Descriptive Tools Pembangunan Perikanan
Pertanyaan dalam Pengambilan Keputusan Bagaimana kondisi eksistensi perikanan? Bagaimana tren yang telah terjadi dimasa lalu? Bagaimana struktur perikanan telah berubah dan kemungkinan perubahannya dimasa mendatang? Bagaimana tipe usaha yang menarik pasar dan dampak yang diharapkan terjadi?
Descriptive Tools Pendekatan agregat yang mencoba mendeskripsikan apa yang sedang terjadi dalam perikanan melalui sajian data yang ada. Data aktual ini kemudian akan menginterpretasikan untuk memberikan gambaran mengenai perikanan yang dianalisis serta kebijakan pengelolaan yang semestinya dijalankan di masa mendatang
5 Metode Descriptive Tools: 1 Analisis Kontribusi Sektor 2 Analisis Pertumbuhan 3 Indeks Ketidakstabilan Perikanan 4 Trade Area Capture dan Pull Factor 5 Minimum Requireman Approach (MRA)
I. Analisis Kontribusi Sektor Indikator yang digunakan: Gross output / revenue PDB/PDRB Pendapatan tenaga kerja (upah, gaji dan pendapatan tambahan) Penyerapan tenaga kerja
Kelemahan Indikator PDB: Mengabaikan semua keterkaitan antar industri, khususnya industri perikanan yang terkait dengan komponen lainnya Tidak secara sensitif membedakan antara industri yang sangat penting bagi ekonomi lokal dengan industri pendukung saja Kontribusi industri perikanan kecil tidak tercatatAnalisis kontribusi sektor
Langkah mengatasi defisiensi: Menggunakan pendekatan ekonometrika model ECM (Error Correction Model ) untuk menentukan hubungan PDB dengan sektor lainnya (Agnarson dan Arnason, 2007) Memodifikasi perhitungan dengan mengakomodasi sektor perikanan skala kecil (Zeller et al, 2007) dimana dan PDBc = PDB perikanan yang dikoreksi PDBr= PDB perikanan komersial PDBu= PDB perikanan skala kecil/tradisional
Kontribusi perikanan skala kecil di daerah pasifik 5 kali lebih besar dari kontribusi perikanan komersial (Zeller et al, 2007)
II. Analisis Pertumbuhan 1) Metode Growth Indices atau indeks pertumbuhan Melihat pertumbuhan (produksi, ekspor, atau PDB perikanan) dalam periode tertentu. Formulasi: Gii adalah rasio variabel ekonomi yang akan diukur pada periode tertentu dibagi dengan variabel yang sama pada tahun basis. Contoh: Jika PDB sektor perikanan pada tahun 2000 sebesar Rp 500 miliar dan PDB tahun 2010 sebesar Rp 750 miliar, maka indeks pertumbuhan (750/500)*100=150. Dengan kata lain PDB sektor perikanan di daerah ini meningkat sebesar 50% (150-100)
II. Analisis Pertumbuhan 2) Metode Compunding Growth Race (CGR) Kebanyakan produksi sumberdaya seperti ikan banyak dipengaruhi oleh flukstuasi musim dan faktor produksi lainnya Perhitungan pertumbuhan didasarkan formula: Perhitungan tersebut dapat menggunakan Minitab, SPSS dan lainnya untuk menghitung koefisien pertumbuhan dengan melakukan input data sesuai dengan kebutuhan formula yang diinginkan
III. Indeks Ketidakstabilan Perikanan (Instability Index) Produksi perikanan dipengaruhi faktor eksternal seperti musim, fluktuasi permintaan dan lainnya sehingga menimbulkan ketidakstabilan dalam struktur ekonomi perikanan Beberapa indeks untuk mengukur ketidakstabilan: Indeks Macbean Indeks Massel Indeks Kingston Indeks ketidakstabilan Coppock
Indeks Ketidakstabilan Coppock (Coppock Instability Index=CII) Di mana vlog: Hasil CII yang tinggi menunjukkan tingginya ketidakstabilan variabel ekonomi perikanan yang diukur yang dapat disimpulkan merupakan interaksi dari berbagai faktor
Indeks ketidakstabilan perikanan perikanan di Pantura Jawa (Fauzi, 2010) Tabel ini menunjukkan keberlanjutan ikan pelagis kecil relatif terancam karena tingginya ketidakstabilan dari pelaku usaha yang terlibat didalamnya
IV. Trade Area Capture dan Pull Factor Trade area capture (TAC) dan pull factor (PF) digunakan untuk mendeskripsikan perikanan dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi (komoditas) pada tingkat regional (kabupaten kota dan provinsi)
Trade Area Capture Trade area capture (TAC) mengukur kekuatan pasar komoditas perikanan sekaligus keterkaitannya dengan indikator sosial ekonomi masyarakat seperti pendapatan dan kemampuan membeli masyarakat. Formula: Jika TAC > jumlah penduduk pola pengeluaran produk perikanan lebih besar dari nasional
Pull Factor Pull factor (PF) atau faktor penarik mengukur kekuatan menarik dari penduduk setempat akan suatu komoditas, dalam hal ini produk perikanan Formula: Jika PF > 1 maka pasar produk perikanan wilayah A mampu menarik pelanggan dari wilayah lain Jika PF < 1 maka wilayah A kehilangan pelanggan terhadap pasar pesaing lainnya
V. Minimum Requireman Approach (MRA) MRA mengukur seberapa besar kekuatan sektor basic dengan mengukur base multiplier- nya MRA menggunakan variabel tenaga kerja (E) sebagai salah satu indikator MRA mengandalkan wilayah yang memiliki karakteristik yang sama sebagai acuan (peer)
Jumlah tenaga kerja per sektor
Share tenaga kerja (%) antar sektor dan antar wilayah
Share tenaga kerja (%) antar sektor dan antar wilayah Dalam kasus ini diperoleh basis multiplier 8,3 (122000/14631). Artinya setiap 8 tenaga kerja yang diciptakan sektor basic akan menghasilkan 0,3 tenaga kerja di sektor non basic. Atau untuk setiap 80 tenaga kerja yang diciptakan sektor basic akan menghasilkan 3 tenaga kerja di sektor non basic.
Terima Kasih