OM SWASTYASTU Galungan dan Kuningan OLEH I KADEK SUPARTA
RANGKAIAN GALUNGAN Tumpek Wriga Sugihan Jawa Sugihan Bali Hari Penyekeban Penyajaan Balungan Penampahan Galungan galungan Pemacekan Agung Kuningan Pegat Wakaan
TUMPEK WARIGA Tumpek Wariga adalah upacara untuk mempringati tumbuh-tumbuhan atau menghaturkan banten (sesaji) yang berupa Bubuh (bubur) Sumsum yang berwarna seperti
Sugihan Jawa Sugi memiliki arti bersih, suci. Sedangkan Jawa berasal dari kata jaba yang artinya luar.
Sugihan Bali Sugihan Bali memiliki makna yaitu penyucian/pembersihan diri sendiri/Bhuana Alit (kata Bali=Wali=dalam).
Hari Penyekeban Pada hari Peyekeban, Sang Hyang Tiga Wisesa yang berwujud Sang Hyang Kala Tiga turun keduia untuk mengganggu manusia atau menggoda umatnya yang tidak mampu mengendalikan kehendaknya dirinya
Hari penyajaan Makna utama penyajaan tiada lain adalah kesunngguhan atau keseriusan hati untuk menyambut Galungan.
PENAMPAHAN GALUNGAN Pada Penampahan Galungan dilaksanakan kegiatan memotong hewan, seperti;babi, ayam, itik dan hewan yang lainya sebagai sarana yajna.
Galungan Hakekatnya hari raya suci Galungan dan Kuningan yang telah mengumandang di masyarakat adalah kemenangan dharma melawan adharma.
Hari Pemaridan Guru, Ulihan Dan Pemacekan Agung penyucian diri sendiri denngan jalan memohon tirtha pembersihan dan dilanjutkan dengan mohon sisa Yajna. kembalinya para dewata menuju kahyangan Merupakan tonggak batas antara permulaan dan berakhirnya kegiatan Hari Raya Galungan
Hari raya Kuningan Dewa serta pitara melakukan penyucian serta menikmati persembahan yang dipersembahkan dan kemudian kembali ke kahyangan
Hari Pegat Wakan Pegat artinya berpisah, dan uwak artinya kelalaian
PENJOR Sebagai Sarana Untuk Melaksanakan Pengastawa“.
NGELAWANG ngelawang mempunyai arti lebih luas lagi yaitu sebagai penolak bala, dengan mementaskan tarian barong .
Om santy santy santy om