PEMURNIAN DAN PEMBHARUAN DI DUNIA MUSLIM DISUSUN OLEH : ZULNINDY ARINGANENG NOVITA ANTUKE NOVIA MUNIR
Kemajuan perabadan Islam dalam berbagai bidang Kemajuan Intelektual Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburan itu mendatangkanpenghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir. Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-orang Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara), al-Shaqalibah (penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara bayaran), Yahudi, Kristen Muzareb yang berbudaya Arab, dan Kristen yang masih menentang kehadiran Islam. Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir, memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalus yang melahirkan Kebangkitan Ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.
A. Filsafat Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M). Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya
B. Sains IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm al-Hasan bint Abi Ja'far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita. Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal, Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang kemudian pindah ke Afrika. Itulah sebagian nama-nama besar dalam bidang sains.
C.Fiqih Dalam bidang fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziad ibn Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam Ibn Abdurrahman. Ahli-ahli Fiqh lainnya diantaranya adalah Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa'id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.
E. Bahasa dan Sastra Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Aljiyah, Ibn Khuruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Ghamathi. Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra bermunculan, seperti Al-'Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirahji Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, Kitab al-Qalaid buah karya al-Fath ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain.
2. Kemegahan Pembangunan Fisik Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian ummat Islam sangat banyak. Dalam perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun. Bidang pertanian demikian juga. Sistem irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat Spanyol yang tidak mengenal sebelumnya. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air didirikan. Tempat-tempat yang tinggi, dengan begitu, juga mendapat jatah air. Orang-orang Arab memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi. Kalau dam digunakan untuk mengecek curah air, waduk (kolam) dibuat untuk konservasi (penyimpanan air). Pengaturan hydrolik itu dibangun dengan memperkenalkan roda air (water wheel) asal Persia yang dinamakan naurah (Spanyol: Noria). Disamping itu, orang-orang Islam juga memperkenalkan pertanian padi, perkebunan jeruk, kebun-kebun dan taman-taman.
A. Cordova Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian diambil alih oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa muslim, kota ini dibangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman dibangun untuk menghiasi ibu kota Spanyol Islam itu. Pohon-pohon dan bunga-bunga diimpor dari Timur. Di seputar ibu kota berdiri istana-istana yang megah yang semakin mempercantik pemandangan, setiap istana dan taman diberi nama tersendiri dan di puncaknya terpancang istana Damsik. Diantara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah masjid Cordova. Menurut ibn al-Dala'i, terdapat 491 masjid di sana. Disamping itu, ciri khusus kota-kota Islam adalah adanya tempat-tempat pemandian. Di Cordova saja terdapat sekitar 900 pemandian. Di sekitarnya berdiri perkampungan-perkampungan yang indah. Karena air sungai tak dapat diminum, penguasa muslim mendirikan saluran air dari pegunungan yang panjangnya 80 Km.
B. Granada Granada adalah tempat pertahanan terakhir ummat Islam di Spanyol. Di sana berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova diambil alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana al-Hamra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam. Istana itu dikelilingi taman-taman yang tidak kalah indahnya. Kisah tentang kemajuan pembangunan fisik ini masih bisa diperpanjang dengan kota dan istana al-Zahra, istana al-Gazar, menara Girilda dan lain-lain.
3. Faktor-faktor Pendukung Kemajuan Spanyol Islam, kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abdurrahman al-Dakhil, Abdurrahman al-Wasith dan Abdurrahman al-Nashir. Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang memelopori kegiatan-kegiatan ilmiah yang terpenting diantara penguasa dinasti Umayyah di Spanyol dalam hal ini adalah Muhammad ibn Abdurrahman (852-886) dan al-Hakam II al-Muntashir (961-976).
Sebab-sebab kemundarannya Setelah peradaban Islam mencapai puncaknya, kemudian mengalami kemunduran- bagaikan rembulan yang telah menjadi purnama, maka malam-malam berikutnya cahayanya perlahan-lahan redup dan hilang ditelan keremangan malam yang pekat. Sedangkan sebab-sebab kehancuran dunia Islam itu antara lain;
A. Menurunnya Kreativitas Keilmuan Umat Islam Pemikiran rasional dipengaruhi oleh persepsi tentang bagaimana tingginya kedudukan akal seperti terdapat dalam al-Qur’an dan hadits. Persepsi ini bertemu dengan persepsi yang sama dari Yunani melalui filsafat dan sains Yunani yang berada di kota-kota pusat peradaban Yunani di dunia Islam zaman klasik, seperti Aleksandria (Mesir), Jundisyapur (Irak), Antakia (Syria) dan Bactra (Persia). Di sana memang telah berkembang pemikiran rasional Yunani. Pertemuan Islam dan peradaban Yunani pada masa awal Islam- melahirkan pemikiran rasional di kalangan ulama Islam zaman klasik. Tapi, perlu ditegaskan di sini bahwa ada perbedaan antara pemikiran rasional Yunani dan pemikiran rasional Islam zaman klasik. Di Yunani tidak dikenal agama Samawi, maka pemikiran bebas, tanpa terikat pada ajaran-ajaran agama, tumbuh, dan berkembang. Sementara pada masa Islam klasik pemikiran rasional ulama terikat pada ajaran-ajaran agama Islam sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits.[3]
B. Kesatuan Integral antara Agama dan Negara dalam Islam Islam tidak memisahkan antara agama dan negara. Sebagaimana al-Qur’an membicarakan tentang Allah dan keesaannya, surga dan neraka, pahala dan dosa, juga menetapkan puasa dan shalat, serta menganjurkan umat Islam untuk berakhlak mulia. Ajaran Islam juga mensyariatkan tentang undang-undang jual beli, ijarah, hudud, hukum waris, masalah peperangan, problem solving rumah tangga, dan lain-lain. Ketidakterpisahan itu, tergambar jelas pada keseharian Rasulullah, selain menjadi pemimpin umat, beliau juga memimpin pasukan, membuat perjanjian, melakukan pengiriman delegasi-delegasi negaranya ke wilayah lain. Demikian juga yang dilakukan oleh para khalifah sesudah beliau. Oleh karena itu, sulit diterima akal sehat- kalau ada yang mengemukakan, bahwa ajaran agama adalah salah satu unsur penyebab kemunduran umat Islam. Padahal sebaliknya- justru agama sebagai faktor utama yang membuat perkembangan dan kemajuan peradaban Islam. Karena ajaran agama- menganjurkan umatnya untuk bekerja keras- agar meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Hal senada juga dikemukakan Maududi, bahwa pentingnya menjadikan Islam sebagai ideologi holistik. Dia mencela tradisi Islam dan institusi-institusi tradisional yang mencoba memisahkan agama dengan politik. Baginya, agama dan politik (negara) merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan komponen yang
C. Islam Agama yang Sesuai dalam setiap Zaman dan Tempat Dalam ajaran Islam ada adagium yang menyatakan bahwa Islam adalah agama yang selalu sesuai dalam setiap zaman dan tempat. Tetapi dalam prakteknya ada yang beranggapan- bahwa ajaran Islam itu tidak mungkin di praktekkan umat Islam selalu sesuai dengan zaman dan tempat di mana mereka hidup. Padahal, sebagaimana yang dikemukakan ulama, bahwasanya ajaran tauhid dan akhlak yang baik adalah mutlak- dan tentu termasuk keberadaan akal yang sehat- karena sangat berguna bagi umat manusia. Sebagaimana yang sudah dijelaskan bahwa agama Islam adalah agama yang diperuntukkan bagi kebahagiaan umat manusia di dunia dan akhirat.[13] Oleh karena itu, Islam sangat menghargai posisi akal dan mengajak umat manusia untuk mempergunakannya sebaik mungkin. Seperti yang disinyalir Allah Swt, dalam al-Qur’an Surat, Yasiin [36]: 68, sebagai berikut; “Dan Barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan Dia kepada kejadian(nya). Maka Apakah mereka tidak memikirkan?,” (QS. Yasiin [36]: 68).
D. Hancurnya ketahanan moral umat Islam Hancurnya ketahanan moral umat Islam, lebih disebabkan- karena umat Islam dihinggapi “penyakit” wahn (hubbundunya wa karahiyatul mauwt). Umat Islam dilanda sikap hidup berfoya-foya, korup, dan tidak dekat lagi dengan kehidupan para mustadh’afin dan nasib yang menimpa para dhu’afa. Ibnu khaldun mengemukakan, “Kemewahan itu merupakan pertanda bahwa peradaban suatu bangsa yang dibangun akan mengalami kehancuran. Musuh-musuh Islam melihat dengan jelas kerusakan dalam masyarakat Muslim. Dalam kaitan dengan runtuhnya Daulah Abbasiyah- duta dari Mongol, Hulaghu Khan, menggunakan argumen kaum Muslimin, yang didukung oleh referensi dari al-Qur’an Suci, untuk membenarkan tindakan mereka. Hulaghu Khan menulis surat, “Doa-doa melawan kami tidak akan di dengar karena kalian telah memakan yang diharamkan dan kata-kata kalian kotor, kalian mengingkari sumpah dan janji, dan ketidakpatuhan dan perpecahan terjadi di antara kalian. Diingatkan bahwa kelompok kalian akan malu dan dihina. “Hari ini kamu diberi azab yang menghinakan karena kamu berlaku sombong di muka bumi tanpa kebenaran dan karena kamu telah fasik’ (QS, al-Ahqaf [46]: 20. “Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.” (QS, asy-Syu’ara [26]: 227). Hulaghu Khan memperkirakan dengan tepat, “Kalian akan menderita malapetaka di tangan kami, dan tanah-tanah kalian akan kosong dari kalian.”
E. Berkembangnya Sikap hidup Fatalistis Berkembangnya sikap hidup fatalis umat Islam- yang bergantung dan mengembalikan segala keuntungan dan penderitaan kepada Tuhan. Sikap hidup yang fatalis ini ditandai dengan tidak lagi percaya kepada kemampuannya untuk maju atau mengatasi problem keagamaan dan kemasyarakatan. Mereka lari dari kenyataan dan hanya mendekatkan diri kepada Tuhan
F. Sikap Hidup Umat Islam yang kurang Toleran Sikap-sikap tidak toleran dan fanatik kepada madzhab atau golongan sendiri itulah yang menyebabkan umat Islam mundur. Tidak saja karena sikap-sikap itu menyedot energi masyarakat, tapi juga memalingkan perhatian orang dari hal-hal yang lebih mendasar dan menentukan perkembangan dan kemajuan peradaban. Syeikh Muhammad Rasyid Ridla, seorang tokoh pemikir Islam Zaman Modern dari Mesir (murid dan teman Syeikh Muhammad ‘Abduh), dalam mukaddimahnya untuk penerbitan kitab al-Mughni (oleh Ibn Qudamah) menggambarkan sikap-sikap tidak toleran itu demikian