ANGGOTA KELOMPOK : GIGIH PUDYO ESVAN MAULIDA FARADITA ANDERLA PUSPITASARI NUR QAYYUM FITRIA
BIOTEKNOLOGI MODERN KLONING DOMBA DOLLY
Teknologi kloning : Suatu cara reproduksi yang menggunakan teknik tingkat tinggi di bidang rekayasa genetika untuk menciptakan makhluk hidup tanpa melalui perkawinan
Kloning berasal dari kata ‘clone’, artinya mencangkok Kloning berasal dari kata ‘clone’, artinya mencangkok. Teknik ini adalah cara reproduksi vegetatif buatan yang dilakukan pada hewan dan atau manusia. Teknik reproduksi ini terkenal sejak tahun 1996 karena keberhasilan Dr. Ian Welmut, seorang ilmuwan Scotlandia yang sukses melakukan kloning pada domba yang dikenal dengan Dolly
Dr. Ian Welmut dengan domba Dolly
LANGKAH KLONING
1. Pengambilan kelenjar mamae (puting susu) seekor domba disebut sel somatis (sel tubuh) 2. Dari domba betina lain diambil sebuah ovum (sel telur) lalu dihilangkan inti selnya. 3. Proses fusi (penyatuan) 2 sel dengan memberikan kejutan listrik yang mengakibatkan ‘terbukanya’ membran sel telur sehingga kedua sel bisa menyatu. 4. Diperoleh sebuah sel telur yang berisi inti sel somatis. Hasil fusi sel memperlihatkan sifat yang mirip dengan zigot dan akan mulai melakukan proses pembelahan.
Langkah terakhir, ‘zigot’ ditanamkan pada rahim induk domba betina, sehingga sang domba tersebut hamil. Anak domba yang lahir itulah yang dinamakan Dolly dan memiliki sifat yang sangat sangat mirip dengan domba donor sel puting susu tersebut.
Jadi, domba hasil kloning adalah domba hasil perkembangbiakan secara vegetatif karena sel telur tidak dibuahi oleh sperma
Induk (kanan) dan anak hasil kloning (kiri)
BIOTEKNOLOGI konvensional PEMBUATAN TAPE
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional Tape merupakan makanan fermentasi tradisional. Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong. Berbeda dengan makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkakan banyak mikroorganisme. Inokulum tape atau sering disebut ragi tape, telah lama diteliti.
Tape memiliki rasa manis dan sedikit mengandung alcohol, memiliki aroma menyenangkan, bertekstur lunak dan berair. Tape sebagai produk makanan cepat rusak karena fermentasi lanjut setelah kondisi optimum fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi. Namun jika disimpan di tempat yang dingin akan dapat bertahan selama dua minggu. Hasil dari fermentasi lanjut adalah produk yang asam beralkohol, yang tidak enak lagi untuk dikonsumsi
LANGKAH PEMBUATAN
1. Pilihlah singkong yang baik (1kg), dikupas, dipotong-potong dan dicuci bersih 2. Potongan singkong direbus sampai matang( jangan terlalu lunak) lalu ditiriskan 3. Tunggu singkong sampai dingin 4. Sediakan ragi tape(½ sendok teh) lalu ditumbuk halus dan diayak dengan ayakan/ saringan 5. Taburkan ragi yang telah dihaluskan ke singkong sampai rata 6. Bungkus singkong memakai daun pisang 7. Sediakan tempat untuk menyimpan singkong yang sudah dibungkus dengan daun pisang 8. Bungkus baskom dengan memakai kain, peram selama 2-3 hari 9. Setelah 3 hari, bukalah bungkusan singkong tersbut
SAAT DITUTUP DAUN PISANG
HASIL SETELAH 3 HARI
KESIMPULAN
1. Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional karena masih dengan cara-cara yang terbatas 2 . Pada proses pembuatan tape, ragi memakan glukosa di dalam singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak, ragi akan merubah glukosa menjadi alkohol 3. Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya 4. Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomycescereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut
ANY QUESTION ?