CURICULUM VITAE Nama : Dr. Rianto Setiabudy

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOMAN PENGOBATAN RASIONAL DAN OBAT GENERIK
Advertisements

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL (POR) DI INDONESIA
Bayaran Kapitasi yang Layak Bagi Dokter Primer
ANTIBIOTIKA BY : SRIDANA, S.Farm.,Apt..
PENGANTAR ANTI MIKROBA
PENGANTAR ANTI MIKROBA II
Penisilin Antibiotika pertama yang ditemukan oleh Alexander fleming 1928 Dihasilkan dari Penisilium notatum. Mekanisme kerja : menghambat sintesa dinding.
CARA PAKAI OBAT WAKTU PEMBERIAN OBAT FARMAKOLOGI FK UNAND
PELAYANAN KEFARMASIAN DI ERA SISTEM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Evaluasi Penggunaan Obat
DRUG RELATED PROBLEM YENI FARIDA S.FARM., APT.
UJI I PROGRAM EDUKASI PENYAKIT REUMATIK Terapi Agresif pada Artritis Reumatoid Mitos dan Fakta Seputar Penyakit Reumatik Pemberian obat intra-artikular.
Eksim: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan
Dosen Pembimbing: AYU IRMA YESSY, S.FAR, APT.
OBAT YANG MEMPENGARUHI JANIN INTRA UTERIN
PROGRESS REPORT CLINICAL PATHWAY
OLEH: RINA YUNIARTI, S.FARM, APT
Obat anti infeksi terdiri dari 2 golongan :
Maura Linda Sitanggang Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
PERATURAN TENTANG PERAPOTEKAN
TUGAS UNTUK DISKUSI.
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL TENTANG FORMULARIUM
PAFI JABAR 2017 Nova Petrika Maulana Mantik, S.Farm.,Apt
TELUSUR SISTEM MANAJEMEN DAN PENGGUNAAN OBAT
KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
Dr. drg. Haris Budi Widodo, M.Kes., A.P., SIP.
MANFAAT SENG DALAM PENGOBATAN PNEUMONIA BERAT PADA ANAK-ANAK USIA 2 TAHUN YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT INDIA SELATAN Oleh : Annisa Nurjanah
Dr. Haris Budi Widodo, drg., M.Kes., A.P., SIP.
Penyusunan Formularium RS
FARMAKOTERAPI ASMA DAN PPOK
Penulisan Resep King Hans K..
PENISILIN Nama Kelompok : Faradila Andriani (P )
INFEKSI SALURAN KEMIH PENGERTIAN
PERAN FORMULARIUM DALAM PENGgunaan obat RASIONAL DAN PENGENDALIAN BIAYA KESEHATAN Rianto Setiabudy Dipresentasikan dalam acara Sosialisasi Formularium.
PENISILIN.
obat Anti INFEKSI sistemik
Obat Herbal, Kriterianya Harus Aman
Pelayanan Informasi Obat
Isolasi Salmonella typhi dari penderita demam tifoid.
TIPS HIDUP SEHAT Annisa Nurul H. (A ).
URINARY TRACT INFFECTIONS (UTI)
PERTEMUAN 2 3 Maret 2017.
From PSC with love.... Ridlo MemeL Widhi AB3 Anietah Apingx
BIOAVAILABILITAS OBAT “KETERSEDIAAN HAYATI OBAT”
PENGGUNAAN OBAT PADA PEDIATRIK Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Univ. Muhammadiyah Purwokerto.
Kebijakan Pemerintah dalam Menjaga Ketersediaan Obat dalam JKN
ANTI BIOTIKA Farmakologi Klinik.
RESEP Pengertian : Permintaan tertulis dari dokter kepada apoteker untuk menye rahkan sejumlah tertentu.
PELACAKAN PUBLIKASI ILMIAH
OBAT GASTROINTESTINAL
obat Anti INFEKSI sistemik
SEROSIS HEPATIS Ariana. D
UJI I PROGRAM EDUKASI PENYAKIT REUMATIK Terapi Agresif pada Artritis Reumatoid Mitos dan Fakta Seputar Penyakit Reumatik Pemberian obat intra-artikular.
Penilitian Retrospektif study
Dosen : Dr. Dra. Lili Musnelina, M.Si PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI INSTITUS SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 2017 FARMASI SOSIAL “PERILAKU.
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
MEDICATION ERROR NIFEDIPIN
Nama: Franciska Danik Sandrayanti NPM:
ANALISA JURNAL Equal antipyretic effectiveness of oral and rectal acetaminophen: a randomized controlled trial [ ISRCTN ] (Efektinitas penggunaan.
Minum Obat, Hindari Jus Buah!
FARMAKOTERAPI DIARE AKUT Rustamaji
Prinsip Pemberian Obat pada Pasien
PENGERTIAN OBAT Obat adalah zat atau benda yang dapat menyembuhkan penyakit, mencegah timbulnya gejala penyakit, memperbaiki kesehatan mental (rohani),
PRESKRIPSI Membaca resep, menganalisis resep dan Pengkajian resep Ari Susiana wulandari, M.Sc., Apt.
OBAT- OBAT DALAM KEHAMILAN Resa Dian. Farmakokinetika obat selama Kehamilan 1.Absorpsi 2.Distribusi 3.Metabolisme 4.Eliminasi.
Agus Suryanto Direktur Utama
Antibiotik Pengertian antibiotik Penggolongan antibiotik Indikasi Kontra indikasi Mekanisme kerja Sasaran penggunaan Efek samping Toksisitas.
Oleh : Febri Dian Fitriana O1B Compounding and Dispending Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo Kendari.
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Ratna Permana Sari, MSc., Apt.
InfeksiSaluranPernafasanAkut (ISPA). Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA) Akut 1. PENGERTIAN 2. FAKTOR PENYEBAB 3. KLASIFIKASI ISPA 4. FAKTOR AGEN, HOST,
Transcript presentasi:

CURICULUM VITAE Nama : Dr. Rianto Setiabudy Tempat, Tanggal Lahir : Mentok, 25 Sept. 1948 Alamat : Jl. Agung Permai 10 no. 2 No. Telpon : Rumah : 021-64712831 HP : 081514546085 Alamat E- Mail : rianto_set@yahoo.com Tempat Bekerja : FKUI Jabatan : Staf pengajar

Rianto Setiabudy Dept. Farmakologi FKUI Bekasi, 14 Nov. 2015

Latar Belakang Obat adalah bagian yang sangat penting dalam hidup manusia Obat ibarat pisau Penggunaan obat yang berlebihan dan tidak terkendali (irasional) sangat merugikan karena: 1. Mencelakakan pasien (biasanya tidak ketahuan) 2. Memboroskan biaya pengobatan WHO (2002): angka penggunaan obat irasional secara global ialah 50%, ditambah lagi pasien salah menggunakannya sebanyak 50%. 3

Kerangka bahasan Masalah penggunan obat di Indonesia Penggunaan obat yang rasional Penggunaan antibiotika di layanan primer di era JKN Kiat menggunakan obat secara rasional di layanan primer di era JKN 4

Masalah penggunaan obat irasional di Indonesia 5

Ciri dari penggunaan obat irasional Penggunaan obat yang tidak berbasis bukti ilmiah, termasuk suplemen makanan, dan sebagian besar penggunaan vitamin Penggunaan tanpa indikasi Polifarmasi (terutama pada anak dan manusia usia lanjut) Penggunan dosis yang terlalu besar/kecil Penggunaan obat terlalu lama/singkat Penggunaan obat yang mahal yang tidak perlu (contoh: simvastatin vs rosuvastatin) Interaksi obat yang merugikan pasien Penggunaan obat tanpa indikasi (termasuk off label use) Biaya simvastatin 10 mg sebulan ialah Rp. 14.000,- sedangkan rosuvastatin 10 mg sebulan ialah Rp 500.000,- (lebih dari 35 x lipat) Pemberian obat tanpa indikasi: sefiksim untuk fluOff label use contoh: ondansetron untuk mual muntah biasa, lansoprazol untuk keluhan lambung ringan Contoh penggunaan vitamin sebagai “sarapan pagi kedua” Dosis terlalu besar: Vitamin C yang mengandung 500-1000 mg/tab, kebutuhan sehari hanya 95 mg Dosis terlalu kecil: Ketosteril 3 x 1 kapsul 6 6

Contoh Penggunaan Obat Irasional (1) Contoh kasus: Seorang anak perempuan umur 5 tahun (BB 19 kg) dibawa ke dokter dengan keluhan muntah2 seharian setelah makan obat flu dan malam hari mengeluh “deg-degan” dan tidak bisa tidur. 7

Resep yang diperoleh dari dokter itu mengandung 4 obat: R/Fenobarbital 3 x 15 mg Parasetamol 3 x 250 mg R/Ethicef (sefadroksil) 3 x 275 mg R/ Lesidas (loratadin) 3 x ½ tab Teofilin 3 x 30 mg Bricasma (terbutalin) 3 x ½ tab 8

Transbroncho (ambroksol) 3 x 1/3 tab Kenantist (triamsinolon + karbinoksamin maleat) 3 x 1/3 tab Tremenza (pseudoefedrin + triprolidin) 3 x 1/3 tab Lactas calcicus 3 x 25 mg R/ Kiddi Pharmaton 1 x 1 sendok teh 9

Analisis Jumlah jenis obat: 10 Jumlah jenis zat aktif: 13 Obat yang mengandung antihistamin: Lesidas, Kenantist, Tremenza Obat yang menimbulkan jantung berdebar: Bricasma, Lesidas, Tremenza (efek simpatomimetik) Obat yang dosisnya terlalu besar/kecil: parasetamol, Ethicef, teofilin, terbutalin 10

Mengapa kita perlu “menyaring” obat yang boleh masuk ke DOS? Pertimbangan keselamatan pasien karena banyak obat yang kurang efektif dan kurang aman Banyak obat yang indikasinya sama Terbatasnya tempat penyimpanan obat Dead stock Kebingungan petugas instalasi farmasi dan perawatan (looks alike, sounds alike  medication error) Pengendalian biaya pemeliharaan kesehatan Yang kurang efektif: berbagai mukolitik, enzim pencernaan, isoprinosin, ATP, brain energizer,glukosamin Yang kurang aman:berbagai obat yang digunakan off label 11 11

Manifestasi penggunaan obat yang tidak rasional Menggunakan dosis terlalu tinggi/rendah Menggunakan obat toksik Meresepkan obat mahal yang tidak diperlukan Meresepkan obat yang tidak diperlukan Meresepkan obat yang menimbulkan interaksi yang membahayakan pasien Meresepkan obat yang tidak ditunjang bukti ilmiah ( EBM support)  a.l. Food supplement dan obat2 yang tidak bermanfaat Polifarmasi dan penggunaan off-label 12

Contoh selisih harga OGB, branded generics, dan originator Obat Harga OGB Harga branded generics Harga originator Diklofenak tablet 50 mg Rp. 280,- Rp 1.500,- Rp. 5500,- (19 x lipat) Siprofloksasin tablet 500 mg Rp.. 300,- Rp 10.000,- Rp. 24.000,- (80 x lipat) Levofloksasin tablet 500 mg Rp. 1.100,- Rp. 40.000,- Rp 36.000,- (32 x lipat) Piroksikam 20 mg tablet Rp. 200,- Rp. 1.300,- Rp. 12.000,- (60 x lipat) Harga Neto apotik + PPN 13 13

Penggunaan Obat yang Rasional 14

Definisi Penggunaan Obat Rasional (Rational Drug Use) Penggunaan Obat Rasional (POR) ialah penggunaan obat yang: 1. sesuai dengan kebutuhan pasien (jenis obat, dosis, interval dosis lama terapi) 2. menggunakan obat berkualitas baik dan tersedia 3. terjangkau serta termurah untuk pasien yang bersangkutan dan komunitasnya (WHO, 2003) 15

Ciri dari POR Pilihan obat dan indikasi yang tepat Dosis yang tepat Cara pemberian yang tepat Lama pemberian yang tepat Tidak ada kontra-indikasi atau interaksi yang merugikan 16

Manfaat Formularium Nasional Hanya obat yang paling aman dan efektif yang dapat diresepkan oleh dokter dalam sistem BPJS Obat yang bisa masuk dalam daftar formularium nasional adalah obat-obat yang memenuhi EBM Obat disesuaikan dengan tingkat layanan kesehatan dan kebutuhan masyarakat setempat Suplemen makanan, obat herbal, obat tradisional, tidak masuk dalam daftar obat Fornas Para dokter akan lebih berpengalaman dengan jumlah obat yang tidak terlalu banyak 17

Keruwetan pengadaan obat dapat dikurangi Jumlah jenis obat dirampingkan tanpa mengurangi kualitas obat yang disediakan (mis obat copy dan obat me too) Obat yang terlalu mahal, tidak efektif, atau belum mantap keamanannya tidak akan tercantum dalam Fornas Keruwetan pengadaan obat dapat dikurangi Biaya pembelian obat dapat ditekan karena pembelian dilakukan dalam jumlah besar Prinsip keadilan obat dapat ditegakkan Konsistensi pengadaan obat lebih terjamin 18

Penggunaan Antibiotik di Layanan Primer dalam Era JKN 19

 PENGGUNAAN IRASIONAL PENGGUNAAN RASIONAL PENGGUNAANSERING RESISTENSI MENINGKAT

Apa saja upaya yang diterapkan Fornas untuk menghambat penyebaran resistensi kuman? Membatasi jenis AB yang boleh digunakan Mengatur alokasi AB sesuai dengan Tingkat Fasiltas Pelayanan Kesehatan Memberi “rambu” penggunaan AB tertentu

Apa antibiotika oral yang tidak lagi tersedia untuk layanan primer? Sefadroksil, sefaleksin, sefiksim, sefpodoksim proksetil, azitromisin, klaritromisin, klindamisin, spiramisin, metenamin mandelat.

Antibiotika apa yang tersedia untuk layanan primer Oral: Ampisilin, amoksisilin, penisilin V, doksisiklin, tetrasiklin, kloramfenikol, kotrimoksazol, eritromisin, siprofloksasin, metenamin mandelat, nitrofurantoin, metronidazol, griseofulvin, ketokonazol, nistatin Parenteral: penisilin prokain, benzatin penisilin, streptomisin

Kiat Menggunakan Obat Secara Rasional di Era JKN 24

Penggunaan obat irasional yang sering terjadi di layanan primer Antibiotika: terutama ISPA dan Gastroenteritis akut Obat antiviral: isoprinosin Enzim pencernaan Kortikosteroid Stimulator sistem imun Vitamin dosis berlebih Mukolitik No.1 terutama levofloksasin, kuinolon, amoksisilin, sefalosporin 25 25

Kiat menggunakan obat secara rasional di layanan primer Gunakanlah obat sesuai dengan kebutuhan pasien, tepat indikasi, dosis, lama pemberian, dan cara pemberian Gunakanlah sedikit mungkin jenis obat (hindari polifarmasi) Pilihlah obat drug of choice Hindari penggunaan obat off-label Gunakan obat yang tercantum dalam Formularium Nasional 26

Penutup Penggunaan Obat yang Rasional (POR) berpengaruh besar terhadap keamanan dan efikasi penggunaan obat dalam layanan primer Sistem “Per capita” yang diterapkan sekarang dalam JKN jauh lebih baik untuk menerapkan POR dari pada sistem “Fee for service” yang berlaku sebelumnya Sosialisasi, evaluasi, dan umpan balik amat diperlukan untuk menyukseskan penggunaan obat yang rasional dan berkeadilan TERIMA KASIH 27