ANALGESIC, ANTIINFLAMATORIC, ANTIPYRETIC DRUGS
Analgetika: Obat yang mengurangi atau menghilangkan rasa sakit Antipiretika : Obat yang berkhasiat menurunkan demam Antiinflamasi: Obat yang berkhasiat mengurangi inflamasi
Mekanisme kerja Menghambat enzim siklooksigenase Konversi asam arakidonat endoperoksid terganggu sintesis prostaglandin menurun
Properties of Prostaglandins
Pelepasan mediator kimiawi, antara lain prostaglandin Inflamasi Kerusakan mikrovaskuler permeabilitas kapiler meningkat migrasi lekosit ke jaringan kalor, rubor, dolor, functio laesia Pelepasan mediator kimiawi, antara lain prostaglandin
Nyeri PROSTAGLANDIN Sensitisasi reseptor nyeri terhadap stimulus mekanik dan kimiawi
memacu pelepasan PG di daerah DEMAM Zat pirogen endogen memacu pelepasan PG di daerah preoptik hipotalamus
Chemical mediator “inflammatory soup” Tissue Damage or Inflammatory pain Stimulus Chemical mediator “inflammatory soup”
Effect of NSAID’s on Platelet-Endothelial Interactions
Selective COX-2 Inhibitors Wright JM., CMAJ. 2002 Nov 12;167(10):1131-7.
Wright JM., CMAJ. 2002 Nov 12;167(10):1131-7.
Wright JM., CMAJ. 2002 Nov 12;167(10):1131-7.
DERIVAT ASAM SALISILAT Asam asetilsalisilat = Asetosal (Aspirin®) Obat bebas terbatas analgesik, antipiretik, antiinflamasi toksik: piretik urikosurik: > 5gr/hari memacu respirasi hepatotoksik retensi air dan garam memperpanjang masa perdarahan
Pada gastrointestinal: Nyeri epigastrik nausea vomitus ulkus lambung perdarahan lambung,
Kehamilan Kejadian mortalitas perinatal meningkat anemia perdarahan antepartum dan postpartum memperpanjang masa kehamilan persalinan dengan komplikasi
Absorbsi cepat pada pemberian peroral terdistribusi ke seluruh tubuh mudah melewati barrier plasenta
Sediaan, cara pemberian, dosis Sodium salisilat (Natrium salisilat) tablet 325, 650 mg, injeksi aspirin reguler atau enteric coated tablet 65 - 975 mg, suppositoria salsalat (asam salisilsalisilat) salisilamid mesalamin metil salisilat (salep, minyak) asam salisilat (keratolitik)
Indikasi Antipiretika analgetika: nyeri dari sistem integumentum, mis.: sakit kepala, mialgia, arthralgia demam rematik akut rheumatoid arthritis profilaksi: PJK, infark miokard mencegah trombus: 324 mg/hari lokal: asam salisilat (keratolitik), metil salisilat Indikasi
Use of Aspirin in Unstable Angina
Intoksikasi pada anak Hiperhidrosis Muntah Hiperventilasi
Efek toksik Sindroma Reye Konsumsi oksigen meningkat Metabolisme meningkat Berkeringat nausea, vomitus (Kadar dalam plasma 270 mg/ml dehidrasi
SSP Konvulsi konfusi dizzines tinnitus tuli Delirium psikosis stupor koma
Dipiron Analgetik antipiretik antiinflamasi agranulositosis
Indikasi dan dosis Rheumatoid arthritis, osteoarthritis, gout dosis: 1200 mg per hari, dapat dikurangi sampai 900 mg /hari Tua: dosis lebih rendah Gout akut, initial: 2400 mg hari I (4 x), dilanjutkan 1800 mg sampai serangan akut berkurang, dilanjutkan 1200 mg sampai gejala hilang
Efek toksik: Riwayat bronkospasme karena aspirin Kontraindikasi Riwayat bronkospasme karena aspirin penggunaan harus diawasi seperti penggunaan derivat pirazolon lain Efek toksik: nausea, dispepsi, nyeri epigastrik ruam kulit SSP: sakit kepala, vertigo
Derivat Para-aminofenol: Asetaminofen= Parasetamol Analgetik, antipiretik = aspirin efek antiinflamasi lemah diabsorbsi hampir sempurna di tr. GI
Sediaan, cara pemberian, dosis: Tablet, kapsul, suppositoria, tablet kunyah, elixir, larutan Dosis: 325-1000 mg (rektal: 650 mg), total per hari tidak lebih dari 4000 mg Interval pemberian : 4-6 jam Anak-anak: 40 - 480 mg dosis tunggal, tgt umur, BB (tidak lebih dari 5 kali dosis dalam 24 jam), biasanya 10 mg/kgBB tidak lebih dari 10 hari
Efek toksik Ruam kulit netropenia trombositopenia pansitopenia overdosis: nekrosis hepar, nekrosis tubulus renalis, koma hipoglikemik
Asam asetat indol: 1. INDOMETASIN Antiinflamasi, analgetika, antipiretika Diabsorbsi cepat dan hampir sempurna di tr. gastrointestinalis
Interaksi dengan obat lain: mengantagonis efek Natriuresis & antihipertensi furosemid antihipertensi diuretika tiazid penghambatan oleh b-adrenergik penghambatan ACE dengan triamteren gagal ginjal akut
Sediaan, cara pemberian, dosis Kapsul peroral, suppositoria Interval pemberian: 8-12 jam Dosis inisial: 25 mg 2 atau 3 kali sehari, dapat ditingkatkan menjadi 25 atau 50 mg dengan interval 1 minggu sampai dosis per hari 150-200 mg Bersama makanan atau antasida inj. Iv untuk menginduksi PDA pada neonatus
Indikasi Antipiretik untuk demam yang refrakter Rheumatoid arthritis Ankylosing spondylitis Osteoarthritis Gout akut Bartter’s syndrome gagal jantung pada neonatus karena PDA
Kontraindikasi Gagal ginjal Enterocolitis Trombositopenia Hiperbilirubinemia wanita hamil gangguan psikiatri epilepsi parkinson sebaiknya tidak rutin untuk analgetik atau antipiretik
Efek toksik: vertigo depresi psikosis halusinasi netropenia trombositopenia kerusakan fungsi trombosit ruam kulit gatal, urtikaria serangan asma akut Efek toksik: Anoreksia muntah sakit perut perdarahan lambung pankreatitis akut diare hepatitis sakit kepala dizzines
2. Sulindak Aktivitas kurang dari 1/2 Indometasin toksisitas pada GI: lebih rendah drpd indometasin sedikit/tidak melewati barrier plasenta, terdapat dalam ASI
Dosis Dewasa: 150-200 mg 2x sehari (maks 400 mg/hari) diberikan bersama makanan, tetapi absorbsi lambat
Indikasi Kontraindikasi: Rheumatoid arthritis Osteoarthritis Ankylosing spondylitis Gout akut Kontraindikasi: wanita menyusui
Efek toksik Kejadian toksisitas lebih rendah daripada indometasin nyeri perut, nausea mengantuk, pusing, sakit kepala, cemas ruam, pruritus berkurangnya fungsi trombosit memperpanjang masa perdarahan
3. Tolmetin Antiinflamasi, antipiretin, analgetik Bersama antasida tidak mengurangi konsentrasi dalam plasma Osteoarthritis Rheumatoid arthritis Ankilosing spondilitis
Dosis Dosis inisial: 400 mg 3 x /hari (1:menjelang tidur, 1: saat bangun) Dosis maks. 2 g/hari sebaiknya bersama makanan, susu, atau antasida Dosis inisial anak-anak (2 th/lebih): 20 mg/kgBB/hr (3-4 x) pemeliharaan: 15-30 mg/kgBB/hari
Efek toksik Nyeri epigastrium dispepsi nausea vomitus ulkus lambung & duodenum gelisah Cemas insomnia mengantuk erosi lambung memperpanjang masa perdarahan
Asam antranilat: asam mefenamat Analgetika: Rheumatoid arthritis, trauma jaringan lunak, nyeri muskuloskeletal, dismenorhoe antiinflamasi: rheumatoid arthritis,osteoarthritis dosis analgesi: 500 mg (initial), 250 mg (subsequent) Dosis maksimal/hari: 1500 mg Interval pemberian: 6 jam
Kontraindikasi Riwayat gangguan gastrointestinal bila diare, ruam kulit hentikan
Efek toksik: Dispepsi diare steatorhea gangguan fungsi hepar, ren ruam kulit anemia hemolitik bronkokonstriksi pada penderita yang sensitif aspirin
Asam propionat: 1. Ibuprofen Dosis analgesi: 200-400 mg Dosis maksimal: 2400 mg/hari Interval pemberian: 4-6 jam Rheumatoid arthritis & osteoarthritis: 3200 mg/hari (terbagi), biasanya 1200-1800 mg/hr. Pemeliharaan: dosis dikurangi Nyeri sedang, dismenorhoe: 400 mg tiap 4-6 jam Diberikan bersama makanan atau susu
Kontraindikasi Wanita hamil, menyusui
Efek toksik Nyeri epigastrium nausea perut terasa terbakar trombositopenia ruam kulit sakit kepala Pusing penglihatan kabur ambliopia edema
2. Naproksen Dosis analgesi: 500 mg (initial), 250 mg (subsequent) Dosis maksimal: 1250 mg/hari Interval pemberian: 6-8 jam Rheumatoid arthritis, osteoarthritis, ankylosing spondylitis: 250 - 500 mg (2 x sehari) arthritis juvenil (lebih 2 th):10mg/kgBB (dalam 2x ) Gout akut: 750 mg, dilanjutkan 250 mg tiap 8 jam sampai serangan berkurang dismenorhoe, bursitis, tendinitis akut: 500 mg dilanjutkan 250 mg tiap 6-8 jam Diberikan bersama makanan
Efek toksik Sakit kepala pusing banyak keringat depresi ototoksik pruritus jaundice gangguan fungsi ren edema trombositopenia agranulositosis Efek toksik Dispepsi rasa tidak enak perut nausea vomitus perdarahan lambung ngantuk
Naproksen sodium Dosis analgesi: 500 mg (initial), 250 mg (subsequent) interval pemberian: 6-8 jam Dosis maksimal: 1375 mg/hari
3. Fenoprofen Peroral: absorbsi 85% Makanan dalam lambung: memperlambat absorbsi dan menurunkan kadarnya dalam plasma Tetapi sebaiknya tetap diberikan bersama makanan Dosis analgesi: 200 mg Dosis maksimal: 800 mg/hari Interval pemberian: 4-6 jam
Indikasi Rheumatoid arthritis, osteoarthritis: 300-600 mg 3-4 x sehari (maksimal 3,2 g/hari) Nyeri ringan sampai sedang: 200 mg tiap 4-6 jam Sebaiknya diberikan bersama makanan
Kontraindikasi Anak-anak hati-hati pada penderita dengan riewayat ulkus peptik
Efek toksik Perut tidak enak dispepsi konstipasi nausea ruam kulit SSP: tinnitus, pusing, lesu, bingung, anoreksia
4. Ketoprofen Dengan makanan, mengurangi kec. Absorbsi Dosis analgesi: 25 - 50 mg Dosis maksimal: 300 mg/hari arthritis: 150-300 mg (3-4 x) nyeri lain: 25-50 mg tiap 6-8 jam
Efek toksik Lebih ringan daripada aspirin retensi cairan kenaikan kreatinin plasma (pada penderita yang menerima diuretika, > 60 th) fungsi ginjal harus dimonitor.
5. Flubiprofen Sifat-sifat farmakologi, indikasi terapetik, efek samping sama dengan antiinflamasi lain golongan asam propionat RA dan osteoarthritis: 200-300 mg / hari (2-4 x)
Derivat Oksikam: Piroksikam setara dengan aspirin, indomethacin, naproksen untuk terapi jangka panjang RA dan osteoarthritis lebih dapat ditoleransi daripada aspirin atau indomethacin menghambat biosintesis PG, menghambat aktivitas netrofil yang memproduksi siklooksigenase
Makanan dan antasida tidak mempengaruhi kec. & luas absorbsi mengurangi gejala RA & osteoarthritis: 20 mg (2 x) gangguan muskuloskeletal akut dismenorhoe nyeri postoperatif gout akut
Efek toksik Ulkus peptik mengganggu fungsi trombosit memperpanjang masa perdarahan bronkokonstriksi pada penderita hipersensitif aspirin
Derivat Asam Fenilasetat Diklofenak Potensi lebih besar daripada indomethacin, naproksen Bersama makanan memperlambat kec. Absorbsi mengurangi gejala RA: 150-200 mg/hari (2-4 x) Osteoarthritis: 100-150 mg (2-4 x)
Ankylosing spondylitis: 100-125 mg (4-5x) jangka pendek: trauma muskuloskeletal, nyeri bahu, nyeri postoperatif (minor), dismenorhoe
Kontraindikasi Anak-anak wanita hamil wanita menyusui
Efek toksik Perdarahan dan ulserasi dinding usus peningkatan transaminase hepar ruam kulit reaksi alergi retensi air dan edema gangguan fungsi ginjal
Cox-2 SELECTIVE INHIBITORS Celecoxib Rofecoxib
Antiallergic
H1-RECEPTOR ANTAGONISTS
Pharmacological Properties SMOOTH MUSCLE Within the vascular tree, the H1 antagonists inhibit both the vasoconstrictor effects of histamine and, to a degree, the more rapid vasodilator effects that are mediated by activation of H1 receptors on endothelial cells (synthesis/release of NO and other mediators). CAPILLARY PERMEABILITY H1 antagonists strongly block the increased capillary permeability and formation of edema and wheal brought about by histamine. FLARE AND ITCH H1 antagonists suppress both the flare component of the triple response and the itching caused by intradermal injection of histamine.
The second-generation (“nonsedating”) H1 antagonists (e. g The second-generation (“nonsedating”) H1 antagonists (e.g., loratadine, cetirizine, and fexofenadine) are largely excluded from the brain when given in therapeutic doses because they do not cross the blood–brain barrier. An interesting and useful property of certain H1 antagonists is the capacity to counter motion sickness. This effect was first observed with dimenhydrinate and subsequently with diphenhydramine (the active moiety of dimenhydrinate), various piperazine derivatives, and promethazine.