Pemeriksaan Akuntansi dan Keuangan Pemeriksaan Kas dan Piutang DJODI SETIAWAN, S.E.,M.M.,Ak.,CA PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BALE BANDUNG @2015
Aspek kegiatan keuangan dan akuntansi serta pengendaliannya Pengelolaan kas Dari sudut pengendalian kas perlu mendapat perhatian khusus karena kas sangat mudah dipindahtangankan dan dari sudut resiko maka timbul kebutuhan untuk melindungi dan mengendalikan kas perusahaan secara memadai Berdasarkan alasan-alasan ini maka berbagai kegiatan kas dapat mendapat perhatian utama dalam pengendalian intern kas yaitu : Sumber-sumber kas Penerimaan kas Pengurusan dan penyimpanan kas Pengeluaran kas
2. Pengelolaan piutang Pengelolaan piutang timbul dari berbagai jenis tindakan perusahaan yang mengakibatkan timbulnya tagihan terhadap pihak ketiga. Sasaran dalam memahami ruang lingkup pengelolaan piutang, hal yang harus diperhatikan adalah : Timbulnya piutang Administrasi piutang Piutang lainnya
PEMERIKSAAN KAS
Prosedur Pemeriksaan Kas dan Setara Kas 1. Pahami dan evaluasi internal control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank. 2. Buat Top Schedule kas dan setara kas per tanggal neraca (misal per 31-12-2010), atau kalau belum selesai, boleh per 31-10-2010 atau 30-11-2010; penambahan mutasi akan diperiksa kemudian, apakah ada hal-hal yang unsual (diluar kebiasaan) atau tidak. 3. Lakukan Cash count (perhitungan fisik uang kas) per tanggal neraca, bisa juga sebelum atau sesudah tanggal neraca.
4. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal tidak dilakukan kas opname. 5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan. 6. Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misalkan per 31-12-2010), kalau terpaksa, karena belum selesai yang Desember, dapat diminta per 30-11-2010. 7. Lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi bank tersebut. 8. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian kredit untuk mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan.
9. Periksa inter bank transfer ± 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca, untuk mengetahui adanya kitting dengan tujuan untuk window dressing. 10. Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment dan subsequent collection) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan. 11. Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per tanggal neraca, periksa apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
12. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di neraca dan catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS). 13. Buat kesimpulan di Top Schedule kas dan setara kas atau di memo tersendiri mengenai kewajaran dari cash on hand dan in bank, setelah kita menjalankan seluruh prosedur audit di atas.
PEMERIKSAAN PIUTANG
Sifat dan Contoh Piutang Standar Akuntansi Keuangan menggolongkan piutang, menurut sumber terjadinya, dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit. Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang usaha dan piutang lain-lain yang diharapkan bisa ditagih dalam waktu satu tahun atau kurang diklasifikasikan sebagai piutang lancar.
- Piutang Usaha( accounts receivable) - Wesel Tagih (notes receivable) Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai piutang antara lain: - Piutang Usaha( accounts receivable) - Wesel Tagih (notes receivable) - Piutang Pegawai - Piutang Bunga - Uang muka - Refundable deposit (uang jaminan) - Piutang lain-lain - Allowance for doubtful account (penyisihan piutang yang tidak tertagih)
Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Piutang 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas. 2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (keotentikan) dari pada piutang.
3. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih) 4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes recivable). 5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang dineraca sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan/SAK ETAP.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 124,129): Penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang dibentuk sebesar estimasi kerugian yang tidak dapat ditagih. Penurunan nilai ditentukan dengan memperhatikan antara lain pengalaman, prospek industri, prospek usaha, kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas, kemampuan membayar debitor, dan agunan yang dikuasai. - Jika estimasi nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual melebihi jumlah tercatat aset, maka estimasi harus menaikkan jumlah tercatat aset tersebut ke nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, tergantung dengan pembatasan yang dijelaskan dalam paragraf berikut. - Kenaikan tersebut adalah pemulihan kerugian penurunan nilai.
- Kenaikan jumlah tercatat aset yang dapat diatribusikan pada pemulihan kerugian penurunan nilai aset tidak boleh melebihi jumlah tercatat yang telah ditentukan (nilai bersih dari amortisasi atau penyusutan) tanpa kerugian penurunan nilai yang diakui pada periode lalu. - Selain itu penulis berpendapat bahwa piutang pegawai, piutang direksi, pemegang saham, piutang perusahaan afiliasi harus dilaporkan tersendiri dan dijelaskan apakah dikenakan bunga atau tidak.
Prosedur Pemeriksaan (Audit Procedures) Piutang Usaha Yang Disarankan 1. Pahami dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas. 2. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule Piutang per tanggal neraca. 3. Minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal neraca yang antara lain menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent collectionsnya. Selain itu perlu juga diminta rincian piutang pegawai, wesel tagih, uang muka dan lain-lain, per tanggal neraca.
6. Kirimkan konfirmasi piutang: 4. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger. 5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice. 6. Kirimkan konfirmasi piutang: Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirimi surat konfirmasi. Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi negatif. Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di surat konfirmasi. Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk dicari perbedaannya. Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi.
7. Periksa subseqent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai subsequent collections hanyalah yang berhubugan dengan penjualan dari periode yang sedang diperiksa. 8. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability. 9. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
10. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain, lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. Periksa apakah barangbarang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal neraca. Kalau belum dikirim cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya.
11.Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai jaminan. 12.Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS). 13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.
TERIMA KASIH