`KONSERVASI TANAH & AIR` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOSFER KELAS X SEMESTER I.
Advertisements

KONSERVASI TANAH DAN AIR
“Penggalakkan Aplikasi Teknik Biopori dan Metode Konservasi Secara Vegetatif Sebagai Upaya Memperbaiki Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS)” Oleh : Septia.
DAMPAK PADA PENGGUNAAN LAHAN DAN TATA RUANG
Pengertian Konservasi Tanah dan Air
BATUAN TENAGA EKSOGEN TENAGA ENDOGEN TANAH
Konservasi tanah dan air
ANALISIS DATA DAN INFORMASI
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan.
KONSERVASI LAHAN Usaha memanfaatkan lahan sesuai dengan kemampuannya dan melakukannya dengan cara yang sesuai dengan kaidah konservasi agar tidak terjadi.
Klasifikasi tata guna lahan
DAMPAK PADA PENGGUNAAN LAHAN DAN TATA RUANG
DINAMIKA LITOSFER DAN PEDOSFER
KONSERVASI TANAH DAN AIR
Pengelolaan dan Pengembangan Hutan Rakyat
PERUSAKAN TANAH OLEH: MANGAPUL P.TAMBUNAN DEPARTEMEN GEOGRAFI FMIPA-UI.
EROSI Erosi adalah suatu proses di mana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan angin, air atau gravitasi. Di Indonesia,
PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN
Evaluasi Sumberdaya Lahan
Evaluasi lahan Komponen evaluasi lahan Evaluasi lahan Lahan
PERLINDUNGAN DAN PRODUKTIVITAS TANAH
KULIAH-3 MG TOPIK URAIAN 3. A. Bentuk erosi B. Pengukuran erosi
`SOSIOLOGI PERTANIAN` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
KONSERVASI TANAH DAN AIR
PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI
EVALUASI LAHAN PENGERTIAN DAN RISALAHNYA
KONSERVASI TANAH.
MATERI e_LEARNING PASCA UTS Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
ADAPTASI.
EROSI DAN KONSERVASI TANAH
1. 4 MENGENDALIKAN EROSI LAHAN
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI KONSERVASI TANAH
PROSEDUR PEMILIHAN TEKNIK KONSERVASI TANAH
MANUSIA DAN KEHUTANAN LANSKAP
KONSERVASI LANSKAP : BENTANG ALAM EKOSISTEM PESISIR DAN PULAU KECIL
MATERI e_LEARNING-2 PASCA UTS Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
`KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
`KONSERVASI TANAH & AIR` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
KARAKTER BIOFISIK DAS Oleh Andang Suryana.
A. Penjelasan umum Evaluasi lahan merupakan salah satu komponen penting dalam proses perencanaan penggunaan lahan. Hasilnya memberikan alternatif penggunaan.
Pengendalian Sedimen dan Erosi
Mekanisme dan Bentuk Erosi
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN
EVALUASI LAHAN Kemampuan dan Kesesuaian Lahan
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
IKLIM DAN HIDROLOGI UNSUR-UNSUR IKLIM
ANALISIS LINGKUNGAN FISIK TAPAK
DASAR-DASAR ILMU TANAH UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA DAN DUNIA
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Pengelolaan tanah gambut
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
MATERI e_LEARNING PASCA UTS Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Lahan Potensial dan Lahan Kritis
Perubahan lingkungan
Bab 4 pedosfer.
PEDOSFER.
Tujuan, Sasaran, dan Aplikasi pengelolaan lingkungan hidup
KEADAAN ALAM INDONESIA
EROSI Erosi adalah pengangkutan tanah dan bagian –bagian tanah (BO, UH, MO) dari suatu tempat ke tempat yang lain oleh media alami baik air ataupun angin.
Evaluasi lahan Komponen evaluasi lahan Evaluasi lahan Lahan
PEDOSFER (Lapisan Tanah)
Erosi peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Media alami yang umumnya.
OLEH : LISNA YOELIANI POELOENGAN A L I M DEDDY
Transcript presentasi:

`KONSERVASI TANAH & AIR` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P. MATERI E_LEARNING 1 `KONSERVASI TANAH & AIR` SEMESTER GASAL T. A. 2013/2014 (2 /0 SKS) Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.

MATERI KONSERVASI TANAH & AIR LAHAN KRITIS

PENGERTIAN LAHAN KRITIS Lahan terdiri dari sejumlah anasir (yakni : tanah, air, udara, vegetasi, fauna dan iklim) yang secara bersama menentukan harkat lahan tersebut bagi manusia. Lahan dikatakan kritis apabila salah satu atau lebih anasir lahan tersebut menyebabkan lahan tidak dapat berfungsi sebagai sumberdaya bagi manusia.

PENGERTIAN LAHAN KRITIS (LANJUTAN) Menurut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Kementrian Pertanian RI), lahan kritis adalah lahan yang tidak produktif atau sedikit produktif untuk sektor pertanian dengan manajemen pengelola-annya tidak mengikuti kaidah konservasi .

PENGERTIAN LAHAN KRITIS (LANJUTAN) Kementrian Kehutanan RI, mendefinisikan lahan kritis sebagai suatu lahan dengan kondisi mempunyai jumlah penutupan lahan yang kurang dari 25%, kemiringannya lebih dari 15% atau mempunyai indikasi erosi, seperti erosi parit, erosi lembar, dan erosi oleh butiran air hujan.

GAMBARAN LAHAN KRITIS KAWASAN PEGUNUNGAN

GAMBARAN LAHAN KRITIS KAWASAN PESISIR

GAMBARAN LAHAN KRITIS KAWASAN RAWA

GAMBARAN LAHAN KRITIS KAWASAN GAMBUT

PENYEBAB LAHAN KRITIS FAKTOR ENDOGEN YAKNI : Sifat bahan induk dan sifat tanahnya, serta bentuk topografi lahan. FAKTOR EKSOGEN YAKNI : Faktor luar tanah yang mempenga- ruhi pembentukan dan perkembang- an tanah.

FAKTOR ENDOGEN PENYEBAB KEKRITISAN LAHAN Sifat bahan induk dan sifat tanahnya, serta bentuk topografi lahan menjadi salah satu penentu kekritisan lahan. Di daerah bawahan (LOWLAND) : berpotensi menjadi tanah sulfat masam. Di daerah pasang surut yang berdekatan dengan laut berpotensi terjadinya intrusi air laut, Di daerah gambut tebal, pengaturan drainasi menjadi aspek penting dalam pengelolaan lahan.

FAKTOR EKSOGEN PENYEBAB KEKRITISAN LAHAN Iklim basah dengan curah hujan tinggi (2000-2500 mm) dengan intensitas tinggi di daerah tropika menjadi penyebab timbulnya erosi tanah yang cukup tinggi. NOTA : Pembersihan lahan dapat menyebabkan suhu tanah meningkat, infiltrasi air lebih lambat dan erosi menjadi lebih besar.

FAKTOR EKSOGEN PENYEBAB KEKRITISAN LAHAN (lanjutan) FAKTOR ANTROPOGEN (PERAN MANUSIA) Faktor antropogen mempunyai peran yang sangat besar terkait dengan peningkatan lahan kritis. NOTA : Beberapa kegiatan berpotensi menjadi penyebab lahan kritis, yakni : perladangan berpindah, penebangan hutan yang tidak terkendali, pembakaran hutan.

FAKTOR ANTROPOGEN PENYEBAB KEKRITISAN LAHAN

PENGGOLONGAN LAHAN KRITIS Ditinjau dari aspek kerusakan fisik, lahan kritis dapat digolongkan dalam empat kelompok, yakni sbb. : 1. Lahan potensial kritis; 2. Lahan semi/hampir kritis; 3. Lahan kritis; 4. Lahan sangat kritis

LAHAN POTENSIAL KRITIS Lahan potensial kritis adalah lahan yang masih/kurang produktif bila diusahakan untuk pertanian tanaman pangan atau mulai terjadi erosi ringan, akan tetapi bila pengelolaannya tidak berdasarkan pada kaidah-kaidah konservasi tanah, maka lahan dapat menjadi rusak dan cenderung akan berubah menjadi lahan semi/hampir kritis atau lahan kritis.

KARAKTERISTIK LAHAN POTENSIAL KRITIS Lahan belum terjadi erosi atau mulai terjadi erosi ringan, namun karena keadaan topografinya bergelombang dan pengusahaan lahan yang kurang tepat, maka erosi dapat terjadi terutama apabila dalam pemanfaatannya tidak disertai dengan kegiatan-kegiatan pencegahan erosi dan tindakan konservasi tanah lainnya.

KARAKTERISTIK LAHAN POTENSIAL KRITIS (LANJUTAN) Tanah memiliki kedalaman efektif yang cukup dalam, lapisan atas (top soil) lebih dari 20 cm. Persentase penutupan tanah relatif masih tinggi (vegetasi rapat). Memiliki kemiringan lereng datar sampai berbukit. Tingkat kesuburan tanah rendah sampai tinggi.

LAHAN SEMI/HAMPIR KRITIS Lahan semi/hampir kritis adalah lahan yang kurang/tidak produktif, dan telah terjadi erosi namun masih dapat diusahakan untuk kegiatan pertanian dengan tingkat produksi yang rendah.

KARAKTERISTIK LAHAN SEMI/HAMPIR KRITIS Tanah telah mengalami erosi dari tingkat erosi permukaan sampai erosi alur (rill erosion), dengan produktivitas yang rendah. Tanah mempunyai kedalaman efektif sangat dangkal (lapisan atas kurang dari 5 cm).

KARAKTERISTIK LAHAN SEMI/HAMPIR KRITIS (LANJUTAN) Persentase penutupan tanah sedang (vegetasi antara 50 sampai 75%) dengan vegetasi dominan alang-alang, rumput, semak belukar dan hutan jarang. K emiringan lereng umumnya lebih dari 18%. 5. Tingkat kesuburan tanah rendah.

LAHAN KRITIS Lahan kritis adalah lahan yang tidak produktif atau produktivitasnya rendah sekali sehingga untuk dapat diusahakan sebagai lahan pertanian perlu didahului dengan usaha rehabilitasi.

KARAKTERISTIK LAHAN KRITIS Lahan telah mengalami erosi berat dengan tingkat erosi umumnya berupa erosi parit (gully erosion). Kedalaman solum tanah dangkal (kurang dari 60 cm). Persentase penutupan tanah rendah (antara 25 sampai 50%). Kesuburan tanah rendah, meliputi daerah perladangan yang telah rusak, padang rumput atau alang-alang dan semak belukar tandus.

LAHAN SANGAT KRITIS Lahan sangat kritis adalah lahan-lahan yang sangat rusak sehingga tidak memungkinkan lagi untuk diusahakan sebagai lahan pertanian dan sangat sukar untuk direhabilitasi.

KARAKTERISTIK LAHAN SANGAT KRITIS Tanah telah terjadi erosi sangat berat, sebagian berada pada tingkat erosi parit (gully erosion), banyak dijumpai tanah longsor atau rayapan tanah (soil creeping). Lapisan tanah produktif telah habis tererosi, kedalaman solum tanah sangat dangkal (kurang dari 30 cm).

KARAKTERISTIK LAHAN SANGAT KRITIS (LANJUTAN) Persentase penutupan tanah oleh vegetasi sangat rendah (kurang dari 25%), kadang-kadang sebagian atau seluruhnya gundul. Kemiringan lereng umumnya lebih dari 30%. Tingkat kesuburan tanah sangat rendah.

STOP STOP STOP STOP Any Question??