ADOPSI INOVASI
Disusun oleh : Maria Y. Nurli (145050101111092) Dewi Wulansari (145050101111099) Fihdha Nurul Azizah (145050101111110) Azizatul Muflikah (145050101111114) Ivelia Tamara Zulmy (145050101111115) Ayuntina Desy Sartika (145050101111126) Nur Alifatul Umma (145050101111141) Siskawati
Pengertian Adopsi inovasi terdiri dari dua kata yaitu adopsi dan inovasi Jadi dapat dikatakan adopsi inovasi yang merupakan sebuah proses pengubahan sosial dengan adanya penemuan baru yang dikomunikasikan kepada pihak lain, kemudian diadopsi oleh masyarakat atau sistem sosial. Adopsi: proses mental seseorang yang ditandai dengan keadaan menerima, menerapkan dan menggunakan atas suatu inovasi Inovasi : suatu ide, praktek, atau produk yang dianggap baru oleh individu atau grup yang relevan
Difusi vs Adopsi Dilihat dari Luas Sasaran Difusi biasanya terjadi pada tingkat yang lebih tinggi atau luas, seperti pada sebuah masyakarat, sedangkan adopsi secara umum terjadi pada unit yang lebih kecil, seperti perusahaan dan individu. Dilihat Pembawa Inovasi Proses adopsi pembawa inovasi berasal dan “luar” sistem lokal masyarakat sasaran. Sedang dalam proses difusi, sumber informasi berasal dan dalam (orang) sistem sosial masyarakat itu sendiri.
Proses Adopsi Inovasi Pada awalnya Rogers menerangkan bahwa dalam upaya perubahan seseorang untuk mengadopsi suatu perilaku yang baru, terjadi berbagai tahapan pada seseorang tersebut, yaitu: 5. Tahap Adoption (Adopsi) 1. Tahap Awareness (Kesadaran) 3. Tahap Evaluation (Evaluasi) 2. Tahap Interest (Keinginan) 4. Tahap Trial (Mencoba) Dari pengalaman di lapangan ternyata proses adopsi tidak berhenti segera setelah suatu inovasi diterima atau ditolak. Kondisi ini akan berubah lagi sebagai akibat dari pengaruh lingkungan penerima adopsi.
Adopsi Teknologi Informasi Teknologi informasi dapat dilihat sebagai sebuah inovasi yang proses difusinya melibatkan dua sisi yaitu: 1. Sisi penawaran (supply side) Sisi penawaran terkait dengan pembuatan, produksi, dan difusi inovasi, sedang sisi permintaan berfokus pada adopsi dan aplikasi inovasi. 2. Sisi permintaan (demand side)
Sifat-Sifat atau Karekteristik Inovasi Sifat-sifat intrinsik sifat-sifat ekstrinsik 1. Informasi ilmiah yang melekat/dilekatkan pada inovasinya. 2. Nilai-nilai atau keunggulan-keunggulan (teknis, ekonomis, sosial budaya, dan politis) yang melekat pada inovasinya. 3. Tingkat kerumitan (kompleksitas) inovasi. 4. Mudah/tidaknya dikomunikasikan (kekomunikatifan) inovasikan. 5. Mudah/tidaknya inovasi tersebut dicobakan (trialability). 6. Mudah/tidaknya inovasi tersebut diamati (observabiity). 1. Kesesuaian (compability) inovasi dengan lingkungan setempat (baik lingkungan fisik, sosial budaya, politik, dan kemampuan ekonomis masyarakatnya). 2. Tingkat keunggulan relatif dari inovasi yang ditawarkan, atau keunggulan lain yang dimiliki oleh inovasi dibanding dengan tehnologi yagn sudah ada yang akan diperbaharui/digantikannya
Tahapan Pengambilan Keputusan Tentang Inovasi Pengetahuan Belum memiliki informasi tentang inovasi baru Disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada Persuasi Individu tertarik pada inovasi dan aktif mencari informasi/detail mengenai inovasi Pengambilan Keputusan Individu mengambil konsep inovasi dan menimbang keuntungan/kerugian dari menggunakan inovasi dan memutuskan apakah akan mengadopsi atau menolak inovasi. Implementasi Mempekerjakan individu untuk inovasi yang berbeda-beda tergantung pada situasi. Selama tahap ini individu menentukan kegunaan dari inovasi dan dapat mencari informasi lebih lanjut tentang hal itu Konfirmasi seseorang kemudian akan mencari pembenaran atas keputusan mereka Tidak menutup kemungkinan seseorang kemudian mengubah keputusan yang tadinya menolak jadi menerima inovasi setelah melakukan evaluasi.
Faktor-faktor Penerimaan Adopsi Inovasi Sifat sifat atau karekteristik inovasi Kualitas Penyuluh Saluran media yang digunakan Pengambilan keputusan adopsi Sifat-sifat atau karekteristik calon pengguna
Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Petani untuk Mengadopsi Inovasi Luas usahatani Tingkat pendapatan Keberanian mengambil resiko Tingkat partisipasinya dalam kelompok/organisasi di luar lingkungannya sendiri Aktifitas mencari informasi dan ide-ide baru
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi Teknologi Cees (2004) menyebutkan, terdapat beberapa variabel penjelas kecepatan adopsi suatu inovasi. Variabel-variabel tersebut antara lain adalah: Sifat-sifat inovasi b. Tipe keputusan inovasi Keuntungan-keuntungan relatif : Keuntungan teknis, Keuntungan ekonomis, dan Kemanfaatan sosial-psikologis Keserasian (compatibility) Kerumitan (complexity) Dapat dicobakan (triability) Dapat diamati (observability) Keputusan opsional Keputusan kolektif Keputusan otoritas Tipe keputusan inovasi mempengaruhi kecepatan adopsi. Secara umum kita dapat mengharapkan bahwa inovasi yang diputuskan secara otoritas akan diadopsi lebih cepat karena orang yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan inovasi lebih sedikit. Akan tetapi, jika bentuk keputusan itu tradisional mungkin tempo adopsinya juga lebih lambat. Keputusan opsional biasanya lebih cepat daripada keputusan kolektif, tetapi lebih lambat daripada keputusan otoritas.
Rogers ( Mardikanto, 2002 : 44) mengemukakan hipotesisnya bahwa setiap kelompok masyarakat terbagi menjadi 5 (lima) kelompok individu berdasarkan tingkat kecepatan mengadopsi inovasi, yaitu: 13,5 % kelompok pelopor (early adopter) 2. 5. 1. 2,5 % kelompok orang kolot/naluri (laggard). 2,5 % kelompok perintis (innovator) 3. 34,0 % kelompok penganut dini (early mayoriti) 4. 13.5 % kelompok penganut lambat (late majority)
Grafik Kecepatan Adopsi Kaum Kolot Perintis Pelopor Mayoritas Dini Lambat WAKTU AWAL ADOPSI WAKTU AKHIR ADOPSI
Penyebab Gagalnya Penerimaan Inovasi Baru Inovasi dari luar cenderung diadopsi sebagian dan sementara, setelah itu mereka kembali ke cara semula hal itu disebabkan: 1. Inovasi itu selalu dicurigai akan mengganggu sistem norma lama yang sudah mereka anut secara turun temurun. 2. Perlu ada bukti atau jaminan yang meyakinkan bahwa teknologi inovasi tersebut tidak merusak sistem norma lama. 3. Penggunaan bahasa atau lambang abstrak yang sulit dimengerti
3 Falsafah Penyuluh Penyuluh dalam melakukan adopsi dan inovasi ke masyarakat harus memperhatikan tiga pokok falsafah penyuluhan antara lain: 1. Penyuluh harus bekerjasama dengan masyarakat 2. Penyuluh tidak menciptakan ketergantungan, tetapi menciptakan kemadiriansehingga tercapai kesejahteraan 3. Penyuluh harus terampil dan membuat masyakarat menjadi terampil
Pengukuran Tingkat Adopsi dalam Penyuluhan Pertanian 1. kecepatan atau selang waktu antara diterimanya informasi dan penerapan yang dilakukan 2. luas penerapan inovasi atau proporsi luas lahan yang telah “diberi” inovasi baru 3. mutu intensifikasi dengan membandingkan penerapan dengan “rekomendasi” yang disampaikan oleh penyuluhnya
Daftar Pustaka Abdultah, A. 2008. Peranan Penyuluhan dan Kelompok Tani Ternak Untuk Meningkatkan Adopsi Teknologi Dalam Peternakan Sapi Potong. Prosiding Seminar Nasionat Sapi Potong : 188-195 Harinta, Yos Wahyu. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi Inovasi Pertanian di Kalangan Petani di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. TESIS Mulyadi dkk. 2007. Proses Adopsi Inovasi Pertanian Suku Pedalaman Arfakdi Kabupaten Manokwari – Papua Barat. Jurnal Penyuluhan Vol 3 (02) : 110-118 Musyafak, A. Dan Tatang M.I. 2005. Strategi Percepatan Adopsi dan Difusi Inovasi Pertanian Mendukung Prima tani. Analisis Kebijakan Pertanian Vol. 3(01): 20-37 Wahid, F dan Lizda Iswari. 2007. Adopsi Teknologi I nformasi Oleh Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007: 75-79