BAHASA INDONESIA Pertemuan 2
BAHASA SEBAGAI ALAT UNTUK MENYAMPAIKAN PESAN Pengirim Pesan Penerima Pesan bahasa Pesan Lisan
Penerima Pesan Pengirim Pesan bahasa Pesan Tertulis
FUNGSI BAHASA INDONESIA Bahasa Nasional 1. lambang kebanggaan kebangsaan 2. lambang identitas nasional 3. alat perhubungan antarwarga 4. alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing- masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia
BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR ? KAIDAH SITUASI KOMUNIKASI
KAIDAH ? 1) TATA BUNYI 2) TATA BENTUK KATA / ISTILAH 3) TATA KALIMAT 4) EJAAN
TENTUKAN BENAR ATAU SALAH ! pukul 13:10:12 WS. Rendra Rahadyan SH KH. Paramardhika, SE Ir. Winoto, MM. Rp.50.000,- 20 kg. pukul 13.10.12 W.S. Rendra Rahadyan, S.H. K.H. Paramardhika, S.E. Ir. Winoto, M.M., M.B.A., M.Sc. Rp50.000,00 20 kg
PENGGUNAAN TANDA KOMA (,) Dia bukan pegawai Departemen Keuangan melainkan pegawai Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2. Saya akan membeli alat tulis kantor, yaitu kertas, pensil, spidol dan disket. Benar Dia bukan pegawai Departemen Keuangan, melainkan pegawai Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Saya akan membeli alat tulis kantor, yaitu kertas, pensil, spidol, dan disket.
Penggunaan Singkatan dalam Surat u.b. s/d a/n C.V. Benar Salah s.d. Salah a.n. Salah CV
Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya termasuk menggunakan tanda baca dalam suatu bahasa. Kaidah tersebut harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Ruang Lingkup EYD Pemakaian huruf Penulisan huruf Kapital Penulisan huruf Miring Penulisan kata Penulisan unsur serapan Pemakaian tanda baca
1. Pemakaian Huruf Pelafalan harus sesuai dengan pelafalan fonem (bunyi) bahasa Indonesia. Contoh : AC dibaca a-ce bukan a-se Cara penulisan nama diri (nama jalan, sungai, gunung dan nama lainnya) harus mengikuti EYD, kecuali ada pertimbangan khusus yang menyangkut segi adat, hukum, atau sejarah. Contoh : - Rumahnya di Jalan Pajajaran No. 5 Bandung. - Ayahku dosen di Universitas Padjajaran Bandung.
2. Penulisan Huruf Kapital HK dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat. HK dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. HK dipakai sebagai huruf pertama ungkapan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. HK dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan diikuti nama orang. HK dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang, nama instansi, atau nama tempat. HK dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. HK dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
8. HK dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa bersejarah. 9. HK dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi. 10. HK dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, nama resmi badan/lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. 11. HK dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan/lembaga. 12. HK dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam penulisan nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan. 13. HK dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti Bapak, Ibu, Adik, Kakak, Paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. 14. HK dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. 15. HK dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
3. Penulisan Huruf Miring Huruf Miring dipakai untuk menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. contoh: Majalah Bahasa dan Sastra. Huruf Miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata. contoh: Dia bukan menipu, tapi ditipu. Huruf Miring dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. contoh: Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
4. Penulisan Kata Kata Dasar Kata Turunan Kata Ulang Gabungan Kata Kata Ganti –ku-, kau-, -mu, dan –nya Kata Depan di, ke, dan dari Kata Si dan Sang Partikel Singkatan dan Akronim Angka dan Lambang http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/lamanv4/sites/d efault/files/EJD-KKP-PBN- BID.PENGEMBANGAN.pdf
5. Penulisan Unsur Serapan Berdasar integrasinya, unsur serapan (pinjaman) dibagi dua: Pertama, unsur serapan yang belum sepenuhnya terserap dalam bahasa Indonesia, dipakai dalam konteks bahasa Indonesia tetapi pengucapan masih mengikuti cara asing seperti reshuffle, shuttle cock. Kedua, unsur serapan yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, ejaan diubah seperlunya sehingga masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Misal; risk (risiko), system (sistem), effective (efektif).
6. Pemakaian Tanda Baca Tanda Titik (.) Tanda Koma (,) Tanda Titik Koma (;) Tanda Dua Titik (:) Tanda Hubung (-) Tanda Pisah (—) Tanda Elipsis (…) Tanda Tanya (?) Tanda Seru (!) Tanda Kurung ((…)) Tanda Kurung Siku ([…]) Tanda Petik (“…”) Tanda Petik Tunggal (‘…’) Tanda Garis Miring (/) Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘kan = akan, ‘lah = telah, ’88 = 1988) http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/lamanv4/sites/default/files/EJD- KKP-PBN-BID.PENGEMBANGAN.pdf
Salah Benar Beberapa contoh penulisan yang salah dan yang benar. beritahu beri tahu diberitahu diberi tahu diberi-tahukan diberitahukan beritahukan beri tahukan kerjasama kerja sama terimakasih terima kasih tandatangan tanda tangan bekerjasama bekerja sama bertandatangan bertanda tangan berterimakasih berterima kasih bertanggungjawab bertanggung jawab tandatangani tanda tangani sebarluaskan sebar luaskan menanda tangani menandatangani menyebar luaskan menyebarluaskan menganak tirikan menganaktirikan ketidak adilan ketidakadilan
BENAR SALAH pasca sarjana antar kota antar pegawai sapta pesona saptakrida saptapesona pancamarga mahaguru multipartai narasumber nonmigas pramuniaga semifinal subunit tritunggal tunanetra SALAH pasca sarjana antar kota antar pegawai sapta pesona sapta krida panca marga maha guru multi partai nara sumber non migas pramu niaga semi final sub unit tri tunggal tuna netra
BAKU aktivitas arkais arkeologi akhir akhlak advis advokat adjektif ekspor impor utang TIDAK BAKU aktifitas arkhais rkheologi achir, akir ahlak adpis adpokat ajektif eksport import hutang
1. Tanda Titik (.) Dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Contoh: Hari ini 21 September 2008. Kakakku tinggal di Bogor. Dipakai pada akhiran singkatan nama orang. Contoh: Moh. Hatta J.D. Parera
Dipakai pada akhir singkatan gelar jabatan, pangkat dan sapaan Dipakai pada akhir singkatan gelar jabatan, pangkat dan sapaan. Contoh: dr. Dokter Ny. Nyonya Ir. Insinyur Sdr. Saudara Jend. Jenderal Yth. Yang terhormat S.S. Sarjana Sastra Kep. Kepala Dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Contoh: a.n. atas nama dkk. dan kawan-kawan dll. dan lain-lain dsb. dan sebagainya tgl. tanggal u.p untuk perhatian
Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ihtisar atau daftar Contoh: IV. Departemen Luar Negeri 1. Judul 1.2. Isi Karangan Dipakai unutk memisahkan angka jam, menit dan detik yang menunjukkan jangka waktu. Contoh: 1.30.10 jam (pukul 1, 30 menit, 10 detik)
Tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri huruf-huruf awal kata atau suku kata, singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang, akhir judul yang merupakan kepala karangan / ilustrasi, tabel dsb. Tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan alamat penerima surat.
2. Tanda Koma Untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan yang berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, melainkan. Contoh: Saya ingin berangkat sekarang, tetapi hari hujan. Dia bukan istri Pak Bambang, melainkan istri Pak Anton. Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pembicaraan atau pembilangan. Contoh: Saya memesan mie ayam, pangsit goreng, dan es jeruk. Pensil, penghapus, dan penggaris. Satu, dua, tiga.
Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Contoh: Kalau banyak pikiran, saya sering kesulitan tidur di malam hari. Karena hari hujan, saya tidak jadi datang. Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya, oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. Contoh: Oleh karena itu, kita harus belajar lebih giat lagi. Jadi, semuanya dapat diatur.
Dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: Kasian, sekali anak itu. O, begitu jalan ceritanya. Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. (Lihat juga pemakaian tanda petik). Contoh: Kata adik, ”Saya akan dibelikan sepeda baru.” ”Saya gembira sekali,”kata kakak,”karena nilai ujian saya memuaskan.”
Dipakai di antara: - nama alamat - bagian-bagian alamat - tempat tinggal - nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Contoh: Sdr. Wilson, Jalan Pulomas 5, Jakarta. Surat ini harap ditujukan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta. Jakarta, 22 Agustus 2007. Bangkok, Thailand. Dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Contoh: Suhendar, M.E. Bahasa Indonesia, Bandung, Pionir Jaya, 1992.
Dipakai di antara tempat penerbitan, nama penerbit dan tahun penerbit Dipakai di antara tempat penerbitan, nama penerbit dan tahun penerbit. Contoh: Indradi, Agustinus, Cermat Berbahasa Indonesia, Malang, Dioma, 2003. Dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga. Contoh: Ahmad Mahfud, S.T. Iphov Kumala Sriwana, S.T, M.M.
Dipakai di muka angka persepuluhan dan di antara rupiah dan sen dalam bilangan. Contoh: 18,25 m Rp 20.000,00 Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi. (Lihat juga pemakaian tanda pisah). Contoh: Dosen saya, Ibu Sinta, pandai sekali. Seorang anggota DPR, selaku wakil rakyat, menyatakan pendapatnya.
3. Tanda Hubung Menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. Contoh: ..........................ada hal ba- ru yang harus disampaikan. Menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris. Contoh: .................cara baru pe- manfaatan kelapa sawit. ........cara baru memanfaat- kan kelapa sawit.
Menyambung unsur-unsur kata ulang Menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh: adik-adik anak-anak berkali-kali Dipakai dalam huruf kata yang dieja satu- satu dan bagian-bagian tanggal Contoh: p-o-l-i-t-e-k-n-i-k 23-8-2008
Dipakai unutk memperjelas hubungan bagian- bagian ungkapan Dipakai unutk memperjelas hubungan bagian- bagian ungkapan. Contoh: Bandingkan ber-evolusi dengan be-revolusi. Istri-pengusaha yang ramah dengan istri pengusaha-yang ramah Dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan –an dan singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata, Contoh: se-Jakarta se-Indonesia hadiah ke-1 tahun 90-an ber-SMU
Dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan bahasa asing Contoh: di-ceasar di-restart
4. Tanda Pisah Membatasi penyisipan kata kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat. Contoh: Laki-laki itu -si kacamata- benar-benar tampan. Menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas. Contoh: Kurikulum yang berlaku saat ini-KTSP,kurikulum berbasis sekolah-telah memberi warna baru dalam dunia pendidikan kita. Digunakan sebagai pengganti sampai dengan, ke atau sampai. Contoh: 1-5 September 2007 Bandung-Jakarta 2005-2007
5. Tanda Tanya Akhir kalimat tanya. Contoh: Siapa yang dapat membantu saya? Kapan berangkat ke Bandung? Menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Penulisan diapit tanda kurung. Contoh: Buku itu ditulis pada tahun 1925 (?) Harga tanaman hias itu Rp 350 juta (?)
6. Tanda Seru Digunakan sesudah ungkapan dan pernyataan yang merupakan seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan atau ketidakpercayaan atau rasa emosi yang kuat. Contoh: Sungguh, presentasimu sangat mengesankan! Cepat!
LATIHAN