POPULASI DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE Indah P. Kiay Demak Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Faculty of Medicine & Health Sciences Tadulako University
Pertanyaan penelitian Hipotesis Penentuan sasaran Populasi dan Sampel
LANGKAH DALAM PROSES SAMPLING 1. TENTUKAN POPULASI 2. SPESIFIKASI SAMPLING FRAME 3. SPESIFIKASI UNIT SAMPLING 4. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL 5. HITUNG JUMLAH SAMPEL 6. MEMPERSIAPKAN SAMPLING PLAN 7. MEMILIH SAMPEL
1. TENTUKAN POPULASI Populasi adalah Sekelompok individu atau obyek yang memiliki karakteristik sama. Ada 4 komponen populasi: Elemen : Sekolah Dasar Unit Sampling : Murid kelas I s/d VI Tempat : Kota A Waktu : Tahun 2014
2. SPESIFIKASI SAMPLING FRAME Bertujuan untuk memaparkan secara jelas dan spesifikasi dari elemen populasi Dibagi jadi 2: Target populasi : Seluruh SD di Kota A Populasi sampling : Murid Kelas I s/d VI
3. SPESIFIKASI UNIT SAMPLING Unit sampling merupakan unit dasar dari elemen populasi yang akan dijadikan sampel. Contoh: Murid kelas I s/d VI
POPULASI PENELITIAN Populasi target/teoritis (kepada siapa penelitian ini akan digeneralisasikan) (yang dapat diakses) Populasi studi/terjangkau Teknik pengambilan sampel Sampel (yang akan diamati dalam studi)
Populasi penelitian Pertanyaan penelitian Yang dapat dijangkau Populasi target Populasi terjangkau Sampel Pertanyaan penelitian Yang dapat dijangkau Karakteristik klinis Karakteristik demografik Batas waktu Batas tempat Pengukuran aktual
Contoh Populasi target Populasi terjangkau Sampel Penderita stroke iskemik akut Penderita stroke iskemik akut pada RS B Kriteria eligibilitas
SAMPEL Merupakan subyek-subyek dari populasi aktual yang benar-benar akan diteliti Sampel Populasi terjangkau
SAMPEL Kelebihan: Perlu diperhatikan: Lebih murah, lebih mudah, lebih homogen, lebih cepat Perlu diperhatikan: Representatif, generalisasi, drop out
SAMPEL YANG BAIK Representatif Adekuat Praktis dan layak Ekonomis dan efisien
4. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PROBABILITY (RANDOM) SAMPLING Setiap subyek dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih atau tidak terpilih NON-PROBABILITY (NON RANDOM) SAMPLING Pemilihan sampel tidak di acak, melainkan dengan kriteria tertentu yang dipilih oleh peneliti
PROBABILITY SAMPLING SIMPLE RANDOM SAMPLING SYSTEMATIC SAMPLING STRATIFIED SAMPLING CLUSTER SAMPLING MULTISTAGE SAMPLING
SIMPLE RANDOM SAMPLING Acak dengan bantuan tabel random, komputer, atau kalkulator
SYSTEMATIC SAMPLING Mirip simple random sampling, tetapi tidak menggunakan tabel random Sampel dipilih secara sistematik dengan cara menentukan terlebih dahulu angka kelipatan
STRATIFIED SAMPLING Populasi terlebih dahulu dibagi menjadi beberapa kelompok atau strata,lalu dilakukan pemilihan secara acak dari strata tsb. Contoh: kelas 1: 102 siswa kelas 2: 100 siswa kelas 3: 98 siswa Perhitungan berdasarkan presentasi jumlah masing- masing kelas (tidak dibagi rata)
STRATIFIED SAMPLING SIMPLE STRATIFIED RANDOM SAMPLING Jumlah populasi masing-masing strata hampir sama PROPORTIONAL STRATIFIED RANDOM SAMPLING Jumlah populasi masing-masing strata tidak sama
RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 5 RT 6 RT 7 RT 8 RT 9 RT 10 CLUSTER SAMPLING RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 5 RT 6 RT 7 RT 8 RT 9 RT 10 RT 3 RT 5 RT 7 RT 9 Populasi Randomisasi kelompok Identifikasi subyek sampel Tingkat sampel Sampel penelitian RT 3 + RT 5 + RT 7 + RT 9 Jumlah sampel 200
Daftar subyek penelitian MULTISTAGE SAMPLING Populasi nasional Tingkat propinsi Tingkat kabupaten Tingkat kecamatan Daftar subyek penelitian sampel
NON-PROBABILITY SAMPLING Lebih praktis, lebih murah, lebih mudah Secara metodologis, kalah baik dengan probability sampling 5 macam: CONSECUTIVE SAMPLING CONVENIENCE SAMPLING QUOTA SAMPLING JUDGEMENT SAMPLING PANEL SAMPLING
CONSECUTIVE SAMPLING Teknik non probability yang paling baik Setiap populasi yang memenuhi kriteria eligibilitas dimasukkan sampai kurun waktu tertentu sampai jumlah sampel terpenuhi
CONVENIENCE SAMPLING Cara paling mudah Kurang dapat dipertanggung jawabkan Tanpa sistematis tertentu, menyesuaikan dengan kemudahan peneliti
QUOTA SAMPLING Memilih sampel dengan cara menentukan kuota. Misalnya dibutuhkan sampel wanita dan laki-laki dalam jumlah yang sama
JUDGEMENTAL SAMPLING Memilih sampel dengan cara memakai proses seleksi bersyarat Berdasar pertimbangan subyektif Mirip convenience sampling Disebut juga purposive sampling
PANEL SAMPLING Merupakan sampel semi permanen yang dipilih untuk keperluan penelitian berkelanjutan. Sangat bermanfaat dan menguntungkan karena data yang ada dapat dipergunakan berulang kali
KRITERIA ELIGIBILITAS SAMPEL Kriteria inklusi Karakteristik penyakit, spesifikasi penyakit, diagnosis Kriteria ekslusi Kontraindikasi, riwayat prevensi, perancu
KRITERIA INKLUSI Mendefinisikan populasi yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian Populasi target Karakteristik demografik Karakteristik klinik Populasi terjangkau Karakteristik geografik Karateristik waktu
KRITERIA EKSLUSI Sesuai dengan karakteristik demografik/klinik, namun: Kemungkinan lost of follow up Kontraindikasi/etis Ketidakmampuan memberikan data yang baik Menolak partisipasi
CONTOH Uji klinik suplementasi kalsium 5 tahun untuk mencegah osteoporosis Kriteria inklusi: Wanita usia 45 – 50 thn Sehat Datang ke klinik peneliti Kriteria ekslusi: Alkoholik Berniat pindah (lost of follow up) Menolak Riwayat batu ginjal
VALIDITAS INTERNAL Kesalahan acak Kesalahan sistematis/bias Memperbesar jumlah sampel Kesalahan sistematis/bias Seleksi Pengukuran Pengukuran dan seleksi lebih sistematis dan baku
5. UKURAN SAMPEL Menghitung Jumlah Sampel Minimal n = n = besar sampel N = besar populasi d = tingkat kesalahan (peneliti menggunakan d = 0,1 atau 10%) N 1 + ( N x d 2 )
6. MEMPERSIAPKAN SAMPLING PLAN Merencanakan bagaimana keputusan yang telah diambil dapat dilaksanakan dengan baik di lapangan Persiapan lainnya, meliputi: instrumen, jadwal, pengambil data, dll.
7. MEMILIH SAMPEL Memilih sampel di lapangan sesuai dengan protokol penelitian yang telah disiapkan
KEUNTUNGAN SAMPLING Data yang diperoleh lebih komprehensif dan representatif Lebih murah Lebih mudah Menghilangkan bias (teknik probabilitas)