PERUBAHAN PEMILIKAN PERSEKUTUAN
PEMBUBARAN PERSEKUTUAN Salah satu karakter utama persekutuan adalah umur yang terbatas (limited life) Bubarnya persekutuan yang diikuti dengan bubarnya perusahaan disebut likuidasi Bubarnya persekutuan yang tidak diikuti dengan bubarnya perusahaan disebut disolusi (dissolution).
Sesuai dengan penyebabnya, bubarnya persekutuan dapat di kelompokkan menjadi 3, yaitu : Karena sesuai dengan perjanjian persekutuan. Karena berdasarkan undang-undang yang berlaku. Karena putusan pengadilan.
Persekutuan ABC dengan para sekutu A, B dan C Persekutuan ABC dengan para sekutu A, B dan C. Pada awal tahun 2013 tuan D diterima sebagai sekutu baru. Dengan masuknya D tersebut berarti persekutuan lama dengan sekutu A, B dan C bubar dan berdiri persekutuan baru dengan sekutu A, B, C dan D. Masuknya sekutu baru dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : Membeli hak sekutu lama. Menyetor modal.
SEKUTU BARU MEMBELI HAK SEKUTU LAMA Seseorang dapat menjadi sekutu pada persekutuan dengan cara membeli hak sekutu lama. Pada umumnya pembelian hak sekutu lama oleh sekutu baru sudah di atur dalam perjanjian persekutuan. Jual beli hak tersebut harus di setujui oleh para sekutu. Berdasarkan jumlah hak di beli dari berapa orang hak tersebut dibeli, maka pembelian hak sekutu lama oleh sekutu baru dapat dikelompokkan menjadi 5, yaitu : Membeli sebagian hak seorang sekutu. Membeli seluruh hak seorang sekutu. Membeli sebagian hak beberapa orang sekutu. Membeli seluruh hak beberapa orang sekutu. Membeli sebagian hak seluruh anggota sekutu.
Membeli sebagian hak seorang sekutu. Apabila sekutu baru membeli sebagian hak seorang sekutu lama maka masalah harga adalah urusan antara penjual dan pembeli. Berapun harga transaksi ini akan dicatat oleh persekutuan berdasarkan nilai buku dari modal yang diperjualbelikan.
Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 : 30 : 30 : 20 Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 : 30 : 30 : 20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 2013 adalah : Modal A Rp. 80.000.000 Modal B Rp.120.000.000 Modal C Rp.120.000.000 Modal D Rp. 80.000.000 + Jumlah Modal Rp.400.000.000 Pada awal tahun 2014, E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 50 % hak B baik hak atas modal maupun hak atas rugi laba sebesar Rp. 75.000.000. Walaupun harga jual beli tersebut Rp. 75.000.000, akan tetapi transaksi akan dicatat berdasar nilai buku modal yang diperjualbelikan, yaitu 50 % x Rp. 120.000.000 = Rp. 60.000.000.
Rasio pembagian rugi laba Keterangan MODAL A B C D E Total Sebelum E masuk Masuknya E 80 - 120 (60) 60 400 Setelah masuknya E Keterangan Rasio pembagian rugi laba A B C D E Total Sebelum E masuk Masuknya E 20 - 30 (15) 15 100 Setelah masuknya E == ===
Membeli seluruh hak seorang sekutu. Pembelian seluruh hak seorang sekutu harus disetujui oleh seluruh sekutu dan akan dicatat berdasar nilai buku modal yang diperjualbelikan.
Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 : 30 : 30 : 20 Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 : 30 : 30 : 20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 2013 adalah : Modal A Rp. 80.000.000 Modal B Rp.120.000.000 Modal C Rp.120.000.000 Modal D Rp. 80.000.000 + Jumlah Modal Rp.400.000.000 Pada awal tahun 2014, E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli seluruh hak sekutu B baik hak atas modal maupun hak atas rugi-laba seharga Rp. 125.000.000. Walaupun harga jual beli tersebut Rp. 125.000.000, akan tetapi transaksi akan dicatat berdasar nilai buku modal yang diperjualbelikan yaitu Rp. 120.000.000.
Rasio pembagian rugi laba Keterangan MODAL A B C D E Total Sebelum E masuk Masuknya E 80 - 120 (120) 400 Setelah masuknya E Keterangan Rasio pembagian rugi laba A B C D E Total Sebelum E masuk Masuknya E 20 - 30 (30) 100 Setelah masuknya E == ===
Membeli sebagian hak beberapa orang sekutu. Mengenai harga jual beli dapat sebesar nilai buku, diatas atau dibawah nilai buku. Berapapun harga transaksinya akan tetap dicatat berdasarkan nilai buku modal yang diperjualbelikan.
Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 : 30 : 30 : 20 Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 : 30 : 30 : 20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 2013 adalah : Modal A Rp. 80.000.000 Modal B Rp.120.000.000 Modal C Rp.120.000.000 Modal D Rp. 80.000.000 + Jumlah Modal Rp.400.000.000 Pada awal tahun 2014, E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25 % hak A, B dan C seluruh seharga Rp. 100.000.000. Dalam hal ini harga jual beli di atas nilai buku, karena nilai buku yang di beli adalah : Dari A = 25 % x Rp. 80.000.000 = Rp. 20.000.000 Dari B = 25 % x Rp.120.000.000 = Rp. 30.000.000 Dari C = 25 % x Rp.120.000.000 = Rp. 30.000.000 + Jumlah Rp. 80.000.000
Rasio pembagian rugi laba Keterangan MODAL A B C D E Total Sebelum E masuk Masuknya E 80 (20) 120 (30) 120 (30) - 400 Setelah masuknya E 60 90 Keterangan Rasio pembagian rugi laba A B C D E Total Sebelum E masuk Masuknya E 20 (5) 30 (7,5) - 100 Setelah masuknya E 15 == 22,5 ===
Membeli seluruh hak beberapa orang sekutu. Seperti halnya dalam transaksi pembelian 1, 2 dan 3, masuknya sekutu melalui transaksi ini juga harus di setujui oleh seluruh sekutu dan transaksi akan di catat oleh persekutuan berdasarkan nilai buku modal yang diperjualbelikan. Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 : 30 : 30 : 20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 2013 adalah : Modal A Rp. 80.000.000 Modal B Rp.120.000.000 Modal C Rp.120.000.000 Modal D Rp. 80.000.000 + Jumlah Modal Rp.400.000.000
Pada awal tahun 2014, E di terima sebagai sekutu baru dengan cara membeli seluruh hak A dan D baik hak atas modal maupun hak atas rugi laba seluruhnya seharga Rp. 200.000.000.
Rasio pembagian rugi laba Keterangan MODAL A B C D E Total Sebelum E masuk Masuknya E 80 (80) 120 - 160 400 Setelah masuknya E Keterangan Rasio pembagian rugi laba A B C D E Total Sebelum E masuk Masuknya E 20 (20) 30 - 40 100 Setelah masuknya E == ===
Membeli sebagian hak seluruh anggota sekutu. Masuknya sekutu baru dengan cara membeli sebagian hak dari seluruh sekutu sudah pasti harus dengan persetujuan persekutuan seluruh sekutu. Harga jual dalam transaksi ini tidak selalu sama dengan nilai buku. Jadi ada 3 kemungkinan, yaitu : Harga jual beli = nilai buku Harga jual beli > nilai buku Harga jual beli < nilai buku
Harga jual beli = nilai buku Apabila harga jual – beli = nilai buku tidak timbul masalah di dalam pencatatannya. Transaksi akan di catat berdasarkan harga jual / nilai buku sama saja. Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 : 30 : 30 : 20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 2013 adalah : Modal A Rp. 80.000.000 Modal B Rp.120.000.000 Modal C Rp.120.000.000 Modal D Rp. 80.000.000 + Jumlah Modal Rp.400.000.000
Pada awal tahun 2014, E di terima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu, seharga nilai buku, yaitu Rp. 100.000.000. Hak atas modal dan laba yang dibeli tersebut berasal dari : Dari A = 25% x Rp. 80.000.000 = Rp. 20.000.000 Dari B = 25% x Rp. 120.000.000 = Rp. 30.000.000 Dari C = 25% x Rp. 120.000.000 = Rp. 30.000.000 Dari D = 25% x Rp. 80.000.000 = Rp. 20.000.000 + Jumlah Rp.100.000.000
Rasio pembagian rugi laba Keterangan MODAL A B C D E Total Sebelum E masuk Masuknya E 80 (20) 120 (30) - 100 400 Setelah masuknya E 60 90 Keterangan Rasio pembagian rugi laba A B C D E Total Sebelum E masuk Masuknya E 20 (5) 30 (7,5) - 25 100 Setelah masuknya E 15 == 22,5 ===
Harga jual beli > nilai buku Apabila harga jual lebih besar daripada nilai buku, maka akan menimbulkan masalah di dalam pencatatannya, yaitu masalah dasar pencatatan. Dalam hal ini terdapat 2 pendekatan / metode yaitu : Metode Goodwill Metode Bonus
Metode Goodwill Menurut metode ini transaksi masuknya sekutu baru tersebut akan dicatat berdasarkan harga jual. Metode ini didasarkan bahwa neraca awal persekutuan harus nilai pasar yang wajar. Dengan adanya harga jual beli di atas nilai buku aktiva bersih tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya persekutuan telah mempunyai goodwill yang belum di akui
Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 : 30 : 30 : 20 Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 : 30 : 30 : 20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 2013 adalah : Modal A Rp. 80.000.000 Modal B Rp.120.000.000 Modal C Rp.120.000.000 Modal D Rp. 80.000.000 + Jumlah Modal Rp.400.000.000 Pada awal tahun 2014, E di terima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu, seharga Rp. 125.000.000.
Rasio pembagian rugi laba Keterangan MODAL A B C D E Total Sebelum E masuk Goodwill Masuknya E 80 20 (25) 120 30 (37,5) - 125 400 100 Setelah masuknya E 75 112,5 500 Keterangan Rasio pembagian rugi laba A B C D E Total Sebelum E masuk Masuknya E 20 (5) 30 (7,5) - 25 100 Setelah masuknya E 15 == 22,5 ===
Metode Bonus Menurut metode ini kelebihan harga jual di atas nilai buku belum merupakan alasan yang kuat untuk mengakui adanya goodwill. Sesuai dengan prinsip akuntansi goodwill hanya boleh diakui apabila betul-betul terjadi pengorbanan untuk memperolehnya. Selisih tersebut dianggap sebagai bonus dari sekutu baru (pembeli) untuk sekutu lama (penjual). Dengan metode bonus ini maka transaksi jual beli hak tersebut akan dicatat berdasarkan nilai buku, sehingga jumlah modal persekutuan tidak mengalami perubahan.
Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 : 30 : 30 : 20 Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 : 30 : 30 : 20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 2013 adalah : Modal A Rp. 80.000.000 Modal B Rp.120.000.000 Modal C Rp.120.000.000 Modal D Rp. 80.000.000 + Jumlah Modal Rp.400.000.000 Pada awal tahun 2014, E di terima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu, seharga Rp. 125.000.000.
Rasio pembagian rugi laba Keterangan MODAL A B C D E Total Sebelum E masuk Masuknya E 80 (20) 120 ( 30) (30) - 100 400 Setelah masuknya E 60 90 Keterangan Rasio pembagian rugi laba A B C D E Total Sebelum E masuk Masuknya E 20 (5) 30 (7,5) - 25 100 Setelah masuknya E 15 == 22,5 ===
Harga jual beli < nilai buku Dalam hal ini dapat dipakai 2 metode yaitu : Metode goodwill negatif Metode ini cocok dipakai apabila harga jual beli di bawah nilai buku tersebut terjadi dalam keadaan : Persekutuan sudah mengakui goodwill Seluruh aktiva berujud sudah dinilai secara wajar
Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 : 30 : 30 : 20 Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 : 30 : 30 : 20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 2013 adalah : Modal A Rp. 80.000.000 Modal B Rp.120.000.000 Modal C Rp.120.000.000 Modal D Rp. 80.000.000 + Jumlah Modal Rp.400.000.000 Pada awal tahun 2014, E di terima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu, seharga Rp. 85.000.000.
Rasio pembagian rugi laba Keterangan MODAL A B C D E Total Sebelum E masuk PenghapusGoodwill Masuknya E 80 (12) (17) 120 (18) (25,5) - 85 400 (60) Setelah masuknya E 51 76,5 340 Keterangan Rasio pembagian rugi laba A B C D E Total Sebelum E masuk Masuknya E 20 (5) 30 (7,5) - 25 100 Setelah masuknya E 15 == 22,5 ===
2. Metode bonus Menurut metode ini walaupun harga jual beli di bawah ini buku akan tetapi transaksi tetap dicatat berdasar nilai buku. Metode ini dipakai apabila seluruh aktiva persekutuan, termasuk goodwill sudah disajikan secara wajar.
Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 : 30 : 30 : 20 Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 : 30 : 30 : 20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 2013 adalah : Modal A Rp. 80.000.000 Modal B Rp.120.000.000 Modal C Rp.120.000.000 Modal D Rp. 80.000.000 + Jumlah Modal Rp.400.000.000 Pada awal tahun 2014, E di terima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu, seharga Rp. 85.000.000.
Rasio pembagian rugi laba Keterangan MODAL A B C D E Total Sebelum E masuk Masuknya E 80 (20) 120 ( 30) (30) - 100 400 Setelah masuknya E 60 90 Keterangan Rasio pembagian rugi laba A B C D E Total Sebelum E masuk Masuknya E 20 (5) 30 (7,5) - 25 100 Setelah masuknya E 15 == 22,5 ===