Nama Kelompok: Wulan Styaningsih P. Mohammad Iqbal Yusuf GENDER MAINSTREAM Nama Kelompok: Wulan Styaningsih P. Mohammad Iqbal Yusuf Micka Sholehatul M.
GENDER MAINSTREAM Istilah Gender Mainstreaming atau Pengarusutamaan Gender sebenarnya sudah mulai muncul sebagai wacana pada saat diskusi-diskusi dalam Konferensi Dunia tentang perempuan sedunia di Nairobi tahun 1985. Wacana mengenai Gender Mainsteaming kembali muncul pada Konferensi Tingkat Menteri Asia Pasifik kedua mengenai Perempuan Dalam Pembangunan dan Program Aksi. Puncaknya, konsep Gender Mainstreaming atau Pengarusutamaan Gender muncul pada Konferensi Dunia tentang Perempuan di Beijing China tahun 1995,dimana dalam forum tersebut semua negara peserta ( termasuk Indonesia ) menerima mandat untuk menerapkan Pengarusutamaan Gender di negara masing- masing.
Kemudian secara definisi Pengarusutamaan Gender dapat diartikan sebagai Suatu strategi untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakan dan program yang memperhitungkan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Pengertian tersebut menimbulkan point penting yang terkandung di dalamnya antara lain : (1) Pengarusutamaan Gender untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender. (2) Mengintegrasikan perspektif gender dalam kebijakan dan program pembangunan. (3) Mengadopsi perspektif gender ke dalam setiap tahapan siklus perencanaan pembangunan.
Arlie Hochschild (1973) menjelaskan bahwa menginjak pertengahan 1970-an, penelitian peran gender (yang didalam literatur secara berganti-ganti disebut dengan penelitian peran jenis kelamin) berpijak pada empat perspektif utama (McIntosh, 1968): 1. perbedaan jenis kelamin 2. peran jenis kelamin 3. perempuan sebagai kelompok minoritas 4. stratifikasi jenis kelamin Feminisme ini awalnya merupakan filsafat dan gerakan berkaitan dengan Era Pencerahan di Eropa yang dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu dan Marquis de Condorcet. Setelah Revolusi Amerika 1776 dan Revolusi Prancis pada 1792 berkembang pemikiran bahwa posisi perempuan kurang beruntung daripada laki-laki dalam realitas sosialnya.
Dilakukannya suatu bentuk kritik dari perspektif teori feminisme terhadap teori pembangunan yang kemudian melahirkan woment in development yang memberikan partisipasi kaum perempuan dalam berbagai urusan yang dicetuskan dalam sebuah konfrensi tentang pengintegrasian kaum perempuan dalam bidang ekonomi yang diselenggarakan di Weseley College, Amerika Serikat. Dari konfrensi itulah berkembang suatu pengetahuan baru yang kemudian menjalar ke birokrasi pembangunan. Sehingga urusan mengenai woment in development mulai dibuka di USAID, dan sejak itu pulalah suatu disiplin ilmu dan teori baru tentang woment in development lahir. Ada konsep WID (Women In development) menitik beratkan dan fokus pada dominasi perempuan untuk memberikan celah atau kesempatan untuk ikut serta dalam pembangunan. Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan The Percy Amendement bagi undang-undang bantuan luar negeri 1973 yang menetapkan perhatian khusus kepada perempuan dalam program pembangunan internasional. Dengan demikian maka sudah jelaslah bahwasannya peran kaum perempuan dalam pebangunan dimasa ini tidak bisa kita ragukan lagi (Mansour Fakih, masyarakat sipil untuk transformasi)
Perkembangan Feminisme di Amerika Serikat Betty Friedan membentuk organisasi wanita bernama National Organization for Woman (NOW) di tahun 1966. Dalam bidang perundangan, tulisan Betty Fredman berhasil mendorong dikeluarkannya Equal Pay Right (1963) sehingga kaum perempuan bisa menikmati kondisi kerja yang lebih baik dan memperoleh gaji sama dengan laki-laki untuk pekerjaan yang sama, dan Equal Right Act (1964) dimana kaum perempuan mempunyai hak pilih secara penuh dalam segala bidang. Di tahun 1967 dibentuklah Student for a Democratic Society (SDS) yang mengadakan konvensi nasional di Ann Arbor kemudian dilanjutkan di Chicago pada tahun yang sama, dari sinilah mulai muncul kelompok "feminisme radikal" dengan membentuk Women´s Liberation Workshop yang lebih dikenal dengan singkatan "Women´s Lib“ Pada 1975, "Gender, development, dan equality" sudah dicanangkan sejak Konferensi Perempuan Sedunia Pertama di Mexico City tahun 1975. Hasil penelitian kaum feminis sosialis telah membuka wawasan jender untuk dipertimbangkan dalam pembangunan bangsa. Sejak itu, arus pengutamaan jender atau gender mainstreaming melanda dunia.
Aliran-Aliran Feminisme Sejalan Dengan Perkembangannya Sejalan dengan perkembangan teori feminisme yang semakin pesat di berbagai belahan dunia dan dalam rangka menyelesaikan permasalahan mengenai ketimpagan dan ketidakadilan terhadap para kaum wanita, mendorong munculnya berbagai aliran-aliran yang berbeda dan persepektif yang multi terhadap apa yang menjadi pokok permasalahan yang sedang di hadapkan. Di antara beberapa aliran tersebut antara lain: 1. Feminisme liberal 2. Feminisme radikal 3. Feminisme post modern 4. Feminisme anarkis 5. Feminisme Marxis 6. Feminisme sosialis 7. Feminisme postkolonial 8. Feminisme Nordic
SEKIAN TERIMA KASIH