HEWAN COBA ke-11 Dwiyati Pujimulyani 2014.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PENGAMBILAN SPECIMEN PEMERIKSAAN MIKROBA
Advertisements

BAGAIMANA KITA MENANGANI HEWAN
ZOOTEKNIK SEMULA DIARTIKAN SEBAGAI ILMU PETERNAKAN ( ANIMAL HUSBANDRY ). KEMUDIAN DIBATASI PADA TEKNIK YANG DILAKUKAN DALAM MENANGANI TERNAK. SEMUA.
II. PEMELIHARAAN SAPI DARA
CARA MENYUSUI YANG BENAR
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Sesi 4 – Investigasi Penyakit File PowerPoint.
RESUSITASI CAIRAN Ns. Herlina S.Kep.
BAGAIMANA KITA MENANGANI HEWAN
Respon – Adaptasi akut & kronis tubuh terhadap latihan Fisik
USAHA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAPI PERAH
FISIOTERAPI JANTUNG PARU PADA ANAK
Gizi Seimbang Atlet.
CASE CONTROL & COHORT Erni Yusnita Lalusu.
RUJUKAN DAN TRANSPORTASI BAYI BARU LAHIR
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
PERTEMUAN KEDUA PENILAIAN STATUS GIZI.
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Ovariohisterectomy pada Kucing Kelompok 4 : Belinda Martin J3P Dolly yumantara J3P Matelda SR J3P M Vidy Fitryadi J3P Normalita.
Kastrasi pada Kucing Kelompok 4 : Belinda Martin J3P Dolly yumantara J3P Matelda SR J3P M Vidy Fitryadi J3P Normalita Caesari.
1. Payudara membesar.  Pembesaran payudara ini biasanya akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron.  Persiapan menyusui  Ada sebagian yang kolostrum.
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
Misal sampel I : x1, x2, …. Xn1 ukuran sampel n1
MEMPERBAIKI KELOMPOK ATAU POPULASI TERNAK BIBIT
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
TEPUNG PLETEKAN (RUELLIA TUBEROSE L
GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
AIR.
PENELITIAN POPULASI SAMPEL D A T A DA TA KOTOR DIOLAH ARRAY KESIMPULAN
TEKNIK PEMBERIAN INJEKSI IV
ANEMIA MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT TERBESAR DI DUNIA
PERAWATAN RAMBUT SECARA KERING (DRY TREATMENT)
ILMU GIZI EKSPERIMENTAL
Program Pasca Sarjana FTP Universitas Gadjah Mada
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
METODE PENILAIAN STATUS GIZI
Makro Mineral Kalsium.
RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP
ANAMNESA,PEMERIKSAN FISIK,ANAMNESA DAN ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
KASUS KONTROL Batasan :
Tata Laksakna Pengawinan
GIZI PADA IBU HAMIL DAN KOMPLIKASINYA
MENGETAHUI PERUBAHAN ANATOMI DAN FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I II DAN III DALAM BIDANG SISTEM KARDIOVASKULER Aldilah alfi izlami ib
UP.5 Kesejahteraan Hewan Laboratorium Prof. drh. Bambang Hariono, Ph.D
HEWAN COBA ke-13 Dwiyati Pujimulyani 2016.
Kebiasaan Makan yang Membahayakan
DANA MANDASARI ZELIKA DEWI NIM : KELAS:E
DIFTERIa.
INTERAKSI ANTARA Fe DAN Cu
Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi
Pertolongan pertama pada korban pendarahan
Oleh : KELOMPOK C13 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS 2014
KEBUTUHAN FISIOLOGI DAN PSIKOLOGIS PADA KALA I SERTA MANAJEMEN KALA I
kebutuhan dasar pada bayi
Pakan Non-Ruminansia Eko Widodo.
Pertemuan 3 PENILAIAN STATUS GIZI
HEWAN COBA Dwiyati Pujimulyani 2016.
Kesehatan ternak Beberapa hal yang paling penting diketahui dalam masalah kesehatan ternak adalah sebagai berikut: 1. Ciri-ciri hewan ternak yang sehat.
Luka dan Perawatan luka
LAKTASI.
MEMPERBAIKI KELOMPOK ATAU POPULASI TERNAK BIBIT
ASSALAMMU’ALAIKUM WR. WB
ASKEP COLITIS ULSERATIF
PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA KEHAMILAN
KONSEP DASAR BUDIDAYA TERNAK KELINCI
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
TEAM PROMKES RSUD DR. ADJIDARMO
PERCOBAAN DASAR (RUTE PEMBERIAN OBAT) PRAKTIKUM FARMAKOLOG KE-1.
ASUHAN KEBIDANAN LANJUTAN II
PERSATUAN AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN INDONESIA DEWAN PIMPINAN WILAYAH LAMPUNG.
PEMILIHAN BIBIT DAN PENILAIAN TERNAK POTONG. KRITERIA PEMILIHAN BIBIT SAPI POTONG Pemilihan ternak sapi untuk di pelihara atau sebagai calon pengganti.
Transcript presentasi:

HEWAN COBA ke-11 Dwiyati Pujimulyani 2014

PENELITIAN DG HEWAN COBA Hambatan etis lebih kecil Lingkungan dapat dikontrol Diet mudah diatur (penting dalam penelitian gizi) Jumlah dan sifat yang dikehendaki mudah dipenuhi

TYPE/ASAL POPULASI HEWAN COBA ASAL POPULASI HEWAN PERCOBAAN 1.   POPULASI LAB 2.   POPULASI DOSMETIK 3.   POPULASI LIAR

POPULASI LAB Keuntungan : 1. Ada catatan “pribadi” dan perawatan 2.   Observasi cepat 3.   Dapat diperoleh dalam jumlah besar 4.   Lingkungan dan genetic terstandardisasi 5. Informasi dasar tentang biokimia, fisiologi dan pathogen (penyakit) tersedia 6.   Untuk penelitian kanker dapat dilakukan tranmisi dan transplantasi tumor. 7.   “Short life span”  

POPULASI LAB Kerugian : 1. Hidup di lingkungan buatan 2. Standart diet 3. Biasanya melibatkan penyakit-penyakit yang sengaja diberikan.

POPULASI DOSMETIK Keuntungan : 1.Hidup pada lingkungan yang mirip dengan lingkungan manusia 2.Kejadian penyakit serupa 3.Memungkinkan penelitiann tentang penyakit yang terjadi secara spontan dengan rute injeksi yang alami. 4.Cocok untuk studi klinik.

POPULASI DOSMETIK Kerugian : 1.Catatan tentang penyakit terbatas. 2.Informasi tentang inumologi biokimia dan physiologi terbatas. 3.Kehilangan subjek (hewan) 4.Sulit mendapatkan hewan dengan criteria yang dikehendaki (jumlah, umur, sex dsb).

POPULASI LIAR Keuntungan : 1.Memungkinkan untuk estimasi penyalit yang sering terjadi secara alami 2.Sesuai dengan siklus normal di alam. 

POPULASI LIAR Kerugian : 1. Catatan tentang penyakit terbatas 2.   Informasi dasar tentang model terbatas. 3.   Sulit dipertahankan di Lab. 4.   Sulit mendapatkan hewan dengan criteria yang dikehendaki (jumlah, umur, sex dsb). Dalam pemilihan asal hewan coba, keuntungan dan kerugian harus dipertimbangkan, dikaitkan dengan tujuan penelitian.

RESEARCH METHODOLOGY 1. Handling and Restraint Manual Dengan alat khusus 2. Identification methods Calor Patterns Ear Natching and Punching Ear Tags Tatoocing Dye and other calor marking

RESEARCH METHODOLOGY 3. Spicemen collection - Blood - Urine - Feces

RESEARCH METHODOLOGY 4. Substance Administration Oral Intra venous Intra peritoneal Sub cuntaneus Intra muscular Lain-lain 

RESEARCH METHODOLOGY 5. Anesthetic Techniques Inhalation Anesthetics Injectable Anesthetics Artificial Respiration and Resuscitation

HANDLING AND RESTRAINT Handling dan Restrain yang baik : meminimalkan stress dan discomfort data reproducible dan berarti (dapat dipercaya) Manual Restraint Tikus pada umumnya dapat dipegang - Sangat jinak (Sprague-Dawley, Wistar-lewis) - Sangat agresip (Long-Evans, Fischer 344) Penggunaan sarung tangan untuk handling rutine tidak dianjurkan

HANDLING AND RESTRAINT Yang penting : tikus harus dipegang dengan percaya diri (tidak ragu-ragu) dibagian atas thorak dengan ibu jari dibawah dagu. Cara ini dapat menghindari penggigitan Tikus kecil (anak tikus) dapat dipegang di bagian ekornya. Tapi untuk tikus yang besar/berat hal tersebut dapat merusakan jaringan kulit dan kemungkinan dapar berbalik menggigit. Alat-alat untuk Handling Untuk mempermudah perlakuan terhadap tikus (pengambilan spicemen atau pemberian obat/injeksi) alat khusus untuk “memegang” tikus telah banyak dirancang dan digunakan.

PEMBERIAN TANDA PENGENAL/IDENTITAS Tujuan: untuk mencegah kemungkinan terjadimya kesalahan karena berbaurnya tikus dari berbagai kelompok. (1) Pola warna bulu Misal pada tikus “Long Evan”, (2) Pembuatan tanda (lubang) pada daun telinga (3) Pemberian “Tag” pada telinga (4) Pemberian tattoo pada daun telinga (5) Pemberian tanda/nomor dengan cat atau pewarna lain.

PENGAMBILAN SPICEMEN (Sampel) A. DARAH Teknik yang dipilih tergantung dari berbagai faktor : - volume darah yang diperlukan. - Frekuensi bleeding (rontine atau sekali) - Apakah dilakukan anesthesia atau tidak - Akibat dari teknik/metode yang dipilih terhadap parameter darah yang akan diuji. - Apakah sample darah perlu diambil secara aseptis atau tidak.

PENGAMBILAN SPICEMEN (Sampel) Beberapa cara pengambilan: Cardiac Pincture Retro orbital Plexus Dorsal metatarsal vein (vena di “hind leg” (kaki bagian bawah) belakang. Proximal Saphenous Vein Femoropopliteal Vein (Lewat vena di kaki belakang atas bagian depan atau belakang

PENGAMBILAN SPICEMEN (Sampel) 6. Ekor a. Amputation or Tail clipping: Ekor di clipped of atau diamputasi lalu dipijat pelan-pelan dari bagian pangkal ekor. b. Incision of lateral Tail Vein. (dg pompa vakum) c. Puncture of Caudal Artery (Dengan menggunakan jarum yang dimasukkan ke Cauda artery) d. Cannulation of the Caudal Artery Dilakukan kanulagi artery Caudal dapat diambil secara kontinyu.

PENGAMBILAN SPICEMEN (Sampel) 7. Vena Jugularis 8. Vena Porta

PENGAMBILAN SPICEMEN (Sampel) B. URINE Pengambilan urine dapat dilakukan dengan : (1)Pengosongan reflex dengan rangsangan atau pijatan periodic. Dengan rangsangan tertentu tikus akan mengeluarkan urine. Dapat diperoleh  1,50-2,00 ml. (2)Bladder Centesis. Dengan cara ini menekan suprapubic. Tapi cara ini tidak banyak dilakukan karena hasilnya sedikit.

PENGAMBILAN SPICEMEN (Sampel) (3)Fistula dan Cystostomy Dengan memasang Fistula ke dalam bladder dapat diperoleh urine yang relatip banyak. (4)Free-catch: Jumlah urine sedikit (5)Dengan pemasangan kateter (6)Pengeluaran urine alamiah.

PENGAMBILAN SPICEMEN (Sampel) C. FECES - Untuk studi tertentu dimana kuantitas tidak penting, feces dapat diambil langsung dari kandang. Dengan cara ini feces terkontaminasi dengan urine, badding, pakan, rambut dan sebagainya. - Tikus (rodent) punya sifat “COPROPHAGIC” makan kotorannya sendiri, sehingga perlu teknik khusus untuk mencegah ini. Menurut perkiraan 50-65% feces dimakan kembali oleh tikus.

PENGAMBILAN SPICEMEN (Sampel) Alternatif: Lantai dari anyaman kawat menjamin bebas Corphophagy. Bebarapa cara untuk mengurangi/ menghindari Corphophagy : (1) kandang dengan design khusus tikus hanya bergerak maju mundur. (2) dengan memberi “cup” pada anusnya. (3) Dengan kandang matabolik.

DATA FISIOLOGIS TIKUS - Berat tubuh dewasa 450 gr - Konsumsi/hari 10 gr - Metabolisme (cal/kg/hari) 130 - Konsumsi air 35 ml - Berat waktu lahir 5-6 gr - Umur breeding 2-3 bulan - masa breeding 1 tahun - umur sapih 3-4 mg - berat sapih 40-50 g

DATA FISIOLOGIS TIKUS - berat sapih 40-50 g - suhu tubuh 38ºC - Respiration rate (breath/min) 65-110 - Heart rate 328 - tekanan darah 130/90 - volume darah (ml/kg) 65 - clot time (detik) 65 - HB (g/100ml) 14.8

PENENTUAN JUMLAH HEWAN COBA Dng Rumus Federer (1991): (n-1) (k-1) ≥ 15 k = jumlah kelompok n = jumlah sampel tiap kelompok Contoh: ada 3 perlakuan plus 1 kontrol  k = 4 Jumlah sampel dalam kelompok (jumlah tikus per kelompok) = (n-1) (4-1) ≥ 15 (n-1) (3) ≥ 15 -- n ≥ 6