BAGAIMANA SAYA MENGASIHI? Dengan kasih storgé. Ini adalah cinta kasih dalam keluarga; kasih sayang yang alamiah. Dengan kasih éros. Ini adalah kasih dalam pengertian “jatuh cinta”; ini termasuk cinta secara seksual. Dengan kasih filía. Ini adalah kasih persahabatan; ini termasuk mengasihi benda, ide atau binatang. Ini adalah kasih yang sentimentil. Dengan kasih agápe. Ini adalah kasih yang murni dan tidak mementingkan diri sendiri, dalam situasi apa pun; ini adalah kasih Allah kepada kita.
BAGAIMANA SAYA MENGASIHI? Tipe kasih apakah yang harus kita tunjukkan dalam kehidupan kita sebagai seorang Kristen? Agápe. Karena ini adalah prinsip ilahi untuk berpikir dan bertindak. Itu membentuk tabiat kita, itu mengatur gerak hati kita, itu mengendalikan kerinduan kita dan itu mengagungkan cinta kasih kita. Itu adalah kasih yang termulia, karena itu memotivasi kita untuk melakukan tindakan yang benar dan mulia, apapun keadaan kita.
KARAKTER-KARAKTER KASIH AGÁPE 1 Korintus 13: 4-7 Sabar Tetap tenang dan sabar ketika tertekan, difitnah atau dikejar-kejar. Murah hati Rindu melakukan yang baik kepada orang lain; baik hati dan sopan dan berusaha agar semua orang bahagia. Bersukacita karena kebenaran Bersukacita karena keuntungan orang lain; tertarik pada perkembangan dalam kebenaran dan dalam kebahagiaan orang lain. Menutupi segala sesuatu Menutupi kesalahan orang lain dan menyimpannya untuk dirinya sendiri (tidak diceritakan kepada orang lain). Percaya segala sesuatu Menafsirkan tingkah laku orang lain dengan cara yang sangat positif, selalu berpikir positif terhadap orang lain. Mengharapkan segala sesuatu Percaya pada tetangganya; siap membelanya jika dia ditertawakan dan dihina, yakin bahwa kebenaran pasti menang. Sabar menanggung segala sesuatu Berusaha menenangkan setiap kesulitan, pencobaan, penganiayaan dan cercaan dari orang lain.
YANG BUKAN KARAKTER-KARAKTER KASIH AGÁPE 1 Korintus 13: 4-7 Tidak cemburu Tidak menunjukkan prsangka buruk kepada orang lain hanya karena mereka mendapatkan keuntungan lebih dari kita. Tidak memegahkan diri Tidak memuji kelebihan-2nya; rendah hati dan tidak memuji diri sendiri. Tidak sombong Tidak menciptakan kesombongan dan kecongkakan. Tidak melakukan yang tidak sopan Tidak pernah tidak sopan atau kasar; tidak melakukan sesuatu yang dapat menyinggung tetangganya. Tidak mencari keuntungan diri sendiri Rela mengorbankan kenyamanannya, waktunya, ketenangannya, uangnya dan talentanya demi kepentingan orang lain. Tidak pemarah Tidak menunjukkan muka murung, tidak sabar atau gusar, tetapi kebaikan dan ketenangan. Tidak menyimpan kesalahan orang lain Tidak memikirkan yang jahat, dan tidak mempersalahkan orang lain. Tidak bersukacita karena ketidakadilan Tidak bersukacita dengan kesalahan tetangganya. Tidak mencari keuntungan dengan kesalahan orang lain.
BAGAIMANA SAYA DAPAT MENUNJUKKAN KASIH? Saya sabar, saya murah hati, Saya tidak cemburu, Saya tidak memegahkan diri, Saya tidak sombong, Saya tidak melakukan yang tidak sopan, saya tidak mencari keuntungan diri sendiri, saya tidak pemarah, saya tidak menyimpan kesalahan orang lain, saya tidak bersukacita karena ketidak adilan. Saya menutupi segala sesuatu, saya percaya segala sesuatu, saya mengharapkan segala sesuatu, saya sabar menanggung segala sesuatu. BAGAIMANA SAYA DAPAT MENUNJUKKAN KASIH? 1 Korintus 13: 4-7
SIAPAKAH YANG HARUS SAYA KASIHI? 1 Allah di atas segalanya. “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu” (Ulangan 6: 5) Kita harus mengasihi Allah dengan segenap hati kita, kehendak kita, tujuan kita, perasaan kita dan kerinduan kita. Kasih kita kepada Allah haruslah tanpa syarat, sebagaimana Dia mengasihi kita.
SIAPAKAH YANG HARUS SAYA KASIHI? 2 Sesamaku manusia seperti Allah mengasihiku. “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi” (Yohanes 13:34) Kasih ini termasuk saling menghargai, menolong dan mengasihi orang lain seperti Allah telah lebih dahulu mengasihi Anda.
SIAPAKAH YANG HARUS SAYA KASIHI? 3 Musuh-musuhku. “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Matius 5: 44) Kita tidak dituntut untuk mengasihi dengan kasih filía, karena kita tidak merasakan kasih sayang yang sama yang kita rasakan pada keluarga atau sahabat kita kepada musuh kita. Kita diharapkan menunjukkan kasih agápe, karena kasih ini di luar kendali kita. Mengasihi (agápe) musuh kita termasuk memperlakukan mereka dengan penuh penghargaan dan dengan sopan, memperlakukan mereka sebagaimana Allah memperlakukan mereka.
BAGAIMANA SAYA DAPAT MEMPRAKTEKKAN KASIH? “Seorang Samaria, dalam perjalanannya, datang ke tempat sipenderita berada, dan ketika ia melihatnya, ia menaruh belas kasihan kepadanya. Ia tidak menanyakan apakah orang asing itu seorang Yahudi atau seorang kafir … Ia tidak memikirkan bahwa ia sendiri mungkin berada dalam bahaya kekerasan bila ia berlambat‑lambat di tempat itu. Cukuplah bahwa di hadapannya terdapat seorang manusia yang dalam kekurangan dan penderitaan. Ia menanggalkan jubahnya sendiri dan dengan itu ditutupinya orang itu. Minyak dan anggur yang disediakan untuk perjalanannya sendiri digunakannya untuk menyembuhkan dan menyegarkan orang yang dilukai itu. Ia mengangkatnya ke atas binatang penanggung bebannya, dan berjalan pelahan‑lahan dengan langkah yang teratur, agar orang asing itu tidak tergoncang‑goncang, dan tidak lebih menderita nyeri. Ia membawanya ke rumah tumpangan, dan menjaganya sepanjang malam, sambil memperhatikan dia dengan lemah lembut. Keesokan harinya ketika orang sakit itu telah bertambah baik, orang Samaria itu memberanikan diri untuk meneruskan perjalanannya. Tetapi sebelum berbuat demikian, Ia menyerahkannya kepada penjaga rumah tumpangan itu, membayar ongkosnya, dan meninggalkan suatu simpanan untuk kepentingannya; dan karena belum puas dengan persetujuan ini, ia mengadakan persediaan untuk suatu keperluan selanjutnya, sambil mengatakan kepada pemilik penginapan, ‘Relakanlah dia, dan barang apa yang engkau belanjakan lebih daripada itu aku ganti, apabila aku datang kembali.’” E.G.W. (Alfa & Omega Jld. 6, hal. 118, 119)
BAGAIMANA SAYA DAPAT MEMPRAKTEKKAN KASIH? “DALAM cerita tentang orang Samaria yang murah hatinya, Kristus melukiskan sifat agama yang benar. Ia menunjukkan bahwa agama yang benar itu bukannya bergantung pada peraturan, kepercayaan atau upacara agama, melainkan dalam melakukan perbuatan kasih, dalam membawa keuntungan terbesar kepada orang lain, dalam kebaikan sejati… Kecuali ada sifat mengorbankan diri yang praktis untuk kebaikan orang lain, dalam lingkungan keluarga, di tempat sekitar, di gereja, dan di mana saja kita mungkin berada, maka kita bukannya orang Kristen, tidak menjadi soal apa pun kedudukan kita.” E.G.W. (Alfa & Omega Jld. 6, hal. 114, 120-121)