EPIDEMIOLOGI MALARIA Parasit HOST ENVIRONMENT and ACTMalaria's functions as described in the 2003-2006 strategic plan It is my honor to present the ACTMalaria's Accomplishments for 2003-2004
EPIDEMIOLOGI MALARIA (1) Faktor parasit : (2) Faktor Manusia : Kesinambungan produksi gametosit dari hospes manusia. Sifat-sifat spesifik spesies maupun strain Pola resistensi terhadap obat anti malaria (2) Faktor Manusia : Derajat kekebalan: Faktor genetik Faktor gizi
(3) Faktor Nyamuk: Kepadatan vektor dekat pemukiman manusia. Tempat perindukan Perilaku nyamuk - Eksofilik/ endofilik - Eksofagik/ endofagik - Antropofilik/ zoofilik Frekwensi mengisap darah Lamanya sporogoni Umur nyamuk Jarak terbang
Vektor malaria Anopheles betina yang mengandung sporozoit Hanya beberapa spesies Anopheles yang berperan sebagai vektor Anopheles mengisap darah untuk perkembangan telur Di Indonesia, 24 spesies (vektor)
4. Faktor Lingkungan Lingkungan Fisik Lingkungan Kimiawi Lingkungan Biologik Lingkungan Sosial Budaya and ACTMalaria's functions as described in the 2003-2006 strategic plan It is my honor to present the ACTMalaria's Accomplishments for 2003-2004
Potensi penularan malaria LINGKUNGAN FISIK Suhu Udara, makin tinggi suhu makin pendek siklus hidup didalam tubuh nyamuk, makin rendah suhu makin panjang siklusnya Kelembaban Udara, kelembaban rendah memperpendek umur nyamuk, kelembaban tinggi umur nyamuk lebih panjang Hujan Angin, kecepatan angin Sinar Matahari, An.maculatus suka tempat terbuka Potensi penularan malaria and ACTMalaria's functions as described in the 2003-2006 strategic plan It is my honor to present the ACTMalaria's Accomplishments for 2003-2004
LINGKUNGAN KIMIAWI Salinitas (kadar garam), An.sundaicus tumbuh optimal pada 12 – 18 ‰ & tidak dapat berkembang biak pada kadar garam > 40 ‰ and ACTMalaria's functions as described in the 2003-2006 strategic plan It is my honor to present the ACTMalaria's Accomplishments for 2003-2004
LINGKUNGAN BIOLOGIK Adanya tumbuhan bakau, lumut, ganggang & beberapa tumbuhan air mempengaruhi kehidupan larva nyamuk Ikan pemakan larva, mempengaruhi populasi nyamuk (Biological Control) Ternak besar, dapat mengurangi gigitan nyamuk pada manusia (Cattle Barrier) and ACTMalaria's functions as described in the 2003-2006 strategic plan It is my honor to present the ACTMalaria's Accomplishments for 2003-2004
LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA Kebiasaan di luar rumah pada malam hari, memperbesar jumlah gigitan nyamuk Penggunaan kelambu, kawat kasa, repellent, mempengaruhi angka kesakitan malaria Pandangan/persepsi masyarakat terhadap penyakit malaria and ACTMalaria's functions as described in the 2003-2006 strategic plan It is my honor to present the ACTMalaria's Accomplishments for 2003-2004
DAERAH ENDEMIS MALARIA DI INDONESIA IMC-4 GFATM
(5) Lingkungan sosial budaya Kebiasaan berada di luar rumah sampai larut malam Tingkat kesadaran masyarakat Kegiatan-kegiatan manusia yang mengakibatkan perubahan lingkungan yang menguntungkan penularan malaria. Peperangan. Pariwisata/mobilisasi manusia.
SURVEI MALARIOMETRIK Parameternya adalah: Angka parasit(Parasit rate): persentase penduduk positif malaria pada saat tertentu. (b) Angka limpa (Spleen rate): persentase penduduk (umur 2-9 tahun) yang limpanya membesar. © Rata-rata pembesaran limpa (average enlarged spleen) = jumlah limpa yang membesar pada tiap ukuran limpa x pembesaran limpa pada suatu golongan umur tersebut.
Survei darah jari Dengan rapid Diagnostik test, atau apusan darah tepi Di daerah dengan kasus tinggi Di daerah dengan KLB Di daerah endemik pada ibu hamil Pemantauan untuk efikasi obat Juru malaria Desa
Tingkat endemisitas malaria Tingkat endemisitas malaria di suatu daerah berdasarkan SR pada kelompok umur 2-9 tahun : Hipoendemik : SR 10% Mesoendemik : SR 11% -50% Hiperendemik : SR 50% Holoendemik : SR > 75% (dewasa:25%)
KLB Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya epidemik (KLB), yaitu meningkatnya: Kerentanan penduduk, Carrier (penderita mengandung gametosit), Jumlah dan umur vektor penular, Efektivitas dari vektor setempat dalam menularkan malaria. KLB