PENYAKIT SISTEM SYARAF PUSAT “DEPRESI” Hestries Rizka A 1041411075 Hidayatul Laili 10414110 Inggri Budi Utami 1041411079 Jovanka Romana 1041411080 Juliani Khurfatul J 1041411081 Kartika Dewi I 1041411082 Khoirul Nikmah 1041411084
Gejala Depresi Tampak keletihan atau kehabisan energi hampir setiap hari Tidak bersemangat atau lebih lamban Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah berlebihan Penurunan kemampuan untuk berpikir/ berkonsentrasi hampir setiap hari Berulang kali memikirkan kematian
Tipe – Tipe Penyakit Depresi Gangguan depresi mayor Gejala : perubahan nafsu makan dan berat badan, perubahan pola tidur dan aktivitas, kekurangan energi, perasaan bersalah, dan pikiran untuk bunuh diri yang berlangsung setidaknya ± 2 minggu (Kaplan, et al, 2010). 2. Gangguan dysthmic Bersifat ringan tetapi kronis (berlangsung lama yaitu selama 2 tahun atau lebih) (National Institute of Mental Health, 2010). 3. Gangguan depresi minor Gejala: mirip dengan gangguan depresi mayor dan dysthmia, tetapi gangguan ini bersifat lebih ringan dan atau berlangsung lebih singkat (National Institute of Mental Health, 2010). 4. Gangguan depresi psikotik Gejala: halusinasi dan delusi (National Institute of Mental Health, 2010). 5. Gangguan depresi musiman Gangguan depresi yang muncul pada saat musim dingin dan menghilang pada musim semi dan musim panas (National Institute of Mental Health, 2010).
TATA LAKSANA TERAPI Sasaran Terapi Perubahan biologis atau perubahan mood pasien. Karena mood pasien dipengaruhi oleh 5-HT dan NE di otak, maka sasaran utamanya adalah modulasi 5-HT dan NE otak agar mencapai keseimbangan.
TATA LAKSANA TERAPI 2. Strategi Terapi Menggunakan terapi tanpa obat dan atau obat anti-depressan yang dapat memodulasi kadar 5-HT dan NE di otak 3. Pemberian Terapi Terapi Non Farmakologi Bentuk terapi non farmakologi untuk pasien deperesi adalah psikoterapi (CBT dan IPT) dan terapi elektrokonvulsif. Jika psikoterapi dipakai sendiri tanpa obat, hasilnya harus terlihat nyata dalam 8 minggu da gejala harus hilang dalam 12 minggu. Jika tidak terpenuhi, maka dapat dipertimbangkan untuk menggunakan obat anti-depresan.
TATA LAKSANA TERAPI b. Terapi Farmakologi Ada 3 fase pengobatan ketika merawat pasien dengan gangguan depresi : Fase akut -> berlangsung 6-10 minggu, bertujuan untuk menghilangkan gejala Fae lanjutan -> berlangsung 4-9 bula, bertujuan mencegah kekambuhan Fase Pemeliharaan -> berlangsung 12-36 bulan, bertujuan mencegah terulangnya episode depresi. Durasi terapi anti-depressan tergantung pada resiko kekambuhan.
Anti-Depressan Obat anti-depressan tidak menyebabkan kecanduan dan juga tidak menyebabkan perasaan “melayang” pada pasien. Namun obat harus digunakan selama 6-8 minggu baru efek obat terasa.
Klasifikasi Anti-Depressan Golongan Mekanisme Aksi Nama Obat TCA ( Tricylic anti-depressant) Penghambatan re-uptake 5-HT dan NE Amitriptilin SNRI (Serotonin no-epinephrine re-uptake inhibitor) Venlafaksin MAOI ( Mon Amin Oksidase Inhibitor) Penghambatan enzim monoamin oksidase fenelzin SSRI ( Selective 5-HT reuptake inhibitor) Penghambatan re-uptake 5-HT secara selektif Fluoksetin, sertralin, paroksetin Aminoketon Penghambatan re-uptake NE dan dopamin bupropion Triazolopyridin Antagonis reseptor 5-HT Trazodon Tetrasiklik Antagonis reseptor a2 adrenergik Mirtazapin
Algoritma Tata Laksana Terapi
IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. LN Usia : 32 tahun Jenis kelamin : Perempuan Anak ke : 1 dari 7 bersaudara Agama : Islam Pendidikan : SMP Status : Menikah Pekerjaan : IRT Tanggal Pemeriksaan : 04/4/2015 pukul 11.00 WIB
SUBJEK Pasien merupakan pasien baru di poli rawat jalan RSKJ Soeprapto Bengkulu tanggal 4 April 2015. Selama 4 bulan terakhir ini pasien mengeluh menjadi mudah marah dan sulit tidur serta badan terasa lemas. Pasien mudah marah dengan siapa saja terutama orang lain dari luar seperti tamu dan keluarga lainnya. Pasien menganggap orang tersebut sengaja mencari, mengejar dan mengancam dirinya Sebelumnya, suami pasien mengalami masalah dalam pekerjaannya sebagai developer perumahan yang secara langsung menyebabkan perekenomian keluarga menjadi buruk secara drastis. Setelah kejadian tersebut banyak konsumen perumahan berdatangan ke rumah pasien untuk mencari suaminya dan meminta penjelasan serta klarifikasi mengenai keadaan perkembangan rumah yang mereka percayakan pada perusahaan suami pasien.
Menurut pasien semua orang tersebut terlalu sering datang ke rumahnya untuk menanyakan suaminya mengenai pekerjaan dan mengganggu kenyamanan hidup pasien sehingga membuat pasien merasa tertekan seolah-olah dikejar masalah terus menerus. Sejak saat itu pasien merasa sering cemas berada di rumah dan sulit tidur. Pasien sering terbangun pada tengah malam dan tidak dapat tidur lagi serta merasa lemas dan mudah letih. Pasien pernah bertelanjang busana di dalam rumah tanpa rasa malu. Pasien mengaku tidak sadar dan tersadar ketika ditegur oleh suaminya. Pasien juga seringkali merasa tidak tahan dengan kehidupannya saat ini yang dirasakan sangat berat dan juga pasien beberapa kali mengakui memiliki gagasan untuk bunuh diri. Sekitar 2 minggu sebelum masuk Rs. pasien melakukan tindak kekerasan pada seorang tamu yang datang ke rumahnya dengan menampar pipinya. Saat itu pasien mengaku dirinya merasa marah dan emosi karena orang tersebut datang dan tiba-tiba langsung memarahinya sehingga membuat pasien refleks untuk menampar. Pasien mengaku tidak dapat menahan emosinya saat itu.
Diagnosis Gangguan Depresi Mayor
OBJEK TANDA TANDA VITAL Parameter Rentang Normal Pasien Tekanan Darah 120/80 mmHg 150/80 mmHg Nadi 60 – 100 kali/menit 86 kali/menit RR 16-24 kali/menit 22 kali/menit Suhu 36,6OC - 37OC 36,8 OC Kesimpulan : pasien menderita hipertensi tahap 1
THORAX Kepala : Normosefali Deformitas tidak ada THORAX Kepala : Normosefali Deformitas tidak ada. Mata : Edema palpebra tidak ada Sklera ikterik -/- Konjungtiva palpebra anemis -/- Hidung : Simetris Deformitas (-) Deviasi (-) Telinga : Simetris,bentuk dalam batas normal, menggantung Sekret (-) Kesimpulan : Normal
NEUROLOGIS - Rangsang menings : kaku kuduk (-), kernig’s sign (-)/(-) Nervus cranialis : pupil bulat isokor ɸ 2,5mm /ɸ 2,5mm, refleks cahaya langsung (+)/(+), refleks cahaya tak langsung (+)/(+). Nervus cranialis lainnya : dalam batas normal Sensibilitas : dalam batas normal Motorik: dalam batas normal SSO : dalam batas normal Kesimpulan : Normal
Risperidone tablet 2 x 2 mg Trihexyphenidyl tablet prn 2-3 x 2mg TERAPI Farmakologi Pasien tidak melakukan rawat inap, hanya rawat jalan dan diberikan resep oleh dokter berupa: R/ Fluoxetine 1 x 20 mg Risperidone tablet 2 x 2 mg Trihexyphenidyl tablet prn 2-3 x 2mg
TERAPI 2. Psikoterapi & Edukasi Tidak ada
Asessment Problem Medik Subjektif,Objektif Terapi DRP Gangguan depresi mayor S: Cemas, insomnia, Kecenderungan untuk bunuh diri, Emosi tidak stabil O: TTV normal, hipertensi stage 1 Fluoxetine 1 x 20 mg Terapi Sudah Tepat Fluoxetine merupakan merupakan golongan SSRI. Mekanisme kerja : Penghambatan re-uptake 5-HT secara selektif. Dosis awal untuk dewasa adalah 20 mg/hari. Pasien dengan GDM tidak bisa hanya dengan psikoterapi, harus dengan bantuan obat anti-depressan. Selain itu, Fluoxetin juga berdaya sedatif sehingga dapat mengurangi keluhan insomnia pasien.
ASSESMENT Problem Medik Subjektif, Objektif Terapi DRP Gangguan depresi mayor S:Cemas, insomnia, Kecenderungan untuk bunuh diri, Emosi tidak stabil O:TTV normal, hipertensi stage 1 Risperidone Tablet 2 x 2 mg Terapi tidak tepat. Risperidone merupakan antipsikotik. Pasien dengan GDM dan belum pernah mengkonsumsi obat sebelumnya tidak bisa diberikan antipsikotik. Tidak ada keluhan halusinasi.
Problem Medik Subjektif, Objektif Terapi DRP Gangguan depresi mayor S: Cemas, insomnia, Kecenderungan untuk bunuh diri, Emosi tidak stabil O: TTV normal, hipertensi stage 1 Trihexyphenidyl tablet 2-3x2mg (Jika Perlu) Terapi sudah tepat. Fluoxetine memiliki efek samping kejang dan sakit kepala. THP merupakan antikolinergik atau antimuskarinik (memblok aksi asetilkolin) sehingga mengurangi kekakuan otot, tremor. Hipertensi stage 1 - Hanya perlu memonitor tekanan darah. Fluoxetin dan THP tidak memiliki efek terhadap tekanan darah. Tekanan darah akan stabil sendiri seiring hilangnya gejala.
Plan Problem Medik Rekombinasi Terapi Penggunaan Risperidone Fluoxetine memiliki ES : mual,muntah Efek Fluoxetin baru dapat terlihat pada penggunaan 4 minggu Ada kecenderungan untuk bunuh diri Dihentikan karena tidak tepat. Digunakan setelah makan Perlu dipantau oleh keluarga dan melakukan Home Visit secara berkala. Juga pemberian edukasi kepada keluarga Perlu diberikan psikoterapi untuk mengalihkan perhatian pasien . Perlu dilakukan evalusi terapi setelah penggunaan 6 minggu terapi.
TERIMAKASIH