENYAKIT &
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT CACINGAN
DR ADOLFINA PUSKESMAS BANTUL II
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
Penyakit Pes di China.
(penyakit kencing tikus)
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TUBERCULOSIS MILLER
TBC (Tuberculosis) Achmad Ramdani Agus Setiawan Bima Nafi N.C Karmelia
MUHAMMAD ABDILLAHTULKHAER
KELOMPOK 4 NI PUTU MITHA DEWI NI LUH GEDE ARIYANTI PUTRI NITYARI
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
HEPATITIS A/B Regina Hiacinta Eva Angelista
PENYAKIT RABIES.
CRYPTOCOCCUS NEOFOMANS
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
EBOLA BY : ROSITA.
FLU BURUNG PADA MANUSIA
FLU BURUNG OLEH : Iwan Hermawan.
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT/ PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT
SARS Suharyo.
TETANUS NEONATORUM Suharyo.
POLIOMIELITIS (PENYAKIT POLIO)
“Saatnya INDONESIA BEBAS TBC mulai dari Saya” “PEDULI TBC, INDONESIA SEHAT” Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur.
EPIDEMIOLOGI LEPTOSPIROSIS
Lili Eriska Sianturi, M.K.M Kuliah Dasar Epidemiologi
SUB GROUP I. Leptospirosis dikenal sebagai penyakit zoonosis akut yang disebabkan oleh bakteri leptospira dengan spektrum penyakit yang luas dan dapat.
Pengaruh Sanitasi terhadap Mutu Telur Ayam Buras Kelompok 7 Oleh Nadia Aullia R Aprilia Ningrum Febri Kerisyana Farninda.
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
Materi Dasar Tentang TB
EPIDEMIOLOGI CHIKUNGUNYA Kelompok Chikungunya. Chikungunya Chikungunya dalah sejenis penyakit demam virus yang disebabkan alphavirus (virus chikungunya)
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
DAMPAK FOGGING BY : GLOBAL MEDIC TEAM. Banyak Polutan yang dihasilkan oleh mesin Fogging, karena bahan yang digunakan terdiri dari Pestisida dan Solar.
HUMAN MONKEYPOX VIRUS CACAR MONYET
Hepatitis Teresa Ejahdan. HATI Dimana letak Hati?
Transcript presentasi:

LEPTOSPIROSIS Suharyo

Pendahuluan Leptospirosis adl infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri leptospira = weil disease, canicola fever, hemorrhagic jaundice, mud fever atau swineherd disease Penemu adolf weil 1886 1915 Inada menemukan penyebab leptospirosis: Spirochaeta icterohemorrhagiae

Epidemiologi Kosmopolit 31% anak kota & 10% anak desa terpapar leptospira Di Indonesia tersebar luas di P. Jawa, Sumsel, Riau, Sumbar, Sumut, Bali, NTB, Sulsel, kaltim, dan Kalbar. KLB pernah di Riau(1986), Jakarta (2002), Bekasi (2002), Semarang (2003)

Leptospira dapat menyerang semua jenis mamalia seperti tikus, anjing, kucing, landak, sapi, burung, dan ikan. Amerika melaporkan 15-40% anjing terinfeksi, & penelitian lain 90% tikus. Manusia yang berisiko tertular adl yg pekerjaannya berhub. dg hewan liar dan peternakan. Orang hobi berenang juga risiko tinggi Angka kematian relatif rendah, mencapai 20% jika disertai ikterus dan kerusakan ginjal Usia 51 tahun mortalitas mencapai 56%.

Concentration of carriers Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap epidemiologi leptospirosis (Faine dkk.,1999) Concentration of carriers Environmental Leptospira load Contact with carriers Geographical climatic factor Social cultural factor Direct transmission Indirect transmission

Tiga pola epidemiologi leptospira menurut Faine, dkk.(1999). Pola Pertama Ditemukan dalam iklim sedang, sejumlah kecil serovar terlibat dalam penularan pada manusia hampir selalu terjadi akibat kontak langsung dengan binatang yang terinfeksi ; di peternakan sapi atau babi. Imunisasi kemungkinan dapat mengendalikan penularan pada hewan dan manusia Pola ke dua Ditemukan dalam daerah tropis, banyak serovar terlibat dalam penularan pada manusia dan binatang. Manusia terpapar tidak terbatas pada pekerjaan, tetapi terjadinya kontaminasi lingkungan dari binatang terinfeksi terutama musim hujan Pola ke ketiga Infeksi oleh binatang pengerat pada lingkungan perkotaan/urban yang menyebabkan wabah di daerah kumuh (terutama di negara berkembang)

Peta kasus leptospirosis dan stratifikasi leptospirosis di P Peta kasus leptospirosis dan stratifikasi leptospirosis di P. Jawa dan Bali, tahun 2003-2005 Grafik Kasus leptospirosis tahun 2003-2005 di P. Jawa dan Bali; Grafik 1. Kasus leptospirosis di Prop.Banten Grafik 2. Kasus leptospirosis di Prop. Jawa Tengah Banten Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Bali

Daerah Leptospirosis di Indonesia (Pedoman penanggulangan Leptospirosis di Indonesia, 2005)

Daerah leptospirosis di Jawa Tengah, 2005 Sumber : Din. Kes. Prop, Jawa Tengah. 2005

Etiologi Penyebab: bakteri Leptospira ordo Spirochaeta famili Trepanometaceae Bakteri berbentuk benang panjang 6-12 mikrom. Spesies L. Interrogans dpt menginfeksi manusia Hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron Berbentuk spiral dan ujungnya seperti pengait Aktif bergerak maju, mundur, berbelok.

Tdk tahan air pekat spt selokan, air laut/selokan Peka terhadap asam Tahan 1 bulan di air Tdk tahan air pekat spt selokan, air laut/selokan Lingkungan yang cocok adl tanah panas dan lembab Dpt hidup sampai 43 hr Masa inkubasi 7-12 hr rata-rata 10 hr

Gejala & tanda Setelah infeksi beredar di seluruh tubuh dan menimbulkan kerusakan organ jantung, otak, & ginjal Bersifat subklinis kecuali kasus berat, 90% tdk ikterik Pemeriksaan leptospirosis

Manfestasi klinis Fase Pertama (leptospiramia) ditandai demam tinggi mendadak, malaise, nyeri otot, ikterus, sakit kepala, nyeri perut, gangguan ginjal, hati, meningitis, berlangsung 4-9 hari Fase kedua (imun) titer IgM meningkat dengan cepat, gangguan klinis memuncak, terjadi leptopiura, 1 mg-1 bl Fase ketiga (konvalesen) gejala klinis berkurang, dapat timbul lagi, 2- 4 mg

Spesimen laboratorium Gejala klinis Sindroma,fase Gejala klinis Spesimen laboratorium Leptospirosis anikterik Fase leptospiremia (3-7 hari) Demam tinggi, nyeri kepala, myalgia, nyeri perut, mual, muntah conjuctival suffusion Darah, LCS (liquor cerebro spinalis) Fase imune (3-30 hari) Demam ringan, nyeri kepala, muntah meningitis aseptic Urine Leptospirosis ikterik Fase leptospiremia dan immun overlaping) Demam, nyeri kepala, myalgia, ikterik, gagal ginjal, hipotensi, manifestasi pendarahan, pneumonitis hemorrhagic, leucositosis Darah, LCS (minggu 1), urine (minggu 2) Penelitian di malaysia Barat oleh Tan (1970) selama 10 tahun pola klinis leptospirosis; Demam (100%) Injeksi siller (59%) Ikterik (40%) Nyeri tekan oto (45% Nyeri otot/seluruh tubuh (31%) Gejala ganguan perut (29%) Sakit kepala (25%) Proteinuria (25%) Menggigil (22%) Azotemia (20%) Hepatomegali (18%) Speinomegali (6%) Perdarahan (5%) Batuk (4%)

Patogenitas Fase leptospiremia Fase imun Convalescence Leptospira dalam darah, vasculitis (kerusakan endotel kapiler), nephritis interstisial (radang ginjal), nekrosis tubuler (kematian sel atau jaringan tubulus pada ginjal), renal failure, pada hati terjadi nekrosis sentriobuler, paru-paru didapatkan lesi vaskuler dan pada otot terjadi pembengkakan vakuolasi myofibril dan nekrosis fokal Fase imun Terjadi respon immun humoral dan celluler, timbul antibodi. Leptospira menetap di dalam tubulus proksimal ginjal dan dapat keluar melalui air seni setelah berminggu-minggu terinfeksi. Leptospira dapat menetap di dalam otak, ruang anterior mata yang menimbulkan uveitis kronis atau uveitis berulang. Convalescence Penderita leptospirosis berat pada masa convalescence terjadi perbaikan fungsi ginjal dan hati seperti semula yang terjadi pada minggu ke 2-4, patogenesis belum diketahui dengan pasti. Warna mata penderita leptospirosis Kerusakan ginjal penderita leptospirosis

Penularan Cara: Kontak dengan air, tanah, atau lumpur yg tercemar Kontak dengan organ, darah, dan urin hewan terinfeksi Mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi Infeksi yang tersering adalah melalui cara yang pertama, melalui luka, lecet, mukosa, kulit intak tp lama di air

Faktor Resiko terpapar leptospirosis 1. Kebiasaan penduduk Tingkat pendidikan bukan faktor resiko paparan leptospirosis (RR = 0,61<1 : 0,25<RR<1,86), p>0,05) . Wawancara Mandi di sungai/ genangan air beresiko terpapar leptospirosis (RR = 1,86>1 : 0,58<RR<5,95), p>0,05) Mandi di genangan

Cuci di sungai/genangan air beresiko terpapar leptospirosis (RR = 1,63>1 :0,58<RR<4,56; p>0,05) Cuci dan mandi di sungai Memancing ikan bukan faktor resiko terpapar leptospirosis (RR = 0,25<1 : 0,06 – 1,05) p>0,05) Mancing di sungai

Mencari belut,ikan/katak di sawah bukan faktor resiko terpapar leptospirosis (RR = 0,48<1 : 0,07 – 3,41; p>0,05) Mencari katak/belut di sawah Berenang faktor resiko terpapar leptospirosis (RR = 2,22>1 : 0,71<RR<6,96; p>0,050 Berenang

Peliharaan kucing dan kandang ternak di dalam rumah, kambing dan unggas beresiko terpapar leptospirosis (RR = 1,22>1 : 0,41<RR<3,63; p>0,05) Memelihara unggas, kucing dan kambing. Kandang dalam rumah 2. Pekerjaan Petani sawah tidak beresiko terpapar leptospirosis (RR = 0,41<1 : 0,06<RR<2,96), p>0,05) Petani sawah

Nelayan tidak beresiko terpapar leptospirosis (RR = 1,00 : 0,14-6,53), p>0,05) Nelayan Pedagang pasar tidak beresiko terpapar leptospirosis (RR = 0,63 < 1,00 : 0,09-4,34) Pedagang Pasar Pembantu Rumah tangga beresiko terpapar leptospirosis (RR = 2,72>1,00 : 0,50<RR<14,69; p<0,05)

3. Lingkungan fisik Rumah berdinding bukan tembok tidak berisiko terpapar leptospirosis (RR = 1,00 : 0,42-3,20; p>0,05 Rumah bukan tembok Kebersihan luar rumah belum dikelola berisiko terpapar leptospirosis (RR = 3,61>1 : 1,26<RR<10,16, p<0,05) Sampah di depan rumah

Kebersihan dapur belum dikelola baik. ‘Becek’ Sisa makanan Dapur belum terkelola baik Rumah bertikus (di luar (A) dan dalam rumah (B)) berisiko terpapar leptospirosis (RR = 5,53>1; 1,62<RR<8,83; p<0,05) , Rumah bertikus Sampah di depan rumah

Fluktuasi jumlah Curah hujan (mm) dan kasus leptospirosis Musim hujan dan kemarau leptospirosis ditemukan di Kab. Demak , Gulma di sungai Gulma di halaman sawah Gulma di halaman rumah Gulma di hal. rumah, sawah, dan sungai berpotensi sebagi sarang tikus

Pengobatan Penyakit sedang atau berat: penisilin 4 x 1,5 IU atau amoksosolin 4 x 1 gr selama 7 hr Penyakit ringan: ampisilin 4 x 500 mg, amoksisilin 4 x 500 mg, atau eritomisin 4 x 500mg

Pencegahan 1. sanitasi lingkungan harus diperhatikan 2. kampanye rumah anti tikus 3. pemakaian APD pada pekerja 4. kewaspadaan pasca banjir

Evaluasi Bagaimana tingkat bahaya penyakit leptospirosis? Bagaimana cara penularan leptospirosis? Bagaimana pengobatan leptospirosis? Bagamana cara pencegahan Leptospirosis?