Problem Based Learning Gangguan Pendengaran

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENGARUH TEKANAN UDARA TERHADAP KESEHATAN DI TEMPAT KERJA
Advertisements

MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT Sekilas tentang Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit dan Metode Pelatihan.
SISTIM PERNAFASAN. SISTIM PERNAFASAN Tujuan pembelajaran: Menjelaskan struktur dan fungsi kavitas nasalis dan faring Menjelaskan struktur laring dan.
1. DATA DASAR 2. PENGKAJIAN DAN RENCANA
KELOMPOK 33 : SYANTO REZKY DUWILA
TBC.
DIFERENSIAL DIAGNOSIS SESAK NAFAS
KESEHATAN TENTANG DIARE.
Palatum Kelompok : Devi Yunita Astuti Melda Kartika Ilham Rezki
Kasus 1 Infeksi. Seorang anak perempuan umur 12 bulan. Dirawat di RSUP Dr Kariadi 22 Agustus – 8 September 2010 ( 18 hari ) Keluhan : demam RPS : Anamnesa.
ASKEP OTITIS MEDIA SEROSA
ASKEP OMA (OTITIS MEDIA AKUT)
MIMISAN Kelompok FCP 1B:
Kasus SBI.
Sudden Deafness.
Pemeriksaan Pendengaran
Presentasi PBL 2 Gangguan Pendengaran
ASKEP OMK (OTITIS MEDIA KRONIK)
KASUS INFEKSI RESPIRATORIUS AKUT
RUJUKAN DAN TRANSPORTASI BAYI BARU LAHIR
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
PASIEN DG GANGGUAN SISTEM PENDENGARAN
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
OTITIS MEDIA AKUT.
PENGKAJIAN OFTALMIK.
Campak / measles / morbillie
Oleh: NURUL HIDAYAH,S.Kep.Ns
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN SISTEM PENDENGARAN
Kelompok 2B Aruhul Amini Faizal Luthfi Akhyar Fitri Sri Wulandari
OTITIS MEDIA Oleh: dr. Irma Susanti.
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK)
KURANG PENDENGARAN Terbahagi kepada: kepekakan Konduktif
Radiologi Abdomen.
FARINGITIS Oleh: dr. Irma Susanti.
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK)
ASKEP OMA dan OMK (OTITIS MEDIA AKUT dan KRONIS)
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
KELAINAN KESEIMBANGAN
Jenis, Penyebab, Patofisiologi dan gambaran klinis pada ibu MASTITIS
Polip Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan pada saluran pernapasan hidung atau pada sinus. Polip adalah jaringan yang lembut, tidak terasa sakit.
TES PENDENGARAN.
PNEUMONIA dr. Purwanto.
PBL gangguan pendengaran
Diagnosis fisik anak.
Ketulian Oleh: Heny Nurma Y.
Diagnostik dan Management Klinik Otitis Media Supuratif Kronik
BARTOLINITIS DAN KISTA BARTOLIN
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT
Hidung & Sinus Para Nasal
KERATOSIS OBTURAN.
KOLESTEATOMA EKSTERNA
RINITIS VASOMOTOR Etiologi: Belum diketahui dgn pasti
PENGKAJIAN UMUM PASIEN DG GANGGUAN SISTEM PENDENGARAN Oleh:
PASIEN DG GANGGUAN SISTEM PENDENGARAN
Hepatitis Virus Akut disertai Hernia Nukleus Pulposus
RINITIS MEDIKAMENTOSA = RINITIS HIPEREMIKA
PENILAIAN PENDERITA.
Kelompok“AYAN” -Ibnu E. T -Luthfi N -M. Deva -M
Asuhan Keperawatan Pada Ibu dengan Hipertensi dalam Kehamilan di RSUD Tarakan Kelompok 25 & 26.
Laporan kasus CARCINOMA MAMMAE
By : Revi Anggita. Definisi Perforasi atau hilangnya sebagian jaringan dari membrane timpani yang menyebabkan hilanggnya sebagian atau seluruh fungsi.
ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Akut. ISPA  ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang terjadi secara tiba-tiba, mulai dari hidung sampai gelembung.
Pemeriksaan Telinga Hidung dan Tenggorok
LAPORAN JAGA Tanggal 17 Februari 2016 Konsulen Jaga : Dr. Denny Satria Utama, Sp.THT-KL, M.Si, M.Med, FICS Residen Jaga : dr. Depi/dr. Andrey-dr. Novi.
Noviani. Identitas Pasien  Nama: An RAZ  Umur: 5 tahun  Jenis Kelamin: Perempuan  Alamat: Gampong Asan  Agama: Islam  Nomor RM: 248xxx  Tanggal.
ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Akut. ISPA  ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang terjadi secara tiba-tiba, mulai dari hidung sampai gelembung.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
RUPTURA SINUS MARGINALIS
Transcript presentasi:

Problem Based Learning Gangguan Pendengaran Kelompok A

Ilustrasi Kasus

I. Data Anamnesis Identitas Nama : An.Y Jenis Kelamin : perempuan Umur : 13 thn Keluhan Utama Gangguan pendengaran kedua telinga sejak 6 tahun yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang Sejak 6 tahun yang lalu, terdapat gangguan pendengaran kedua telinga yang menurun perlahan. Pasien masih dapat berkomunikasi lewat telepon. Telinga terasa tertutup. Tidak terdapat : rasa penuh, berdenging, berdengung maupun autofoni pada kedua telinga Enam tahun yang lalu terdapat cairan keluar dari kedua telinga, tidak berbau. Pasien berobat ke RS daerah.

Riwayat Penyakit Dahulu Pasien belum pernah menderita morbili dan parotitis Tidak terdapat riwayat trauma Riwayat Penyakit Keluarga Tidak terdapat riwayat alergi

Riwayat Tumbuh Kembang Riwayat prenatal : infeksi TORCH disangkal Riwayat perinatal : BBL 2,9 kg, ditolong oleh paraji, menangis spontan, tidak tampak biru Riwayat postnatal : dalam batas normal Riw prestasi belajar: pernah tidak naik kelas dari kelas 1 ke kelas 2

Analisis Data Anamnesis : Gangguan Pendengaran Bilateral Sejak 6 tahun yang lalu Kelainan Kongenital Riwayat infeksi saat kehamilan  TORCH disangkal Gejala dirasakan saat pasien berusia 7 tahun Postnatal dalam batas normal Kelainan didapat (Acquired)

Analisis Data Anamnesis : Gangguan Pendengaran Bilateral Gangguan Konduktif Telinga terasa tertutup Keluar cairan dari kedua telinga Gangguan Sensorineural Morbili dan parotitis disangkal Riwayat infeksi virus (-)  Campuran Gangguan Pendengaran menurun perlahan-lahan Analisis Data Anamnesis :

Anamnesis Tambahan Riwayat pemakaian obat-obat ototoksik selama kehamilan Riwayat penyulit saat kehamilan (Gangguan Uteroplasenta, Diabetes Mellitus, Hipertensi, Gangguan kardiovaskular) Riwayat Kuning setelah lahir dan terapi sinar Riwayat Imunisasi Riwayat perkembangan wicara Keluar cairan 6 tahun lalu: Sekret : Warna,Konsistensi, Bau Terapi yg didapat 6 tahun lalu Riwayat demam, gelisah, pusing Selama 6 tahun ini pernah keluar cairan lagi atau tidak, jika ya, seberapa sering? Rasa Nyeri pada telinga Riwayat sering batuk-pilek berulang

II. Data Pemeriksaan Fisik

II. Data Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : Baik, Compos Mentis Tekanan Darah : 100/70 mmHg Nadi : 88x/menit Respirasi : 20x/menit Telinga AD : Liang telinga lapang, sekret (-), Membran timpani hipervaskuler tidak hiperemis, refleks cahaya negatif. Penala : Rinne (-),Schwabach memanjang AS : Liang telinga lapang, sekret (-), Membran timpani menebal, refleks cahaya suram. Penala : Rinne (-) , Weber lateralisasi kiri, Schwabach memanjang

Pemeriksaan Fisik Hidung Kanan : Rongga hidung lapang, Konka inferior edem, tidak hiperemis, tidak livid, konka media eutrofi, Septum lurus. Kiri : Rongga hidung lapang, Konka inferior edem, tidak hiperemis, tidak livid, konka media eutrofi, Septum lurus. Nasofaring Hipertrofi adenoid Tenggorok Faring granuler, tidak hiperemis Tonsil T2/T2, kripti tidak melebar, detritus (-)

Analisis Data Pemeriksaan Fisik Gangguan Pendengaran Bilateral Gangguan Konduktif Gangguan Sensorineural Campuran Penala : Rinne negatif, Weber lateralisasi ke kiri, Swabach memanjang

Liang Telinga kiri dan kanan : Lapang, Sekret negatif Analisis Data Pemeriksaan Fisik Gangguan Pendengaran Telinga Luar Kelainan Daun Telinga Kelainan Liang Telinga Telinga Tengah c c c Liang Telinga kiri dan kanan : Lapang, Sekret negatif Membran timpani : (AS) menebal, RC suram; (AD) Hioervaskuler, tidak hiperemis, RC tidak ada

Gangguan Telinga Tengah Gangguan Fungsi tuba Peradangan Nasofaring Peradangan/hipertrofi adenoid Tumor Otitis Media Efusi Adhesiva Supuratif Kronik Otosklerosis

Data Pemeriksaan Fisik Tambahan Status gizi Kepala: adenoid face Telinga : Gambaran membran timpani: retraksi, air fluid level, Gelembung udara, hiperemis, sikatriks, atrofi Tenggorok : Tampak post nasal drip, Tampak gambaran massa pada nasofaring

III. Data Pemeriksaan Penunjang

Kesan: Tuli konduktif bilateral derajat sedang-berat AUDIOGRAM AD :tuli konduktif berat 61,6 dB AS : tuli konduktif sedang 48,3 dB Kesan: Tuli konduktif bilateral derajat sedang-berat

Timpanogram AD : tipe B, refleks akustik (-). Eustachian tube function sulit dinilai AS : tipe B, refleks akustik (-). Eustachian tube function sulit dinilai Kesan: Tuli konduktif bilateral derajat sedang-berat dengan adanya cairan dalam telinga tengah

Kesan timpanogram kedua teling: Tipe B (cairan di dalam Telinga) Gangguan Telinga Tengah Gangguan Fungsi tuba Otitis Media Efusi Adhesiva Otosklerosis Kesan timpanogram kedua teling: Tipe B (cairan di dalam Telinga)

Tinjauan Pustaka Gambar

Otitis Media Efusi Keadaan terdapatnya sekret yang non purulen di telinga tengah, sedangkan membran timpani utuh Terdapat dua jenis OME: Otitis Media Serosa  efusi encer Akibat adanya transudat atau plasma yg mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah  akibat perbedaan tekanan hidrostatik Otitis Media Mukoid (glue ear)  efusi kental Akibat sekresi aktif dari kelenjar dan kista yg terdapat di dlm mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, rongga mastoid

Faktor yg berperan thd terjadinya OME: Terganggunya fungsi tuba  utama Defisiensi imunologik atau metabolik Sumbing palatum (cleft-palate) Adenoid hipertrofi Adenoitis Tumor di nasofaring Barotrauma Sinusitis Rhinitis Alergi

Otitis media serosa kronik (glue ear) Jenis Otitis media serosa Otitis media serosa akut Otitis media serosa kronik (glue ear) Terjadi secara tiba-tiba krn gangguan fungsi tuba Lbh sering terjadi pd orang dewasa Gejala: Terutama  pendengaran berkurang Rasa tersumbat pd telinga atau suara sendiri terdengar lbh nyaring  pd telinga yg sakit Seperti ada cairan yg bergerak dlm telinga saat posisi kepela berubah Nyeri pd telinga  saat awal tuba tergangggu Penyebab: Sumbatan tuba Virus Alergi Idiopatik Sekret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri Gejala pada telinga berlangsung lama Lebih sering terjadi pd anak-anak Sekret kental seperti lem (glue ear) Dpt merupakan gejala sisa OMA yg tdk sembuh sempurna Gejala dan tanda: tuli (40-50 dB) membran timpani  utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan atau keabu-abuan Penyebab: infeksi virus alergi gangguan mekanis tuba

Otitis media serosa kronik (glue ear) Otitis media serosa akut Otitis media serosa kronik (glue ear) Medikamentosa vasokonstriktor lokal antihistamin Pembedahan miringitomi  bila belum sembuh dilakukan miringitomi + pemasangan pipa ventilasi (Grommet) Miringitomi dan pemasangan pipa Grommet Dekongestan Kombinasi antihistamin-dekongestan per oral Jika selama 3 bulan pengobatan medikamentos tidak berhasil  operasi

Fibrosis di telinga tengah  proses peradangan yang berlangsung lama sebelumnya Dapat merupakan komplikasi otitis media supuratif/non-supuratif Pd kasus yg berat  dpt terjadi ankilosis pd tulang2 pendengaran Gejala klinis: pendengaran berkurang riwayat infeksi telinga  terutama saat kecil Pd pemeriksaan  membran timpani bervariasi (sikatriks minimal, suram, atau retraksi berat disertai bagian2 yg atrofi (timpanosklerosis plaque) Otitis Media Adhesiva

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Infeksi kronik telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul  sekret nungkin encer, kental, bening atau berupa nanah OMA yg prosesnya > 2 bulan Faktor penyebab OMA  OMSK: Terapi tidak adekuat Virulensi kuman tinggi Daya tahan tubuh pasien rendah Higiene buruk Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)

Jenis perforasi membran timpani OMSK tipe aman Peradangan terbatas pd mukosa  biasanya tdk mengenai tulang Perforasi terletak di sentral Jarang menimbulkan komplikasi berbahaya Tidak terdapat kolesteatoma Perforasi sentral  di pars tensa, di seluruh tepi perforasi msh ada membran timpani Perforasi marginal  sebagian tepi perforasi lsg berhubungan dgn anulus atau sulkus timpanikum OMSK tipe bahaya Disertai dengan kolesteatoma Perforasi marginal atau atik Komplikasi bahaya Perforasi atik  di pars flaksida

Diagnosis Anamnesis Gejala klinik Pemeriksaan THT  terutama otoskopi pemeriksaan penala audiometri nada murni, audiometri tutur, atau BERA Pemeriksaan penunjang lain  foto rontgen mastoid, kultur dan uji resistensi

Prinsip  konservatif/medikamentosa OMSK tipe aman Prinsip  konservatif/medikamentosa Bila sekret keluar terus  ear toilet dgn H2O2 3% slm 3-5 hari Obat tetes telinga Antibiotik oral Jika operforasi msh ada stlh observasi 2 bln  miringoplasti atau timpanoplasti Terapi OMSK tipe bahaya Prinsip  pembedahan (mastiodektomi) Terapi medikamentosa  terapi sementara sblm dilakukan pembedahan

OM adh OME OMA OMSK Tidak terdapat cairan keluar dari telinga saat ini Terdapat riwayat pernah keluar cairan dari telinga sebelumnya (saat kecil) Tidak terdapat riwayat keluar cairan dari telinga berulang Gejala terjadi secara perlahan-lahan Tidak terdapat demam atau tanda infeksi akut saat ini Membran timpani intak Membran timpani menebal & suram Hasil Timpanogram Tipe B + -/+ -

PEMBAHASAN

WORKING DIAGNOSIS Diagnosis Kerja Otitis Media Adhesiva Otitis Media Efusi (kronik) Otitis Media Supuratif Kronik

Data yang Mendukung Anamnesis: Usia anak-anak Keluhan sudah berlangsung enam tahun  kronis Keluhan yang menonjol adalah gangguan pendengaran dan rasa tertutup  keluhan paling sering pada OME kronis Riwayat keluar cairan dari telinga (OMA?)  OME dapat merupakan gejala sisa OMA (tapi biasanya menghilang setelah 3 bulan) Keluhan keluar cairan terus menerus/hilang timbul dari telinga (-)  bukan OMSK Demam/riwayat demam sebelumnya (-)  bukan OMA rekuren

Data yang Mendukung Pemeriksaan fisik: Otoskopi: AD: membran timpani utuh, hipervaskular, refleks cahaya (-)  ada cairan di telinga tengah AS: membran timpani utuh, refleks cahaya suram  ada cairan di telinga tengah Tes penala: sesuai dengan tuli konduktif Tenggorok: Tonsil membesar, faring granular  tonsilofaringitis kronis & Hipertrofi adenoid  faktor predisposisi  sumbatan muara tuba eustasius & fokus infeksi

Pemeriksaan penunjang: Data yang Mendukung Pemeriksaan penunjang: Audiogram AS & DS: sesuai tuli konduktif Timpanometri Tipe B  cairan di telinga tengah

Penatalaksanaan OME

Modalitas tatalaksana Farmakologis Nonfarmakologis BEDAH: Untuk memperbaiki ventilasi telinga tengah yang diakibatkan disfungsi tuba eustachius EVALUASI: uji pendengaran dan berbahasa

Farmakologi Antihistamin-dekongestan Antibiotik Steroid Dari Metaanalisis 4 RT tidak ada perbedaan bermakna dengan placebo Antibiotik Hanya keuntungan jangka pendek yakni dengan pemberian 2 -8 minggu Diindikasikan terutama pada anak yang KI terhadap pembedahan atau harus ditunda Steroid Tidak ada manfaat pemberian steroid oral pada OME Namun dengan kombinasi dengan antibiotik (+) untuk jangka pendek pada 1 dari 3 anak yang diobati Otitis Media With EffusionAmerican Academy of Family Physicians, American Academy of Subcommittee on Otitis Media With Effusion Otolaryngology-Head and Neck Surgery and American Academy of Pediatrics. Pediatrics 2004;113;1412-1429

Nonfarmakologi Autoinflasi Tuba eustachius dengan Otovent Dengan compliance yg baik: perbaikan selama 1 bulan Kurang efektif dibandingkan Grommet Indikasi pembedahan pada OME bergantung pada: Status gangguan pendengaran Gejala pada pasien Risiko perkembangan pada anak Anak yang mengalami OME min.4 bulan atau lebih dengan hilang pendengaran persisten serta kerusakan struktur MT atau telinga tengah * Blanshard jd, bawden.M Conservative treatment of otitis media with effusion by autoinflation of the middle ear. Clin. Otolaryngol. 1993, 18, 188-192

Pembedahan Miringotomi Ventilation/tympanostomy tube Memperbaiki pendengaran: 6-12 dB (selama pemasangan) Memperpendek durasi gejala 62% menurunkan prevalensi efusi selama 1 tahun Grommets > T-tube Residual perforasi < 50% Komplikasi: infeksi dan timpanosklerosis *Roland NJ, McRae RD, McCombe AW. Key Topics in Otolaryngology and Head Neck Surgery. 2nd ed ition. Bios Scientific Publishers.:2001;p.214-5

Miringotomi (gambar) Miringotomi sendiri kurang efektif karena penutupan cepat Laser miringotomi memperlama durasi perforasi (>3 minggu) sehingga pemasangan tube tidak diperlukan Laser miringotomi ini memudahkan pemasukan tube karena bentuk bulat dan perdarahan yang minimal **Hassmann E, Skotnicka B, Bączek M, Piszcz M. Laser myringotomy in otitis media with effusion: long-term follow-up. Eur Arch Otorhinolaryngol (2004) 261 : 316–320

Otovent Grommets

Terima Kasih