JENIS-JENIS TULISAN
DESKRIPSI Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Tulisan deskripsi berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Deskripsi menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Tulisan deskrispi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan. Dengan demikian deskripsi dapat disimpulkan sebagai tulisan yang isinya menjelaskan sesuatu. Sesuatu yang menjadi objek tulisan dijelaskan secara rinci sesuai dengan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh pancaindra pengarang. Tulisan ini bermaksud meyakinkan pembaca tentang kebenaran dan keberadaan sesuatu yang telah dijelaskan oleh penulis.
Contoh: Jauh di sana di tepi sungai,tampak seorang perempuan yang masih muda berjalan hilir mudik, kadang-kadang menengok ke laut, rupanya mencari atau menantikan apa-apa yang boleh timbul dari dalam laut yang amat tenang laksana aiar di dalam dulang pada ketika itu, atau darti pihak manapun. Pada air mukanya yang telah pucat dan dan tubuhnya yang sudah kurus itu, dapatlah diketahui, bahwa perempuan itu memikul suatu percintaan yang amat berat. Meskipun mukanya telah kurus, tetapi cahaya kecantikan perempuan itu tiada juga hilang. (dikutip dari “Bintang Minahasa” karya Hersevien M.Taulu ,2001:65)
NARASI Narasi adalah jenis tulisan yang isinya menceritakan tentang suatu peristiwa. Dalam tulisan narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf narasi tidak memiliki kalimat utama. Tujuan paragraf narasi adalah memberikan gambaran sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal. Secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa narasi merupakan jenis tulisan yang isinya menceritakan suatu kejadian. Kejadian tersebut di-ceritakan dengan runtut dan jelas. Dalam tulisan narasi biasanya terdapat tokoh, tempat dan waktu kejadian. Hal ini dimaksudkan untuk memaparkan suatu cerita atau kejadian dengan sejelas-jelasnya.
Contoh: Pertandingan antara Angelique Widjaja melawan Tamarine Tanasugarn berlangsung sangat mendebarkan. Pada set pertama, Tamarine unggul atas Angie dengan skor 6-2. Namun, Angie membalas kekalahannya di set pertama dengan merebut set kedua. Angie memenangi set kedua itu dengan skor tipis 7-5. Memasuki set ketiga, Tamarine tampaknya mulai kehabisan tenaga. Sebaliknya Angie semakin percaya diri apalagi ia mendapat dukungan luarbiasa dari para penonton. Dengan mudah Angie memimpin perolehan angka. Ia sempat unggul dengan skor 5-0, sebelum akhirnya Angie menutup set penentuan itu dengan skor 6-2. Kemenangannya itu mengantarkan Angie ke semifinal turnamen tenis WTA Tour di Bali.
ARGUMENTASI Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Argumentasi bisa disebut sebagai tulisan eksposisi yang khusus. Penulis berusaha untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Hal ini dimaksudkan agar pembaca percaya dan menerima apa yang dipaparkannya oleh penulis. Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, penulis dapat menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat kebenaran pendapat yang disampaikannya. Keberadaan bukti-bukti tersebut dapat menghapus keraguan pembaca terhadap penulis. Penulis dapat mengajukan argumentasinya berdasarkan contoh-contoh, analogi, akibat-sebab, sebab-akibat, dan pola-pola deduktif.
Contoh: Hakim menjatuhkan vonis hukuman kepada terdakwa itu. Dari catatan kepolisian yang ada ternyata ia telah berkali-kali melakukan kejahatan-kejahatan kecil sampai kejahatan besar hampir semua pernah ia lakukan. Ternyata, lingkungan pergaulan yang ia lalui merupakan faktor utama yang menyebabkannya harus mengalami penderitaan yang panjang.
EKSPOSISI Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya (Suparno, 2008: 1.12). Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud memengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas apa yang akan disampaikannya. Penulis dapat mengembangkan tulisan secara analisis, ruangan, dan kronologis. Hal ini dimaksudkan agar pembaca memahami apa yang disampaikan. Tulisan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Dengan demikian eksposisi dapat disimpulkan sebagai jenis tulisan yang isinya menyampaikan atau memaparkan sebuah informasi. Tulisan ini disampaikan secara jelas dan dapat disertai data-data yang konkret. Tujuannya adalah agar pembaca mendapatkan informasi yang sesungguhnya.
Contoh: Kloning manusia menjadi isu pembicaraan semakin menarik para ulama akhir-akhir ini. Percobaan kloning pada binatang memang telah berhasil dilakukan, seperti kelahiran anak domba (Dolly) yang diujicoba dalam tahun 1996, tikus (1997), sapi (1998), babi (1999), kera (2000), kucing (2001). Awal April lalu dr. Severino Antinori, ginekolog dari Italia, mengumumkan keberhasilannya menumbuhkan janin dalam kloning manusia. Kloning adalah upaya untuk menduplikasi genetik yang sama dari suatu organisme dengan menggantikan inti sel dari sel telur dengan inti sel organisme lain. Kloning pada manusia dilakukan dengan mempersiapkan sel telur yang sudah diambil intinya lalu disatukan dengan sel dewasa dari suatu organ tubuh. Hasilnya ditanam ke rahim seperti halnya embrio bayi tabung.
PERSUASI Persuasi adalah jenis tulisan yang ditujukan untuk memengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Tulisan ini bertujuan memengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi, pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam tulisannya. Hal ini berbeda dengan argumen yang pendekatannya bersifat rasional yang diarahkan untuk mencapai suatu kebenaran, persuasi lebih menggunakan pendekatan emosional yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi. Sama halnya argumentasi persuasi juga menggunakan bukti atau fakta. Hanya saja dalam persuasi bukti-bukti itu digunakan seperlunya atau kadang-kadang dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa yang disampaikan penulis itu benar. Contoh bentuk tulisan persuasi adalah propaganda, iklan, selebaran, dan brosur.
Ada lima unsur yang dimiliki karangan: 1) isi karangan: hal atau gagasan yang dikemukakan 2) bentuk karangan: susunan atau cara menyajikan isi ke dalam pola kalimat 3) tata bahasa: penggunaan tata bahasa dan pola kalimat yang tepat 4) gaya: pilihan struktur dan kosakata untuk memberika nada atau warna terhadap karangan 5) penggunaan ejaan dan tanda baca
PEMETAAN MATERI MENULIS DI SD
Berdasarkan jenjang kelas di SD, pembelajaran menulis dibedakan menjadi dua: 1. Pembelajaran menulis permulaan Kegiatan ini biasa disebut dengan hand writing, yaitu cara merealisasikan simbol- simbol bunyi dan cara menulisnya dengan baik dan benar. Tingkatan ini terkait dengan strategi atau cara mewujudkan simbol-simbol bunyi bahasa menjadi huruf- huruf yang dapat dikenali secara konkret. Tujuan menulis permulaan adalah agar siswa dapat menulis kata-kata dan kalimat sederhana dengan tepat. Pada menulis permulaan siswa diharapkan untuk dapat memproduksi tulisan dapat dimulai dengan tulisan eja. Contoh tulisan e,d,f,k,j dan dapat berupa suku kata seperti su-ka, ma-ta, ha-rus, lu-ka serta dalam bentuk kalimat sederhana. Seperti halnya membaca permulaan, menulis permulaan juga dapat menggunakan metode-metode seperti metode abjad, metode suku kata, metode global dan metode SAS. Pembelajaran permulaan ini terjadi pada kelas rendah yaitu kelas I dan kelas II.
Ruang lingkup pembelajaran menulis di kelas rendah: Kelas I ( satu ) Menulis permulaan di kelas I ini menggunakan huruf-huruf kecil, tujuannya siswa dapat memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide/pesan secara tertulis, materi pelajaran menulis permulaan dikelas I SD disajikan secara bertahap dengan menggunakan pendekatan huruf, suku kata, kata-kata atau kalimat. Kelas II ( dua ) Menulis permulaan di kelas II ini menggunakan huruf – huruf besar pada pada awal kalimat dan penggunaan tanda baca, tujuannya siswa memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengomunikasikan ide/pesan secara tertulis, untuk memperkenalkan cara menulis huruf besar di kelas II SD mempergunakan pendekatan spiral maksudnya huruf demi huruf diperkenalkan secara berangsur-angsur sampai pada akhirnya semua huruf dikuasai oleh para siswa.
2. Pembelajaran menulis lanjutan (pemahaman) Pembelajaran menulis ini terdapat dikelas III, IV, V, VI. Tujuan menulis lanjut adalah agar siswa mampu menuangkan pikiran dan perasaannya dengan bahasa tulis secara teratur dan teliti. Yang membedakan menulis permulaan dengan menulis lanjut adalah adanya kemampuan untuk mengembangkan skema yang ada yang telah diperoleh sebelumnya untuk lebih mengembangkan hal-hal yang akan ditulis.
Teknik dan Model Pembelajaran Menulis Cerita berdasarkan butir-butir pembelajaran menulis di kelas tinggi (kelas 3-6) SD terdapat ragam teknik pembelajaran menulis. Teknik pembelajaran menulis dikelompokkan menjadi dua, yakni menulis cerita dan menulis untuk keperluan sehari-hari : Menulis cerita Menulis cerita Teknik ini terdiri atas enam macam: 1) Menyusun kalimat. Teknik menyusun cerita dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan, melengkapi kalimat memperbaiki susunan kalimat, memperluas kalimat, subtitusi, transfomtasi dan membuat kalimat. 2) Teknik memperkenalkan cerita Meliputi : baca dan tulis, simak dan tulis 3) Meniru model 4) Menyusun paragaf 5) Menceritakan kembali 6) Membuat simpulan
Menulis untuk keperluan sehari-hari Menulis untuk keperluan sehari-hari meliputi ragam menulis: menulis surat menulis pengumuman mengisi formulir menulis surat undangan membuat iklan menyusun daftar riwayat hidup. Model pembelajaran menulis cerita/cerpen di SD meliputi: menceritakan gambar melanjutkan cerita lain menceritakan mimpi menceritakan pengalaman menceritakan cita-cita