Konstruksi Tes 1 Kontrak Belajar.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Penyusunan Tes Oleh: Budi Usodo.
Advertisements

Tes Psikologi.
TES PSIKOLOGI Netty D. Prastika.
(Tes Prestasi Belajar – Pertemuan 1)
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
PENGUKURAN ATRIBUT KOGNITIF
PENGANTAR TES.
PERBEDAAN TES, SKALA, dan ANGKET
Konsep Pendekatan Sistem dalam Desain Instruksional
Menyiapkan Tes Esai.
oleh : Mariyana Widiastuti, M.Psi., Psi.
PENGUKURAN PSIKOLOGI.
DASAR PENGUKURAN DAN PENGUKURAN PSIKOLOGIS
Tujuan Pembelajaran 5th session.
PENGERTIAN-PENGERTIAN
KONTEKS ASESMEN DAN KLASIFIKASI PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS
Alat Ukur Psikologi: Tes & Skala
Tes Psikologis Maria Astri Wanda
Definisi, Ruang lingkup & Tujuan
Analisis Aitem: Daya Beda
Konstruksi Tes 11 Validitas Alat Ukur.
VALIDITAS Indah Mulyani.
Validitas & Reliabilitas Instrumen
TES PSIKOLOGI.
Prosedur Penilaian dan Teknik Penilaian
PSP.
PENYUSUNAN TES PERTEMUAN 7 KHAOLA RACHMA ADZIMA PGSD FKIP.
Tes Psikologi.
Minggu 5 By: Natalia Konradus
Prinsip-Prinsip dalam Tes Psikologi
Psikotes (Psikologi Test)
PENILAIAN ACUAN PATOKAN dan penilaian acuan norma
PENGANTAR PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS
Tes Inteligensi Stanford-Binet
SCALING/PENSKALAAN.
EVALUASI PEMBELAJARAN
Tes Prestasi (Pertemuan 2)
SCALING/PENSKALAAN.
KONSTRUKSI ALAT UKUR (Pertemuan 1).
Tes Psikologi.
PSIKOMETRI PERTEMUAN Lanjutan.
RiTA RAHMANIATI, M.Pd DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
PROBLEM (pengukuran atribut psikologis).
PENGUKURAN PSIKOLOGI Pengantar Pengertian Karakteristik
EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH
Jenis Tes.
SCALING/PENSKALAAN.
Skala Psikologi Sebagai Alat Ukur
Tes.
PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN MEDIA BK
MODEL-MODEL DAN DASAR-DASAR PENSKALAAN
Penegasan Kawasan Ukur
Tes Psikologi Annisa Julianti
Menyusun Bentuk Tes Jawaban Singkat dan Bentuk Tes Uraian (Essei)
ILVIA MELDI NOVIA YUSRINA RETNI FITRIA
Konstruksi Tes 11 Validitas Alat Ukur.
Alat Ukur Psikologi: Tes & Skala
Kontrak Perkuliahan BIMBINGAN KONSELING
Materi 1 Annisa Julianti
Reliabilitas & validitas pengukuran
MANAJEMEN SISTEM UJIAN DAN PENILAIAN
PENGUKURAN PSIKOLOGI Pengantar Pengertian Karakteristik
SKALA PSIKOLOGI SEBAGAI ALAT UKUR
1 PENILAIAN HASIL BELAJAR PUSAT PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN AKTIVITAS INSTRUKSIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN (P3AI-UNHAS)
Tes Prestasi (Pertemuan 2)
NORMA DALAM PENGUKURAN PSIKOLOGIS
KONSTRTUKSI ALAT UKUR PSIKOLOGI
Pengantar Pengukuran Perilaku
Masalah dalam pemeriksaan psikologis
KONSTRUKSI ALAT UKUR (Definisi dan Tujuan)
Transcript presentasi:

Konstruksi Tes 1 Kontrak Belajar

Buku Referensi 1. Azwar, Saifuddin. (1996). Tes Prestasi-Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar-Ed2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2. Azwar, Saifuddin. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 3. Azwar, Saifuddin. (1997). Reliabilitas dan Validitas-Ed3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 4. Susana, Urbina. (2004). Essentials of Psychological Testing. Canada: John Wiley & Sons, Inc. 5. Anastasi, A. & Urbina, S. (1997) Psychological Testing 7th ed. USA: Prentice-Hall, Inc

Komponen & Bobot Penilaian Kuis: 20% Ujian Tengah Semester : 30% Presentasi: 20% Tugas Akhir :  30%

Pengantar: Tes dan Pengukuran Konstruksi Tes 1 Pengantar: Tes dan Pengukuran

Pengantar Semua dari kita (hampir) pasti pernah di “tes”, berhasil dalam “tes” atau gagal dalam “tes”. Tetapi sebenarnya apakah “tes” itu?

Tes Tes pada dasarnya merupakan suatu pengukuran yang objektif dan standar terhadap sampel perilaku (Anastasi & Urbina, 1976). Tes adalah prosedur yang sistematik guna mengukur sampel perilaku seseorang (Brown, dalam Azwar 1996). “… a systematic procedure for observing a person’s behavior and describing it with the aid of a numerical scale or a category system” (Cronbach, 1970)

Tes Menurut Azwar (1996) dari ketiga definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Tes adalah sebuah prosedur sistematik. - aitem dalam tes disusun berdasarkan tata cara dan aturan tertentu - prosedur administrasi dan pemberian nilai (scoring) harus jelas dan dispesifikkan secara rinci - seluruh subjek tes mendapat aitem yang sama dalam kondisi yang sebanding

Tes 2. Tes berisi sampel perilaku. - aitem dalam tes tidak dapat mencakup seluruh materi/perilaku yang mungkin ditanyakan - aitem dalam tes merepresentasikan kawasan (domain) perilaku yang diukur, terkait dengan kelayakan tes. 3. Tes mengukur perilaku. - aitem dalam tes dibuat agar subjek menunjukkan apa yang diketahui atau apa yang telah dipelajari subjek.

Tes Dari ketiga definisi di atas Azwar (1996) juga menyimpulkan hal-hal yang tidak tercakup dalam pengertian tes. 1. Tidak memberikan spesifikasi format. tes dapat disusun dalam berbagai bentuk sesuai dengan tujuan dan keperluan tes. 2. Tidak membatasi jenis materi yang dicakup. - tes dapat dirancang untuk mengukur hasil belajar, kemampuan (abilitas), kemampuan khusus (bakat, intelegensi), dsb.

Tes 3. Subjek tidak selalu perlu dan harus tahu sedang dikenai tes. - subjek tidak selalu peru dan harus tahu aspek apakah yang sedang diungkap dari dirinya.

Pengukuran Pengertian “tes” dan “pengukuran” seringkali dipertukarkan. Hal ini terjadi karena pada konteks tertentu, kedua istilah ini memang tidak mengandung perbedaan. Sebagian ahli psikometri mendefinisikan tes sebagai suatu prosedur khusus yang merupakan bagian dari pengukuran. Tyler (1971) mengatakan bahwa pengukuran adalah “…assignment of numerals according to rules” (pemberian angka/skor berdasarkan aturan tertentu). Dengan demikian pemberian angka, seperti yang dilakukan dalam tes memang merupakan suatu bentuk pengukuran.

Pengukuran Ciri pokok pengukuran adalah adanya proses pembandingan. Mengukur adalah membandingkan atribut (yang hendak diukur) dengan alat ukurnya (secara deskriptif). Deskriptif maksudnya memberikan penilaian hanya berdasarkan satuan ukurnya saja tanpa penilaian kualitatif. Misalnya, ketika panjang sebuah meja diukur dengan penggaris hasil pengukuran hanya dinyatakan dalam bentuk angka (60 cm) tanpa diikuti oleh pernyataan bahwa hasil tersebut (60 cm) panjang atau pendek.

Klasifikasi Tes Cronbach (dalam Azwar 1996) membagi tes menjadi dua kelompok besar, yaitu tes yang mengukur performansi maksimal (maximum performance) dan tes yang mengukur performansi tipikal (typical performance). 1. Tes Performansi Maksimal Dirancang untuk mengungkap apa yang mampu dilakukan oleh seseorang dan seberapa baik ia mampu melakukannya. Stimulus yang disajikan harus jelas struktur dan tujuannya, sehingga subjek tahu arah jawaban yang dikehendaki.

Klasifikasi Tes Pada akhir tes, jawaban subjek akan dipilah menjadi jawaban “benar” dan “salah”. Subjek seringkali diberitahu mengenai cara pemberian skor (scoring) dan batas waktu pengerjaan. Hanya cara penyelesaian soal saja yang tidak diberitahukan kepada subjek. Dalam administrasi tes jenis ini, subjek didorong untuk berusaha sebaik-baiknya agar mendapatkan skor setinggi mungkin.

Klasifikasi Tes Factor-faktor seperti kesiapan, motivasi, keinginan berusaha, dan kondisi fisik sangat menentukan keberhasilan menyelesaikan tes. Tes yang termasuk dalam jenis tes ini adalah tes inteligensi, tes bakat, tes prestasi belajar tes profisiensi, dan berbagai tes kemampuan lain.

Klasifikasi Tes 2. Tes Performansi Tipikal Dirancang untuk mengungkap kecenderungan reaksi atau perilaku individu ketika berada dalam situasi tertentu. Kecenderungan perilaku seseorang dalam sebuah situasi tertentu akan berbeda antara satu orang dengan orang lain, tergantung pada pola kepribadian orang tersebut. Oleh karena itu, jawaban pada tes jenis ini tidak dapat dipilah menjadi “benar” atau “salah” melainkan didiagnosis menurut norma-norma tertentu.

Klasifikasi Tes Agar dapat mengungkap reaksi yang tipikal, aitem tes jenis ini biasanya dibuat berstruktur ambigu, sehingga memungkinkan untuk diinterpretasikan secara subjektif. Subjek tidak mengetahui bagaimana arah jawaban dan apa jawaban yang terbaik. Dengan demikian akan muncul reaksi projektif dari subjek tdalam bentuk respons (jawaban) yang diberikan. Contoh tes yang termasuk dalam jenis tes ini adalah tes minat, sikap, dan berbagai bentuk skala kepribadian.

Klasifikasi Tes Ditinjau dari cara klasifikasi lain, tes dapat pula dikelompokkan sebagai tes yang mengungkap atribut kognitif dan tes yang mengungkap atribut non-kognitif: