KONSEP-KONSEP DASAR PENELITIAN KOMUNIKASI Alexis S. Tan, Bab II; Jalaluddin Rakhmat, Bab II; Herman Soewardi, Bab II. Rachmat Kriyantono, Bab II.
Konsep-konsep Dasar Penelitian Komunikasi Konsep, Konstruk, dan Variabel Hipotesis Pengukuran Kecermatan Pengukuran
Konsep, Konstruk, dan Variabel Konsep adalah “Abstraksi yg dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus” (Kerlinger, 1986: 28) Konsep menurut Bungin (2001:73) adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan fenomena yang sama. Misalnya: merah, putih, hijau, kuning, digeneralisasikan sebagai “warna”. Membaca buku, mendengarkan kuliah, mengerjakan pekerjaan rumah, disebut “belajar”. Warna, belajar, adalah konsep.
Konstruk Jika konsep secara sengaja dibuat dan digunakan untuk tujuan ilmiah, ia disebut konstruk Mengukur konstruk abstrak menjadi konstuk yang dapat diukur disebut operasionalisasi. Misalnya: terpaan media (media exposure) diopersionalisasikan sebagai frekwensi individu dalam menonton televisi.
Variabel Variabel adalah konstruk yang telah diberi nilai. Menurut Meyer (1984: 215), variabel adalah konsep tingkat rendah, yang acuanya secara relatif mudah diidentifikasi dan diobservasi seta mudah diklasifikasi, diurut dan diukur. Variabel dikategorikan dalam: Variabel Bebas dan Variabel Tak Bebas Variabel Aktif dan Variabel Atribut Variabel Kontinyu dan Variabel Diskret
Variabel Variabel Bebas dan Variabel Tak Bebas; Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu; variabel tak bebas adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. contoh: “Jika X maka Y”; X adalah variabel pengaruh, dan Y adalah variabel tergantung.
Variabel . . . Jika terdapat satu variabel pengaruh dan tergangtung, disebut bivariat. Jika terdapat lebih dari satu variabel pengaruh terhadap variabel tergantung, disebut multivariat. Contoh: hubungan dua variabel dalam Analisis Bivariat
Variabel . . . Hubungan dua variabel dalam Analisis Bivariat Hubungan antara dua variabel dalam analisis Multivariat Tingkat Pengetahuan ttg Pemilu Keikutsertaan dalam Pemilu Variabel Bebas Variabel Tak Bebas Tingkat pendidikan Tingkat ekonomi Aktivits organisasi Jenis kelamin Agama Preferensi terhadap Program Televisi Variabel Bebas Variabel Tak Bebas
Variabel . . . 2. Variabel Aktif dan Variabel Atribut; variabel aktif merupakan variabel yang dapat dikendalikan (misalnya penelitian eksperimen: pengendalian suhu ruangan, dllsb.); variabel atribut adalah variabel yang tidak dapat dikendalikan (misalnya umur, jenis kelamin, dllsb).
Variabel . . . 3. Variabel Kontinyu dan Variabel Diskret; variabel kontinyu adalah variabel yang secara teoretis dapat mempunyai nilai yang bergerak tak terbatas di antara dua nilai; variabel diskret adalah variabel yang yang mempunyai nilai 1,2,3,4; dan tidak mungkin 1,25; 2,30. Variabel Diskret tidak ada nilai pecahan.
Variabel . . . Variabel juga dapat dikelompokkan berdasarkan cara pengukuran, yakni: Skala Nominal, Skala Ordinal, Skala Interval & Skala Rasio Skala Nominal: Variabel yang ditetapkan berdasarkan penggolongan. Artinya, hanya mengelompokkan peristiwa dalam kategori tertentu. Misalnya: Status perkawinan, jenis kelamin, agama, dllsb.
Skala . . . 2. Skala Ordinal: variabel yang memiliki jenjang tingkatan yang diurutkan dari yang paling tinggi ke yang paling rendah atau sebaliknya. Variabel ini antara lain: tinggi badan mahasiswa, rangking mahasiswa, dll. 3. Skala Interval: variabel seperti variabel ordinal, tetapi mempunyai jarak atau interval yang sama. Memiliki ciri angka nol tidak mutlak. Misalnya, variabel tingkat penghasilan, kepuasan kerja, prestasi mahasiswa.
Skala . . . 4. Skala Rasio: variabel yang mempunyai permulaan angka nol mutlak. Misalnya, luas bangunan, dan lain sebagainya.
Hipotesis Hipotesis sering disebut sebagai “statement of theory in testable form”, atau “tentative statement about reality” (Champion, dalam Rakhmat: 1986: 14). Kriteria hipotesis: Hipotesis harus jelas dan konseptual; Hipotesis harus mempunyai rujukan empiris; Hipotesis harus bersifat spesifik; Hipotesis harus dihubungkan dengan teknik penelitian yang ada; Hipotesis harus berkaitan dengan suatu teori.
Pengukuran Pengukuran adalah penggunaan lambang untuk menunjukkan suatu peristiwa menurut peraturan tertentu. Pengukuran, secara garis besar dibedakan melalui: skala nominal, skala Ordinal, skala Interval dan skala Rasio. Skala Nominal: skala nominal hanya mengelompokkan peristiwa dalam kategori tertentu. Skala Ordinal: skala yang variasi sifat-sifatnya tersusun dan berurutan tetapi tidak mempunyai besaran yang mutlak.
Pengukuran . . . Skala Interval: skala interval memiliki ciri matematis atau additivity, namun skala ini tidak memiliki nilai nol mutlak. Skala Rasio: skala rasio menghimpun semua sifat skala interval, dan ditambah dengan nilai nol mutlak. Misalnya: berat badan, tinggi badan, suhu badan, dllsb.
Kecermatan Pengukuran Dua syarat untuk mendapatkan kecermatan penelitian: Reliabilitas dan validitas. Reliabilitas menunjukkan stabilitas, konsistensi, dan dependabilitas alat ukur. Reliabilitas dianggap terpercaya bila dipergunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau peneliti lain dan memberikan hasil yang sama.
Kecermatan . . . Tiga cara untuk menguji reliabilitas, yakni: Antaruji: membandingkan beberapa hasil pengukuruan dari populasi yang sama pada waktu yang berbeda oleh peneliti yang berbeda. Antarbutir: alat ukur yang terdiri dari berbagai butir tes dibagi (split-half-procedure). Skor responden pada butir tes yang satu dikorelasikan dengan skor responden yang lain.
Kecermatan . . . 3. Antarpenilai: responden yang sama diukur, diuji dan diamati oleh beberapa orang peneliti kemudia dikorelasikan. Reliabilitas dinyatakan dengan angka kesepakatan di antara penilai.
Kecermatan . . . Validitas artinya kesucian alat ukur dengan apa yang hendak diukur. Ada tiga macam validitas: validitas isi, validitas prediktif, validitas konstruk. Validitas isi (content validity), menunjukkan bahwa pokok-pokok pada alat ukur mewakili sifat-sifat yang diukur.
Kecermatan . . . Validitas prediktif (predictive validity) disebut juga criteria-related-validity. Misalnya, nilai harian siswa digunakan untuk memprediksi hasil ujian akhir. Validitas konstuk, menunjukkan sejauhmana alat ukur mengukur konstruk yang tertentu (yakni suatu keadaan yang dihipotesiskan mempunyai sebab akibat).
Soal-soal Kemukakan tentang konsep, jelaskan dengan contoh! Jelaskan tentang konstruk dan variabel! Kemukakan jenis-jenis variabel, jelaskan dengan contoh!
Soal-soal Apa yang dimaksud dengan pengukuran dan kemukakan empat jenis pengukuran! Sebutkan dan jelaskan dua syarat untuk mendapatkan kecermatan penelitian! Jelaskan cara-cara untuk menguji reliabilitas!