Pendalaman Materi Produksi FEATURE-DOKUMENTER Pendalaman Materi Produksi
Pra Produksi Setiap permasalahan lebih dahulu diselesaikan pada tahap praproduksi Idealnya, pelaksanaan praproduksi minimal membutuhkan waktu dua bulan (meliputi kebutuhan dan persoalan administratif maupun kreatif dipersiapkan) Naskah produksi diawali dengan tahap penulisan treatment
Penulisan Naskah Hal awal yang perlu diperhatikan saat mulai menulis adalah : apakah gaya bahasa dalam skenario bersifat formal, semi formal, atau santai/humoris. Semua ini ditentukan setelah mengetahui kelompok sasaran, serta bentuk atau gaya bertutur yang diinginkan. Saat menulis naskah harus diperhatikan pula mengenai penyusunan konstruksi visual dan narasi, agar keduanya tidak tumpang tindih.
Konstruksi Visual dan Narasi Adanya keseimbangan antara gambar dan narasi Terlalu banyak narasi atau komentar dapat pula menimbulkan kejenuhan penonton. Informasi verbal banyak digunakan pada dokumenter konvensional untuk penayangan televisi, karena informasi visual di layar televisi lebih kecil dibandingkan layar bioskop. Umumnya penonton lebih senang melihat gambar sebuah aksi daripada gambar sebuah close-up wajah dengan sudut perekaman gambar (angle) statis.
John Grierson : “Dokumenter yang bagus harus memperlihatkan kekuatannya, dalam membuat kehidupan sehari-hari menjadi dramatik, dan masalah yang ada menjadi suatu puisi.”
Pra Produksi Feature-Dokumenter Dasar pembuatan film dokumenter adalah merepresentasikan realita berupa perekaman gambar apa adanya. Sifatnya menjadi alamiah atau spontan, sulit untuk direkayasa atau atur. Pada saat mengawali proses produksi, seorang sutradara sudah harus memiliki ide dan konsep yang jelas mengenai apa yang akan disampaikan dan bagaimana menyampaikannya secara logis dan mampu memberi emosi dramatik.
Sutradara = Dokumentaris Sutradara harus memiliki sudutpandang dan pengamatan kuat terhadap objek dan subjeknya. Untuk memberi sentuhan estetika pada hasil produksi, ada empat topik utama yang menjadi konsentrasi sutradara, yakni : pendekatan, gaya, bentuk, dan struktur.
Pendekatan Penuturannya diketengahkan secara esai atau naratif Pendekatan esai dapat dengan luas mencakup isi peristiwa yang dapat diketengahkan secara kronologis atau tematis. Penonton pada umumnya lebih suka menikmati pemaparan naratif. Pendekatan naratif dapat dilakukan dengan konstruksi konvensional tiga babak penuturan. (merangsang keingintahuan audience, mengenai profil subjek dan latar belakang, dan bagaimana efek/dampak-klimaks yang dramatik)
Gaya Saat ini cukup berkembang dan bermacam- macam kreativitas gaya pemaparan sutradara. Pemaparan eksposisi Pemaparan observasi Gaya interaktif Refleksi Performatif
Pemaparan eksposisi (tipe format dokumenter televisi – menggunakan narator sebagai penutur tunggal) Pemaparan observasi (hampir tidak menggunakan narator – konsentrasi pada dialog antar subjek – sutradara sebagai observator) Gaya interaktif (sutradara berperan aktif – komunikasi sutradara dengan subjeknya ditampilkan dalam gambar / in frame, adanya wawancara) Refleksi (film truth – semua adegan harus apa adanya) Performatif (film semi-dokumenter, mementingkan alur penuturan atau plot)