Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pendidikan Agama Islam Kelas X SMA Semester Genap
Advertisements

TOLERANSI DALAM BERAGAMA
Pendidikan Agama Islam
Membangun Pribadi Pantang Menyerah
Bab IV Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah dan Hamba Alloh SWT
Pendidikan Agama Islam
IMPLEMENTASI IMAN DAN TAQWA DALAM KEHIDUPAN MODERN
Fungsi Al-qur'an bagi kehidupan kita sehari hari
TAKWA.
Pendidikan Agama Islam
Materi II KEBENARAN TAUHID Orientasi Nilai-Nilai Dasar Islam (ONDI)
Sifat-sifat Terpuji By : Uswatun Hasanah.
BAB. III MENUNTUT ILMU Pengertian Ilmu: Kata ilmu berasal dari bahasa Arab ‘ILM yang berarti: pengetahuan/kepandaian tentang sesuatu. Lawan kata JAHL.
IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH
Etimologi  Kata takwa ( التَّقْوَى ) berasal dari kata kerja ( وَقَى ) artinya menutupi, menjaga, berhati-hati dan berlindung.
BERIBADAH DENGAN IKHLAS
Ma’rifatul Insan Kompetensi Dasar : Mengetahui asal usul manusia
Bab II KEIMANAN DAN KETAQWAAN
IMAN KEPADA RASUL.
BAB IX KERUKUNAN UMAT BERAGAMA
BAB II IMAN DAN TAQWA.
SIKAP IKHLAS, SABAR, DAN PEMAAF
KONSEP KEIMANAN DALAM ISLAM
HADITS KEDUAPULUH SATU
Oleh : Achmad Farisi Aziz, M.Pd.I
KEIMANAN DAN KETAKWAAN
    
Kur Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Untuk SMP Kelas VII.
Materi III IMAN Oleh: Ahmad Arif Rifan, SHI., MSI.
IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH
AKHLAQ KEPADA ALLAH SWT
IMAN PADA ALLAH SWT SMKN 22 JAKARTA Oleh : Miswan, S.Ag.S.Kom.
Inilah Kunci Surga Surga, dengan segala kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan terlintas dalam hati manusia, memiliki.
PERSENTASI KARYA ILMIAH AGAMA
BAB 8 IMAN KEPADA MALAIKAT.
KEIMANAN DAN KETAQWAAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
II. KEIMANAN DAN KETAQWAAN
Memahami Islam dan Masalah Kehidupan Akhlak & Ibadah
PETA KONSEP : TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN
TUHAN YANG MAHA ESA dan KETUHANAN
Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan
III. IMPLEMENTASI IMAN DAN TAQWA DALAM KEHIDUPAN MODERN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Kandungan Kalimat Syahadat (Madlulusy syahadah)
Agama Islam Ke-iman-an dan Dan ke-taqwa-an.
PERILAKU TERPUJI ADIL, RIDHA DAN AMAL SHALEH
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Definisi Agama Agama adalah salah satu istilah dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa sanskerta. Istilah ini terambil dari dua kata yaitu a dan.
By : 1. Rizal hartono 2.Muhammad fajar
TOLERANSI SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA
Hubungan antara Akidah dan Akhlak
Disusun Oleh: Muhammad Ridwan, S.Pd.I
IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH
O. Solihin Blog: Akidah Islamiyyah Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang.
AL-’AQIDAH AL-ISLAMIYAH
SMPN 4 Mataram QANA’AH DAN TASAMUH Oleh : MAJID SAID, S.Pd.I.
AKIDAH DAN APLIKASINYA Oleh: Tia Agusta Wira Mahardika Wicaksana Herdin Yosha Mauser Mahedra
1 IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH. 2 1.Pengertian 2.Ruang Lingkup 3.Faktor Pembinaan Iman 4.Kompetensi Iman yang Sempurna 5.Iman dalam Kehidupan IMAN SEBAGAI.
Materi III IMAN Oleh: Ahmad Arif Rifan, SHI., MSI.
O. Solihin Blog: Akidah Islamiyyah Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang.
Materi III IMAN Oleh: Ahmad Arif Rifan, SHI., MSI.
BAB VII Menjaga Sikap Istiqamah.
Disusun oleh : Irfan Nur Azhari( ) Wahyu Utomo Budi Prasetyo( ) Eko Suryo Utomo( )
AQIDAH ISLAM Kelas VII Semester I. A. PENGERTIAN AKIDAH ISLAM 1.Pengertian Akidah Islam Menurut Bahasa Akidah adalah kata sifat dalam bahasa Arab yang.
AQIDAH AKHLAK KELAS : X / 1 HM. SHOLEH SYAR’I. TUJUAN HIDUP AllahSurga Bumi Sukses Gagal Surga Neraka Manusia = Makhluk surga, bukan makhluk bumi Bahagia.
IMAN KEPADA MALAIKAT. 1. Pengertian malaikat Allah Kata ‘malaikat’ berasal dari kata malak, bentuk jamaknya adalah malaikah. Kata malak memiliki arti.
KBM 3 AKHLAK ISLAMIAH BAB 2: HATI YANG SIHAT
Kusandarkan aktifitasku hanya kepada Allah
IMAN KEPADA MALAIKAT OLEH: ZAINUL ROHMAN. Pengertian malaikat Allah malaikat berarti utusan Allah yang dengan patuh dan tunduk mengemban semua amanat.
Transcript presentasi:

Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Kelompok E ; Syayid Nurrofik Bahriyan Setiaji Bilhuda Fauzu Yusuf

Pengertian Iman Dalam bahasa Arab, iman berarti pengetahuan (knowledge), percayaa (belief), dan yakin tanpa bayangan keraguan (to be convinced beyond the least shadowof doubt). Dengan demikian iman adalah kepercayaan yang teguh yang timbul akibat pengetahuan dan keyakinan. Secara bahasa , iman berarti membenarkan (tashdiq), sementara menurut istilah adalah ”mengucapkan dengan lisan, membenarkan dalam hati dan mengamalkan dalam perbuatannya”. Adapun iman menurut pengertian istilah yang sesungguhnya ialah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari- hari. Ada yang menyamakan istilah iman dengan aqidah, dan ada yang membedakannya. Bagi yang membedakan, aqidah hanyalah bagian dalam (aspek hati) dari iman, sebab iman menyangkut aspek dalam dan aspek luar. Aspek dalamnya menyangkut keyakinan dan aspek luarnya berupa pengakuan lisan dan pembuktian dengan amal. Sebenarnya masalahnya tergantung dari definisi iman. Kalu kita mengakui definisi iman menurut jahmiah dan Asy’ariyah yang mengatakan bahwa iman hanyalah at-tashdiq (membenarkan di dalam hati) maka iman dan aqidah adalah dua aqidah yang bersinonim.

Senada dengan ini pendapat imam Abu Hanifah yang mengatakan iman hanyalah ‘itiqad, sedangkan amal adalah bukti iman, tetapi tidak dinamai iman. Sebaliknya jika kita mengikuti definisi iman menurut Ulama salaf (termasuk Imam Ahmad, Malik, dan Syafi’i) yang mengatakan bahwa iman adalah: إٍعْتِقَادٌ بِاَحْجَنَا نِ وَنُطْقٌ بِاللِّسَانِ وَعَمَلٌ بِالْاَّرْكَانِ ‘Sesuatu yang diyakini dalam hati, di ucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota tubuh’ empat kategori manusia: Manusia yang memiliki iman yang teguh dan sepenuh hati kepada Allah. Orang dalam kategori ini mengikuti petunjuk Allah, dan mengabdikan jiwa dan raga mereka demi mencarin keridlaanNya dengan berbuat ma’ruf dan meninggalkan perilaku munkar. Manusia dengan kategori ini layak disebut sebagai muslim kaffah.

Manusia yang memiliki iman, percaya kepada Allah, yakin pada hukum Allah dan hari akhir, tetapi imannya tidak mendalam atau cukup kuat untuk secara total patuh kepada Allah. Manusia seperti ini jauh di bawah kategori muslim kaffah, dan mereka mereka akan mendapat pembalasan atas perbuatan dosa yang dilakukannya, meskipun mereka masih tergolong sebagai muslim. Mereka berbuat dosa tetapi tidak ingkar, dan mereka mengakui kekuasaan Allah dan hukumNya, namun juga melanggar aturanNya. Manusia yang tidak beriman sama sekali, menolak untuk mengakui kekuasaan Allah bahkan ingkar kepadaNya. Manusia seperti ini, walaupun perilakunya baik, tidak melakukan bentuk-bentuk kekerasan, tetapi mereka ingkar, maka perbuatan baiknya tidak berarti bagi Allah. Manusia yang tidak beriman dan tidak berbuat baik. Mereka menebarkan kerusakan di muka bumi serta berbuat kekerasan dan penindasan. Manusia kategori seperti ini adalah yang terjelek, sebab mereka selain berbuat ingkar juga berbuat kriminal.

Empat klasifikasi manusia tersebut menunjukan keberhasilan dan keselamatan sejati seseorang itu tergantung pada imannya. وَأَمَّا مَنۡ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحٗا فَلَهُۥ جَزَآءً ٱلۡحُسۡنَىٰۖ وَسَنَقُولُ لَهُۥ مِنۡ أَمۡرِنَا يُسۡرٗا ٨٨ Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami" (Q.S. al-Kahfi: 88)

Hubungan Iman dan Islam Menurut Al-qur’an, iman bukan semata-mata suatu keyakinan akan benarnya ajaran yang diberikan, melainkan iman itu sebenarnya menerima suatu ajaran sebagai landasan untuk melakukan perbuatan. Al-qur’an dengan tegas memegang taguh pengertian seperti ini, karena menurut Al-qur’an walaupun setan dan malaikat itu sama-sama adanya, namun beriman kepada malaikat acap kali disebut sebagai bagian dari rukun iman, sedang terhadap setan orang diharuskan mengafirinya.

Hal ini misalnya terlihat pada ayat: لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا وللَّهَِ سَمِيعٌ عَلِيمٌ “Tidak ada paksaan untuk (memasuki ) agama (islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Wujud Iman Iman itu, meskipun diyakini dalam hati dan di ucapkan dengan lisan, ia terwujud dalam perbuatan. Jadi, sebagai bukti bahwa seseorang itu beriman, tidaklah di ukur kedalaman hatinya melainkan diukur dari amalnya karena yang tau urusan hati hanyalah Allah dan orang itu sendiri. Jika orang tersebut taat beribadah, beramal saleh dan meninggalkan perbuatan maksiat atau dosa, dan itu dilakukan karna Allah semata, maka itulah wujud iman. Dengan demikian, iman itu terwujud dalam perilaku yang proaktif dan dinamis dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari adanya rasa malu berbuat kejahatan, memberi salam, menyingkirkan duri dari jalan, berbicara yang baik-baik, menghormati tetangga, memuliakan tamu, dan lain sebagainya, semuanya termasuk dalam wujud atau bukti nyata dari adanya iman seseorang.

Proses Terbentuknya Iman Proses terbentuknya iman dalam diri seseorang melalui beberapa tahap. Pertama, didahului oleh pengetahuan (knowledge) seseorang tentang Sang Pencipta jagad raya ini, yakni Allah. Artinya bahwa iman itu dapat diperoleh lewat proses berfikir, perenungan mendalam, survey atau penelitian terhadap alam semesta. Kedua, timbulnya sikap percaya kepada Allah. Meskipun kepercayaan pada tahap ini masih labil, tergantung kepada seberapa banyak pengetahuan tentang Allah dan upaya kontemplasinya terhadap alam semesta tersebut, namun iman pada tahap ini akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya pengetahuan yang di peroleh atau pengalaman yang di jalani.

Tanda- Tanda Orang Beriman Tanda-tanda orang beriman kepada Allah adalah: Selalu beribadah kepada Allah semata, bukan kepada selain Allah, dan dalam beribadah itu ia tidak mengharapkan apapun kecuali ridla dan maghfirahNya. Selalu beramal saleh dan memakmurkan bumi, karena ia sadar bahwa kehadirannya di muka bumi ini adalah sebagai hamba Allah dan khalifah. Berakhlak karimah dan menjaga martabat dirinya agar tidak terjerumus kedalam lembah kenistaan. Batinnya selalu tenang karena kualitas spiritualnya telah penuh terisi dengan keyakinan kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa. Orang beriman adalah cerdas secara emosional dan spiritual, sebab baginya hidup itu penuh makna, bukan kosong atau hambar belaka. Seseorang yang beriman selalu bersikap humanis, tetapi seorang humanis belum tentu beriman.

Hal-hal yang dapat Meningkatkan Keimanan Ilmu, yaitu dengan meningkatkan ilmu tentang mengenal Allah SWT seperti makna dari nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya. Semakin tinggi ilmu pengetahuan seseorang terhadap Allah dan kekuasaan-Nya, maka semakin bertambah tinggi iman dan pengagungan serta takutnya kepada Allah SWT. Merenungkan ciptaan Allah, keindahannya, keanekaragaman-Nya, dan kesempurnaan-Nya. Maka kita akan sampai pada kesimpulan : Siapa yang merancang, menciptakan dan mengatur semua ini ? Jawabannya hanya Allah. Senantiasa meningkatkan ketaqwaan dan meninggalkan maksiat kepada-Nya

Peran iman dan takwa dalam kehidupan modern Iman dan takwa termasuk masalah mental-spiritual. Bagi seseorang yang memiliki keduanya akan memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah: Mendapat keamanan Pahala yang lebih baik Jalan yang lurus Ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya

Pengaruh Iman dalam Kehidupan Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda Iman menanam semangat berani menghadapi maut Iman menanam sikap “self-help” dalam kehidupan Iman memberikan ketentraman jiwa Iman mewujudkan kehidupan yang baik Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen Iman memberi keberuntungan Iman mencegah penyakit