TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL (TEORI MODERN DAN TEORI ALTERNATIF) Hertiana Ikasari, SE, MSi
TEORI MODERN PERDAGANGAN Teori H-O (The proportional factors theory) Teori opportunity Cost (G. Harberler) Teori Offer Curve (Marshall & Edgeworth)
Teori Hecksher-Ohlin (H-O) Teori H-O menjelaskan bahwa walaupun fungsi faktor produksi (TK) di kedua negara sama, perdagangan internasional akan tetap dapat terjadi. Hal ini disebabkan karena perbedaan jumlah/ proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara, sehingga terjadi perbedaan harga barang yang dihasilkan
Kelemahan Teori H-O Tidak bisa menjelaskan bagaimana jika jumlah/ proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama. Karena hal ini akan mengakibatkan harga barang yang sejenis sama, sehingga perdagangan internasional tidak terjadi
Paradox Leontief Studi empiris mengenai struktur perdagangan luar negeri (ekspor-impor) Amerika Serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O AS diasumsikan sebagai negara yang relatif memiliki modal lebih banyak dan TK lebih sedikit Sehingga berdasarkan teori H-O, ekspor AS akan terdiri barang-barang yang padat modal, sedangkan impor terdiri dari barang-barang padat karya Penelitian Wassily Leontief mengatakan sebaliknya
Sebab Paradox Leontief (1) Tariff dan Non-tariff barrier Struktur tarif di AS bias. Memberikan proteksi pada barang padat tenaga kerja sehingga impor cenderung pada barang padat modal. Faktor selera Rakyat AS mempunyai selera tinggi pada barang yang padat modal sehingga mereka cenderung mengimpor dari negara lain Faktor human capital Tenaga kerja AS lebih produktif dibandingkan tenaga kerja negara lain, sehingga
Sebab Paradox Leontief (2) 4. Faktor SDA AS relatif sedikit memiliki SDA dan produksi SDA bersifat padat modal. Dalam keadaan demikian, AS cenderung mengimpor SDA atau produk yang menggunakan SDA Dilihat dari faktor SDA, maka impor AS berupa SDA yang biasanya diprodusir dengan menggunakan banyak modal sesuai dengan H-O Dilihat dari sisi lain, bahwa impor AS berupa SDA, maka penemuan Leontief bukan merupakan paradox 5. Pembalikan intensitas faktor produksi Paradox Leontief terlihat di salah satu negara
Alternative Theory IPLC Theory (International product Life cycle) Competitive Advantage of Nation (Michael Porter) Hyper Competitive (Richard d’aveni)
Teori Daur hidup produk (IPLC)(Raymond Vernon,pertengahan 1960) menerangkan negara yang asalnya meng-ekspor,akhirnya menjadi pengimpor Berdasarkan observasi bahwa sebagian besar produk baru didunia diproduksi perusahaan AS dan dikonsumsi masyarakat AS. Karena tingginya konsumsi dalam negeri AS,membutuhkan inovasi produk terus menerus. Awalnya,hanya mereka yang berada pada kelas menengah dinegara lain mampu membeli dan diikuti negara berkembang Setelah kondisi ekonomi berubah,perusahaan memindahkan produksi di negara yang lebih murah biayanya.negara-negara lain membeli produk tersebut lebih banyak,sementara di pasar AS sendiri sudah jenuh
Bisnis Int SAP 3 2008-2009 The Determinants of National Competitive Advantage:Michael Porter’s diamond Factor Conditions Related and Supporting industries Demand Conditions Factor Strategy structure dan Rivalry +Chances and government’s regulations,education,subsidies: misal harus beli produk buatan dalam negri. http://anandasekarbumi.wordpress.com
Keterangan:Teori keunggulan kompetitif (1) Factor Conditions adalah sumber daya yang dimiliki oleh suatu negara yang terdiri atas lima kategori berikut ini: SDM SDA IPTEK Modal Infrastruktur Demand Conditions adalah salah satu faktor penting sebagai penentu keunggulan daya saing atau competitive advantage suatu bangsa/ perusahaan produk atau jasa yang dihasilkannya. Copmposition of home demand Size ang pattern of growth of home demand Rapid home market growth Trend of international demand
Keterangan:Teori keunggulan kompetitif (2) Related dan supporting industry Untuk menjaga dan memelihara kelangsungan keunggulan daya saing, maka perlu selalu dijaga kontak dan koordinasi dengan pemasok (supplier), terutama dalam menjaga dan memelihara value chain. Firm Strategy Structure dan Rivalry Rivalry yang berat di dalam negeri biasanya justru akan lebih mendorong perusahaan untuk melakukan pengembangan produk dan teknologi, peningkatan produktivitas, efisiensi dan efektivitas, serta peningkatan kualitas produk dan pelayanan
Hyper Competitive (Richard D’Aveni) Proses liberalisasi perdagangan dunia, baik secara regional maupun internasional yang berlangsung hingga saat ini, telah menyebabkan persaingan global yang semakin ketat. Setiap negara harus memikirkan strategi yang tepat untuk menghadapinya: Sustainable Competitive Advantage (SCA). Pengertian SCA atau daya saing berkelanjutan adalah sebagai keunggulan yang diperoleh karena invention dan innovation secara terus-menerus, sehingga tetap unggul dari pesaing SCA ini relatif lebih tepat dan paling menguntungkan untuk dilakukan dalam sektor sgro industri karena sumbernya dapat diperbarui.
Competitive Liberalization Competitive Liberalization ini dilakukan karena masing-masing negara berusaha untuk membuat situasi dan kondisi ekonominya menjadi menarik bagi investor. Competitive Liberalization didorong karena kainginan masing-masing negara untuk dapat bekerja secara produktif, efisien dan efektif agar cdapat bersaing di pasar global
Quote Of the Day Yang terbaik di antara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia Nabi Muhammad SAW
SOAL-SOAL Apabila diketahui data sebagai berikut: Pertanyaan: Bisakah terjadi perdagangan internasional? Apabila bisa atau tidak bisa, berikan penjelasannya (penjelasan didasarkan pada teori) Apabila bisa terjadi perdagangan internasional, carilah gains from trade-nya. 2. Carilah artikel mengenai Free Trade, kemudian berikan kesimpulan dari artikel Anda ! TK / unit AS Inggris Gandum 6 2 Pakaian 8 10