Pertemuan 1 Matakuliah : S0462/IRIGASI DAN BANGUNAN AIR Tahun : 2005 Versi : <<versi/revisi>> Pertemuan 1
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan : Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan : Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai pengertian bangunan pelimpah dan pemecah energi serta perencanaannya
Materi : Bangunan Pelimpah Bangunan Pemecah Energi
Bangunan Pelimpah Yang paling umum dipergunakan pada bendungan urugan yaitu pelimpah terbuka dengan ambang tetap. 4 bagian utamanya : - saluran pengarah aliran - saluran pengatur aliran - saluran peluncur - peredam energi Fungsi : - untuk penuntun dan pengarah saluran - pengatur kapasitas aliran - kelancaran saluran pengatur - mereduksi energi
Skema Type Bangunan Pelimpah
Type Pelimpah Frontal
Type Pelimpah Sorong
Type Pelimpah Sypon
Type Pelimpah Terowongan
PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH Saluran Pengarah Aliran Saluran Pengatur Aliran Saluran Peluncur Peredam Energi
Saluran Pengarah Aliran Kecepatan yg direncanakan < 4 m/dtk Lebar saluran makin mengecik ke arah hilir Kedalaman saluran > (1.5 x tinggi rencana limpasan diatas mercu ambang pelimpah)
Saluran Pengatur Aliran Type Ambang Bebas: - Berbentuk segi empat : ho = D/3 dan b = - Berbentuk Trapesium :
Dimana : Q = debit banjir (m3/dtk) D = kedalaman air tertinggi didalam saluran pengarah aliran (m) C = Koefisien pengaliran masuk ke saluran pengarah (penampang setengah lingkaran C=1 dan penampang persegi empat C=0.82) A = penampang basah didalam saluran pengarah (m2) Vo = kecepatan rata-rata aliran didalam saluran pengarah (m/dtk)
Urutan Perhitungan : Tentukan terlebih dahulu kedalaman air tertinggi didalam saluran pengarah (D) dan kemiringan dinding saluran pengarah (Z= D cos Tentukan lebar ambang dengan menggunakan rumus Q diatas dengan cara coba-coba
b. Type Bendung Pelimpah Debit : Q = C.L.H3/2 Dimana : Dimensi Saluran : Debit : Q = C.L.H3/2 Dimana : Q = debit (m3/dtk) C = koefisien limpahan L = lebar efektif mercu bendung (m) H = total tinggi tekanan air diatas mercu bendung
Koefisien Limpahan (C) Berkisar antara 2.0 s/d 2.1 dan angka ini dipengaruhi oleh berbagai faktor Lebar efektif mercu bendung (L) L = L – 2(N.Kp + ka)H
Dimana : L = lebar efektif bendung (m) L = panjang bendung sesungguhnya (m) Kp = koefisien kontraksi pada pilar (m) Ka = koefisien kontraksi pada dinding samping H = tinggi tekanan total diatas diatas mercu bendung (m)
c. Type Pelimpah Samping Bangunan pelimpah yang saluran peluncurnya berposisi menyamping terhadap saluran pengatur aliran diudiknya Rumus debit : Qx = q . x v = a . xn
Dimana : Qx = debit pada titik x q = debit per unit, lebar yang melintasi bendung pengatur x = jarak antara tepi udik bendung dengan suatu titik pada mercu bendung v = kecepatan rata-rata aliran air didalam saluran samping pada suatu titik tertentu a = koefisien yang berhubung dengan kecepatan aliran air didalam saluran samping n = exponen untuk kecepatan aliran air didalam saluran samping (antara 0.4 s/d 0.8) y = perbedaan elevasi antara mercu bendung dengan permukaan air dalam saluran samping pada bidang Ax yang melalui titik tersebut.
SALURAN PELUNCUR/FLOOD WAY Persyaratan : Air yang mengalir berasal dari pelimpah Konstruksi saluran peluncur cukup kokoh dan stabil dalam menerima saluran yang timbul Biaya konstruksinya diusahakan seekonomis mungkin
Perhitungan Hidrolika 1 a. Perhitungan Sistem Coba-coba Banding Pertama (berdasarkan rumus Bernoulli): Z1+d1+hv1+Z2+d2+hv2+h2 dimana : Z = elevasi dasar saluran pada suatu bidang vertikal d = kedalaman air pada bidang tsb hv = tinggi tekanan kecepatan pada bidang tersebut h1 = kehilangan tinggi tekanan yang terjadi diantara dua buah bidang vertikal yang ditentukan (m)
b.Perhitungan Sistem Coba Banding ke dua Sistem coba yang lain dengan aliran air didalam saluran peluncur sepanjang L yang dibatasi oleh bidang 1 diuduknya dan bidang 2 yang diambil sembarangan sehingga akan diperoleh persamaan energi sbb:
Dimana : he =perbedaaan elevasi permukaan air pada bidang 1 dan bidang 2 V1 =kecepatan aliran air pada bidang (1) V2 =kecepatan aliran air pada bidang (2) d1 =kedalaman air pada bidang (1) d2 =kedalaman air pada bidang (2) A11 =panjang lereng dasar diantara bidang (1) dan bidang (2) A1 =jarak horizontal antara kedua bidang tsb
2.Penentuan Kemiringan dasar Saluran Peluncur Disesuaikan dengan kondisi topografi sudut kemiringan diubah-ubah dalam berbagai variasi (berbentuk lengkungan) 3. Sudut Pelebaran O O < tan =
Dimana : O : sudut pelebaran F : angka Froude V : kecepatan aliran air D : kedalaman aliran air G : gravitasi
Peredam Energi Sebelum aliran air yang melintasi bangunan pelimpah dikembalikan ke sungai, maka aliran dengan kecepatan tinggi dalam kondisi aliran sub kritis. Dengan demikian kandungan energi dgn daya penggerus yang kuat tersebut harus diredusit.