JENIS- JENIS BELAJAR
INDIKATOR Mengetahui dan paham tentang teori jenis belajar yang dikemukakan oleh Gagne tentang Sistematika Delapan Tipe Belajar, Sistematika Lima Jenis Belajar, Fase-fase Belajar, Implikasi Dalam Pembelajaran, Serta Aplikasi Dalam Pembelajaran.
TEORI BELAJAR MENURUT ROBERT GAGNE Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang. Lingkungan individu seseorang meliputi lingkungan rumah, geografis, sekolah, dan berbagai lingkungan sosial. Berbagai lingkungan itulah yang akan menentukan apa yang akan dipelajari oleh seseorang dan selanjutnya akan menentukan akan menjadi apa ia nantinya. Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu bersifat kompleks. hasil belajar akan mengakibatkan perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan, perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang. Perubahan tersebut bersifat menetap meskipun hanya sementara. Gagne juga mengemukakan tentang Sistematika Delapan Tipe Belajar, Sistematika Lima Jenis Belajar, Fase-fase Belajar, Implikasi Dalam Pembelajaran, Serta Aplikasi Dalam Pembelajaran.
Robert M. Gagne yang dikutip oleh Winataputra (2007) mengemukakan 8 jenis belajar. Jenis-jenis belajar tersebut BERSIFAT HIERARKIS, maksudnya jenis belajar yang pertama merupakan prasyarat bagi berlangsungnya jenis belajar berikutnya.
A. SISTEMATIKA ”DELAPAN TIPE BELAJAR” Belajar Isyarat (Signal Learning). Belajar Stimulus Respon (Simulus Response Learning). Belajar Rangkaian (Chaining Learning). Belajar Asosiasi Verbal (Verbal Association Learning). Belajar Membedakan (Discrimination Learning) Belajar Konsep (Concept Learning Belajar Hukum atau Aturan (Rule Learning Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Learning).
BELAJAR ISYARAT (Signal Learning). Belajar melalui isyarat ialah belajar melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena adanya tanda atau isyarat. MISALNYA: seseorang yang menghentikan kendaraan bermotornya ketika lampu isyarat berwarna merah menyala. Bahasa isyarat “DIAM” Bahasa isyarat “SETUJU”
2. BELAJAR STIMULUS RESPON (Stimulus Response Learning) Jenis belajar ini ialah memberikan respon yang tepat terhadap rangsangan (stimulus) yang diberikan. Rangsangan ini datangnya dari luar diri individu. MISALNYA: Berlari mencari tempat yang aman saat terjadi gempa bumi atau hujan petir. Setiap ditanya mahasiswa selalu memberikan jawaban Setiap diberikan tugas selalu mengerjakan
3. BELAJAR RANGKAIAN (Chaining Learning) Belajar jenis ini terjadi melalui perpaduan berbagai proses stimulus respon yang telah dipelajari sebelumnya sehingga melahirkan perilaku yang spontan, membuat gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam urutan tertentu. MISALNYA: Belajar menari atau senam yang dari awal membutuhkan proses dan tahapan tertentu.
4. BELAJAR ASOSIASI VERBAL (Verbal Association Learning) Belajar asosiasi verbal terjadi bila individu telah mengetahui kata-kata atau sebutan dan dapat menangkap makna yang bersifat verbal. MISALNYA: 1. Kapal terbang seperti burung atau kereta api seperti ular.
STIMULUS RESPONSE TIRE/TIRE BUMPER WINDSHIELD MIRROR TRUNK CAR TIRE/TIRE BUMPER WINDSHIELD MIRROR TRUNK HEADLIGHT/HEADLAMP HOOD/BONNET WINDOW ENGINE WIPER
(Discrimination Learning) 5. BELAJAR MEMBEDAKAN (Discrimination Learning) Belajar diskriminasi terjadi bila individu memberikan reaksi yang berbeda-beda pada rangsangan (stimulus) berupa benda, suasana atau pengalaman yang mempunyai perbedaan MISALNYA: 1. seorang guru menggambar lingkaran di papan tulis, para siswa ada yang menerka guru tersebut menggambar bola, bumi, atau ban sepeda.
SHEEP SHIP VEAL FEEL LAMB LAMP VAN FAN COP CUP VAST FAST CAT CATCH RAID LAID PAT PATCH RAKE LAKE MAT MATCH RICE LICE VERY FERRY PAPER PEPPER
memahami sebuah teori atau prosedur dalam suatu praktek. 6. BELAJAR KONSEP (Concept Learning) Belajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian ditafsirkan ke dalam suatu pengertian atau makna yang abstrak. MISALNYA: memahami sebuah teori atau prosedur dalam suatu praktek.
7. BELAJAR HUKUM ATAU ATURAN (Rule Learning) Belajar hukum/aturan/dalil terjadi bila individu menggunakan beberapa data atau rangkaian peristiwa yang lalu dan menarik kesimpulan dari data tersebut serta menerapkannya menjadi suatu aturan. MISALNYA: 1. Benda akan memuai jika dipanaskan, harga barang dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan.
8. BELAJAR PEMECAHAN MASALAH (Problem Solving Learning) Belajar pemecahan masalah terjadi bila individu menggunakan berbagai cara, konsep, atau prinsip untuk menjawab suatu pertanyaan. MISALNYA: 1. Apa hubungan antara kebodohan dan kemiskinan? Mengapa jika hutan habis banyak terjadi bencana?
B. SISTEMATIKA “LIMA JENIS BELAJAR” Sistematika ini tidak jauh berbeda dengan sistematika delapan tipe belajar, dimana isinya merupakan bentuk penyederhanaan dari sistematika delapan tipe belajar. Uraian tentang sistematika lima jenis belajar ini memperhatikan pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar ini merupakan kemampuan internal yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang tersebut melakukan sesuatu yang dapat memberikan prestasi tertentu. Sistematika ini mencakup semua hasil belajar yang dapat diperoleh, namun tidak menunjukkan setiap hasil belajar atau kemampuan internal satu-persatu. Akan tetapi memgelompokkan hasil-hasil belajar yang memiliki ciri-ciri sama dalam satu kategori dan berbeda sifatnya dari kategori lain. Maka dapat dikatakan, bahwa sistematika Gagne meliputi lima kategori hasil belajar.
INFORMASI VERBAL (VERBAL INFORMATION) Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan, dan tertulis. Pengetahuan tersebut diperoleh dari sumber yang juga menggunakan bahasa, lisan maupun tertulis. Informasi verbal meliputi ”cap verbal” dan ”data/fakta”. Cap verbal yaitu kata yang dimiliki seseorang untuk menunjuk pada obyek-obyek yang dihadapi, MISALNYA: ’kursi’. Data/fakta adalah kenyataan yang diketahui, misalnya ’Ibukota negara Indonesia adalah Jakarta’.
2. KEMAHIRAN INTELEKTUAL (Intellectual Skill) Yang dimaksud adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, dan gambar).
Kategori kemahiran intelektual terbagi lagi atas empat sub kemampuan, yaitu: Diskriminasi jamak, yaitu kemampuan seseorang dalam mendeskripsikan benda yang dilihatnya. Konsep, ialah satuan arti yang mewakili sejumlah obyek yang memiliki ciri-ciri sama. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada obyek-obyek dalam lingkungan fisik. Konsep yang didefinisiskan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik.
Kaidah, yaitu kemampuan seseorang untuk menggabungkan dua konsep atau lebih sehingga dapat memahami pengertiannya. Prinsip. Dalam prinsip telah terjadi kombinasi dari beberapa kaidah, sehingga terbentuk suatu kaidah yang bertaraf lebih tinggi dan lebih kompleks. Berdasarkan prinsip tersebut, seseorang mampu memecahkan suatu permasalahan, dan kemudian menerapkan prinsip tersebut pada permasalahan yang sejenis.
3. PENGATURAN KEGIATAN KOGNITIF (Cognitive Strategy) Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan berpikirnya sendiri, sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila menemukan kesulitan yang sama.
4. KETERAMPILAN MOTORIK (Motor Skill) Adalah kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.
5. SIKAP (Attitude) Merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam mengambil tindakan, apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.
Menurut Gagne, ada 4 buah fase dalam proses belajar, yaitu: C. FASE-FASE BELAJAR Menurut Gagne, ada 4 buah fase dalam proses belajar, yaitu: FASE PENERIMAAN (Apprehending Phase) Pada fase ini, rangsang diterima oleh seseorang yang belajar. Ini ada beberapa langkah. Pertama timbulnya perhatian, kemudian penerimaan, dan terakhir adalah pencatatan (dicatat dalam jiwa tentang apa yang sudah diterimanya). 2. FASE PENGUASAAN (Acquisition Phase) Pada tahap ini akan dapat dilihat apakah seseorang telah belajar atau belum. Orang yang telah belajar akan dapat dibuktikannya dengan memperlihatkan adanya perubahan pada kemampuan atau sikapnya.
FASE PENGENDAPAN (Storage Phase) Sesuatu yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat digunakan bila diperlukan. Fase ini berhubungan dengan ingatan dan kenangan. FASE PENGUNGKAPAN KEMBALI (Retrieval Phase) Apa yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan (dalam ingatan) dengan maksud untuk digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan. Jika kita akan menggunakan apa yang disimpan, maka kita harus mengeluarkannya dari tempat penyimpanan tersebut, dan inilah yang disebut dengan pengungkapan kembali.
MENURUT GAGNE, fase pertama dan kedua merupakan stimulus, dimana terjadinya proses belajar,sedangkan pada fase ketiga dan keempat merupakan hasil belajar.
D. IMPLIKASI TEORI GAGNE DALAM PEMBELAJARAN Mengontrol perhatian siswa. Memberikan informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang diharapkan guru. Merangsang dan mengingatkan kembali kemampuan-kemampuan siswa. Penyajian stimuli yang tak bisa dipisah-pisahkan dari tugas belajar. Memberikan bimbingan belajar. Memberikan umpan balik. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang telah dicapainya. Memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learning. Memberikan kesempatan untuk melakukahn praktek dan penggunaan kemampuan yang baru diberikan.
E. APLIKASI TEORI GAGNE DALAM PEMBELAJARAN Karakteristik materi matematika yang berjenjang (hirarkis) memerlukan cara belajar yang berjenjang pula. Untuk memahami suatu konsep dan/atau rumus matematika yang lebih tinggi, diperlukan pemahaman yang memadai terhadap konsep dan/atau rumus yang ada di bawahnya.