Arthur Schopenhauer “Kehendak”.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ESTETIKA 2 23 MEI IMMANUEL KANT ( ) EPISTEMOLOGI ESTETIKA.
Advertisements

Filsafat Ilmu: administrasi
Aliran Dalam Filsafat Oleh Heni Rita Susila,M.Pd
  nama : fadila yudha.W.ginting nrs : 086 TUGAS KOMUNIKASI PUBLIK (Hal 166 – 171 )   ILMU TANPA KONSEP.
BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PENGKAJIAN SASTRA
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
Keindahan identik dengan kebenaran
PANCASILA 8 FILSAFAT, PANCASILA, DAN FILSAFAT PANCASILA
HAKIKAT PENGETAHUAN Pranarka: pengetahuan adalah persatuan intrinsik antara subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui. Pengetahuan selalu berada.
Filsafat Manusia Dea Novitasari
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial Arif Wibowo
FILSAFAT KOMUNIKASI Kuliah 1
KONSEP ADMINISTRASI IKA RUHANA.
PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI Pertemuan 3
FILSAFAT MANUSIA ESENSI MANUSIA.
AJARAN FILSAFAT SCHOPENHAUER
Epistemologi.
PENGHEGEMONI ALIRAN KRITIS
SAINS DI SEKOLAH DASAR IMANUEL SAIRO AWANG PRODI PGSD
FILSAFAT, ILMU, & PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
Prinsip good will, konsep kewajiban, dan prinsip subjektif/maxim
Modul11 filsafat komunikasi PARADIGMA DASAR ILMU
Bab 1. PENGETAHUAN DENGAN ILMU PENGETAHUAN TELAAH FILOSOFIS
Signifikansi Perbedaan Ontologi dan Epistemologi
EPISTEMOLOGI (CARA MEMPEROLEH DAN MENYUSUN ILMU PENGETAHUAN )
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
EPISTEMOLOGI SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU
Arthur Schopenhauer Ajaran Kefilsafatan Sufi Quraeni
Pemikiran Nietzche (kehendak buta)
Cepi Riyana ( ) Filsafat Nihilisme Cepi Riyana ( )
PSIKOLOGI SOSIAL Oleh: Ronny Gunawan.
UNIVERSITAS PAKUAN PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN 2015 Hakikat Ilmu Filsafat Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah : FILSAFAT.
FILSAFAT MANUSIA NUR MUFIDAH
SEJARAH FILSAFAT ILMU.
RUANG LINGKUP FILSAFAT
Oleh : dr. Nur Indarawati Lipoeto
FILSAFAT MANUSIA KEHENDAK BUTA.
AJARAN FILSAFAT SCHOPENHAUER
FILSAFAT DAN PARADIGMA ILMU
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
filsafat ilmu Pengenalan filsafat ilmu (module 02)
FILSAFAT MANUSIA ESENSI MANUSIA.
Filsafat Manusia Oktaviana –
TUGAS ONLINE 2 FILSAFAT MANUSIA
FILSAFAT MANUSIA TUBUH DAN JIWA.
MODUL 6 ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI
Pancasila sebagai sistem filsafat, perbandingan filsafat pancasila dengan sistem filsafat lainnya didunia.
1 November 2012 “The World of Word”.
FILSAFAT PENDIDIKAN.
Pengertian dan ruang lingkup filsafat
KELOMPOK I ALFINITA UTARI DESSY R.J LUMBANGAOL NORA FIKA SITUMORANG PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN.
Kelompok 12 Danu Saputra Desti Pratiwi Riska Agustiyarini.
Kelompok 9 : Miftahul Jannah Siti Rechal Muhammad Khairunnas
Gagasan Awal tentang Belajar
MENGENAL FILSAFAT Pertanyaan Dasar Yang Sering Menggoda Manusia
FILSAFAT PENDIDIKAN IDEALISME
Filsafat Sains Pertemuan ke-2.
MANAJEMEN PEMASARAN Chapter 6 “ANALYZING CONSUMER MARKETS”
KONSEP ADMINISTRASI IKA RUHANA.
PENGENALAN FILSAFAT A. Arti Filsafat a. Dari segi etimologi FALSAFAH
Pemikiran filsafat ARTHUR SCHOPENHAUER
FILSAFAT KOMUNIKASI DAN ILMU KOMUNIKASI
PENGANTAR FILSAFAT Oleh: AHMAD TAUFIQ MA. Belajar Filsafat 1. Dari Sejarah Perkembangan Pemikiran: Yunani Kuno – Filsafat Timur Abad Pertengahan Filsafat.
Assalamu’alaikum Wr.Wb
RIWAYAT HIDUP PLATO NAMA : HANDOKO PRODI : IPA SEMESTER :1.
POSITIVISME DAN POSTPOSITIVISME Pertemuan 4
Chintya Apriliani Siti Nur Arisah SIFAT DAN HAKIKAT JIWA MANUSIA hakikat manusia adalah rohani atau jiwa. Jasmani dan nafsu merupakan alat atau bagian.
Transcript presentasi:

Arthur Schopenhauer “Kehendak”

Ajaran Arthur Schopenhauer Terkait dengan dunia fenomenal, Schopenhauer menilai filsafat Kant memiliki dua kekeliruan mendasar. Pertama, Kant memandang dunia noumena terdiri dari hal-hal dalam-dirinya-sendiri (jamak). Kedua, Kant menganggap noumena sebagai penyebab dari persepsi manusia. Bagi Schopenhauer, manusia mendapatkan ide tentang pembedaan (diferensiasi) jika dilingkupi oleh penerimaan akan konsep ruang dan waktu. Sementara Kant menunjukkan bahwa ruang dan waktu merupakan bentuk-bentuk sensibilitas manusia. Jadi, konsep ruang dan waktu tidak akan bisa ada dalam sebuah realitas tanpa subjek.

karena dalam realitas itu, semua yang-eksis, eksis dalam-dirinya-sendiri (Das Ding an sich) yang bersifat independen dari pengalaman. Oleh karena itu, diferensiasi hanya bisa dilakukan dalam dunia pengalaman dan tidak bisa dilakukan dalam dunia realitas noumena. Karena itu pula, tak mungkin ada benda-benda (jamak) dalam-dirinya- sendiri yang berbeda-beda dan eksis secara indenpenden dari subjek yang mengalaminya. Pengetahuan pada hakikatnya bersifat dualistis, yaitu sesuatu yang menjadi isi dari pengetahuan itu dan sesuatu yang mengetahui. Jadi, jika ada sesuatu yang eksis secara tak terdiferensiasi (tak terbedakan dari yang lain), maka sesuatu itu tak akan bisa mengenali dirinya sendiri, karena pengenalan akan diri sendiri mengandaikan pembedaan dengan diri yang lain.

Schopenhauer memandang bahwa dalam realitas total terdapat realitas yang bersifat immaterial, tak terdiferensiasi, tak berwaktu, dan tak beruang, yang terhadapnya manusia tidak akan pernah bisa memiliki pengetahuan yang bersifat langsung, dan realitas itu memanifestasikan dirinya pada manusia dalam bentuk dunia fenomenal dari objek-objek materiil (termasuk manusia sendiri) yang terdiferensiasi dalam ruang dan waktu. Kesimpulan ini sama persis dengan arus utama agama Hindu dan Budha. Menurut Schopenhauer, dalam dunia fenomena, manusia eksis sebagai individu-individu. Manusia eksis sebagai objek-objek materiil yang menempati ruang dan berada dalam suatu waktu. Diferensiasi sebagai individu ini hanya bisa diamati dalam dunia fenomena.

Sedangkan secara noumena, tidak mungkin untuk mendiferensiasi diri sendiri. Oleh karena itu, manusia semuanya pastilah “yang satu”. Jadi, ada sebuah perasaan puncak bahwa jika aku melukaimu, maka aku melukai diri sendiri. Atas dasar itulah etika dibangun atas dasar kasih sayang, rasa persaudaraan, perhatian tanpa pamrih yang tumbuh dari dalam diri manusia itu sendiri, bukan lahir atas dasar rasionalitas sebagaimana yang disampaikan oleh Immanuel Kant. Schopenhauer mengatakan, jika manusia memang ingin memahami hakikat batin, dan signifikansi dunia luar, maka ia harus melakukan investigasi atas proses yang dijalani atas proses yang dijalani oleh batin dan menelusuri pengalaman luar dirinya. Schopenhauer berpandangan, penjelasan-penjelasan hakiki mengenai realitas tidak bisa ditemukan dalam sains.

Bukan berarti, manusia harus meninggalkan sains Bukan berarti, manusia harus meninggalkan sains. Bahkan Schopenhauer mengatakan, dalam upaya memahami dunia, manusia harus memanfaatkan semaksimal mungkin dan penuh antusias semua sumber daya sains, tetapi jangan melupakan sumber-sumber selain sains. Terkait pemikiran terkait dengan seni ini, Schopenhauer dipengaruhi oleh ide-ide Platonis tentang dunia ide dan dunia ini, dimana Plato berpandangan dunia ini adalah dunia semu dari dunia sebenarnya yang ada di dunia ide. Kecendrungan Schopenhauer untuk menelisik misteri batin manusia membuat ia sampai pada pemikiran bahwa manusia itu tetap eksis karena adanya kehendak untuk hidup (will of life).

Semakin manusia menyelidiki berbagai perasaan dan emosinya, maka ia akan semakin melihat bahwa semua itu merupakan modifikasi dari kehendak. Schopenhauer tidak mengklaim pandangan ini original dari dirinya . Bagi Schopenhauer, pikiran adalah sesuatu yang merujuk kepada sebuah subkelas kecil dari benda-benda objektif. Pikiran lebih terkait dengan yang materiil daripada dengan yang noumenal, dan pikiran muncul sebagai aktivitas ataupun sebagai epifenomena dari materi. Semua pikiran yang diketahui manusia adalah pembayangan dari objek-objek materiil. Dunia noumenal sebagai sumber manifestasi dunia fenomenal digerakkan oleh dorongan metafisis yang bersifat primitif dan memanifestasikan dirinya dalam eksistensi dengan sebutan “kehendak”.

Kehendak di sini tidak sama dengan kehendak manusia berkaitan dengan kesadaran diri. Kehendak yang bersifat metafisis ini (metaphysical will) tak ada hubungannya dengan tujuan-tujuan, keinginan-keinginan, atau maksud-maksud. Kehendak ini berkonotasi pada sesuatu yang bukan saja mendahului kehidupan, melainkan juga mendahului materi. Kehendak metafisis ini merupakan sebuah daya yang buta, nonmaterial, nonpersonal, dan nonbernyawa. Alam semesta merupakan kehendak yang bersifat metafisis ini. Kehendak mengada dan bertahan hidup yang dimiliki oleh manusia bukanlah kehendak noumenal dalam dirinya sendiri, tetapi manifestasi dari kehendak noumenal itu dalam dunia fenomena. Oleh karena itu, dia bisa menjadi objek dari pengetahuan manusia.

Thank you!