Drunculus medinensis Nurhalina, SKM,M.Epid
Pendahuluan Filaria yang termasuk dalam superfamili Drancuculoidea disebut juga cacing medina, cacing naga atau Filaria medinensis yang menyebabkan drankunkulosis atau drankunkuliasis. Penyakit ini dilaporkan tersebar di india, Myanmar, Arab, Afrika, Amerika Selatan dan Amerika Tengah Larva akan keluar dari tubuh cacing dewasa jika penderita bberhubungan dengan air , kemudian masuk dan hidup di dalam air.
Anatomi dan Morfologi Cacing dewasa berbentuk silindris, berwarnah putik susu. Panjang cacing betina dapat mencapai 120 mm, sedangkan cacing jantann 40 mm. Bentuk larva filariform denga panjang badan yang mencapai 750 mikron
Daur hidup Manusia adalah hospes definitif dari cacing ini sedangkan cylops bertindak sebagai hospes perantara. Jika larva yang masuk ke dalam air dimakan cylops , larva kemudian akan tumbuh menjadi stadium infektif di dalam tubuh cylops. Pada manusia dapat terinfeksi karena meminum air yang tercemar cylops yang infektif. Di dalam lambung larva akan keluar dari badan cylops dan menembus dinding usus, lalu masuk ke jaringan retropperitoneum dan berkembang menjadi cacing dewasa jantan dan betina yang kemudian mengadakan kopulasi.
Cacing betina yang gravid kemudian lalu menuju ke permukaan tubuh dan membentuk ulkus pada kulit
Gejala klinik Cacing betina dapat menyebabkan ulkus pada kulit Toksemia yang menimbulkan gejala-gejala klinis berupa eritema, urtikaria, pruritus, muual, muntah , diare, dispepsi yang berat dan sinkop. Komplikasi dapat terjadi pada pada ulkus berupa kista bernanah, abses kronik, artritis, siovitis, ankilosis dan kontraktur. Gejala-gejala klinis toksemia yang disertai pembentukan ulkus kulit >>> drankulosis
Diagnosa Dapat ditegakkan jika menemukan cacing dewasa pada ulkus atau ditemukan larva cacing pada cairan ulkus, sebagai upaya untuk memmbantu menegakkan diagnosis dapat dilakukan uji intradermal menggunakan antigen cacing, pemeriksaan radiologi untuk menemukan cacing yang sudah mengapur Memeriksa darah penderita yang menunjukan adanya eusinofilia
Pengobatan Pemberian DEC dalam dosis besar dapat membunuh cacing dewasa maupun larvanya; Jika terjadi gejala sistemik yang timbul akibat alergi dapat diobati dengan memberikan antihhistamin. Akibat toksemia dapat dikurangi dengan mengeluarkan cacing dewasa dari jaringan melalui pembedahan.
Pencegahan Pencegahan terjadinya pencemaran air minum oleh bahan infektif dari penderita yang sakit, Memasak air sebelum diminum dan melakukan disenfeksi air dengan klorida