Menentukan nama tajuk perorangan Dosen: Rr.Iridayanti Kurniasih,S.Hum,M.IP
Nama samaran (ungkapan dan inisiak) Tajuk nama bagi seorang pengarang, penerjemah, penyadur, dan sebagainya ditentukan pada nama yang “paling dikenal” Nama sebenarnya Nama samaran (ungkapan dan inisiak) Jenis nama lainnya Nama panggilan Gelar
Ada 2 prinsip memilih nama non-conflict : nama yang dipilih adalah nama yang terdapat pada karya tersebut. Apabila pengkatalog menemukan pengarang itu menggunakan nama lain untuk karya-karyanya maka harus dibuat acuan lihat (x) Tajuk seragam: pengkatalog dituntut adanya pengetahuan akan keseragaman nama itu. Dari keseragaman nama itu pengkatalog memilih satu dari nama-nama yang lain dengan menggunakan acuan lihat juga (xx)
1. Nama lebih dari satu orang Bila seseorang selalu menggunakan nama samaran dalam karya-karyanya, sedangkan ia tidak pernah menggunakan nama sebenarnya, maka tajuk ditentukan pada nama samaran contoh: Ki Hajar Dewantara bukan Suwardi Suryaningrat DEWANTARA, Hajar,Ki x Suwardi Suryaningrat
Bila seorang pengarang menggunakan nama sebenarnya dan nama-nama samaran maka sebagai tajuk perorangannya adalah tajuk seragam, dengan dibuatkan penunjukan lihat dan lihat juga Contoh: Pane, Armijn Adinata x adinata x x Pane, Armijn x Djiwa x karnoto
2. Gelar kebangsawanan atau kehormatan Bila nama seseorang terdapat gelar kebangsawanan maka sertakan pada nama yang bersangkutan gelar kebangsawanannya, yang biasanya digunakan pada namanya. Gelar tersebut aturannya ditambahkan pada tajuk perorangan dan dipisahkan dengan (,) dan kemudian digaris bawah Contoh: Raden Mas Suryaningrat SURYANINGRAT, Raden Mas
3. Nama orang lebih dari satu kata Bila nama pengarang yang mempunyai nama lebih dari satu kata dalam karyanya, maka dalam menentukan tajuknya secara umum yaitu tajukkan pada kata yang terakhir kemudian diikuti dengan bagian kata lainnya (dibalikan) Contoh: Tahi Bonar Simatupang SIMATUPANG, Tahi Bonar
4. Nama yang diikuti hubungan orang tua Bila nama pengarang diikuti dengan unsur nama orang tua seperti bin, binti yang ditambah dengan nama ayah dibelakang nama diri atau pengarang maka tajuknya adalah nama Ayah yang kemudian diikuti dengan nama diri Contoh: Eni Nurhidayati binti Koesnoen KOESNOEN, Eni Nurhidayati binti
5. Nama yang diikuti nama penghubung Bila nama pengarang yang diikuti dengan tanda penghubung apabila hanya terdiri dari dua kata maka tidak dibalik Contoh: Sulistyo-Basuki Maka tetap seperti apa adanya yaitu SULISTYO-Basuki
6. Nama yang di akhiri inisial atau singkatan Bila nama pengarang yang berakhir dengan inisial atau singkatan yang kepanjangan dari inisial atau singkatan tersebut tidak diketahui walau sudah menggunakan berbagai sumber acuan maka tajuk ditentukan pada kata yang pertama Contoh: Djakaria N.E ditulis seperti adanya
7. Nama yang diawali dengan inisial atau singkatan Bila nama pengarang diawali dengan inisial atau singkatan yang kepanjangan dari inisial atau singkatan tidak dapat diketahui maka tajuk ditentukan pada kata yang sesudah inisial atau singkatan Contoh: K.A Mohamad Arief ARIEF, K.A Mohamad N.H Mahmud Nahiry NAHIRY, N.H Mahmud
8. Nama Cina Bila nama pengarang yang unsur pertamanya adalah nama keluarga seperti lazimnya nama Cina, maka tajuknya ditentukan pada kata pertama dan ditulis dengan huruf besar atau kapital Contoh: Chiang Kai Sek CHIANG, Kai Sek
9. Nama keluaraga dengan awalan kata depan dan kata sandang Nama belanda dan portugis penentuan tajuknya diawali dengan nama sesudah awalannya, spt: ter, ten, de, den, da Contoh: Leo Op de Beek BEEK, Leo Op de
Pengarang afrika, Amerika, Inggris, Prancis, Italia, Jerman dimulai dari awalan Am, Aus, De, Du, Le, Ten, Van, Von, Zum, Zur Contoh: Gideon Retief Von Wielligh VON WIELLIGH, Gideon Retief
Kecuali… Nama Indonesia dengan unsur kata: di, el dan nan Contoh: Abas Sutan Panuntjak nan Sati PAMUNTJAK NAN SATI, abas sutan Nama Indonesia yang dimulai dengan kata Adi, Budi, Joko, Karta, Kusuma, Mangku, Prawira, Sastra, Sri atau Siti maka tjuknya ditulis sebagai satu kesatuan Contoh: Adi Waskita (Tetap)