PENGUJIAN AGREGAT, ASPAL DAN ASBUTON

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pemotongan dengan oxy-acetylene
Advertisements

Perkerasan Jalan By Leo Sentosa.
5. PEMBUATAN DAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL
Proses Pembuatan Plastik
Alat Bantu & Alat Ukur Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil
Oleh: Team Teknik Laboratorium
Pengetahuan Bahan & Material (DPI – 262)
Transpirasi Tumbuhan Tujuan : - Mengukur laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan, yaitu Acalypha sp. dan Bauhemia sp. - Membandingkan laju transpirasi.
PRAKTIKUM KIMIA DASAR MEMBUAT LARUTAN BAKU.
Metode Pembuatan Bioarang
Piknometer Digunakan sebagai alat bantu dalam mengukur berat jenis bitumen. Berat jenis bitumen adalah perbandingan antara berat bitumen dan berat air.
MIKROSKOP DAN PENGGUNAANNYA
TUGAS DASAR-DASAR PEMISAHAN ANALITIK
PERTEMUAN 11 PENGERJAAN BETON
Aspal Beton Aspal beton adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat degan aspal, dengan atau tanpa bahan tambahan, yang dicampur,
Pertemuan 5 AGREGAT KASAR
ANALISA Na BENZOAT PRINSIP: Sampel dijenuhi dgn lar NaCl, shg asam benzoat dlm sampel diubah menjadi NaBenzoat yg larut dgn Penambahan NaOH. NaBenzoat.
STERILISASI ALAT DAN PEMBUATAN MEDIA AGAR
PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN PANAS
PROSES PENGECORAN.
Teknologi Beton dan Begisting
Pascapanen Cabe Teknologi Penanganan Pascapanen AET 303
Pemisahan campuran berdasarkan : Penyaringan / Filtrasi:
Teknologi Dan Rekayasa
Rancangan Beton Normal Metode ACI
PRAKTIKUM MATERIAL JALAN
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT DAN LARUTAN ELEKTROLIT
VOLUME, DENSITAS BAHAN PADAT DAN CAIR SERTA POROSITAS
KONSTRUKSI PERKERASAN BERASPAL
Metode Pembuatan Bioarang
PRAKTIKUM MATERIAL JALAN
Metode Pembuatan Bioarang
AGREGAT DAN PRODUKSINYA
PENGOLAHAN TAHU.
MEMPERSIAPKAN DAN MENCAMPUR PASIR UNTUK CETAKAN LOGAM
KAFEIN - BENZOAT Dwi Larasatie Nur Fibri, STP, M.Sc
VOLUME, DENSITAS, BAHAN PADAT DAN CAIR SERTA POROSITAS
ASPAL.
PELATIHAN BETON II PELATIHAN II OLEH DIVISI MATERIAL KONSTRUKSI (Pertemuan Ke-2) FUNGSIONARIS UREKA 2017 | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS UDAYANA.
VOLUME, DENSITAS BAHAN PADAT DAN CAIR SERTA POROSITAS
TEKNOLOGI HASIL TERNAK KULIT DAN SISA GELATIN
TEKNOLOGI CAMPURAN PANAS ASBUTON DIHAMPAR DINGIN (CPHMA)
VOLUME, DENSITAS BAHAN PADAT DAN CAIR SERTA POROSITAS
AGREGAT HALUS Pertemuan 02
Pengolahan Limbah Minyak Kelapa Sawit PT
Praktikum mikrobiologi
Asisten klp : LA HAMIDU, S.Farm
Resume Praktikum 1 bioindustri
MENTEGA Mentega adalah produk yang terbuat dari lemak susu.
OLEH : Nurwahida ( ) Rabianti ( )
Alat pH Meter Khoirul Anam.
SINTESIS BIODIESEL MELALUI
CAMPURAN BERASPAL Campuran  Beraspal  Panas  adalah  campuran  aspal  dan  batuan  yang dicampur di  Unit  Pencampur  Aspal  (AMP),  dihampar  dan  dipadatkan.
Agregat By Leo Sentosa By Leo Sentosa. Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir.
PEMPROSESAN ALAT.
Kalibrasi/Verifikasi Alat Ukur
PENGUAPAN DAN PENGERINGAN
Perencanaan Pengambilan Sampel Lingkungan
Agregat By Leo Sentosa.
EKSTRAKSI TANAMAN OBAT
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN MATERI 4 (LANJUTAN)
Agregat By Leo Sentosa By Leo Sentosa. Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir.
KEGIATAN BELAJAR 3 MUTU SENSORI, FISIS, MEKANIK SERTA PERALATAN DASAR LABORATORIUM MUTU HASIL PERTANIAN.
LATIHAN SOAL SUHU dan KALOR
VISKOSITAS DAN RHEOLOGI Kelompok 3 : Rizky ananda ( AF) Jusmawanti ( AF) Marfua isnaeni ( AF) Muh.Ikbal T( AF) Reynaldi agustiawan.
Infiltrasi, embedding, dan sectioning
Penegenalan Alat – Alat Laboratorium Kimia By : Wirna Eliza.
Ranna Kurnia Pengujian Karakteristik Aspal. Jenis Pengujian Karakteristik Aspal (umum) Penetrasi Penetrasi Setelah TFOT Titik Lembek Titik Lembek Setelah.
OLEH : ELSA EKA PUTRI, Ph. D PATIH TARUKO Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2014.
EVALUASI GRANUL & TABLET
Transcript presentasi:

PENGUJIAN AGREGAT, ASPAL DAN ASBUTON

Umum Tahap awal dalam pelaksanaan pekerjaan perkerasan beraspal dengan menggunakan asbuton adalah perlu mengetahui kualitas bahan yang akan digunakan, apakah memenuhi persyaratan atau tidak. Jadi keberhasilan pelaksanaan pekerjaan perkerasan beraspal dengan menggunakan asbuton sangat tergantung terhadap kualitas agregat, aspal dan Asbuton yang digunakan

JENIS DAN PERALATAN PENGUJIAN AGREGAT Peralatan Uji Agregat adalah: Alat pembagi contoh agregat (spliter). Alat saringan lengkap, dengan ukuran sesuai gradasi agregat yang dipilih Alat untuk menguji berat Jenis semu dan berat Jenis bulk Alat pemeriksaan keausan dengan mesin abrasi Alat pengujian setara pasir (sand equivalent) lengkap Alat untuk pemeriksaan gumpalan lempung dan butiran yang mudah pecah Alat untuk pemeriksaan daya lekat agregat terhadap aspal (affinity) Alat untuk pengujian angularitas agregat halus dan kasar Alat untuk pemeriksaan kepipihan dan kelonjongan agregat Alat untuk pengujian partikel ringan dalam agregat

Jenis Pengujian Agregat METODE Pengujian keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles. SNI 03-2417-1991 Pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan No. 200 (0,075 mm). SNI 03-4142-1996 Pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar. SNI 03-1968-1990 Pengujian agregat halus atau pasir yang mengandung bahan plastis dengan cara setara pasir. SNI 03-4428-1997 Pengujian Berat Jenis agregat kasar. SNI 03-1969-1990 Pengujian Berat Jenis agregat halus. SNI 03-1970-1990 Pengujian kelekatan agregat terhadap aspal. SNI 03-2439-1991 Angularitas agregat kasar SNI 03-6877-2002 Partikel Pipih dan Lonjong RSNI T-01-2005 Angularitas agregat halus Penyiapan benda uji contoh agregat SNI 13-6717-2002 Pengambilan contoh agregat SNI 03-6889-2002

JENIS DAN PERALATAN PENGUJIAN ASPAL DAN ASBUTON Peralatan Uji Aspal dan Asbuton adalah: Alat pengambilan contoh bahan bitumen Alat uji titik nyala dengan Cleveland Open Cup Alat ekstraktor reflux untuk pemisahan mineral dengan bitumen asbuton Alat saringan bahan berbutir lengkap Alat untuk pemulihan aspal (recovery) Alat uji penetrasi bahan bitumen Alat uji untuk pengujian titik lembek Alat untuk pengujian daktilitas bahan bitumen Viskometer yaitu alat untuk pengujian kekentalan Saybolt Furol yaitu alat untuk pengujian viskositas kinematik Alat untuk pengujian titik nyala Tag Open Cup Destilator yaitu alat penyulingan Alat untuk pengujian kadar air gelas ukur, pengaduk, wadah, saringan no.14 dan oven

Jenis Pengujian Aspal 1. Jenis Pengujian Aspal Keras JENIS PENGUJIAN METODE 1. Penetrasi SNI 06-2456-1991 2. Titik lembek SNI 06-2434-1991 3. Daktilitas SNI 06-2432-1991 4. Kelarutan dalam C2HCl3 SNI 06-2438-1991 5. Titik nyala SNI 06-2433-1991 6. Berat Jenis SNI 06-2488-1991 7. Kehilangan berat SNI 06-2441- 1991 8. Penetrasi setelah kehilangan berat 9. Daktilitas setelah kehilangan berat 10. Titik lembek setelah RTFOT 11. Temperatur pencampuran dan pemadatan SNI 03-6411-2000 12. Kadar air SNI 06- 2439- 1991

2. Jenis Pengujian Bitumen Asbuton Murni NO. JENIS PENGUJIAN METODE 1. Penetrasi, 25 oC; 100 gr; 5 dctik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991 2. Titik Lembek, oC SNI 06-2434-1991 3. Titik Nyala, oC SNI 06-2433-1991 4. Daktilitas; 25 oC, cm SNI 06-2432-1991 5. Berat jenis SNI 06-2441-1991 6 Kelarutan dalam Trichlor Ethylen; % berat RSNI M-04-2004 7. Penurunan Berat (dengan TFOT), %berat SNI 06-2440-1991 8 Penetrasi setelah penurunan berat, % asli 9 Daktilitas setelah penurunan berat, cm

3. Jenis Pengujian Asbuton Modifikasi NO. JENIS PENGUJIAN METODE 1. Penetrasi, 25 ‘C; 100 gr; 5 dctik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991 2. Titik Lembek, °C SNI 06-2434-1991 3. Titik Nyala, °C SNI 06-2433-1991 4. Daktilitas; 25 °C, cm SNI 06-2432-1991 5. Berat jenis SNI 06-2441-1991 6. Kelarutan dalam Trichlor Ethylen, % berat RSNI M-04-2004 7. Penurunan Berat (dengan TFOT), % berat SNI 06-2440-1991 8. Penetrasi setelah kehilangan berat, % asli 9. Daktilitas setelah TFOT, cm 10 Mineral Lolos Saringan No. 100, % * SNI 03-1968-1990

4. Jenis Pengujian Peremaja Hangat NO. JENIS PENGUJIAN METODA 1. Viskositas: - pada 60 oC (cSt) - atau 100 oC,(dtk) AASHTO T-72 2. Kelarutan dlm TCE, (%) SNI 06-2438-1991 3. Titik nyala, (oC) AASHTO T-73 4. Berat Jenis, SNI 06-2441-1991 5. Penurunan berat (TFOT), (% terhadap berat awal) SNI 06-2440-1991 6. Kadar parafin lilin, (%) SNI 03-3639-94 5. Jenis Pengujian Asbuton Butir NO. JENIS PENGUJIAN METODA PENGUJIAN 1. Ekstraksi Kadar bitumen asbuton; % SNI 03-3640-1994 2. Ukuran butir asbuton butir Saringan No 8 (2,36 mm) dan Saringan No 16 (1,18 mm); SNI 03-1968-1990 3. Kadar air, % SNI 06-2490-1991 4. Penetrasi bitumen asbuton pada 25 °C, 100 g, 5 detik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991

Peralatan untuk pengujian campuran beraspal Peralatan pengujian campuran mencakup: Alat pembuat briket, yaitu alat pemadat campuran Satu unit alat pengujian Marshall Alat pengeluar briket hasil pemadatan (extruder) Bak penangas air (waterbath) Oven dengan pengatur temperatur Alat uji berat jenis campuran maksimum (Gmm) lengkap

METODE PENGAMBILAN CONTOH (SAMPLING) PENGUJIAN AGREGAT METODE PENGAMBILAN CONTOH (SAMPLING) 1. Pengambilan Contoh Agregat Dari Timbunan Langkah pengambilan contoh Tentukan tempat pengambilan contoh agregat pada tempat penimbunan dan masukkan papan kedalam timbunan diatasnya dengan tegak. Buang agregat pada daerah miring dibawah papan hingga diperoleh tempat yang rata dan datar untuk pengambilan contoh. Masukkan sekop kedalam bagian yang datar dan pindahkan satu sekop penuh agregat kedalam ember, lakukan dengan hati-hati, cara-cara pengambilan contoh agregat dari timbunan Ulangi langkah tersebut untuk tiga tempat lokasi pengambilan contoh bahan pada tempat penimbunan.

2. Pengambilan Contoh Agregat Dari Bin Panas (Hot Bin) Langkah pengambilan contoh Contoh agregat panas untuk setiap fraksi diambil dari masing-masing bin panas (hot bin) yang telah dilengkapi dengan fasilitas untuk pengambilan contoh. Ambil contoh agregat dari setiap bin dan ratakan kelebihan agregat bagian atas kotak. Sekitar tiga atau empat kali jumlah agregat yang diperlukan, diambil dari setiap bin dan dimasukkan kedalam kontainer contoh agregat. Pengambilan contoh agregat dari hot bin, dengan cara menjatuhkan agregat melalui kotak penimbang dan pugmill kedalam truk, atau menempatkan shovel di bawah lubang curahan, merupakan metode yang tidak teliti dalam pengambilan contoh agregat dan tidak boleh digunakan.

PENGUJIAN ANALISA UKURAN BUTIR (GRADASI) Berat Contoh Minimum Untuk Analisa Gradasi UKURAN AGREGAT NOMINAL MAKSIMUM BERAT CONTOH KG (LB) 2,36 mm (No.8) 10 (25) 4,75 mm (No.4) 9,5 mm (3/8 in.) 12,5 mm (1/2 in.) 15 (35) 19,0 mm (3/4 in.) 25 (55) 25,0 mm (1 ½ in.) 50 (110) 37,5 mm (1 ½ in.) 75 (165) 50,0 mm (2 in.) 100 (220)

PENGUJIAN BERAT JENIS AGREGAT HALUS Material yang akan diuji adalah agregat lolos saringan No. 8 (2,38 mm) Agregat harus dalam kondisi kering udara Langkah pengujian Contoh direndam dalam pan selama semalam Tiriskan air yang berlebih (Filler jangan terbuang), kemudian diangin-angin sampai kondisi kering permukaan jenuh, cek kondisi tersebut dengan kerucut SSD Bila sudah pada kondisi SSD, timbang contoh tersebut seberat 500 gram untuk setiap pengujian Masukkan contoh kedalam picknometer yang telah ditera sebelumnya dan tambahkan air hingga contoh terendam Keluarkan udara yang terperangkap dengan alat Vacuum Pump, llihat skala manometer harus menunjukkan angka 730 mm Hg Biarkan selama 15 menit sambil sesekali diguncang-guncang Matikan vacuum pump kemudian tambahkan air sampai batas tera pada leher tutup picknometer dan timbang Tuangkan contoh dan air dari picknometer kedalam pan yang terbuat dari logam, oven pada temperatur 110 ° ± 5 ° C sampai berat konstan Dinginkan hingga mencapai temperatur ruang kemudian ditimbang

PENGUJIAN BERAT JENIS AGREGAT KASAR Material yang akan diuji adalah agregat yang tertahan saringan No. 8 (2,38 mm) Agregat harus dalam keadaan kering dan bersih Langkah pengujian Contoh direndam dalam pan selama semalam Timbang contoh dalam air (pada waktu penimbangan contoh harus selalu terendam) Keluarkan contoh dari keranjang timbang kemudian dilap hingga mencapai kondisi kering permukaan jenuh (SSD), kemudian dioven pada suhu 110 ± 5 ° C sampai beratnya konstan Dinginkan hingga mencapai suhu ruang, kemudian timbang

PENGUJIAN SETARA PASIR (SAND EQUIVALENT) AGREGAT HALUS Persiapkan agregat yang lolos saringan No. 4 (4,76 mm) Agregat harus dalam keadaan kering Langkah pengujian Tuangkan larutan calsium Chloride kedalam silinder plastik sampai skala 5 (101,6 ± 2,5 ml) Masukkan contoh uji kedalam silinder plastik yang sudah diisi larutan calsium chloride Diamkan selama 10 menit Silinder plastic yang berisi contoh dan larutan setelah 10 menit, dikocok secara mendatar sebanyak 90 kali selama 30 detik Setelah dikocok tambahkan larutan calsium chloride sampai skala 15 (381 ml) Diamkan selama 20 menit ± 15 detik Setelah 20 menit, terjadi pengendapan, baca skala lumpur Masukkan beban dan baca skala beban Hitung nilai Sand Equivalent (SE)

a. Tabung berskala b. Penuangan c. Pembilasan d. Pembacaan dan pembilas contoh pasir

PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT KASAR DENGAN MESIN ABRASI LOS ANGELES Cuci agregat hingga bersih kemudian oven pada suhu 110 ° ± 5 ° C selama semalam/sampai berat konstan Dinginkan hingga mencapai suhu ruang, kemudian timbang sebanyak yang diperlukan/ sesuai grading yang digunakan Langkah pengujian Masukkan benda uji kedalam tabung uji/silinder abrasi Tambahkan bola-bola baja sesuai grading yang digunakan Pasang tutup silinder dan kencangkan, jangan sampai ada benda uji yang keluar pada saat pengujian berlangsung Setel/atur counter sesuai jumlah putaran yang diinginkan Setelah selesai, keluarkan benda uji dari dalam tabung/silinder uji, kemudian saring dengan saringan No. 12 Cuci benda uji yang tertahan saringan No. 12 kemudian oven pada suhu 110 ± 5 ° C sampai berat konstan Dinginkan hingga mencapai suhu ruang kemudian timbang

PENGUJIAN PARTIKEL PIPIH DAN LONJONG Langkah Pengujian Pengujian dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : Berdasarkan berat, benda uji sebelumnya dikeringkan dalam oven pada temperatur (110 ± 5)oC sampai beratnya tetap Berdasarkan jumlah butiran, pengeringan agregat tidak diperlukan Pengujian kepipihan agregat dan kelonjongan agregat Pengujian kepipihan agregat Gunakan alat jangkar ukur rasio (Proportional caliper device) pada posisinya dengan perbandingan yang sesuai. Atur bukaan yang besar sesuai dengan lebarnya butiran. Butiran adalah pipih, jika ketebalannya dapat ditempatkan dalam bukaan yang lebih kecil. Bentuk agregat (kasar) berbentuk pipih, dinyatakan dengan persen berat butiran yang pipih per berat total butiran. Atau dapat dinyatakan dengan nilai rata-rata kepipihan, yaitu persen nilai rata-rata kepipihan per total persen butiran.

PENGUJIAN PARTIKEL PIPIH DAN LONJONG Pengujian kelonjongan agregat Gunakan alat jangkar ukur rasio pada posisinya dengan perbandingan yang sesuai. Atur bukaan yang besar sesuai dengan panjangnya butiran. Butiran adalah lonjong, jika ketebalannya dapat ditempatkan dalam bukaan yang lebih kecil. Bentuk agregat (kasar) berbentuk lonjong, dinyatakan dengan persen berat butiran yang lonjong per berat total butiran. Atau dapat dinyatakan dengan nilai rata-rata kelonjongan, yaitu nilai rata-rata kelonjongan per total persen butiran. Pengujian pipih dan lonjong agregat Butiran adalah pipih dan lonjong, jika ketebalannya dapat ditempatkan dalam bukaan yang lebih kecil. Bentuk agregat (kasar) berbentuk pipih dan lonjong, dinyatakan dengan persen berat butiran yang pipih dan lonjong per berat total butiran. Atau dapat dinyatakan dengan nilai rata-rata kepipihan dan kelonjongan per total persen butiran.

Pengujian butiran berbentuk lonjong (panjang terhadap lebar) Pengujian butiran berbentuk pipih (lebar terhadap tebal)

PEMERIKSAAN DAYA LEKAT AGREGAT TERHADAP ASPAL (AFFINITY) Persiapkan benda uji agregat lolos saringan 9,5 mm (3/8 in.) dan tertahan saringan 6,3 mm (1/4 in.). Contoh tersebut harus dalam keadaan kering oven Langkah Pengujian Masukkan 100 gram benda uji kedalam wadah. Isi aspal sekitar 5,5 gram yang telah dipanaskan pada temperatur sesuai. Aduk aspal dan benda uji sampai merata selama 2 menit. Masukkan adukan beserta wadahnya dalam oven pada temperatur 60C selama 2 jam. Keluarkan adukan beserta wadahnya dari oven dan diaduk kembali sampai dingin. Pindahkan adukan kedalam tabung gelas kimia. Isi dengan air suling sebanyak 400 ml kemudian diamkan pada temperatur ruang selama 16 sampai 18 jam. Perkirakan prosentase luas permukaan yang masih terselimuti aspal

PENGUJIAN ANGULARITAS AGREGAT KASAR Siapkan benda uji agregat lolos saringan No.4 (4.76 mm) Contoh tersebut harus dalam keadaan kering oven Langkah pengujian Siapkan agregat yang telah dicuci dan kering tertahan saringan 4,75 mm (No.4) kurang-lebih 500 gram. Pisahkan agregat diatas saringan 4,75 mm dan singkirkan agregat lolos saringan 4,75 mm, kemudian ditimbang . Seleksi dan timbang agregat pecah yang terdapat pada benda uji.

PENGUJIAN ANGULARITAS AGREGAT HALUS Persiapkan benda uji agregat lolos saringan 2,36 mm (No.8). Contoh tersebut harus dalam keadaan kering Langkah pengujian Siapkan agregat yang telah dicuci dan kering tertahan saringan 2,36 mm (No.8), kurang-lebih 500 gram. Siapkan benda uji agregat halus, cuci dan keringkan, kemudian dituangkan melalui corong standar dengan tinggi dan jarak tertentu, kedalam silinder dengan volume tertentu (V). Timbang benda uji agregat halus yang mengisi volume silinder (W). Tentukan Berat Jenis curah agregat halus (Gsb) yang akan digunakan untuk menghitung volume agregat halus (W/Gsb).

Silinder dng.Volume yang telah diukur Corong Standar Contoh Agregat Halus Kerangka Silinder dng.Volume yang telah diukur Hitung rongga udara dengan rumus berikut ini : V – (W/Gsb)   ----------------- x 100% V

METODE PENGAMBILAN CONTOH ASPAL PENGUJIAN ASPAL METODE PENGAMBILAN CONTOH ASPAL (SAMPLING) 1. Pengambilan Contoh Aspal Dari Mobil Tangki Contoh yang akan diambil sudah tersedia pada mobil tangki dengan kondisi cair dan dapat dialirkan melalui keran pengeluar. Langkah pengambilan contoh Aspal diambil dari keran tangki yang dilengkapi keran. Sebelum pengambilan contoh dilakukan, keluarkan 4 liter dan buang. Contoh aspal cair dan aspal yang dicairkan melalui pemanasan harus diambil dengan metode celup menggunakan kaleng. Banyaknya contoh yang harus disiapkan, untuk pengujian rutin aspal keras 1 liter dan untuk aspal emulsi 4 liter.

Jumlah contoh yang dipilih secara acak 2. Pengambilan Contoh Aspal Dari Drum Contoh aspal yang akan diambil sudah tersedia pada drum dengan kondisi liquid atau cair (untuk aspal cair). Langkah pengambilan contoh Aspal diambil dari drum dengan menggunakan alat yang sedapat mungkin tidak dipanaskan terlebih dahulu, untuk menghindari rusaknya aspal akibat pemanasan berulang. Lakukan pemilihan drum yang berisi aspal yang akan diambil secara acak, dengan jumlah drum terpilih seperti diperlihatkan pada Tabel 3.2. Setelah pengadukan secara sempurna dilakukan pengambilan contoh sebanyak 1 liter dari drum terpilih. Jumlah contoh yang dipilih secara acak Jumlah drum Yang diipilh 2 –8 9 – 27 28 – 64 65 – 125 126 – 216 217 – 343 344 – 512 513 – 729 730 – 1000 1001 - 1331 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

PENGUJIAN PENETRASI ASPAL Tuang contoh uji aspal ke kap penetrasi, diamkan 1 - 2 jam pada temperatur ruang Rendam dalam bak air 25 oC, selama 1 - 2 jam Bersihkan jarum penetrasi dan pasang Letakkan pemberat 50 gr pada pemegang jarum sehingga berat total menjadi 100 gram Pindahkan contoh uji berikut cup penetrasi ke dalam bak berisi air dengan temperatur 25oC di bawah alat penguji penetrasi. Langkah pengujian Atur jarum hingga bertemu dengan permukaan benda uji (aspal). Lepaskan jarum selama 5 + 0,1 detik. Tekan penunjuk penetrometer dan baca angka penetrasinya. Angkat jarum perlahan-lahan, lakukan pengujian paling sedikit 3 kali pada contoh uji yang sama.

PENGUJIAN TITIK LEMBEK ASPAL Panaskan aspal + 25 gr hingga cair Letakkan 2 buah cincin di atas pelat kuningan yang telah diolesi talk-gliserol Tuang contoh ke dalam cincin cetakan, diamkan pada temperatur ruang selama 30 menit. Ratakan permukaan contoh dengan pisau. Pasang kedua benda uji , Masukkan pada bejana gelas berisi air suling bertemperatur 5 + 1oC Pasang termometer khusus untuk penentuan titik lembek Letakkan bola baja di atas benda uji Rendam di dalam air pada temperatur 5 oC selama 15 menit Langkah pengujian Panaskan bejana dengan kenaikan temperatur air 5oC/menit, Atur kecepatan pemanasan untuk 3 menit pertama 5 oC + 0,5 /menit Catat temperatur yang ditunjukkan saat bola baja jatuh

PENGUJIAN DAKTILITAS ASPAL Panaskan aspal hingga cair Lapisi cetakan dengan gliserin pasanglah cetakan daktilitas pada dasar plat Tuang bahan uji dalam cetakan dari ujung ke ujung hingga penuh. Dinginkan cetakan pada temperatur ruang 30 - 40 menit, dan ratakan Rendam di dalam bak perendam dengan temperatur 25oC, 30 menit Langkah pengujian Lepaskan benda uji dari plat dasar dan sisi -sisi cetakan. Pasang benda uji pada mesin uji dan tarik dengan kecepatan 5 cm per menit sampai benda uji putus. Bacalah jarak antara pemegang benda uji saat benda uji putus (cm).

PENGUJIAN KEKENTALAN ASPAL KERAS Panaskan alat pengujian pada temperatur 120oC. Masukkan benda uji yang telah dipanaskan pada 120oC kedalam tabung viskometer Langkah pengujian Buka gabus penyumbat tabung dan lakukan pengujian pada beberapa temperatur yang berbeda (135oC, 150oC, 165oC, 180oC dan 200oC). Konversikan waktu (detik) yang diperoleh dengan kekentalan kinematik (cSt). Buat grafik antara temperatur dan kekentalan untuk menghasilkan temperatur pencampuran pada temperatur 170  30 cst dan temperatur pemadatan pada 280  30 cst.

PENGUJIAN TITIK NYALA ASPAL DAN BAHAN BITUMEN Panaskan contoh aspal keras atau aspal cair jenis menguap lambat + 100 gr pada 140oC sampai cukup cair. Isilah cawan Cleaveland atai TOC sampai garis batas dan hilangkan gelembung udara Letakkan cawan di atas plat pemanas, atur letak sumber panas Letakkan nyala penguji, gantungkan termometer diatas dasar cawan. Atur posisi termometer Tempatkan penahan angin, nyalakan sumber pemanas, atur hingga kenaikan temperatur 15 + 1 oC/menit sampai mencapai temperatur 56 oC di bawah titik nyala perkiraan. Langkah pengujian Atur kecepatan pemanasan 5 - 6 oC/menit pada temperatur antara 56 oC dan 28oC di bawah titik nyala perkiraan. Nyalakan nyala penguji dan atur diameter nyala penguji Putar nyala penguji hingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi cawan) dalam waktu 1 detik, Ulangi setiap kenaikan 2oC sampai terlihat nyala singkat pada permukaan aspal, baca temperatur pada termometer dan catat Lanjutkan pengamatan sampai terlihat nyala di atas permukaan benda uji yang lebih lama minimal 5 detik , baca dan catat temperatur pada termometer.

PENGUJIAN KADAR AIR Timbang contoh aspal. Pasang rangkaian penguji kadar air dari aspal, reflux kondensor hubungkan dengan tabung penerima Masukkan contoh aspal berikut bahan pengikat air (xylol atau campuran xylol dan toluol) ke dalam labu. Langkah pengujian Panaskan labu berisi contoh uji dan pengikat air sehingga air dalam tabung penerima tidak bertambah lagi. Baca jumlah air yang tertampung dalam tabung penerima. Kadar air adalah perbandingan antara volume air dalam tabung penerima dengan berat benda uji semula.

PENGUJIAN KELARUTAN ASPAL DAN BAHAN BITUMEN Tempatkan fiber glas atau asbestos ke dasar cawan gooch dan padatkan Keringkan cawan gooch dan isinya dalam oven 110oC , 20 menit. Dinginkan cawan gooch dan isinya dalam desikator ,20 menit Timbang cawan gooch dan isinya berulang sampai berat konstan Langkah pengujian Masukkan kira-kira 2 gram benda uji aspal ke dalam Labu Erlenmeyer yang sudah ditimbang dan diamkan pada temperature ruang dantimbang Tambahkan 100 ml trichloroethylene ke dalam labu dan goyang 15 menit Siapkan cawan gooch di atas tabung penyaring dan basahi fiber glas atau asbestos dengan sedikit pelarut Saring larutan melalui saringan fiber glas atau asbestos dalam cawan gooch Keringkan cawan gooch dan isinya pada temperature 110oC, 20 menit Dinginkan gooch di dalam desikator, 20 menit dan timbang

PENGUJIAN BERAT JENIS ASPAL KERAS Timbang piknometer dalam keadaan bersih dan kering Isi bejana dengan air suling hingga bagian atas, kemudian rendam dalam bak perendam pada temperatur ruang, kemudian diangkat. Isi piknometer dengan air suling dan tutup, kemudian tempatkan piknometer ke dalam bejana, rendam kembali bejana berisi piknometer ke dalam bak perendam selama tidak kurang dari 30 menit. Angkat piknometer berisi air suling dan keringkan, kemudian timbang Langkah pengujian Tuangkan benda uji yang telah dipanaskan hingga cukup cair ke dalam piknometer yang telah kering hingga terisi ¾ bagian dan biarkan piknometer sampai dingin selama tidak kurang dari 40 menit, kemudian timbang dengan ketelitian 1 mg Selanjutnya isilah piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan tutup Angkatlah bejana dari bak perendam dan tempatkan piknometer di dalamnya, kemudian masukkan dan diamkan bejana ke dalam bak perendam selama kurang dari 30 menit, angkat dan keringkan, lalu timbang piknometer berisi aspal dan air suling (=D) Berat jenis aspal, dinyatakan dengan rumus : BJ = (C- Ap) / {( Bw - Ap)-(D-C)} dimana : Ap = Berat piknometer dengan penutupnya (gram) Bw = Berat piknometer berisi air suling (gram) C = Berat piknometer berisi aspal (gram) D = Berat piknometer berisi aspal dan air suling (gram)

PENGUJIAN KEHILANGAN BERAT MINYAK DAN ASPAL Panaskan benda uji dan aduk merat sampai cair Sebelum pengujian kehilangan berat periksa apakah benda uji mengandung air Langkah pengujian Tuangkan benda uji kira-kira (50 ± 0,5) gr ke dalam cawan dan dinginkan, timbang (=A). Tempatkan benda uji diatas pinggan berputar setelah oven mencapai (163 ± 1) oC. Pasang termometer pada dudukannya. Ambil benda uji dari dalam oven setelah mencapai 5 jam sampai 5 jam 15 menit. Dinginkan benda uji pada temperatur ruang, timbang (=B). Kehilangan (penurunan) berat minyak dan aspal dinyatakan dengan persamaan: Penurunan berat = {(A-B) / A} x 100 %

PENGUJIAN NODA UNTUK ASPAL KERAS Masukkan benda uji (aspal) ke dalam labu gelas kapasitas 50 ml, bila benda uji tidak dapat mengalir didasar labu pada temperatur ruang, panaskan labu hingga benda uji tersebar melapisi sera tipis didasar labu, kemudian dinginkan pada temperatur ruang. Masukkan pelarut dengan pipet atau buret sebanyak 10,2 ml, segera tutup dengan gabus yang dilengkapi pipa gelas sepanjang 200 mm, kemudian goyangkan labu dengan gerakan melingkar secara cepat selama 5 detik Rendam labu dalam pemanas air yang mendidih sedalam lehernya selama 55 detik hingga berupa cairan yang tipis. Angkat labu dari pemanas dan digoyang selama 5 detik kemudian rendam kembali selama 55 detik dan seterusnya ulangi hingga benda uji benar-benar telah terdispersi. Selanjutnya dinginkan labu serta isinya sampai mencapai temperatur ruang selama 30 menit. Larutan aspal dihangatkan kembali selama 15 menit dalam pemanas air pada temperatur (32 ± 0,5)oC, kemudian aduk dengan menggunakan batang yang bersih teteskan pada kertas saring whatman no. 50. Setelah 5 menit, amati tetesan pada kertas saring tersebut dan catat jenis nodanya. Noda positip, bila tetesan berwarna coklat atau coklat kekuning-kuningan dengan bagian tengah gelap atau berbintik-bintik

Bila tetesan berbentuk lingkaran berwarna coklat merata, maka lakukan tindakan sebagai berikut : Simpan labu berisi larutan tersebut dalam keadaan rapat pada temperatur ruang dibawah sinar redup selama 24 jam Hangatkan kembali pada temperatur (32 ± 0,5)oC selama 15 menit, kemudian aduk sampai merata Teteskan larutan dan amati, bila masih tetap berwarna coklat merata maka noda tersebut sebagai noda negatip dan bila didapat bagian tengah tetesan berwarna gelap atau berbintik-bintik maka disebut noda positip. Bila masih meragukan, ulangi. Tetesan positip Tetesan negatip

PENGUJIAN VISKOSITAS ASPAL DENGAN ALAT BROOKFIELD TERMOSEL Siapkan alat termosel sesuai dengan petunjuk operasional termasuk cara pengaturan temperatur dan kalibrasinya Masukkan benda uji ke dalam tabung sesuai dengan spindel yang digunakan Ketinggian cairan harus segaris dengan batang spindel pada garis kira-kira 3,2 mm diatas bagian atas spindel yang meruncing. Langkah pengujian Tempatkan tabung berisi benda uji dengan menggunakan alat penjepit ke wadah pemanas, kemudian tempatkan viskometer tepat diatas wadah pemanas. Pasang spindel ke viskometer dan turukan viskometer hingga spindel masuk kedalam benda uji, biarkan aspal sampai mencapai temperatur pengujian yang konstan selama ± 15 menit. Jalankan viskometer sesuai petunjuk operasionalnya, kemudian catat tiga pembacaan setiap 60 detik dari masing-masing temperatur pengujian. Lakukan prosedur yang sama untuk setiap temperatur pengujian yang diinginkan. Kalikan faktor viskositas dengan pembacaan viskometer untuk mendapatkan viskositas dalam centipois (cP)

PENGUJIAN VISKOSITAS KINEMATIK DENGAN ALAT SAYBOLT FUROL Bersihkan labu penampung viskometer dengan cairan dan keringkan kemudian sumbat bagian bawah tabung viskometer dengan gabus penutup. Letakkan corong saringan no. 100 di atas tabung viskometer. Tempatkan labu penampung di bawah lubang viskometer Aduk benda uji (120± 1) ml. hingga merata Langkah pengujian Tuangkan benda uji melalui saringan ke dalam tabung viskometer sampai pinggir atas tabung viskometer. Aduk benda uji dalam viskometer dengan termometer yang telah dilengkapi penyangga dengan kecepatan 30-50 putaran/menit. Bila temperatur konstan, aduk selama 1 menit, kemudian angkat termometer dan ambil benda uji yang berlebihan dengan penyedot sampai batas peluapan. Letakkan labu penampung tepat dibawah tabung viskometer, kemudian lakukan pengujian dengan tarik/cabut penutup gabus sehingga aliran aspal cair masuk ke dalam labu penampung Catat dan hitung waktu (ketelitian ± 0,1 detik) mulai saat benda uji menyentuh dasar labu sampai terisi tepat pada batas 60 ml labu viskometer Gunakan tabel konversi untuk menentukan kekentalan dalam kinematis.

BERAT BENDA UJI MINIMUM PENGUJIAN KADAR BITUMEN ASBUTON BUTIR DENGAN CARA EKSTRAKSI CAMPURAN BERASPAL MENGGUNAKAN TABUNG REFLUKS GELAS Siapkan alat tabung reflux gelas lengkap Siapkan kompor pemanas Siapkan alat untuk memeriksa kadar air dari campuran beraspal atau asbuton butir Tentukan berat benda sesuai Tabel dibawah, atau ± 200 gram untuk benda uji Asbuton Butir. UKURAN MAKSIMUM BERAT BENDA UJI MINIMUM 4,75 mm (0,187 inci) 500 gram 9,50 mm (3/8 inci) 1000 gram 12,50 mm (1/2 inci) 1500 gram 19,00 mm (3/4 inci) 2000 gram 25,40 mm (1,0 inci) 3000 gram 38,50 mm (1,5 inci) 4000 gram

Panaskan contoh uji pada temperatur 110 C  5 C, sampai berbentuk curah dan dengan cara perempatan (quartering), Siapkan benda uji untuk penentuan kadar air Siapkan paling sedikit dua buah benda uji. Tentukan berat air dari contoh uji (W2); Keringkan kertas saring dalam oven 110C  5C dan timbang sampai berat tetap; Timbang berat tiap rangka silinder yang telah dipasang kertas saring, dengan ketelitian 0,5 gram; Letakkan kasa asbes di atas pelat pemanas listrik dan letakkan tabung gelas di atasnya; Atur pemanasan sehingga pelarut yang terkondensasi membasahi rangka yang berisi benda uji, jaga jangan sampai pelarut berlebih masuk ke dalam penyaring pada kerucut;

Langkah pengujian Masukkan benda uji ke dalam rangka yang telah diberi kertas saring berbentuk kerucut, bila digunakan dua rangka, benda uji dibagi menjadi dua bagian dengan berat yang sama. Benda uji harus terletak dibawah ujung atas dari kertas saring, tentukan berat dari masing-masing rangka + benda uji dengan ketelitian 0,5 gram (W1); Gunakan salah satu pelarut Trichlorethylene atau Methylene Chloride; Bila digunakan dua rangka, tempatkan rangka atas pada rangka di bawahnya; Tuangkan pelarut kedalam tabung gelas yang sudah berisi rangka dan benda uji, dengan permukaan pelarut berada dibawah ujung kerucut rangka atas; Teruskan ekstraksi dengan cara refluks, sampai pelarut berwarna jernih; Matikan pelat pemanas listrik dan biarkan tabung cukup dingin untuk dipegang, lepaskan pendingin dan pindahkan dari tabung; Pindahkan rangka dari dalam tabung, biarkan kering di udara, setelah itu keringkan di dalam oven pada temperatur 110C  5C , setelah kering agregat ditimbang Saring filtrat dengan kertas saring yang telah ditimbang (B). keringkan dalam oven pada temperatur 110 C  5 C sampai berat tetap, timbang.

Pendingin Tabung refluks gelas Rangka kerucut Kasa Asbes Pelat pemanas listrik

PENGUJIAN CAMPURAN BERASPAL 1. Pengambilan Contoh Bahan Guna keperluan perencanaan campuran, jumlah agregat dan aspal yang mewakili harus disiapkan dengan jumlah yang mencukupi untuk keperluan beberapa pengujian. Sebagai petunjuk banyak bahan yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut : 4 liter ( 1 gal ) aspal keras 23 kg ( 50 lb ) agregat kasar 23 kg ( 50 lb ) agregat halus atau pasir 9 kg ( 20 lb ) bahan pengisi jika diperlukan

2. Pengujian Marshall Pengujian Marshall dimulai dengan persiapan benda uji. Untuk keperluan ini perlu diperhatikan hal sebagai berikut : Bahan yang digunakan telah memenuhi spesifikasi Kombinasi agregat memenuhi gradasi yang disyaratkan Untuk keperluan analisa volumetrik (density-voids), berat jenis bulk dari semua agregat yang digunakan pada kombinasi agregat, dan berat jenis aspal keras harus dihitung terlebih dahulu. Jumlah benda uji, minimum tiga buah untuk masing-masing kombinasi. Oven dalam kaleng (loyang) agregat yang sudah terukur gradasi dan sifat mutu lainnya, sampai temperatur yang diinginkan Panaskan aspal terpisah sesuai panas yang diinginkan pula. Cetakan dimasukkan dalam oven dengan temperatur 930C. Campur agregat dan aspal sampai merata. Keluarkan dari oven cetakan dan siapkan untuk pengisian campuran, setelah campuran dimasukkan kedalam cetakan tusuk-tusuk dengan spatula 10 x bagian tengah dan 15 x bagian tepi. Tumbuk 2x75 kali Keluarkan benda uji dari mold dengan Extruder pada kondisi dingin. Diamkan contoh satu malam, kemudian periksa berat isinya.

Langkah pengujian Rendam dalam water bath pada temperatur 600C selama 30 menit dan keringkan permukaan benda uji serta letakkan pada tempat yang tersedia pada alat uji Marshall Setel dial pembacaan stabilitas dan kelehan yang telah terpasang pada alat Marshall Lakukan pengujian Marshall dengan menjalankan mesin penekan dengan kecepatan deformasi konstan 51 mm (2 in.) per menit sampai terjadi keruntuhan pada benda uji. Baca dan catat besar angka pada dial untuk memperoleh nilai stabilitas (stability) dan kelelehan (flow) Dengan faktor koreksi dan kalibrasi proving ring pada alat Marshall dapat diperoleh nilai stabilitas dan kelelehan (flow).

PENGUJIAN BERAT JENIS MAKSIMUM CAMPURAN BERASPAL Pengujian berat jenis maksimum campuran beraspal dimulai dengan persiapan benda uji yang diambil dengan prosedur baku. Ukuran agregat dan berat contoh minimum yang perlu disediakan adalah seperti diperlihatkan pada Tabel Ukuran Agregat Maksimum Dan Berat Contoh UKURAN MAKS AGR BERAT CONTOH MINIMUM mm In Kg 25 1 2,5 19 ¾ 2 12,5 ½ 1,5 9,5 3/8 4,75 No.4 0,5 Selanjutnya pisah-pisahkan contoh uji secara manual dengan ukuran agregat halus tidak lebih dari ¼ in (6,4 mm). Apabila pemisahan butiran dari contoh uji susah, contoh uji dihangatkan dalam oven

KEPADATAN MEMBAL DENGAN PRD Bersihkan perlengkapan cetakan berdiameter 152,1 mm untuk benda uji serta bagian telapak penumbuk dengan seksama dan panaskan sampai temperatur antara 90oC – 150oC; Letakkan cetakan benda uji tersebut di atas alas cetakan dan longgarkan kedua bautnya, oleskan vaselin pada bagian dalam cetakan kemudian letakkan kertas saring atau kertas penghisap dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran dasar cetakan; Masukkan seluruh campuran beraspal panas ke dalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran dengan spatula yang telah dipanaskan sebanyak 15 kali di sekeliling pinggirannya dan 10 kali di bagian tengahnya; Letakkan kertas saring atau kertas penghisap di atas permukaan benda uji dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran cetakan; Padatkan campuran beraspal dengan menggunakan alat pemadat getar listrik pertama menggunakan telapak penumbuk yang berukuran 150 mm selama 6 detik, selanjutnya menggunakan telapak penumbuk yang berukuran 100 mm sebanyak 8 (delapan) posisi penumbukan dan masing-masing posisi selama 6 detik dengan urutan penumbukan sesuai Gambar 1g; Lakukan penumbukan pada kedelapan posisi di atas secara berulang sehingga jumlah penumbukan untuk masing-masing posisi sebanyak 5 (lima) kali atau total waktu yang diperlukan untuk masing-masing posisi adalah 5 x 6 detik;

Ganti telapak penumbuk dengan menggunakan telapak penumbuk yang berukuran 150 mm dan kemudian padatkan lagi selama 6 detik untuk mendapatkan permukaan atas benda uji menjadi rata; Keluarkan benda uji dari cetakan kemudian balikan dan selanjutnya letakkan kertas saring atau kertas penghisap di atas permukaan benda uji dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran cetakan serta padatkan dengan urutan penumbukan dan jumlah waktu penumbukan sesuai dengan penumbukan pada permukaan benda uji pertama; Keluarkan benda uji dengan hati-hati dan letakkan di atas permukaan yang rata dan biarkan selama kira-kira 24 jam pada suhu ruang; Bila diperlukan pendinginan yang lebih cepat dapat digunakan kipas angin meja; Lakukan penimbangan Bersihkan benda uji dari butiran-butiran halus yang lepas dengan menggunakan kuas kemudian diberi label yang jelas; Ukur tinggi benda uji dengan ketelitian 0,1 mm (0,004 inc) dan bila tinggi benda uji kurang atau lebih dari persyaratan sesuai Butir 6.1.1).a). v maka beda uji tersebut tidak boleh digunakan dan harus dibuat kembali sebagai penganti; Catat tebal dan berat benda uji yang diperoleh pada formulir yang sudah disediakan; Timbang benda uji di udara = A gram; Timbang benda uji dalam air = B gram; Keringkan permukaan benda uji dengan kain lap sampai mencapai kering permukaan jenuh, kemudian ditimbang = C gram; Hitung besaran kepadatan mutlak sesuai dengan rumus berikut:

dimana: A = masa benda uji di udara (gram) B = masa benda uji dalam air (gram) C = masa benda uji kering permukaan jenuh (gram) = berat isi air (=1 gram/cm3)

SEKIAN & TERIMA KASIH