KONSEP PENGAJARAN APRESIASI DRAMA
Masih ingat apa itu drama?
Drama adalah salah satu karya sastra yang mengandalkan pada kata-kata yang berbentuk dialogis, apakah bersifat dialog, monolog, atau bahkan bisikan yang dipentaskan oleh aktor yang pementasannya dilengkapi dengan panggung, alat peraga, pemandangan, dan pencahayaan.
JENIS-JENIS DRAMA DRAMA MUSIKAL DRAMA PANTOMIM DRAMA KOMEDI DRAMA TRAGEDI DRAMA TRAGEDI KOMEDI DRAMA ABSURD
METODE PENGAJARAN DRAMA
Contextual Teaching and Learnig (CTL) memiliki tujuh elemen penting: 1. Metode Kontekstual. Contextual Teaching and Learnig (CTL) memiliki tujuh elemen penting: inquiry, questioning, contructivism, modeling, learning community, authentic assesment, dan reflection.
2. Role Playing Memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk praktik menempatkan diri mereka dalam peran-peran dan situasi-situasi yang akan meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan mereka sendiri dan orang lain. Pelajar mencoba mengekspresikan hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara memperagakannya, bekerja sama dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama pelajar dapat mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai dan berbagai strategi pemecahan masalah.
Proses pembelajaran model ini diharapkan melibatkan anak sebagai pelakon sehingga memberikan pemahaman, pengertian, dan pengetahuan melalui lakon. Siswa yang mampu mewujudkan materi ke dalam role play yang baik menunjukan bahwa siswa mampu memahami isi materi secara sempurna karena di dalam role play pemahaman materi bersifat menyeluruh yakni tata bahasa, ekspresi, dan nilai-nilai.
Langkah-langkah pokok role playing antara lain: 1. Memilih situasi bermain peran 2. Memperisapkan kegiatan bermain peran 3. Memilih peserta/pemain peran 4. Mempersiapkan penonton 5. Memainkan peran 6. Mendiskusikan dan mengevaluasi kegiatan bermain peran.
Untuk implementasi role play, yang harus dilakukan guru antara lain: 1. Menyajikan atau membantu siswa memilih situasi bermain peran yang tepat. 2. Membangun suasana yang mendukung, yang mendorong siswa untuk bertindak “seolah-olah” tanpa perasaan malu. 3. Mengelola situasi bermain peran dengan cara yang sebaik-baiknya untuk mendorong timbulnya spontanitas dan belajar. 4. Mengajarakan ketrampilan mengobservasi dan mendengarkan secara efektif kemudian menafsirkan dengan tepat apa yang mereka lihat dan dengarkan.
Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. Langkah-langkah Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum KBM. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan. Masing-masing siswa dukuk dikelompoknya, sambil memerhatikan skanario yang sedang diperagakan Setelah dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya. Guru memberikan kesimpulan secara umum. Evaluasi. Penutup.
Tugas Berdasarkan Drama Menggunakan stimulus yang menarik Mengembangkan ketrampilan bermain peran Strategi drama seperti kursi panas (meminta siswa berakting sebagai karakter dan menjawab pertanyaan dalam peran) dan koridor etika (siswa mengeksplorasi keasyikan karakter dengan menggali pikiran siswa di peran yang lalu) dapat menjadi kegiatan pemanasan untuk menstimulasi tugas berbicara dan mendengarkan. Tampil di depan pemirsa