Klasifikasi Luka Bakar

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Dr.H.Asril Zahari Sp.B KBD
Advertisements

Bab 9 Masalah Bedah yang sering dijumpai
Bab 5 Diare.
Bab 9 Masalah bedah umum.
Bagian Anestesi dan ICU Fak. Kedokteran Universitas Hasanuddin
Tiga dari hal2 yg ada dibawah ini terdapat pd klien
Paskalis Lukimon (Ners)
PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR DAN TERSIRAM AIR PANAS
Kebutuhan Dasar Oksigenasi
KESEHATAN TENTANG DIARE.
RESUSITASI CAIRAN Ns. Herlina S.Kep.
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
PROSES PERNAPASAN OLEH : IDA RIANAWATY, S.Si. M.Pd. Ida Rianawaty.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN LUKA BAKAR.
KELOMPOK 6 B ARUHUL AMINI INTEN NUR RASADINA LICY MAYA RAMADANI M.HABIB HIDAYAT NAZARRUDIN NUR NEFRI YOGI ERSANDI WELLY ELVANDARI.
LUKA BAKAR.
ASKEP LUKA BAKAR Nama : GUSTI YAWATI Tingkat : II B Dosen :Ns. MUH HASAN BASRI,S.Kep.
Terapi cairan perioperatif oleh dr.Yose Wizano, SpAn.KAKV
ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORHAGIK FEVER
ASKEP KLIEN LUKA BAKAR.
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
Kebutuhan cairan dan elektrolit
NURSING CARE OF CARDIOGENIC SHOCK
Heri Widiarso, S.Kep, Ns, MNur Bidang Perawatan RS Bethesda Yogyakarta
CAIRAN TUBUH Imran Tumenggung
KETOASIDOSIS DIABETIKUM
ASKEP PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR NUTRISI
Zahid Fikri, M.Kep Luka Bakar Zahid Fikri, M.Kep
Kebutuhan Oksigenasi R Bayu KN, S.Kep.,Ners.,M.Kes.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
DIET PASIEN GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN
Luka Bakar Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Ns. Paskalis Lukimon, S.Kep
Syok.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Menyembuhkan luka bakar
Tentang materi : ‘ALBUMIN’
ASKEP PADA GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns
TERAPI CAIRAN PARENTERAL
Asuhan keperawatan hipoglikemia
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN LUKA BAKAR.
PELATIHAN RUTIN IV SYOK HIPOVOLEMIK & SINKOP
ASUHAN KEPERAWATAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
Burns in children: standard and new treatment
Penatalaksanaan Diare Berdasarkan MTBS
FISIOLOGI PENYEMBUHAN LUKA
Asuhan keperawatan angina pectoris
Asuhan keperawatan luka bakar
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
TRAUMA ABDOMEN.
Keseimbangan Cairan, elektrolit, dan Asam Basa
PERDARAHAN DAN SYOK Perdarahan : Perdarahan Nadi ( Arteri )
ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORHAGIK FEVER Ns.Sunardi,M.Kep.,Sp.KMB 1/25/20191DHF_Sunardi.
LUKA BAKAR. Penyebab : -Termal ( suhu > 60 C ) -Kimia ( asam / basa kuat ) -Listrik -Radiasi.
Puskesmas Binangun Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar.
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO )
CEREVASKULER ATTACK (CVA)
K ONSEP OKSIGENASI By: Ns.Rehmaita. DEFINISI 1. Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Kekurangan oksigen kurang dari 5 menit.
Syok anafilaktik PKM ANREAPI. Syok Suatu sindrom klinik yang mempunyai cici-ciri berupa : Hipotensi Takikardi Hipoperfusi (urine
KEGAWAT DARURATAN PASIEN DENGAN LUKA BAKAR EVA YUSTILAWATI,S.Kep.,Ns.,M.KEP. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR.
Luka Bakar (Combutio) dr. Ketut Aditya Rahardja Puskesmas Lindi.
Perawatan Luka Bakar OLEH : Ns. EFENDI. DEFINISI Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber.
CONTOH SOAL UJIKOM GADAR Iman Saeful, S.Kep, Ns. 1. Seorang laki-laki berusia 57 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan : lemah dan lesu. Ketika ditanya sulit.
DEFINISI  Syok merupakan kegagalan sirkulasi tepi menyeluruh yang mengakibatkan hipotensi jaringan.  Kematian karena syok terjadi bila kejadian ini.
TATALAKSANA DIET PADA PASIEN PERIOPERATIF
AGD DINKES Prov. DKI JAKARTA. S H O C K merupakan kondisi mengancam jiwa yang terjadi saat tubuh tidak mendapatkan aliran darah yang adekuat Kumpulan.
Transcript presentasi:

Klasifikasi Luka Bakar B. Menurut Berat ringannya 1. L.B Ringan Boleh dirawat / tdk, luka bakar derajat I, L.B Derajat II Kurang dari 10% 2. L.B Sedang Dirawat di RS Tandanya L.B Derajat II Dangkal 15-25% pd orang dewasa 3. L.B Berat (Kritis)  Dirawat intensif, tandanya L.B Derajat II lebih dari 25%, derajat III kurang dari 10% mengenai muka, kaki, lengan dan genetalia, terdapat komplikasi saluran nafas, trauma jar lunak dan luas Sering krn arus listrik

Perhitungan luas luka bakar (Rule Of Nine)

Perhitungan luas luka bakar Perhitungan luas L.B  Ada macam 2 x cara, spt rule of nines, dubois, dll  Plg sering dan mudah dg rumus sembilan rule of nine yi : * kepala dan leher : 9% * Dada dan perut : 18 % * Punggung dan bokong : 18 % * Anggota gerak bawah kanan dan kiri : 4 x 9% = 36 % * Anggota gerak atas kanan dan kiri : 18 % * Genetalia : 1 %

Perhitungan luas luka bakar

 Pada bayi dan anak-anak 1-5 tahun, rumus sembilan ini harus disesuaikan sebagai berikut Bagian tubuh Tbh depan (dada dan perut) Tubuh belakang Tangan kiri/kanan Seluruh tangan Seluruh tangan dan kaki (kiri dan kanan) Usia 1 tahun 2 x 9 a 9 18 a. 14 Usia 5 tahun 2 x 9 a 9 14 a. 16

Fase Luka Bakar A. Fase akut Disebut fase syok Bersifat life threatening Ancaman ABC Observasi ketat Lakukan resusitasi Gangguan yang terjadi berdampak sistemik Fase Subakut Setelah fase syok berakhir Persoalan: inflamasi dan infeksi, problem penutupan luka, hipermetabolisme

Fase Luka Bakar (Lanjutan) B. Fase Lanjut Setelah fase sub akut teratasi Terjadi maturasi parut Pemulihan organ fungsional Penyulit berupa keloid, parut hipertropik, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur

Kondisi luka bakar

Respon jaringan lokal terhadap luka bakar Zona koagulasi Bagian yang langsung terkena luka bakar Irreversible Pada luka bakar grade III Zona stasis Akibat hipoperfusi akibat kerusakan endotel disertai kerusakan trombosit dan lekosit Dalam waktu 16-24 jam pasca trauma stagnasi mikrovaskuler Nekrosis bila perfusi tidak dapat dipertahankan

Respon jaringan lokal terhadap luka bakar (lanjutan) 3. Zona Hiperemi Respon vasodilatasi Reversible dengan gambaran luka bakar grade I

Penatalaksanaan Luka Bakar Bebaskan jln nafas  Obstruksi jalan nafas, spasme, trauma dada serta ketidakmampuan pasien mengeluarkan slem  perlu segera diatasi bila perlu siapkan untuk tindakan trakheostomy/pemasangan respirator

Penatalaksanaan Luka Bakar (Lanjutan) Pemberian cairan  Dasar p’berian cairan (menurut John A Moncrief) * L.B < dari 20% kecuali krn listrik, tdk perlu diberi cairan infus, kecuali bila peroral tidak mungkin * L.B 20 – 30 %  diberi infus cairan oral * L.B 40 – 60 %  pemberian cairan tdk menjamin pengobatan 100% berhasil

Formula u/ menentukan jumlah pemberian cairan : Formula Evans (1952) - Jumlah cairan yg diberikan dlm 24 jam pertama = lar. normal saline, % luas L.B x KgBB x 1 ml + 2000 ml larutan glukosa - Dlm 24 jam pertama, cairan yg diberikan separuhnya dlm 8 jam pertama, separuh lagi diberikan 16 jam stlh pemberian pertama - Pd hari ke-2 jmlhnya diberikan merata dlm 24 jam. Sedangkan pd hari selanjutnya hanya cairan glukosa sampai produksi urine dipertahankan pd 50 ml/jam

Formula u/ menentukan jumlah pemberian cairan : (lanjutan) Formula brooke (1953) - Jumlah cairan yg diberikan dlm 24 jam p’tama : ringer, % luas L.B x KgBB x 0,5 ml + 2000 ml larut glukosa - Jumlah cairan yg diberikan dlm 24 jam berikutnya : RL, % luas L.B x KgBB x ¾ ml, cairan koloid, % luas L.B x Kg BB x 0,25 ml, glukosa ditambah 2000 ml  P’berian cairan dan elektrolit ini sampai produksi urine berkisar 30-50 ml/jam - Maksimum u/ 50% luas L.B

Formula u/ menentukan jumlah pemberian cairan : (lanjutan) Formula Baxter/parkland (1968) - Jml cairan yg diberikan dlm 24 jam p’tama : RL, % luas LB x Kg BB x 4 ml, tidak diberikan cairan koloid atau cairan lain - Dlm 24 jam p’tama, cairan diberikan separuhnya dlm 8 jam p’tama & sisanya diberikan dlm 16 jam berikutnya - P’berian cairan disesuaikan dg produksi urine tiap jam 50-100 ml/jam

Formula u/ menentukan jumlah pemberian cairan : (lanjutan) Pemberian ciaran pd anak 2 x dg luka bakar : * 0 – 2 tahun : 120 ml/kgBB * 2 – 5 tahun : 100 ml/kgBB * 5 – 8 tahun : 80 ml/kgBB * 8 – 12 tahun : 50 ml/kgBB kontrol urine : 0,5 – 1 cc/kgBB/jam

Formula u/ menentukan jumlah pemberian cairan : (lanjutan) Formula cureri dpt digunakan u/ menghitung kebutuhan kalori klien secara sederhana Harris – Benedict m’perhitungan kebutuhan kalori pada ♂ : 665 + (13,7 x BB) + (5 x BB) – (6,8 x umur). Pada ♀ : 665 + (9,6 x BB) + (1,7 x BB) – (4 x umur)

Penatalaksanaan Luka Bakar (Lanjutan) C. Pemasangan NGT  Penting untuk mendeteksi lambung, m’cegah muntah dan aspirasi, p’berian makanan/minuman D. Pemasangan CVP  Sering pd LB > 40 % u/ pemberian cairan yg cukup banyak serta mudah u/ evaluasi overload/devisit cairan

Penatalaksanaan Luka Bakar (Lanjutan) E. Pemenuhan kebutuhan nutrisi  Berdasarkan kebutuhan kalori/hari - Kebutuhan dewasa normal: 30 kal/kg BB/hr - Kebutuhan luka bakar : 35 kal/1 x % LB F. Monitoring  monitor thd vital sign, kebutuhan dan p’berian cairan, produksi urine (biasa dipasang foley – cateter)

Penatalaksanaan Luka Bakar (Lanjutan) G. Pemeriksaan - Lab : Hb, Ht, Leukosit, ureum, creatinin, glukosa nuchter dan post prandial, lever fungsi dan AGD (astrup) - Lab Urine : urine reduksi, ureum, dan creatinin, elektrolit urine, volume dan berat jenis - Pemeriksaan EKG  Spt pd Lb listrik - Thorax foto  melihat kecurigaan gg jalan nafas

Penatalaksanaan Luka Bakar (Lanjutan) H. Perawatan luka  dimulai dg m’bersihkan luka dan dicuci dg antiseptik debridement jar. Kulit mati, nekrose, lalu dioleskan obat anti bakteri setempat yaitu : nitras argentin 0,5 %, silver sulva, diasine krem 1% dlm air, gentamicin salap atau krem 0,1 %  Metode perawatan luka : 1. Metode terbuka (exposure method) 2. Metode semi terbuka (semi open method) 3. Metode tertutup (closed method)

Penatalaksanaan Luka Bakar (Lanjutan) I. Pencegahan infeksi/komplikasi  komplikasi yg sering, spt : 1. Irreversibel syok 2. Oedema paru – paru, gg renal 3. Septik syok/hipovolemik syok 4. Curling’s ulcer 5. Kelainan bentuk & fungsi alat tubuh 6. Gg Psikologis

Faktor-faktor yg menentukan kegawatan Luasnya L.B Kedalaman L.B Usia korban Bagian tubuh yg luka Bahan yg membakar Ada riwayat penyakit jantung, pulmonal, renal dan hepatitis Lama kontak dg sumber/luka t’tahan pd saat terbakar

Perubahan patologik sistemik Tergantung dari luas luka dan kedalaman luka > 25 % TBSA berefek sistemik 

Peningkatan permeabilitas capiler 1. Cardiovasculer Segera setelah tjd LB dilepaskanlah substansi vasoaktive ↓ Peningkatan permeabilitas capiler Plasma bocor: Disorientasi Gelisah Takicardia Oliguria Ileus Tachipnoe -Oedema -Hematocrit meningkat -Relative hipovolemia -Penurunan cardiac output

2. Renal Oliguria Dimulai dari shunt blood dan penurunan GFR GGA, GGK Hipoksi ginjal Renin angiotensin dilepas Merangsang dilepasnya ADH, cortisol, Glukagon, ACTH Stimulasi sistem parasimpatik

Degenerasi hepar dan SCBA 3. GI Track Penurunan perfusi GI Degenerasi hepar dan SCBA Gangguan Detoks Gangguan metabolisme Hiperglikemia Gangguan sintesis Iskhemia, atropi Perdarahan Gangguan motilitas Translokasi bakteri

3. Sistem immune LB> 25 % TBSA Depressed immune fungtion Immunoglob. Prod. Lymphosit Activite Complement Activite Neutrophile & macrophage Resiko infeksi

4. Sistem respirasi Cidera inhalasi Perubahan mukosa saluran nafas akibat terpapar suatu iritan dan menimbulkan gejala distress nafas Mekanisme: Menghirup asap panas, Toxic fume Mukosa mjd erythema, oedema, ulserasi, hipersekresi  Inflamasi akut  Disrupsi & maserasi epitel  bercampur fibrin & sekret  obstruksi  distress nafas

b. Keracunan CO Menghirup CO >>>  Penurunan ikatan O2 & Hb Hipoksi jaringan: paling rentan CNS Sakit kepala, koma, kematian

c. Cidera pulmonal Peningkatan permeabilitas kapiler  Oedema Gangguan sistem, dgn 3 tahapan Insufisiensi pulmonal akut (36 Jam I) Oedema pulmonal (6-72 Jam) Bronkhopnemonia (3-10 hari)

d. Gangguan mekanisme bernafas Adanya eskar di dinding thoraks  Gangguan ekspansi Gangguan komplience paru dan penurunan volume Gangguan O2 Exchange Hipoksia

5. Nervus Luka Bakar  Trauma neuro Gang. Fungsi cerebral Inhalasi injuri Gangguan kesadaran Gangguan fungsi gerak

Perlu asupan nutrisi adekuat 6. Metabolik Luka Bakar  Me+ penggunaan energi Me+ kebutuhan nutrisi Hipermetabolisme (Puncak H 7-17) Pe+ aliran glukosa (burn Pseudo Diabet.) Pemecahan protein dan lemak Perlu asupan nutrisi adekuat