MODUL X TEKNUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MATERIAL 1. INVENTORY CONTROL Dalam sistem produksi ada 2 jenis kebutuhan berdasarkan hubungan dengan komponen lainnya, yaitu kebutuhan tak tergantung (independent) dan kebutuhan yang bergantung. Kebutuhan tak bergantung bila kebutuhan untuk suatu item tidak ada hubungannya dengan item yang lain. Kebutuhan tak bergantung biasanya menunjukkan pola yang kontinyu tetapi berfluktuasi karena pengarh acak dari pasar. Kebutuhan disebut bergantung, bila ada hubungan langsung antara satu item dengan item-item lain pada level yang lebih tinggi. Adanya 2 jenis kebutuhan tersebut mengakibatkan pengendalian persediaan untuk masing-masing jenis produk menjadi berbeda.Produk dengan kebutuhan yang bersifat independent seperti pada system jasa pertokoan yang menjual produk jadi atau menjual komponen akan menggunakan pengendalian persediaan yang biasa disebut system persediaan.Jumlah pemesanan ekonomis (Economic Order Quantity=EOQ). Sedangkan produk dengan kebutuhan yang bersifat dependent seperti pada system manufaktur perakitan yang memproduksi produk jadi akan menggunakan metode pengendalian dan perencanaan komponen dengan MRP. Model Statis EOQ Model persediaan yang paling sederhana ini memakai asumsi-asumsi sebagai berikut : 1. Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan 2. Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui 3. Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia atau tingkat produksi barang yang dipesan berlimpah 4. Waktu ancang-ancang bersifat konstan 5. Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat digunakan 6. Tidak ada pesanan ulang karena kehabisan persediaan 7. Tidak ada diskon untuk jumlah pembelian yang banyak http://www.mercubuana.ac.id
Biaya total relevan (TC) merupakan penjumlahan 2 komponen biaya, yaitu ordering cost dan holding cost. Pada kondisi nyata di lapangan, asumsi barang bersifat instaneous sulit diterapkan karena diperlukan suatu tenggang waktu tertentu untuk mengirimkan barang yang dipesan karena mungkin produsen yang bersangkutan tidak mempunyai cukup persediaan pada saat pesanan datang. Tenggang waktu antara saat dilakukan pemesanan dengan saat barang dating disebut lead time. Saat dimana pemesanan kembali harus dilakukan agar barang yang dipesan dating tepat pada saat dibutuhkan disebut Titik Pemesanan Kembali (reorder point) Reorder point ditentukan berdasarkan 2 variabel, yaitu lead time (L) dan tingkat kebutuhan selama lead time (Dt ). Ada 2 kemungkinan lead time bila kita bandingkan dengan waktu antara satu pemesanan ke pemesanan berikutnya (t), yaitu : L<t L>t ; maka R = L x DL ; maka R = (L-t) x DL 2. MATERIAL REQUIREMENT PLANNING ( MRP ) MRP adalah prosedur logis, aturan keputusan, dan teknik pencatatan terkomputerisasi yang dirancang untuk menerterjemahkan Jadwal Induk Produksi atau MPS (Master Production Schedulling) menjadi kebutuhan bersih atau NR (Net http://www.mercubuana.ac.id
1. Jadwal Induk Produksi 2. Catatan keadaan Persediaan 3. Struktur Produk Jadwal Induk Produksi didasarkan pada peramalan atas permintaan independent dari setiap produk akhir yang akan dibuat. Hasil peramalan dipakai untuk membuat rencana produksi agregat yang pada akhirnya dibuat rencana detail yang menentukan jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir beserta periode waktu untuk suatu jangka perencanaan. Catatan keadaan persediaan menggambarkan status semua item yang ada dalam persediaan. Setiap item persediaan harus didefinisikan untuk menjaga agar perencanaan tidak mengalami keliruan. Pencatatan-pencatatan itu harus dijaga agar tetap up to date, dengan selalu melakukan pencatatan atas transaksi-transaksi yang terjadi, seperti penerimaan, pengeluaran produk gagal dan lain sebagainya. Catatan persediaan juga harus berisi data tentang waktu ancang-ancang, teknik ukuran lot yang digunakan, persediaan cadangan dan catatan-catatan penting lainnya. Dari semua item. Strukur produk berisi informasi tentang hubungan antara komponen-komponen dalam suatu perakitan. Informasi ini sangat penting dalam penentuan kebutuhan kotor dan kebutuhan bersih. Lebih jauh lagi, struktur produk memberikan informasi tentang semua item, seperti nomor item, jumlah yang dibutuhkan pada setiap perakitan, jumlah produk akhi yang harus dibuat. Sedangkan output dari MRP adalah : 1. Memberikan catatan tentang pesanan penjadwalan yang harus dilakukan /direncanakan, baik dari pabrik sendiri maupun dari supplier 2. Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang 3. Memberikan indikasi untuk pembatalan atas pesanan 4. Memberikan indikasi untuk keadaan persediaan Adapun langkah-langkah mendasar pada proses MRP adalah sebagai berikut : 1. Netting Perhitungan kebutuhan bersih 2. Lotting Penentuan besarnya lot 3. Ofsetting Penetapan besarnya waktu ancang-ancang (lead time) http://www.mercubuana.ac.id