TES TAT (THEMATIC APPERCEPTION TEST) Wiwin Rizky O (1511414123) Ernawati (1511414129) Novia Betty Aulia (1511414137) Laelatuz Zahro (1511414144) Alifian Mirza Noor S (1511414159)
SEJARAH TAT dikembangkan oleh beberapa peneliti secara kontinum. Henry A Murray lah yang pertama kali memperkenalkan konsep ini dari arsip-arsip tulisannya pada tahun 1935 dalam buku “A Method of Apperception Test”. Kemudian Leopold Bellak pada tahun 1947 mengemmbangkan metode intepretasi dalam buku “A Guide to the Interpretation of the Thematic Apperception Test”. Penggunaan TAT di Indonesia lebih populer menggunakan metode yang dikembangkan Leopold Belak. Setelah perang dunia ke II, penggunaan TAT lebih banyak diaplikasikan oleh para psikoanalis dan psikolog klinis untuk mengukur gangguan emosi pasien. Pada tahun 1970, gerakan komunitas yang fokus pada potensi manusia mendorong para psikolog menggunakan TAT untuk membantu klien dalam memahami diri sendiri dan memancing pengembangan personal.
PENGERTIAN Thematic Apperception Test, disingkat TAT, adalah suatu teknik proyeksi, yang digunakan untuk mengungkap dinamika kepribadian, yang menampakkan diri dalam hubungan interpersonal dan dalam apersepsi (atau interpretasi yang ada artinya) terhadap lingkungan.
Secara keseluruhan kepribadian seseorang MANFAAT Secara keseluruhan kepribadian seseorang Pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalisa.
Materi TAT Terdiri dari 20 gambar: 11 kartu untuk segala testi; termasuk disini kartu kosong, dan 9 krtu disesuaikan untuk dewasa/anak dan pria/wanita. Ke 9 kartu ditandai dengan: BM = Boy & Male (untuk pria) GF = Gilr & Female (Untuk wanita) MF = Male & Female (untuk dewasa) GB = Boy & Girl (untuk anak-anak 4 – 14 tahun).
Karakteristik Kartu Kejelasan struktur konteks/situasi orang yang terlibat, dan objek yang terlibat. Situasi kejadiannya biasa atau luar biasa, ditinjau dari pengalaman manusia pada umumnya. Bermanusia atau tidak. Sederhana atau rumitnya bentuk, tanpa memandang sederhana dan rumitnya isi.
Stimulus yang dihasilkan No Kartu Keterangan kartu Stimulus yang dihasilkan 1 Gambar anak sedang memandangi biolanya Keinginan untuk berprestasi, Hubungan dengan orang tua 2 Gambar wanita sedang membawa buku dan melihat ke arah lain Ambisi klien , sikap terhadap orang tua. 3BF &3GF Seorang anak laki-laki & anak perempuan sedang menutupi wajahnya. Putus asa, Kesedihan, Depresi, konflik. 4 Seorang wanita sedang memegang tubuh laki- laki, tetapi laki-laki tersebut melihat ke arah lain. Situasi konflik dalam rumah tangga, Sikap terhadap jenis kelamin lain (aspek seksual) 5 Seorang wanita tua melihat ke arah dalam ruangan. Sikap terhadap tokoh ibu, terutama dari segi larangan atau pengawasan. 6BM Gambar laki-laki muda dan wanita tua. Konflik antara ibu dan anak laki-laki. 7BM & 7GF Gambar pria tua memandang pria muda. Gambar wanita tua memandang wanita muda Sikap ayah terhadap anak laki-laki atau terhadap sesama jenis. Sikap Ibu terhadap anak perempuan atau terhadap sesama jenis. 8BM & 8GF Gambar pria & wanita muda sedang melamun. Ambisi positif (kemampuan merancang masa depan)
9BM Gambar 4 pria muda sedang tidur di atas rumput. Hubungan teman sesama jenis Sikap terhadap kehidupan seksual. 10 Gambar kepala seorang wanita muda bersandar dibahu seorang pria. Hubungan antara lawan jenis atau Hubungan dengan orang tua. 11 Gambar suatu jalan menyusuri jurang yang dalam diantara batu cadas terjal. Diatas jalan ada gambaran yang tidak jelas. Ketakutan terhadap agresi atau rasa ingin tahu klien yang besar terhadap hal-hal yang berbahaya/mengancam. 12 F Gambar wanita muda dan wanita tua. Hubungan antara wanita yang berbeda umur. 13 MF Gambar laki-laki dan wanita. Masalah seksual 13B Gambar anak laki-laki duduk di pintu Perasaan kesepian dan tidak berarti. 14 Gambar bayangan seorang pria (atau wanita) pada jendela yang terang. Gambar sisanya seluruhnya gelap. Ambisi dan pengaturan rencana menghadapi masa depan. 15 Gambar seorang pria kurus dengan tangan terpadu berdiri diantara batu nisan. Ide-ide mengenai kesusahan, kematian, dan permusuhan.
16 Blank Card Pantulan dari timbunan kecemasan atau ambisi yang telah menumpuk pada cerita sebelumnya. 17 BM Gambar laki-laki sedang bergelayut di seutas tali. Tingkat masalah/konflik yang belum dapat diatasi 18BM Seorang pria dipegang erat dari belakang oleh tiga tangan. Perasaan tidak berdaya. 19 Gambar yang menyeramkan, melukiskan kumpulan awan menyelimuti pondok yang tertutup salju di pedesaan. Keinginan akan rasa aman, cara- cara yang dapat mengatasi frustasi yang ditimbulkan oleh lingkungan. 20 Gambar remang-remang seorang pria (atau wanita) bersandar pada tiang lampu di malam buta. Kesepian, keragu-raguan, agresi, masalah/konflik yang sedang dipikirkan, masalah dengan lawan jenis.
Membangun raport antara tester-testee PROSEDUR Membangun raport antara tester-testee Penyajian tes dilakukan secara individual Sebaiknya disediakan tempat duduk tegak, tester dan testi duduk berhadapan, sehingga komunikasi lancar Klien diminta membuat cerita dari beberapa kartu bergambar yang disajikan satu persatu Dalam membuat cerita ini, ia diminta menggunakan imajinasinya Testee diminta menceritakan empat hal pokok dalam menyusun cerita, yaitu: Peristiwa yang terjadi sebelumnya. Peristiwa yang terjadi sekarang. Perasaan dan pikiran para pelaku. Akhir cerita (out come).
Pencatatan Berkas TAT dilengkapi data pribadi testi tester mencatat semua tanggapan testi terhadap gambar maupun terhadap suasana penyajian Untuk memudahkan pencatatan dapat digunakan tape recorder Tester mencatat tingkah laku testi selama tes berlangsung. Tingkah laku terbuka yang perlu dicatat ialah: Berhenti atau macet selagi bercerita Mendehem Gelisah Menggosok-gosok atau memegang bagian-bagian badan, seperti mengusap hidung, menarik telinga dan sebagainya Berkeringat Berhenti untuk menyulut rokok Meminta diri untuk pergi ke WC Ragu-ragu Adanya Tics (saradan) Reaksi testi terhadap tester dan suasan tes pada umumnya juga perlu dicatat
INTERPRETASI Stein memperingatkan agar interpreter (terutama yang masih baru) tidak membuat dua macam kekeliruan: Kecenderungan untuk memproyeksikan kebutuhan dan kepribadiannya sendiri kedalam interpretasi yang dibuatnya. Kecenderungan membuat interpretasi cerita seperti apa adanya.
TEKNIK ANALISIS Teknik Analisis Kesan/Pengamatan Cara paling sederhana untuk membuat kesimpulan dari data TAT ialah dengan melakukan pengamatan sepintas. Cara ini kadang-kadang cukup memadai untuk keperluan-keperluan tertentu (misalnya screening). Teknik Analisis Murray Interpretasi menggunakan perincian needpress mempunyai keeunggulan tersendiri, terutama bila digunakan pada penelitian-penelitian yang memerlukan perincian ini, dan bila tidak ada tuntutan untuk selesai dengan cepat.
Banyak konsep diajukan oleh Murray, yang jargonnya sering berbeda dengan konsep sehari-hari. Ia menyarankan agar setiap kejadian dalam cerita dianalisis ke dalam: (a) kekuatan atau kekuatan-kekuatan yang berasal dari tokoh pahlawannya (the hero), dan (b) kekuatan atau kekuatan-kekuatan yang berasal dari lingkungannya (yang disebut press oleh Murray).
Pahlawan Pertama untuk menganalisis suatu cerita ialah menentukan pahlawan yang diidentifikasikan oleh diri pengarangnya. Pahlawan ini biasanya adalah: Tokoh yang paling diminati oleh pengarangnya, yang paling akrab digambarkan perasaan dan motif-motifnya. Tokoh yang paling menyerupai keadaan pengarang: jenis kelamin, umur, status dan perannya, dan yang paling serupa pula sentimen dan sasarannya. (Murray mengartikan sentimen sebagai kecenderungan seseorang untuk tertarik atau tidak tertarik/tidak menyukai suatu objek). Orang atau orang-orang yang dilukiskan dalam gambar. Orang yang memainkan peran utama dalam drama, yang muncul pada permulaaan cerita dan yang paling terlibat pada akhir cerita.
Motif, Kecenderungan, dan Perasaan Tokoh Pahlawan Tugas interpreter kemudian mengamati perincian cerita megnenai pahlawan ini. Perasaan, pikiran, dan tindakannya, sambil memperhatikan adanya kenyataan-kenyataan yang menandai tipe kepribadian atau kelainan mental, juga hal-hal yang khusus, spesifik, atau hal-hal yang biasa tetapi dengan intensitas atau frekuensi luar biasa tinggi atau luar biasa rendah.
Murray menggunakan daftar klasifikasi 28 need (atau drive) yang didasarkan pada arah atau sasaran langsung suatu aktivitas.
Need (disingkat n) yang dapat disimpulkan dari tindakan tokoh pahlawan yang berhubungan dengan objek atau situasi: N-Echievement N-Accuisition. N-Change, Travel, Adventure. N-Cognizance. N-Construction. N-Counteraction. N-Excitence N-Nutriance. N-Passivity. N-Playmirth. N-Retantion. N-Sentience. N-Understanding.
Need yang dapat disimpulkan dari tindakan tokoh pahlawan yang berhubungan dengan orang lain : N-Affiliation. N-Aggression. N-Dominance N-Exposition N-Nurturance N-Recognition. N-Rejection N-Sex N-Succorance. Need yang dapat disimpulkan dari reaksi tokoh pahlawan terhadap aktivitas yang berasal dari orang lain: N-Abasement N-Autonomy N-Blame N-Deference N-Harmavoidance Need mengenai reaksi terhadap diri sendiri : N-integression.
Murray menyediakan daftar press (disingkat p) yang klasifikasinya berdasarkan pengaruhnya (atau yang akan berpengaruh atau mengancam) terhadap tokoh pahlawan. (Press menurut Murray ialah kekuatan lingkungan atau situasi-situasi lingkungan). Cara penyekoran press serupa dengan cara penyekoran need. Skor 1 sampai 5 diberikan berdasar intensitas, lama berlangsung, frekuensi, dan arti pentingnya press tersebut dalam jalan cerita. Sesudah ke-20 cerita diskor, skor masing-masing variabel dikonsultasikan dengan norma jenis kelamin dan umur. Skor yang dibawah atau diatas rata-rata dicatat dan diteliti lebih lanjut.
Press yang sering terlibat dalam cerita: P-Accuisition P-Afiliation P-Aggresion P-Cognizance P-Deference P-Dominance P-Example P-Exposition P-Nurturance P-Rejection P-Retention P-Sex P-Succorance P-Lack, Loss P-Physical Danger P-Physical Injury
Contoh Kartu
TERIMA KASIH