ANTI DISKRIMINASI DAN SENSITIVITAS BUDAYA/ETNIS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEMBANGUNAN SOSIAL Fadli Abdul Aziz ( )
Advertisements

Model Pembelajaran Pakem/CTL (Good Practices)
(Apa Kontribusinya Terhadap Pemahaman Olahraga di Masyarakat)
DEKONSTRUKSI DALAM PENELITIAN CULTURAL STUDIES
Pendidikan Multikultural Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
GOOD MORNING.
Asasment dan intervensi
Bahan Presentasi Kuliah : Manajemen Pengembangan Masyarakat (PM)
KESENJANGAN SOSIAL : dalam Teori-teori Sosiologi
1. THE VISION OF COMMUNITY DEVELOPMENT DASAR2 PENGEMBANGAN MASYARAKAT (BAHAN KULIAH: RAVIK KARSIDI, 2011)
RAS DAN ETNIS Mutia Rahmi Pratiwi Pengantar Sosiologi.
TEORI SOSIOLOGI KONFLIK KONTEMPORER
Teori Akomodasi Komunikasi berdasarkan penelitian Howard Giles
feminisme - joice c.siagian.

SOSIOLOGI DAN SOSIOLOGI EKONOMI.
Resolusi Konflik dan Proses Perdamaian
KESETARAAN PEREMPUAN – LAKI-LAKI
PERTEMUAN VIII ANXIETY. Kecemasan (anxiety) dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Badudu-Zain, 2001) diartikan sebagai kekuatiran, kegelisahan, ketakutan.
Pengaruh Lingkungan luar terhadap Perubahan (2)
MASALAH SOSIAL & KEBERFUNGSIAN SOSIAL
Psikologi Konsumen. Perilaku konsumen Adalah studi tentang konsumen, mengenai mempertukarkan sesuatu yang bernilai dengan produk atau jasa yang memuaskan.
TEORI PEKERJAAN SOSIAL
THE CRITICAL THEORY Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Respati Yogyakarta Dosen: Hartanto, S.I.P, M.A.
KONSTRUKSI SOSIAL teori pekerjaan sosial
BATASAN MASALAH SOSIAL & ANALISIS MASALAH SOSIAL
II. NILAI DAN ETIKA DALAM PEKERJAAN SOSIAL
Problem Keragaman Serta Solusinya Dalam Kehidupan Masyarakat majemuk atau masyarakat yang beragam selalu memiliki sifat-sifat dasar sebagai berikut.
KERAGAMAN DAN KESETARAAN
MANUSIA KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN
KOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN LITERASI
STRATIFIKASI SOSIAL NUR ENDAH JANUARTI.
BIMBINGAN DAN PEMANTAPAN DASAR-DASAR PEKERJAAN SOSIAL
IKATAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL INDONESIA
MULTICULTURAL EDUCATION COURSE THE 2ND MEETINGS
KONSEP-KONSEP DI DALAM PEKERJAAN SOSIAL DENGAN INDIVIDU DAN KELUARGA
PARADIGMA BARU KEAKSARAAN
PERUBAHAN SOSIAL NUR ENDAH JANUARTI.
By : Dr. Ir. F. Didiet Heru Swasono, M.P. SMT GASAL_2014/2015
Advokasi Sosial & Advokasi Penanggulangan Kemiskinan (Edi Suharto, 2007) Heru Susetyo.
Konsep-Konsep Dasar Feminisme
Prasangka: Sumber Prasangka & Cara Mengatasi
BAB 12 AKIBAT PENGARUH DARWINISME YANG MENYESATKAN
Negara Kesejahteraan (2)
FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME
PENGURANGAN RISIKO BENCANA pengantar dalam membangun ketahanan komunitas Disampaikan pada materi kelas TRADAS XXVI KMPLHK RANITA, Ciputat 13 Januari 2015.
SOCIAL CONTROL Heru Susetyo.
KERANGKA REFERENSI PEKERJAAN SOSIAL
IDENTITAS DAN INTEGRASI NASIONAL
Interpersonal Skill.
PARADIGMA DAN TEORI SOSIAL
PANCASILA NILAI KARAKTER BANGSA
Selamat pagi.
Manajemen Konflik Rangkuman: Definisi dan Teori-teori Konflik
GENDER DAN KAJIAN TENTANG PEREMPUAN
PENDEKATAN SOSIAL-KOGNITIF PENENTU PERILAKU
Teori Keperawatan Madeleine M. Leininger
Pengarusutamaan Gender
KONFLIK SOSIAL By: Supriaini, S.Pd.
Struktur Sosial.
Jenis kelamin Dan Gender
17. Pembangunan Sosial Ekonomi 17. Pembangunan Sosial Ekonomi
Model Pembelajaran Pakem/CTL (Good Practices)
Struktur Sosial.
BAHAN KULIAH INDIVIDU MURID DALAM LINGKUNGAN SOSIAL
 CBDC Course : CB412/Self Development Year : July 2014 INTRODUCTION TO THE CHARACTER BUILDING: SELF DEVELOPMENT Session 01  CBDC.
QUO VADIS DEMOKRASI KITA? Robinson Sembiring. Demokrasi  Menjadikan masyarakat demokratis, sesungguhnya sama dengan menanamkan ideologi demokrasi ke.
Pendidikan Multikultur
BAHAN KULIAH INDIVIDU MURID DALAM LINGKUNGAN SOSIAL
UNDERSTANDING AND WORKING WITH DIVERSE OTHERS. W HAT IS D IVERSITY Suatu hal dimana orang-orang dalam sebuah organisasi saling berbeda dan tdk memiliki.
Transcript presentasi:

ANTI DISKRIMINASI DAN SENSITIVITAS BUDAYA/ETNIS

Kelompok ini sebenarnya berasal dari teori tentang konflik dan rasisme, kemudian dikembangkan lagi dengan teori tentang diskriminasi satu kelompok kepada kelompok lain

Teori Antidiskriminasi Teori tentang anti diskriminasi lebih condong pada paradigma socialist – collectivist Teori ini lebih terfokus pada upaya untuk mengatasi diskriminasi yang melembaga dalam suatu masyarakat, ada kelompok kuat dan kelompok lemah.

Teori ini dibangun berdasarkan teori sosiologis dan psikologi yang menyatakan bahwa masyarakat memiliki keanekaragaman yang membentuk social divisions. Social division ini membentuk pembagian kerja yang berujung pada pembentukan identitas sosial. Identitas sosial yang berlandaskan pembagian kerja ini mengakibatkan ketidakadilan yang kuat cenderung menindas yang lemah.

Antidiskriminasi meliputi ideologi maupun proses-proses sosial yang menindas kelompok tertentu, yang seringkali berdasarkan budaya, ras, gender, disability, age, dst. Teori Diskriminasi, awalnya dilandasi oleh asumsi yang meyakini adanya rasa rendah diri yang disebabkan oleh kategori biologis yang ada pada klp tertentu

Sebaliknya, superioritas juga disebabkan oleh karakteristik biologis tertentu dari suatu kelompok ras. Akhirnya, karakteristik tersebut menentukan status. Status inilah yang menyebabkan adanya kelebihan dari satu kelompok ras terhadap kelompok lainnya.

Diskriminasi berarti menentukan kelompok tertentu yang memiliki karakteristik lebih unggul dari kelompok lain, dan memperlakukan kelompok yang lebih lemah sesuai dengan kelemahan yang dimilikinya. Kondisi ini menyebabkan ketidak samaan segalanya.

Diskriminasi lain disebabkan oleh struktur kelas dalam masy (teori Marx). Masy terbagi menjadi kelas pekerja dan kelas pemiliki modal. Ketimpangan terjadi pada hubungan kekuasaan antar dua kelas tersebut. Kelas pemilik modal akan terus berusaha memiliki modal itu yang harus dijalankan dan dikerjakan oleh pekerja. Pemilik modal semakin kaya, kelas pekerja menjadi bagian dari alat produksi. Pemilik modal selalu mempertahankan hegemoni ketimpangan, melalui rekayasa struktural yang mengekalkan ketidak berdayaan.

Teori Sensitivitas Budaya Teori sensitivitas budaya/etnik lebih condong pada paradigma reflexive – therapeutic, karena mengutamakan penguatan orang. Teori ini berlandaskan pada multikulturalisme yang meyakini bahwa masyarakat terbentuk dari beraneka ragam budaya dan berupaya untuk menggabungkan budaya2 ini dalam membentuk atau mengkonstruksi masyarakat.

Rumus Cultural Sensitivity: Knowledge about Cultures + Awareness (of yourself and others) Awareness of Social Environments = Cultural Competence To Work With Others / cultural sensitivity Helping Relationship / working with others in cooperative ways

Apa yg dpt dilakukan? Language, learn native language Tolerance Flexibility Critical Thinking. Multidimentional Thinking Many ways to see the world / life. Listening and Empathy Skills Humility (kerendahan hati) Openmindedness (terbuka thd perbedaan). Congruence.

Teori ini berguna bagi pekerja sosial dalam mengurangi atau menghindari terjadinya , diskriminasi, penindasan, atau ketidak adilan yang menyebabkan munculnya banyak masalah lain : Kemiskinan, kesengsaraan, ketunaan, kebodohan, dan sebagainya.

Efek anti discrimination thd Pekerjaan Sosial Antidiskriminasi dan cultural sensitivity pada intinya memberi dampak pada bentuk intervensi pekerjaan sosial: Pendekatan pemberdayaan, combating discrimination against all groups. Memberi penekanan pada social division of class, gender, race & ethnicity, structural elements of community, and many other things potential to opression. Bekerja dalam kesetaraan dengan klien/ kelompok sasaran. Minimal intervention : Primary, secondary, tertiary level of intervention.

Teori antidiskriminasi & sensitivitas bdaya menonjolkan “self etermination”, dalam arti, mengedepankan all human potentiality, dengan demikian, intervensi must be conducted in minimal nature, alias nggak menggurui, nggak ngatur, nggak boleh menonjolkan peran pekerja sosial, tetapi justru menonjolkan peran klien/komunitas yang diajak kerjasama, “putting last first and putting the first last” alias tut wuri handayani.

Level of Intervention: Primary level : Mencegah munculnya masalah. Secondary level: Mencoba untuk mengatasi permasalahan sedini mungkin, jika memang tak dapat dicegah. Untuk mengurangi peluang semakin memburuknya masalah. Tertiary level: mengurangi efek lebih buruk dari suatu masalah yang sudah terlanjur terjadi, biasa disebut “harm reduction”

Do not use your power to control. All types of SW intervention must be amalgamated / orchestrated into a dynamic way, to free all parts of community elements, to express their power. Do not use your power to control.

Terima Kasih