Oleh Panca Dewi Manu Hara Karti Luki Abdullah

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Unsur Hara Mikro: Kation & Anion
Advertisements

UREA MOLASES BLOK (UMB)
Sistem Tiga Strata (STS)
PENGOMPOSAN KOTORAN AYAM PETELUR
Kerjasama Antara Universitas Brawijaya dan Bank Indonesia
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah
DRA HARTIN ABDULLAH, M.Pd
KESUBURAN TANAH.
Skripsi Oleh: Husni Mubarak Nim:
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah
RATNA PUJI HASTUTI H Penguji Utama : Wara Pratitis. S.S, S.Pt, M.P
Tabel 2. Biaya Produksi Komponen Biaya (Rp.) Bahan Baku Biskuit
Kiston Simanihuruk dan Juniar Sirait
KAJIAN SISTEM INTEGRASI SAPI SAWIT
HABITAT PERTUMBUHAN HMT DAN PENGUKURAN DAYA TAMPUNG PADANGAN
Arifah Rizqiani (D /2006) (Ketua)
Dosis dan Sumber P Organik (kg/ha)
Kesuburan Tanah.
KELOMPOK FAKTOR ESSENSIIL
Peranan Bioteknologi dalam ketersediaan pakan untuk domba dan kambing
BIOKONVERSI SAMPAH ORGANIK PRIMER MENJADI PAKAN KOMPLIT TERNAK RUMINANSIA Oleh : SRI WAHYUNI,SE.MP.
DAFTAR PUSTAKA Aliasuddin Efisiensi Industri Indonesia: Pendekatan Fungsi Produksi Ray-Homotetik.  Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 4. Nomor 2.
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Perlakuan Jumlah daun total M1P a M1P ab M1P
METODOLOGI PENELITIAN
SUPLEMENTASI NUTRIEN DEFISIEN PADA RANSUM DOMBA GARUT YANG DIBERI MAKAN DAUN RAMI (Boehmeria nivea, L. GAUD) Oleh Despal.
NUTRIEN PENYUSUN PAKAN DAN TUBUH TERNAK nick. co
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HMT
PENGGEMUKAN SAPI BALI DENGAN SUBSTITUSI JERAMI FERMENTASI DAN KONSENTRAT TEPUNG KEPALA UDANG DI KAB. PINRANG SULAWESI SELATAN Andi Ella, dkk B0gor 8 –
Wisri Puastuti dan Dwi Yulistiani
MENGATASI KEMATIAN MASAL IKAN DI WADUK CIRATA
NUTRIEN PENYUSUN PAKAN DAN TUBUH TERNAK nick. co
Bogor Agricultural University
II. KONSEP PERTANIAN Tanaman pertanian : tanaman sebagai penghasil bahan pangan, bahan sandang, bahan bangunan, bahan bakar dll Dalam arti luas : tanaman.
FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
1. Dr. Ir. Hamim, M.Si. (penanggung jawab)
Dr. Despal, S.Pt., M.Sc. Dr. Ir. Idat G. Permana, M.Sc.
SATUAN TERNAK DAN KOEFISIEN TEKNIS.
PRINSIP – PRINSIP PENGELOLAAN PADANG PENGGEMBALAAN.
Penetapan pola tanam multistrata pada sistem produksi hijauan pakan
PEMELIHARAAN TANAMAN BUDIDAYA
Penanaman Dan Pemeliharaan Awal Tanaman Pakan
Optimalisasi Potensi Daun Murbei sebagai
Dr. Ir. I Made Artika, M.App.Sc. Ir. A.E. Zainal Hasan, MSi
Pakan sebagai faktor penunjang produktivitas sapi potong
KENDALA PADA PELAKSANAAN STS :
Parameter Kontrol Perlakuan
“Pakan Sebagai Faktor Penunjang Produktivitas Domba”
TINGKAT KEJADIAN GANGGUAN REPRODUKSI SAPI BALI DAN MADURA PADA SISTEM PEMELIHARAAN KANDANG KELOMPOK Muchamad Luthfi dan Yeni Widyaningrum.
Agussalim Simanjuntak
Oleh :.
TANAMAN LEGUMINOSA POHON Potensi, Penanaman dan Manfaatnya
PRINSIP – PRINSIP PENGELOLAAN PADANG PENGGEMBALAAN.
SISTEM PETERNAKAN SAPI DIBAWAH PERKEBUNAN KELAPA
TANAMAN CAMPURAN RUMPUT DAN LEGUM
BAB VI. KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
PRODUKSI PUPUK ORGANIK DIPERKAYA ASAM HUMAT DAN FULVAT MENGGUNAKAN CENTROSEMA, RUMPUT GAJAH DAN PUPUK KANDANG AYAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS.
Despal, Fajariah, N., Sigit, N. dan Permana, I.G.
Dr. Ir Yuli Retnani, MSc Indah Wijayanti, S.Tp, Msi
ESTIMASI PRODUKSI TANAMAN PAKAN TERNAK
EFEK PAKAN TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS AIR SUSU
PEMBERIAN RANSUM BERKADAR ENERGI TINGGI PADA PROGRAM “FLUSHING” UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH KELAHIRAN PADA DOMBA LOKAL Wahyu Ismoyo D Fanny K. Tondok D
Pengembangan Produk Hay, Tepung dan Pelet Daun Indigofera cordifolia Sebagai Alternatif Sumber Protein Murah Pakan Kambing Perah Luki Abdullah Nur.
No. Jenis Tanaman Nama Latin Nama Umum 1. Rumput Panicum maximum
Metodologi Penelitian dilakukan melalui 3 tahap :
Wiwit Probowati, S.Si., M.Biotech. Biofertilizer.
PENGUKURAN PRODUKSI PAKAN
KELUARAN YANG DIHARAPKAN
SISTEM PERTANIAN TERPADU (INTEGRATED FARMING SYSTEM) PADA EKOSISTEM PERKEBUNAN AGROPASTURAL - 2 Ade Wachjar Adiwirman DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA.
Oleh Yana Suryana. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan yang dapat hidup dalam kondisi linkungan yang memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas.
Transcript presentasi:

Oleh Panca Dewi Manu Hara Karti Luki Abdullah Peningkatan Kualitas Pastura dan Produktivitas Domba Jonggol pada Sistem Pastura Campuran Biaya Murah melalui Introduksi Spesies Rumput dan Legum Unggul Oleh Panca Dewi Manu Hara Karti Luki Abdullah DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DESEMBER, TAHUN 2009

Latar Belakang Rendahnya mutu pakan. Tingkat kematian domba Jonggol cukup tinggi (10-15%). Lamb crop masih di bawah 150 % Lambat mencapai bobot badan target 25- 30 kg Komposisi karkas masih di bawah 40% Tingkat investasi parasit masih tinggi.

Kelebihan domba Jonggol : adaptive pada sistem pemeliharaan ekstensif. Perumusan Masalah Rendahnya produktivitas Kualitas pastura sangat rendah dengan PK 7 – 9 % dan TDN 60 – 65 % Alternatif pemecahan masalah : Introduksi beberapa spesies legum Campuran rumput dan legum pakan di pastura dapat meningkatkan protein

Materi dan Metode Materi :

Metode Tiga tahap penelitian : penggunaan mikroorganisme tanah potensial dan introduksi leguminosa unggul pada pastura yang telah ditanami rumput Brachiaria humidicola Analisis nutrisi hijauan : protein, karbohidrat, lemak, NDF, ADF, mineral dan nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik. 3. Penggembalaan domba di pastura sesuai perlakuan

Rancangan Percobaan Perlakuan terdiri dari : P1 = pastura campuran Brahiaria humidicola dengan Puerararia phaseoloides dgn pupuk hayati P2 = pastura campuran Brachiaria dengan Centosema pubescens dgn pupuk hayati P3 = pastura campuran Brachiaria dengan Puero, Centro, Calopo dgn pupuk hayati P4 = pastura campuran Brachiaria dengan Puero, Centro dgn pupuk hayati P5 = pastura campuran Brachiaria dengan Puero, Calopo P6 = pastura campuran Brachiaria dengan Calopogonium mucunoides dgn pupuk hayati P7 = pastura campuran Brachiaria dengan Puero, Centro, Calopo tanpa pupuk hayati dgn NPK P8 = kontrol Tanpa pupuk hayati (Brachiaria)

PELAKSANAAN KEGIATAN Tahap 1: Persiapan Penyiapan stater CMA dan inokulum Rhizobium, Azospirillum dan mikroorganisme Pelarut Fosfat.

2. Pelaksanaan a. Persiapan lahan

b. Pembuatan pedok

c. Pemupukan dengan pupuk kandang dan pupuk hayati

d. Penanaman melalui introduksi : leguminosa Pueraria javanica, Centrocema pubescens, Calopogonium mucunoides

e. Pemangkasan rumput Brachiaria humidicola

f. Pengamatan

g. Pertumbuhan Rumput dan Legum

h. Pemanenan

Tahap 2 Analisis nutrisi hijauan selama 2 bulan : Protein, karbohidrat, lemak, NDF, ADF, mineral dan nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik.

Tahap 3. Penggembalaan domba di pastura

Pembuatan pedok terbatas

Penggembalaan Ternak

Hasil Penelitian

Tinggi Vertikal BH (cm) Tabel 1. Pengaruh Perlakuan terhadap Tinggi Vertikal Brachiaria humidicola, Biomassa Kering Legum dan Romput No Perlakuan Tinggi Vertikal BH (cm) Biomassa Kering Legum g/0,25m2) Kering Rumput Kering Total g/0,5m2) 1 Pedok 1 20.49 121.99 a 49.25 171.23 a 2 Pedok 2 24.68 65.89 b 42.64 108.33 b 3 Pedok 3 25.78 112.15 a 44.42 156.57 a 4 Pedok 4 15.28 81.53 b 66.51 148.03 b 5 Pedok 5 18.90 121.56 a 53.66 175.22 a 6 Pedok 6 21.44 140.87a 30.88 171.75 a 7 Pedok 7 17.04 45.28 c 65.42 110.69 b 8 Pedok 8 14.98 0.00 d 37.48 74.705 c Keterangan : 1) Superskrip huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata (P<0,05)

Tabel 2. Pengaruh Perlakuan terhadap Serapan N, P, K, Ca dan Mg No Perlakuan Serapan (g/0.5 m2) N P K Ca Mg 1 Pedok 1 287.67 a 20.55 a 313.36 a 73.63 c 51.37 a 2 Pedok 2 213.41 b 14.08 d 150.58 g 69.33 c 24.92 b 3 Pedok 3 223.89 b 12.53 e 230.16 d 86.11 b 32.88 a 4 Pedok 4 192.44 c 14.80 d 156.92 f 57.73 d 44.41 a 5 Pedok 5 268.09 a 19.27 b 271.59 c 94.62 a 52.57 a 6 Pedok 6 235.30 b 20.61 a 307.44 b 70.42 c 37.79 a 7 Pedok 7 116.23 d 18.82 c 210.32 e 32.10 e 28.78 b 8 Pedok 8 79.46 d 7.49 f 72.71 h 17.99 f 31.48 a Keterangan : 1) Superskrip huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata (P<0,05)

KCBO = koefisien cerna Bahan organik. Tabel 3. Pengaruh Perlakuan terhadap BK awal. BO awal, KCBK, KCBO, NH3 dan VFA No Perlakuan BK Awal BO Awal KCBK KCBO NH3 VFA 1 Pedok 1 0.902 0.926 b 52.516 b 51.496 21.959 a 108.286 b 2 Pedok 2 0.926 c 56.375 a 54.334 13.737 b 108.270 b 3 Pedok 3 0.901 0.924 c 20.933 c 52.097 14.914 a 71.457 b 4 Pedok 4 0.878 0.927 b 54.339 a 53.921 15.901 a 87.246 b 5 Pedok 5 0.877 53.899 a 52.774 21.492 a 131.041 a 6 Pedok 6 0.904 0.921 c 54.325 a 53.070 12.716 b 141.397 a 7 Pedok 7 0.899 57.204 a 55.873 16.512 a 153.039 a 8 Pedok 8 0.675 0.935 a 47.295 c 47.215 7.868 c 82.649 b Keterangan : 1) BK = berat kering, BO = Bahan organic, KCBK = koefisien cerna bahan kering, KCBO = koefisien cerna Bahan organik. 2) Superskrip huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata (P<0,05)

Tabel 4. Pengaruh Perlakuan terhadap Pertambahan Bobot Badan Induk Musim Hujan, Musim Kemarau dan Total (kg/ekor/2 bulan) No Perlakuan PBB Induk Musim Hujan Musim Kemarau PBB Total 1 Pedok 1 3.37 a 0.27 2.57 b 2 Pedok 2 2.13 c 0.80 2.20 b 3 Pedok 3 4.53 a 2.07 6.60 a 4 Pedok 4 3.73 a 1.20 4.27 a 5 Pedok 5 4.07 a 1.60 4.60 a 6 Pedok 6 2.00 c 2.49 4.49 a 7 Pedok 7 2.33 b 0.53 1.80 b 8 Pedok 8 2.37 b 0.37 2.67 b Keterangan : 1) PBB= pertambahan Bobot badan 2) Superskrip huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata (P<0,05)

Kesimpulan Pedok 6 mempunyai nilai biomassa kering yang tertinggi diikuti dengan Pedok 5, 3 dan 1. Nilai rataan koefisien cerna bahan kering tertinggi pada Pedok 7, diikuti dengan Pedok 6, 5, 4, 2. Nilai rataan produksi NH3 tertinggi pada Pedok 1, tidak berbeda nyata dengan Pedok 5, 7, 4, dan 3. Nilai rataan produksi VFA yang tertinggi adalah Pedok 7, diikuti dengan Pedok 6 dan 5. Pertambahn bobot badan induk total yang tertinggi terdapat pada Pedok 3, yang diikuti dengan Pedok 5, 6, dan 4. Penelitian lanjutan pedok 3, 5 , dan 6

Terima kasih Terima kasih